Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

MENGEMBANGKAN KAWASAN PESISIR PANTAI KOTA SEMARANG SEBAGAI RUANG PUBLIK Ridlo, Mohammad Agung; Yuliani, Eppy
Jurnal Geografi : Media Informasi Pengembangan dan Profesi Kegeografian Vol 15, No 1 (2018): January 2018
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jg.v15i1.12180

Abstract

Hampir di seluruh kawasan pesisir Indonesia terjadi konflik dengan berbagai kepentingan. Penyebab utama dari konflik adalah penataan ruang yang tidak memperhatikan sumberdaya pesisir yang ada. Berbagai pihak berkepentingan dengan tujuan, target, dan rencana sendiri-sendiri dalam mengeksploitasi sumberdaya pesisir. Hanya mementingkan keuntungan sektornya, mengabaikan akibat yang timbul terhadap sektor lain. Hal inilah yang mendorong terjadinya konflik pemanfaatan sumberdaya (user conflict) dan konflik kewenangan (jurisdictional conflict).Masalahnya sekarang adalah apakah pemanfaatan lahan di kawasan pesisir tersebut sudah memperhatikan aspek-aspek planologis secara komprehensif , baik secara fisik, sosial maupun ekonomi ?Melalui pendekatan ekologis administratif, pendekatan menyeluruh (komprehensif), pendekatan berorientasi pada kesejahteraan masyarakat, pendekatan berorientasi pada pertumbuhan ekonomi, pendekatan sarana prasarana pengelolaan di kawasan pesisir. Diharapkan dapat menemukan arahan pemanfaatan ruang di kawasan pesisir Kota Semarang.
Membentuk kampung tematik pada kawasan perkotaan melalui kreasi ecoprint yang bernilai ekonomi Yuliani, Eppy; Puspitasari, Ardiana Yuli
Community Empowerment Journal Vol. 2 No. 2 (2024)
Publisher : CV. Yudhistt Fateeh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61251/cej.v2i2.54

Abstract

Rutinitas aktivitas masyarakat perkotaan yang sangat tinggi berpengaruh pada tingkat kejenuhan diri. Khususnya untuk kaum perempuan, selain perannya sebagai ibu rumah tangga juga memungkinkan memiliki peran profesional di masyarakat serta sebagai pelaku ekonomi. Wilayah pinggiran perkotaan masih memiliki lahan non terbangun dengan potensi alami seperti tanaman budidaya maupun tanaman liar yang belum banyak dimanfaatkan untuk industri kreatif. Ecoprint adalah suatu teknik membuat kerajinan dengan mencetak bahan alami seperti dedaunan, ranting, kulit batang pohon pada kain ataupun kertas sehingga dapat menjadi bahan yang bernilai ekonomi. Industri kreatif ecoprint mempunyai nilai ekonomi dan peluang yang baik di pasaran. Kegiatan pengabdian masyarakat dilakukan di Kelurahan Bulusan, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang. Dimana lokasi ini berada di pinggiran kota Semarang, banyak potensi lingkungan alam yang bisa dimanfaatkan. Tujuan kegiatan ini untuk mengembangkan keterampilan membuat Ecoprint dalam rangka membentuk kampung tematik. Sasaran kegiatan ini adalah Ibu-Ibu anggota PKK dan remaja.  Seiring dengan adanya program penataan kota yang berbasis kampung tematik, kegiatan ini diharapka dapat menjadi salah satu karakter kampung yang ada di Kota Semarang. Metode pelaksanaan melalui ceramah pengetahuan tentang cara membuat ecoprint, dilanjutkan dengan praktik pembuatan hasil karya ecoprint.  Kesimpulan dari kegiatan ini,peserta merasakan mandapatkan manfaat pengetahuan dan keterampilan. Perserta memberikan respons sangat baik dan berantusias untuk melanjutkan pembuatan hasil karya ecoprint. Diharapkan dalam masa yang akan datang Kampung Bulusan dapat mewujudkan Kampung Tematik berbasis Ecoprint. The very routine activities of urban communities have an influence on the level of self-saturation. Especially for women, apart from their role as housewives, it is also possible to have a professional role in society and as an economic actor. Peri-urban areas still have non-developed land with natural potential such as cultivated plants and wild plants that have not been widely used for creative industries. Ecoprint is a technique for making crafts by printing natural materials such as leaves, twigs, tree bark on cloth or paper so that they can become materials with economic value. The ecoprint creative industry has good economic value and opportunities in the market. Community service activities are carried out in Bulusan Village, Tembalang District, Semarang City. Where this location is on the outskirts of Semarang, there is a lot of natural environmental potential that can be utilized. The aim of this activity is to develop skills in making Ecoprints in order to form a thematic village. The target of this activity is mothers who are PKK members and teenagers. Along with the city planning program based on thematic villages, it is hoped that this activity can become one of the characteristics of villages in Semarang City. The implementation method is through lectures on knowledge about how to make ecoprints, followed by practice in making ecoprint works. The conclusion of this activity is that participants feel they have gained the benefits of knowledge and skills. Participants responded very well and were enthusiastic about continuing to make ecoprint works. It is hoped that in the future, Bulusan Village can create an Ecoprint-based Thematic Village.
COMMUNITY BASED TOURISM (CBT) BERBASIS POKDARWIS DALAM PENGELOLAAN WISATA PANTAI BONDO, DESA BONDO, KECAMATANBANGSRI, KABUPATEN JEPARA Laila, Annisa Zulfa; Yuliani, Eppy; Rahman, Boby
Jurnal Ilmiah Penelitian Mahasiswa Vol 3, No 1 (2024): Maret 2024
Publisher : Jurnal Ilmiah Sultan Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Community Based Tourism (CBT) adalah suatu pendekatan strategis dalam pengembangan masyarakat melalui sektor pariwisata, dengan fokus pada peningkatan keterlibatan serta pemberdayaan masyarakat setempat dalam pengelolaan sumber daya pariwisata yang ada. Masyarakat Desa Bondo memanfaatkan keindahan alam di desa mereka sebagai obyek wisata, dan perekonomian masyarakat mengalami perubahan positif berkat peran aktif Pokdarwis dan komunitas dalam mengelola Pantai Bondo. Penelitian ini, menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif rasionalistik. Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penerapan Community Based Tourism (CBT) berbasis Pokdarwis Desa Bondo dalam mengelola wisata Pantai Bondo melibatkan tahap perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan.Kata Kunci: CBT, Pengelolaan Pariwisata, partisipasi masyarakat
Analisis Penentuan Jalur Evakuasi Bencana Tanah Longsor pada Kawasan Permukiman Firdaus, Muhammad Iqbal; Widyasamratri, Hasti; Yuliani, Eppy
Jurnal Litbang: Media Informasi Penelitian, Pengembangan dan IPTEK Vol 20, No 2 (2024): Desember
Publisher : Badan Perencanaan Pembangunan, Riset dan Inovasi Daerah (BAPPERIDA) Kabupaten Pati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33658/jl.v20i2.401

