Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

HAMBATAN KOMUNIKASI DALAM IMPLEMENTASI PROGRAM KARTU PRAKERJA TERHADAP MASALAH PENGANGGURAN DI KABUPATEN ASAHAN Makmur Butar Butar; Teuku Alfiady; Arinanda Arinanda
Jurnal Jurnalisme Vol 11, No 1 (2022)
Publisher : Prodi Ilmu Komunikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jj.v11i1.6665

Abstract

Komunikasi masih menjadi hambatan dalam proses penanganan masalah kemiskinan bagi penerima kartu pra-kerja di kabupaten Asahan Sumatera Utara. Komunikasi yang tidak efektif berimbas pada ketidak tahuan penerima kartu prakerja tentang kegunaan kartu tersebut, terutama terkait dengan kewajiban mereka dalam mengikuti berbagai pelatihan yang sudah diinstruksikan. Selain itu, banyak peserta juga memilih program pelatihan yang tidak sesuai dengan kompetensi yang mereka miliki dan tidak sejalan dengan minat mereka. Secara tidak langsung kegagalan ini berdampak pada peningkatan kompetensi penerima manfaat kartu pra-kerja ini. Komunikasi yang efekti sangat penting sebagai dasar penumbuhan kesadaran sekaligus pengetahuan mereka. Kajian ini menggunakan pendekatan kualitatif, peneliti melakukan wawancara terhadap masayarakat yang menerima kartu pra kerja dan kepada pemangku kepentingan pengambil kebijakan di kabupaten Asahan yaitu Dinas Ketanaga kerjaan.
STRATERGI DALAM MEWUJUDKAN KEHIDUPAN BERJELANJUTAN (SUSTAINABLE LIVELIHOOD) MASYARAKAT TEUPIN KUYUN KECAMATAN SEUNEDON KABUPATEN ACEH UTARA Teuku Alfiady; Arifin Awaludin; Arinanda Arinanda
Jurnal Jurnalisme Vol 10, No 1 (2021)
Publisher : Prodi Ilmu Komunikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jj.v10i1.4886

Abstract

Masyarakat Teupin Kuyun secara umum bersandar pada dua sumber penghasilan, yaitu sebagai nelayan dan petani garam tradisional sebagai penopang kebutuhan hidupan mereka. Sebagai nelayan masyarakat Teupin Kuyun terkendala dengan hasil tangkapan yang tidak menentu serta kepemilikan sarana alat tangkap yang mesti mewenya kepada pihak ketiga. Sehingga hasil tangkapannya tidak dinikmati seutuhnya, mereka harus berbagi hasil dengan pihak penyewa dengan sistem bagi hasil yang tidak menguntungkan. Sebagai petani garam masyarakat juga tidak menerima pendapatan yang mencukupi. Petani garam tradisional dengan sistem perebusan yang dijalani memerlukan biaya produksi yang cukup besar. Banyak petani garam berhenti produksi, karena tidak memiliki modal yang cukup tiap kali memulai usahanya. Ketergantungan masyarakat Teupin Kuyun terhadap sumber daya alam yang teresedia menempatkan mereka pada posisi yang sulit untuk dapat mewujudkan hidup yang sejahtera. Ketersediaan sumber daya alam memiliki batas tingkat produktifitasnya serta sangat tergantung terhadap kondisi cuaca. Kajian ini memperlihatkan bahwa untuk mencapai kehidupan yang berlangsung lama diperlukan keterampilan lain oleh masyarakat setempat. Modernisasi sistem produksi garam juga perlu dilakukan untuk menekan biaya produksi yang tidak rasional. Dimana biaya produksi tidak seimbang dengan penghasilan yang didapatkan.
COLLABORATIVE MANAJEMENT DALAM PELAKSANAAN HUKUM JINAYAT DI KOTA LHOKSEUMAWE Ahmad Yani; Nazaruddin Nazaruddin; Arinanda Arinanda; Ti Aisyah
Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Malikussaleh (JSPM) Vol 4, No 1 (2023): Dinamika Sosial Pada Masyarakat
Publisher : FISIP Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jspm.v4i1.10972

