Claim Missing Document
Check
Articles

Persinggungan Agama dan Politik dalam Teror: Menuju Terbentuknya Teologi Spiritualitas Politik dalam Konteks Maraknya Terorisme di Indonesia Paulus Eko Kristianto
DUNAMIS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol 3, No 1 (2018): Oktober 2018
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Intheos Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30648/dun.v3i1.175

Abstract

Abstract. This article tries to explore the theological model of political spirituality in the context of terrorism in Indonesia. This search is done using the literature study method. In the process, the authors found that each age has a pattern or model of theology of their respective political spirituality. But in the present, by elaborating on the results of literature studies and paying attention to the context of terrorism in Indonesia and the historical journey of theological view of political spirituality in the church, the author shows that we need to pay attention to the five foundations of political spirituality theology, namely to realize a secular faith, promote moral values and political mediation, love justice and peace, serve the public interest, rule through service and love. These five foundations are expected to respond to various terrorism in Indonesia.Abstrak. Artikel ini mencoba menelusuri model teologi spiritualitas politik dalam konteks maraknya terorisme di Indonesia. Penelusuran ini dilakukan dengan menggunakan metode studi pustaka. Dalam prosesnya, penulis menemukan bahwa setiap zaman memiliki corak atau model berteologi spiritualitas politiknya masing-masing. Namun pada masa sekarang, dengan mengelaborasi hasil studi pustaka dan memperhatikan konteks terorisme di Indonesia serta perjalanan sejarah pandang teologi spiritualitas politik di gereja, penulis menunjukkan kita perlu memperhatikan lima fondasi teologi spiritualitas politik yaitu mewujudkan iman yang sekular, mengusung nilai-nilai moral dan mediasi politik, mencintai keadilan dan perdamaian, mengabdi kepentingan umum, berkuasa melalui pelayanan dan kasih. Kelima fondasi ini diharapkan dapat menanggapi berbagai terorisme di Indonesia.
Meneropong Pendidikan Kristiani di Era Pascasekularitas Paulus Eko Kristianto
DUNAMIS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol 5, No 2 (2021): April 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Intheos Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30648/dun.v5i2.334

Abstract

Abstract. This article discusses the Christian Education model in the post-secular era. In the Indonesian context, understood as religion is challenged to learn from secularity so as not to underestimate humanity and profane dimensions of life. The discussion of this model departs from the research question how is the Christian Education model that is relevant in the post-secularity era? The question was discussed by John D. Caputo’s religion theory as the scalpel. The result was that lifestyle spirituality significantly emphasized at the issue of humanity became the core value of the Christian Education model in the post-secular era.Abstrak. Artikel ini mengkaji model Pendidikan Kristiani di era pascasekularitas. Dalam konteks Indonesia, era ini dipahami bahwa agama ditantang untuk belajar dari sekularitas agar tidak menyepelekan kemanusiaan dan dimensi-dimensi profan kehidupan. Pembahasan model ini berangkat dari rumusan masalah bagaimana model Pendidikan Kristiani yang relevan di era pascasekularitas? Rumusan tersebut dikaji melalui teori agama John D. Caputo sebagai sebagai pisau bedahnya. Hasil yang diperoleh dalam kajian ini adalah semangat spiritualitas gaya hidup yang menekankan secara nyata pada persoalan kemanusiaan menjadi nilai pokok model Pendidikan Kristiani di era pascasekularitas.
Merumuskan Etika Politik Kristen dalam Era Gangguan Terorisme di Indonesia Paulus Eko Kristianto
DUNAMIS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol 3, No 2 (2019): April 2019
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Intheos Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30648/dun.v3i2.186

Abstract

Abstract. Disruption of terrorism was a serious thing that threatens the life of nationalism in Indonesia. This disorder must be responded quickly and precisely as soon as possible. This article aimed to formulate one of the steps that could be taken, namely by building relevant Christian political ethics. The method used was descriptive analysis of various related literature that addresses this theme. In conclusion, Christian political ethics that have to be practiced by Christians is to develop an open understanding of "the other", including developing neighbouring theology.Abstrak. Gangguan terorisme merupakan hal yang serius mengancam kehidupan berbangsa di Indonesia. Gangguan ini harus direspon dengan cepat dan tepat sesegera mungkin. Artikel ini bertujuan untuk merumuskan salah satu langkah yang bisa dilakukan yakni dengan membangun etika politik Kristen yang relevan. Metode yang digunakan adalah deskriptif analisis pada berbagai literaur terkait yang membahas tema ini. Kesimpulannya, etika politik Kristen yang harus diamalkan orang Kristen yaitu membangun pemahaman terbuka terhadap “sang liyan”, termasuk mengembangkan teologi pertetanggaan.
Biarkanlah Perempuan dengan HIV/AIDS Berbicara! Teologi Interkultural Feminis Poskolonial dalam Ketidakadilan Gender Paulus Eko Kristianto
Khazanah Theologia Vol 3, No 3 (2021): Khazanah Theologia
Publisher : UIN Sunan Gunung Djati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/kt.v2i3.8458