Abstract

ENGLISHIndonesia is an archipelagic country located on the equator. This causes rainfall in Indonesia to be quite high, around 2.898mm/year. Sukorejo Subdistrict, especially Bringinsari Village, which is located on the slopes of Mount Prau, has a high level of slope and rain intensity. With the high intensity of rain and changing weather conditions in Indonesia, Indonesia is an area prone to hydrometeorological disasters. Landslides are one of the hydrometeorological disasters. Landslides usually occur in areas with a high slope and have a high intensity of rain. The potential for landslide disasters in Bringinsari Village, especially in residential areas, makes disaster mitigation efforts something to pay attention to. Currently, there are no pre-disaster mitigation efforts, especially evacuation routes in Bringinsari Village, because mitigation efforts are only carried out when disasters occur and after disasters occur. Based on the analysis that has been carried out, six settlement points are prone to landslides and five evacuation points are located in Sumenet, Sumilir, Plalar, Gandring, and Balong. This evacuation point is in an open location in the form of a football field in each of these hamlets. The vulnerable points and evacuation points are connected with pre-disaster evacuation routes as a pre-disaster mitigation effort. INDONESIAIndonesia adalah negara kepulauan yang berada pada garis khatulistiwa, hal ini menyebabkan curah hujan di Indonesia cukup tinggi sekitar 2.898 mm/tahun. Kecamatan Sukorejo, khususnya Desa Bringinsari yang berada di lereng Gunung Prau memiliki tingkat kemiringan lereng dan intensitas hujan tinggi. Tingginya intensitas hujan dan kondisi cuaca di Indonesia yang berubah-ubah membuat Indonesia menjadi wilayah yang rawan mengalami bencana hidrometeorologi. Tanah longsor adalah salah satu bencana hidrometeorologi. Tanah longsor biasanya terjadi pada kawasan dengan kemiringan lereng yang tinggi dan memiliki intensitas hujan yang tinggi. Potensi bencana tanah longsor di Desa Bringinsari khususnya pada kawasan permukiman menjadikan upaya mitigasi bencana menjadi sesuatu yang diperhatikan. Saat ini, belum terdapat upaya mitigasi pra bencana khususnya jalur evakuasi di Desa Bringinsari karena upaya mitigasi hanya dilakukan saat bencana terjadi dan setelah bencana terjadi. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dihasilkan 6 (enam) titik permukiman rawan bencana longsor dan 5 (lima) titik evakuasi yang berlokasi pada Dusun Sumenet, Dusun Sumilir, Dusun Plalar, Dusun Gandring, dan Dusun Balong. Titik evakuasi ini berada pada lokasi terbuka berupa lapangan sepakbola di setiap masing-masing dusun tersebut. Titik rawan dan titik evakuasi tersebut dihubungkan dengan jalur evakuasi yang telah ditentukan sebagai upaya mitigasi prabencana.
Kajian Persebaran Fungsi Bangunan Ekonomi di Kota Lama Semarang Kusuma, Tiara Nusaenda; Puspita, Ardiana Yuli; Yuliani, Eppy; Hadi, Tjoek Soeroso
Jurnal Kajian Ruang Vol 5, No 1 (2025): Maret
Publisher : Universitas Islam Sultan Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/jkr.v5i1.44113