Abstract

The emergence of polemics at the level of thought of young intellectuals is a reality that is positive enough for people's intelligence to understand. Not to mention that since the implementation of Qanun Jinayat Number 6 in 2014 there have been no good results, there are still hundreds of violators/years, this proves that the implementation of Qanun Jinayat in the city of Lhokseumawe has not been successful. Chaos Theory regarding the Butterfly Effect. based on this theory does not rule out the possibility that in the future the Province of Aceh, especially the youth, will lose their identity as Acehnese people because social problems today cannot be resolved by the government, the government is not serious about involving other stakeholders, it is necessary to have a collaborative manager in implementing the Qanun Jinayat. have an impact on the future. Based on these conditions, the researcher here wants to take the first step to anticipate potential problems in the future because Jinayat Law is a form of resistance to the era of globalization which can eliminate the identity of a region or country.Munculnya polemik di level pemikiran para intelektual muda merupakan realitas yang cukup positif bagi pencerdasan masyarakat untuk memahami. Belum lagi semenjak di implementasikan Qanun Jinayat Nomor 6 tahun 2014 belum ada hasil yang baik masih terdapat pelanggar dalam jumlah ratusan/tahun, ini membuktikan bahwa implementasi Qanun Jinayat pada kota lhokseumawe belum berhasil. Chaos Theory mengenai Butterfly Effect. berdasarkan teori tersebut tidak menutup kemungkinan di masa mendatang Provinsi Aceh terkhususnya muda-mudi akan kehilangan identitasnya sebagai masyarakat Aceh, sebab permasalahan sosial dewasa ini tidak dapat diselesaikan oleh pemerintah, ketidak seriusan pemerintah dalam  melibatkan stateholder lain, maka diperlukan  collaborative managent dalam menjalankan Qanun Jinayat akan berdampak pada masa mendatang. Berdasarkan kondisi tersebut disini peneliti ingin mengambil langkah awal untuk mengantisipasi potensi masalah di masa yang akan datang dikarenakan Hukum Jinayat merupakan wujud Resistance terhadap era globalisasi yang dapat menghilangkan identitas sebuah daerah maupun negara.
EMPOWERMENT OF SALTED FISH PROCESSING BUSINESS IN INCREASING COMMUNITY INCOME IN LHOKSEUMAWE CITY Ti Aisyah; Murniati Murniati; Ahmad Yani; Muhammad Hasyem; Arinanda Arinanda
Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Malikussaleh (JSPM) Vol 4, No 2 (2023)
Publisher : FISIP Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jspm.v4i2.11754

Abstract

Empowerment is essential for the salted fish processing community in Gampong Ujung Blang. Because the salted fish processing business is one of the main livelihoods of the Ujung Blang Gampong coastal community. The powerlessness of the community whose main livelihood is in the salted fish processing business with weaknesses in various aspects, both knowledge is still carried out in traditional Processing, skills are still limited, availability of infrastructure is still limited, capital is limited, and productivity results are still narrow, only enough to be marketed to local communities. The research focuses on empowering Salted Fish Processing Businesses to increase the Income of Gampong Ujung Blang Communities, Lhokseumawe City. The study uses descriptive qualitative methods with data collection techniques by observation, interviews, and documentation. The data analysis technique was carried out by an interactive model: data reduction, data display, verification, and conclusion. The research results on empowering salted fish processing businesses in Ujung Blang village have been carried out by the Maritime Affairs and Fisheries Service of Lhokseumawe City through financial assistance, infrastructure assistance, and training. However, they are still constrained and unsustainable, yet to be evenly distributed among the community. The salted fish processing business which the people of Ujung Blang village occupy has yet to be able to increase Income because each salted fish processing production is limited with a limited workforce (5 people). With erratic wages with an average worker wage of Rp. 50,000/day. Meanwhile, the Income from the owner of the salted fish processing business is around Rp. 5 million/month is only enough for daily needs and business capital playback because capital and production are still low and marketing is limited (local area).Pemberdayaan penting dilakukan kepada masyarakat pengolahan ikan asin Gampong Ujung Blang. dikarenakan  usaha pengolahan ikan asin merupakan salah satu pencaharian utama masyarakat pesisir gampong Ujung Blang. Ketidak berdayaan masyarakat yang pencaharian utamanya bidang usaha pengolahan ikan asin dengan kelemahannya pada berbagai aspek baik pengetahuannya masih dilakukan proses pengolahan secara tradisional, ketrampilan masih terbatas, ketersediaan sarana prasarana masih terbatas, modal terbatas, dan hasil produktivitasnya masih terbatas hanya cukup dipasarkan untuk masyarakat lokal. Fokus penelitian bagaimana Pemberdayaan Usaha Pengolahan Ikan Asin Dalam Meningkatkan Pendapatan Masyarakat  Gampong Ujung Blang Kota Lhokseumawe. Metode penelitian dengan menggunakan metode kualitatif bersifat deskriptif dengan Tehnik pengumpulan data dengan observasi, wawancara dan dokumentasi.   Tehnik analisis data dilakukan model interaktif yaitu reduksi data penyajian data (data display) verifikasi serta penarikan kesimpulan. Hasil penelitian pemberdayaan usaha pengolahan ikan asin di gampong Ujung Blang telah dilakukan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Lhokseumawe dalam bentuk bantuan dana, bantuan sarana prasarana dan pelatihan namun masih sangat terbatas dan tidak berkelanjutan, belum merata kepada masyarakat. Usaha pengolahan ikan asin yang ditekuni mayarakat gampong Ujung Blang belum dapat meningkatkan pendapatan karena hasil produksi pengolahan ikan asin masing terbatas dengan penggunaan tenaga kerja yang terbatas (5 orang). Dengan upah yang tiidak menentu dengan upah pekerja rata-rata  Rp. 50.000/hari. Sedangkan Pendapatan dari pemilik usaha pengolahan ikan asin berkisar Rp. 5 juta/bulan hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari dan untuk pemutaran modal usaha, dikarena modal dan produksi masih rendah dan pemasaran yang terbatas (wilayah lokal).