Abstract

This article discusses feminist intercultural theological (mission) models in the context of gender injustice experienced by women living with HIV/AIDS. Through library research, the authors find that the right model is to provide space for those who talk integrated with service. Service is not only for God, but for each other in a concrete way, including realizing gender justice for women with HIV/AIDS.
Biarkanlah Perempuan dengan HIV/AIDS Berbicara! Teologi Interkultural Feminis Poskolonial dalam Ketidakadilan Gender Paulus Eko Kristianto
Khazanah Theologia Vol 3, No 3 (2021): Khazanah Theologia
Publisher : UIN Sunan Gunung Djati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/kt.v2i3.8458

Abstract

This article discusses feminist intercultural theological (mission) models in the context of gender injustice experienced by women living with HIV/AIDS. Through library research, the authors find that the right model is to provide space for those who talk integrated with service. Service is not only for God, but for each other in a concrete way, including realizing gender justice for women with HIV/AIDS.
Fenomena Melimpah Menurut Jean-Luc Marion Paulus Eko Kristianto
Dekonstruksi Vol. 2 No. 01 (2021): Jurnal Dekonstruksi
Publisher : Gerakan Indonesia Kita

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (320.54 KB)

Abstract

Artikel ini mencoba memaparkan pemikiran baru Jean-Luc Marion dalam fenomenologi. Pemikiran tersebut menunjuk pada fenomena melimpah (saturated phenomenon atau le phénomène saturé) sebagai fenomena dengan derajat fenomenalitas yang melimpahi intuisi. Dalam perkembangan analisisnya, Marion memperlihatkan bahwa fenomen melimpah justru membuka ruang diskusi antara filsafat, teologi, dan ilmu-ilmu kemanusiaan (humaniora). Diskusi tersebut terjadi karena fenomena melimpah tetap mempertahankan keunikan rasional tiap kajian, tetapi sekaligus memperluas titik temu di antaranya. Melalui pertimbangan ini, penulis merasa kajian fenomena melimpah dapat diperhitungkan.
Perjalanan Maraton Menuju 2030: Menyelamatkan Bumi, Menggapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Pasca 2015 dari Sisi Pemikiran Ekofeminisme Paulus Eko Kristianto
Dekonstruksi Vol. 6 No. 01 (2022): Jurnal Dekonstruksi
Publisher : Gerakan Indonesia Kita

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (344.966 KB) | DOI: 10.54154/dekonstruksi.v6i01.97

Abstract

Pembangunan berkelanjutan merupakan agenda bersama. Hal ini dilakukan guna memperbaiki kualitas Indonesia menjadi lebih baik. Salah satu fokus pembangunan berkelanjutan yaitu lingkungan hidup. Artikel ini menyajikan refleksi pembangunan berkelanjutan dari perspektif ekofeminisme. Refleksi ini dibangun melalui penelitian pustaka terhadap buku dan jurnal terkait. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa lingkungan hidup tidak menjadi korban atas pemuasan hasrat manusia semata (antroposentris). Pemikiran para filsuf ekofeminisme bisa dijadikan alternatif alarm dalam mengemban misi tersebut, walaupun di dalamnya masih terdapat pro dan kontra dalam memandang hubungan alam dan perempuan.
Integrasi Teori Strukturasi Anthony Giddens dan Kajian Feminis pada Kebijakan Sumber Daya Manusia di Tempat Kerja Paulus Eko Kristianto
Dekonstruksi Vol. 7 No. 01 (2022): Jurnal Dekonstruksi Volume 7
Publisher : Gerakan Indonesia Kita

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (212.788 KB) | DOI: 10.54154/dekonstruksi.v7i01.106