Abstract

ABSTRAKKota Lama Semarang merupakan kawasan heritage yang memiliki potensi besar sebagai destinasi wisata ekonomi. Namun, distribusi ekonomi di kawasan ini masih belum merata, dengan konsentrasi aktivitas ekonomi hanya pada titik-titik tertentu, sementara banyak bangunan yang tidak berfungsi optimal. Studi ini bertujuan untuk menganalisis pola persebaran fungsi bangunan ekonomi di Kota Lama Semarang guna memahami dinamika perubahan ruang ekonomi pasca-revitalisasi kawasan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif spasial dengan pendekatan rasionalistik, mengidentifikasi persebaran bangunan ekonomi melalui observasi dan pemetaan berbasis GIS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi perubahan fungsi bangunan sebesar 21% dari non-ekonomi menjadi ekonomi, dengan persebaran aktivitas perdagangan dan jasa paling terkonsentrasi di blok O (18%), sementara blok J memiliki tingkat aktivitas ekonomi yang rendah. Berbeda dengan penelitian sebelumnya yang hanya memetakan persebaran bangunan, studi ini mengkaji dampak perubahan fungsi bangunan terhadap distribusi ekonomi di Kota Lama Semarang. Hasil penelitian ini dapat menjadi referensi dalam perumusan kebijakan zonasi guna mengoptimalkan distribusi ekonomi di kawasan heritage, dengan mempertimbangkan keterjangkauan, aksesibilitas, dan daya tarik wisata. Penerapan skema insentif ekonomi, peningkatan aksesibilitas, serta regulasi alih fungsi bangunan berbasis keberlanjutan perlu dipertimbangkan dalam kebijakan tata ruang Kota Lama Semarang.Kata Kunci: persebaran ekonomi, alih fungsi bangunan, Kota Lama Semarang, tata ruang kawasan heritage.  ABSTRACTKota Lama Semarang is a heritage area with significant potential as a tourism-driven economic hub. However, economic distribution in this area remains uneven, with economic activities concentrated in specific locations while many buildings remain underutilized. This study aims to analyze the spatial distribution of economic building functions in Kota Lama Semarang to understand the dynamics of economic space transformation following the area’s revitalization. This research employs a qualitative spatial descriptive method with a rationalistic approach, identifying the distribution of economic buildings through observation and GIS-based mapping. The findings indicate that 21% of buildings have undergone functional transformation from non-economic to economic use, with commercial and service activities most concentrated in Block O (18%), while Block J exhibits lower economic activity levels. Unlike previous studies that merely mapped building distributions, this research examines the impact of functional changes on economic distribution in Kota Lama Semarang. The study’s findings can serve as a reference for zoning policy formulation to optimize economic distribution in heritage areas, considering factors such as affordability, accessibility, and tourism appeal. The implementation of economic incentives, improved accessibility, and sustainable building function regulations should be considered in the spatial planning policies for Kota Lama Semarang.Keywords: economic distribution, building function transformation, Kota Lama Semarang, heritage area spatial planning.
KAJIAN KELAYAKAN DESA LEREP SEBAGAI KAWASAN PENGEMBANGAN AGROWISATA DURIAN Utomo, Prasetyo Budi; Yuliani, Eppy
Jurnal Ilmiah Penelitian Mahasiswa Vol 4, No 2 (2025): JUNI 2025
Publisher : Jurnal Ilmiah Sultan Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kelayakan merupakan kegiatan untuk melihat suatu kegiatan dapat dilaksanakan dengan baik dan berhasil. Kelayakan dapat muncul dalam pariwisata, pariwisata memiliki beberapa jenis salah satunya agrowisata, agrowisata merupakan kegiatan wisata yang memanfaatkan potensi pertanian sebagai objek wisata, baik berupa panorama alam, Kawasan pertanian maupun keunikan dan keanekaragaman aktivitas produksi dan teknologi pertaniannya serta budaya Masyarakat pertanian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis kelayakan Desa Lerep dalam mengembangkan agrowisata durian yang menjadi