Agus Fitrianto, Agus
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

ANALISA PENGARUH VOLUME LALU LINTAS TERHADAP TINGKAT KEBISINGAN PADA DAERAH PERKANTORAN DI JALAN BASUKI RAHMAT SAMARINDA FITRIANTO, AGUS
KURVA S JURNAL MAHASISWA Vol 1, No 1 (2018)
Publisher : KURVA S JURNAL MAHASISWA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (511.367 KB)

Abstract

Meningkatnya mobilitas orang memerlukan sarana dan prasarana transportasi yang memadai, aman, nyaman dan terjangkau bagi masyarakat. Peningkatan pendapatan per kapita membuat masyarakat mampu untuk membeli kendaraan seperti sepeda motor maupun  mobil sebagai sarana pribadi. Akibatnya, semakin hari jumlah arus lalu lintas dan jenis kendaraan yang menggunakan ruas-ruas jalan semakin bertambah. Hal ini menimbulkan dampak ,salah satunya adalah dampak  polusi  suara atau kebisingan yang ditimbulkan oleh lalu lintas.Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisa tingkat kebisingan kendaraan akibat lalu lintas pada kantor komunikasi dan informatika di jalan Basuki Rahmat Samarinda, membuat suatu model matematis yang menyatakan hubungan antara tingkat kebisingan dengan volume kendaraan. Analisa data menggunakan metode Regresi Linear Berganda pada program SPSS 23.0 for Windows. Data yang dihasilkan dari proses analisa meliputi : Nilai Korelasi (hubungan) antara variabel bebas dengan variabel tidak bebas, Tingkat keberartian (signifikansi) dari masing-masing koefisien regresi dan Koefisien Determinasi.Berdasarkan hasil analisa maka tingkat kebisingan tertinggi pada kantor komunikasi dan infomatika di jalan Basuki Rahmat Samarinda adalah sebesar 62,4 dBA. Bentuk model tingkat kebisingan lalu lintas terbaik adalah kebisingan (Y) = 54,003 - 0,151Volhv + 0,014V0lv + 0,008Volmc + 0,011Vi dengan nilai R2 = 0,752 dimana nilai X1 adalah volume sepeda motor, X2 volume kendaraan ringan, X3 volume kendaraan berat, X4 kecepatan rata-rata kendaraan dan Y1 nilai tingkat kebisingan.
GAMBARAN HUNIAN WARGA YANG TINGGAL DI AREA TPA NGRONGGO-SALATIGA TERHADAP PREVALENSI TUBERKULOSIS PARU Puspita, Dhanang; Fitrianto, Agus; ., Dary; Wijaya, Yunita Christina
KRITIS Vol 27 No 2 (2018)
Publisher : Universitas Kristen Satya Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24246/kritis.v27i2p136-149

Abstract

Population growth rate faster than the availability of resindential land will affect the decrease in health status. Population with low socioeconomic who work as scavengers will be very difficult to live in proper residential areas. Those people choose to live around the location of Landfills. This option becomes a consideration because the price is relatively cheap and close to the work location. A landfills environment condition isn’t proper for health and it makes the people who lived there suspectible of health problems. One of the most common diseases is Pulmonary Tuberculosis. This disease occurs due to bacterial infection and supported by unhealthy environment. The area around Ngronggo Landfills in Salatiga becomes one of places to stay for scavengers. The purpose of this research is to describe the influence of the house physical environment toward incident of pulmonary tuberculosis to the people who living in Landfills area. This research used descriptive quantitative method. Technique collecting data are observation, interview and environmental condition measurement with temperature parameter, humidity and light intensity. The condition of non-qualified houses is 73% of lighting, 98% of humidity, 80% of ventilation, 91% of flooring and 98% of garbage smell. The conclusion is most houses of residents living around the Landfills in Ngronggo Salatiga isn’t eligible for health requirements and become contributors’ infection of pulmonary tuberculosis.
Penilaian Kawasan Industri Kariangau Menggunakan Indeks Keberlanjutan Kawasan Industri Tepi Air (IKKITA Fitrianto, Agus; Rasyid, Abdul Rachman; Trisutomo, Slamet
Jurnal Penelitian Enjiniring Vol 24 No 1 (2020)
Publisher : Center of Techonolgy (COT), Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25042/jpe.052020.12

Abstract

Kawasan Industri Kariangau yang terletak dikota Balikpapan merupakan kawasan industri terintegrasi, dimana kawasan ini bersinggungan dengan teluk, aliran sungai Wain, hutan lindung, serta pemukiman masyarakat. Perkembangan kawasan industri perkotaan mengakibatkan berbagai dampak terhadap lingkungan salah satunya alih fungsi lahan, kemudian pergerakan ekonomi dan perkembangan sosial kemasyarakatan. Penelitian yang dilakukan pada kawasan industri Kariangau khususnya ditepi air bertujuan untuk mengetahui status keberlanjutan kawasan, dengan menggunakan metode analisis spasial yang divalidasi dengan data observasi dilapangan dan rujukan, kemudian dinilai berdasarkan Indeks Keberlanjutan Kawasan Industri Tepi Air (IKKITA), melalui 9 variabel indikator dari pilar utama keberlanjutan, yaitu aspek sosial, ekonomi dan lingkungan yang sudah dirumuskan pada penelitian sebelumnya. Hasil dari penilaian keberlanjutan kawasan industri Kariangau ditepi air dapat dikategorikan dengan status berkelanjutan, namun telah ditemukan salah satu indikator dari aspek sosial yaitu Indikator Ketersediaan Sumber Air PDAM memiliki skor dibawah 0,75 yang berarti tidak berkelanjutan, sehingga status berkelanjutan kawasan menjadi tidak mutlak. Abstract Kariangau Industrial Estate, located in the city of Balikpapan, is an integrated industrial area, where this area intersects with the bay, the Wain river, protected forests and community settlements. The development of urban industrial areas has resulted in various impacts on the environment, such land use displacement, economic movement and social development society. This research was helded in the Kariangau industrial area, especially on the waterfront, to determine the status of the area's sustainability, using a validated spatial analysis method with field observation and reference data, then the assessment based on The Sustainability Index of Waterfront Industrial Estate (IKKITA), there are 9 indicator variables from the main pillars sustainability, the social, economic and environmental aspects, those are have been formulated in previous researche. The results of the sustainability assessment of the Kariangau industrial area is can be categorized as sustainable, but it is founded that one indicator from the social aspect, the Indicator PDAM Water resource Availability is has a score below 0.75 which means it is not sustainable, so that the sustainable status of the area is not absolute