Abstract

Persoalan ketidakadilan gender kerap terjadi di tempat kerja. Hal ini dapat dilihat dari beragam kebijakan sumber daya manusia. Artikel ini mencoba menimbang serius kebijakan tersebut dengan perpaduan teori strukturasi Anthony Giddens dan kajian feminis. Perpaduan ini dibangun melalui penelitian pustaka terhadap buku dan jurnal terkait teori strukturasi Anthony Giddens dan kajian feminis, serta potret pengalaman lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebijakan sumber daya manusia belum maksimal memiliki suara keadilan gender, Uraian strukturasi dan feminis menjadi pijakan analisis dan menawarkan transformasi kebijakan dari ketidakadilan gender menjadi adil gender. Sudah seharusnya, kebijakan sumber daya manusia yang ada mengalami transformasi menjadi semakin sensitif gender dan meminimalisasi beragam bentuk ketidakadilan. Tentu, hal ini bukan perkara mudah. Kerjasama dari berbagai pihak menjadi sebuah keniscayaan dan dilakukan bersama.
Meneropong Spiritualitas Disabilitas bagi Keadilan Disabilitas Paulus Eko Kristianto
SOLA GRATIA: Jurnal Teologi Biblika dan Praktika Vol 3, No 1 (2022): SOLA GRATIA: Jurnal Teologi Biblika dan Praktika
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Aletheia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47596/sg.v3i1.181

Abstract

Abstract:Disability spirituality is part of the study of disability theology. Disability justice is the hope of all persons with disabilities. The problem that arises is how does disability spirituality enable disability justice? This article tries to formulate this model based on literature research in related books and journals. The results of the study show that spirituality with disabilities at least touches their relationship with themselves, others, and God. This relationship is integrative and related to each other. This insight into disability spirituality is expected to give birth to disability justice by enriching the scientific community in the field of disability theology and the formation of disability spirituality in faith communities. Abstrak: Spiritualitas disabilitas menjadi bagian dari kajian teologi disabilitas. Keadilan disabilitas merupakan harapan semua penyandang disabilitas. Persoalan yang muncul ialah bagaimana spiritualitas disabilitas memungkinkan keadilan disabilitas? Artikel ini mencoba merumuskan model ini dengan berpijak dari penelitian pustaka terhadap buku dan jurnal terkait. Hasil penelitian menunjukkan spiritualitas disabilitas sekurangnya menyentuh relasinya dengan diri sendiri, orang lain, dan Tuhan. Relasi ini bersifat integratif dan berkaitan satu sama lain. Peneropongan spiritualitas disabilitas ini diharapkan melahirkan keadilan disabilitas dengan memperkaya keilmuan rumpun bidang teologi disabilitas dan formasi spiritualitas disabilitas di komunitas iman.
Pengajaran Inkarnasional di Tengah Himpitan Kekerasan Struktural dan Kultural di Indonesia Paulus Eko Kristianto
EDULEAD: Journal of Christian Education and Leadership Vol 3, No 2 (2022): Pendidikan Agama Kristen dan Kepemimpinan - Desember 2022
Publisher : Sekolah Agama Kristen Terpadu Pesat Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47530/edulead.v3i2.116

Abstract

Structural and cultural violence is a part of the Indonesian context. This violence can be responded to by various studies. This article tries to offer an alternative in terms of incarnational teaching. Incarnational teaching is done by drawing inspiration from the incarnation of Jesus into the world. The discussion in this article is built using library research on related books and journals. This research shows that incarnational teaching has the potential to be an alternative in dealing with structural and cultural violence. This is done by considering the discussion of its foundations related to structural and cultural violence, shalom as a theological basis, the identity of incarnational teaching, phenomenological methods in incarnational teaching, and theological reflection on experiences in incarnational teaching, and implementation of incarnational teaching. In the process, incarnational teaching is carried out in schools and churches as a manifestation of the faith community.AbstrakKekerasan struktur dan kultural menjadi salah satu bagian dari konteks Indonesia. Kekerasan ini bisa ditanggapi dengan berbagai kajian. Artikel ini mencoba menawarkan alternatif dari sisi pengajaran inkarnasional. Pengajaran inkarnasional dilakukan dengan menarik inspirasi dari inkarnasi Yesus ke dalam dunia. Diskusi di artikel ini dibangun dengan menggunakan penelitian pustaka terhadap buku dan jurnal terkait. Penelitian ini menunjukkan bahwa pengajaran inkarnasional berpotensi menjadi salah satu alternatif menghadapi kekerasan struktural dan kultural. Hal ini dilakukan dengan mempertimbangkan diskusi fondasinya berkaitan kekerasan struktur dan kultural, shalom sebagai dasar teologi, identitas pengajaran inkarnasional, metode fenomenologi dalam pengajaran inkarnasional, refleksi teologi terhadap pengalaman dalam pengajaran inkarnasional, dan implementasi pengajaran inkarnasional. Pada prosesnya, pengajaran inkarnasional dilakukan di sekolah dan gereja sebagai wujud dari komunitas iman.