Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : MUDRA Jurnal Seni Budaya

Jenis Dan Teknik Membuat Instrumen Suling Dalam Seni Karawitan Bali I Wayan Suharta
Mudra Jurnal Seni Budaya Vol 34 No 3 (2019): September
Publisher : Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31091/mudra.v34i3.794

Abstract

Suling adalah instrumen aerophone, yaitu seruling bambu yang prinsipnya adalah end blow flute, memakai enam buah lubang nada, dan satu lubang pemanis untuk menimbulkan bunyi. Suling Bali memakai siwer, dan mempunyai teknik permainan yang memerlukan tiupan terus-menerus yang disebut ngunjal angkihan (circular blown breathing), dan dibuat dengan bermacam-macam ukuran, dari ukuran besar dan panjang, menengah dan sampai ukuran yang paling kecil. Dalam karawitan Bali, suling mampu memberi kesan lebih hidup dan lebih dinamis dalam melengkapi barungan gamelan Bali. Dibuat sederhana dari sebatang bambu, namun dibalik kesederhanaannya suling menunjukkan identitasnya sebagai sebuah instrumen yang sangat unik, memiliki tingkat permainan yang tinggi, aturan cara pembuatannya yang cukup rumit, serta memiliki fungsi yang cukup beragam. Tulisan ini mempergunakan pendekatan yang bersifat kualitatif, yaitu berupaya menjawab tantangan untuk memahami, memberikan interpretasi pada fenomena emperis yang dipadu dengan sistem logika dan nilai kebenaran dalam Seni Karawitan Bali. Dilaksanakan melalui tahapan-tahapan, yaitu: melakukan persiapan dan menentukan objek penelitian, menentukan lokasi penelitian, pengumpulan data, menganalisis data, dan menyajikan hasil analisis data. Mekanisme penulisannya adalah menganalisis teks yang dideskripsikan, dijadikan titik tolak untuk memahami bentuk dan jenis instrumen suling, selanjutnya menelusuri teknik membuatnya menurut pengalaman beberapa nara sumber. Tulisan mengenai suling mempunyai tujuan memperoleh pengetahuan secara deskriptif tentang suling, memperkenalkan, menggali, mendokumentasikan dan mengembangkan teknik pembuatan suling dalam karawitan Bali. Memberikan informasi dan wawasan untuk dapat memahami eksistensi suling dengan baik, serta memberi motivasi, merangsang generasi mendatang untuk lebih kreatif dan membiasakan diri agar tidak ‘menganak-tirikan’ salah satu instrumen gamelan Bali.
Makna Balaganjur Dalam Aktivitas Sosial Masyarakat Bali I Wayan Suharta
Mudra Jurnal Seni Budaya Vol 20 No 1 (2007): Januari
Publisher : Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (179.623 KB) | DOI: 10.31091/mudra.v20i1.1515

Abstract

Balaganjur is a form of performance arts and audio- visually it might be an independent art. Balaganjur is a musical communication that instigates sensation and emotional response between the composer, players and viewers. It might influence the fan who are familier with the background of Balinese social life. This article is meant to see and analyze how Balinese people value the function of Balaganjur, especially in the context of festive social activity. The performance of Balaganjur is always conected to a religious life, traditional lore, and aspect of artistic life in response to the development of the cultural millie. Generally, Balaganjur complements the implementation of religious ritual. However, when Balaganjur is secularly composed and performed as an aesthetic presentation, Balaganjur develops its function toward profan values.