salah satu komoditas unggul. Penelitian ini menggunakan metodologi penelitian destriktif kuantitatif rasionalistik. Hasil penelitian ini yaitu dapat mengetahui sebaran potensi tanaman durian di Desa Lerep yang tersebar di lahan seluas 25 Ha. Pengembangan agrowisata durian di Desa Lerep layak untuk dikembangkan, dikarenakan penilaian terhadap variable kelayakan dan variable agrowisata mendapat penilaian di rentang nilai 3,41-4,2 yang merupakan kategori layak untuk dilakukan pengembangan agrowisata durian. Selain itu, pengembangan agrowisata durian di Desa Lereo memerlukan dukungan pemeliharaan dari pihak instansi terkait untuk pemeliharaan tanaman durian, fasilitas pendukung agrowisata seperti pusat informasi, toilet dan warung. Pengembangan agrowisata juga memerlukan dukungan kualitas Masyarakat setempat yang memiliki pemahaman terkait budidaya durian, di dukung dengan pusat informasi dan sarana umum wisata, fasilitas bermain anak, pemasaran kemitraan, objek wisata, aktivitas pertanianseperti penanaman bibit durian dan pemilihan bibit durian, serta pemeliharaan system transportasi untuk akses pendukung pengembangan agrowisata durian.Kata Kunci: Kelayakan Wisata, Agrowisata, Desa Wisata
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN OBJEK WISATA CAPIT URANG KOTA METRO Adami, Sulthan Arif; Yuliani, Eppy
Jurnal Ilmiah Penelitian Mahasiswa Vol 4, No 3 (2025): SEPTEMBER 2025
Publisher : Jurnal Ilmiah Sultan Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pembangunan pariwisata saat ini menjadi prioritas utama dalam mendukung perkembangan suatu daerah dengan memanfaatkan potensi wisata sebagai sumber pendapatan dan membuka lapangan kerja bagi masyarakat setempat, sekaligus mendorong terbentuknya masyarakat yang dinamis dan terus berkembang. Keberhasilan pengelolaan pariwisata sangat bergantung pada pengembangan sumber daya manusia serta partisipasi aktif masyarakat sekitar objek wisata, yang harus dimaksimalkan agar pariwisata yang dirancang dapat berjalan dengan sukses. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bentuk partisipasi masyarakat serta faktor pendorong dan penghambat yang memengaruhi keterlibatan mereka dalam pengelolaan Objek Wisata Bendungan Dam Raman Kota Metro, dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif rasionalistik untuk menguji teori dan menyesuaikannya dengan kondisi nyata di lapangan.Kata Kunci: Pariwisata, Partisipasi Masyarakat, Pengelolaan
Initiation Of Smart Village Development In Lerep Tourism Village Yuliani, Eppy; Karmilah, Mila
JACEE (Journal of Advanced Civil and Environmental Engineering) Vol 7, No 1 (2024): April
Publisher : Universitas Islam Sultan Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/jacee.7.1.91-97

Abstract

Lerep Village, West Ungaran District, Semarang Regency is a tourist village that is widely known regionally and nationally.in the post-covid 19 pandemic era, the development of the Lerep tourism village has begun to rise. Along with the PPKM policy, this Tourism Village must be able to utilize information and communication technology (ICT) in order to be able to promote tourism objects to the wider community. The existence of the Smart Village concept is expected to be able to encourage the development of the Lerep Tourism Village, without eliminating local wisdom.Implementation of smart village through an approach that includes smart government, smart community, smart living, smart economy, smart environment, and smart mobility.The problem is the readiness and ability of the community and officials have not fully implemented the concept.The purpose of this research is to identify and analyze Smart Village initiatives in the management of the Lerep Tourism Village. The research was conducted in Lerep Village, West Ungaran District, Semarang Regency. with rationalistic qualitative deductive methods, descriptive analysis techniques. Conclusion Lerep Village already has an initiation of its smart village elements by not abandoning the local wisdom system at every village event. Keywords: initiation, smart, village, tourism