Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Melawan Kredo Aborsi: “Gerakan Abortion Is Not A Crime Sebagai Sebuah Wacana Tandingan” Ade Yulfianto; Fullah Jumaynah
Jurnal Pemikiran Sosiologi Vol 3, No 2 (2016): Tantangan Gerakan Sosial
Publisher : Departemen Sosiologi Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (735.908 KB) | DOI: 10.22146/jps.v3i2.23536

Abstract

Aborsi di Indonesia masih menjadi perdebatan panjang dan selama itu pula perempuan kerap kali menjadi pihak yang ada dalam posisi rentan nan riskan. Pasalnya, banyak aborsi yang berlangsung secara tidak aman. WHO memperkirakan 4,2 juta aborsi dilakukan per tahun, 750.000 hingga 1,5 juta dilakukan di Indonesia, 2.500 orang di antaranya berakhir dengan kematian (Wijono, 2000). Aborsi juga kerap dikaitkan dengan persoalan moral, budaya, sosial, hingga agama. Perempuan yang melakukan aborsi dapat serta merta divonis tidak bermoral dan menjadi bagian dari pelaku seks bebas. Padahal kehamilan yang tidak diinginkan tentu disebabkan oleh banyak faktor. Dewasa ini, barulah mulai tumbuh gerakan-gerakan yang membawa pada harapan yang lebih cerah mengenai isu aborsi. Gerakan #AbortionIsNotaCrime merupakan gerakan sosial dan aktivisme digital global yang menentang kriminalisasi perempuan terhadap aborsi. LSM Samara merupakan salah satu lembaga swadaya yang membawa gerakan ini ke Indonesia. Mereka hadir guna mengurai simpul kusut akan penyelesaian isu aborsi yang sarat akan ketidakadilan sosial. Perempuan sebagai sebuah entitas sosial, tak pernah luput dari dominasi kuasa pengetahuan, baik yang sifatnya patriarkis hingga yang sifatnya politis. Penelitian ini bermaksud melihat dan memahami bagaimana Gerakan #AbortionIsNotaCrime ini berlangsung dan praktik-praktik aktivisme seperti apa yang dilakukan oleh LSM Samara dalam melawan wacana dominan tentang aborsi di Indonesia.
The Nationalist-Religious Political Image in the Construction of the News of Ganjar Pranowo's Appointment as a Presidential Candidate Fullah Jumaynah
Kalijaga Journal of Communication Vol. 5 No. 1 (2023)
Publisher : Communication and Islamic Broadcasting Study Program, Faculty of Da'wah and Communication, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, Yogyakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/kjc.51.02.2023

Abstract

This article attempts to read the political image that was highlighted by Ganjar Pranowo when he was appointed as the presidential candidate of the PDI-P by analyzing news framing from two mass media with quite different ideologies, namely Kompas.com and Republika.co.id. This study uses a descriptive-qualitative approach using the Robert N. Entman framing analysis model. From the research that has been done, it can be interpreted that Kompas.com displays aspects that are embedded directly with symbols that are identical to the PDI-P, such as Soekarno's cap and the venue of for the determination event at the Batu Tulis Palace, which was Soekarno's residence. Apart from that, Kompas.com also displays sources from internal PDI-P. Meanwhile, Republika.co.id displays several emphases linking religious symbols related to Megawati's beliefs and mentioning her attitude as a statesman. In addition, the news displayed by Republika.co.id tends to choose sources from political observers as the title choice, compared to direct opinions from actors or parties who understand.
Framing Women's Politics "Wadon Wadas" Against Mine Resistance National Strategy Project in Wadas Village Purworejo Jumaynah, Fullah; Subekti, Valina Singka
JISIP: Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan Vol 7, No 4 (2023): JISIP (Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan) (November)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pendidikan (LPP) Mandala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58258/jisip.v7i4.5505

Abstract

Munculnya konflik agraria tidak dapat dilepaskan dari kehadiran gerakan sosial termasuk gerakan perempuan. Wadon Wadas merupakan gerakan perlawanan perempuan terhadap penambangan andesit. Penambangan tersebut adalah bagian dari pemenuhan kebutuhan bahan baku pembangunan Bendungan Bener salah satu dari Proyek Strategis Nasional yang dilaksanakan di Purworejo. Wadon Wadas menolak penambangan bahan baku berupa andesit untuk kebutuhan menjaga alam Wadas yang merupakan warisan turun temurun penopang kehidupan warga Wadas. Beragam aksi kolektif dilakukan Wadon Wadas mulai dari mujahadah, membesek, aksi demonstrasi, dan lain sebagainya. Aksi-aksi yang dilakukan mendapatkan sorotan publik yang masif yang kemudian membesarkan kampanye gerakan tersebut. Melaui studi literatur, penelitian ini menunjukan framing gerakan perlawanan yang merupakan satu bagian penting dari struktur politik perlawanan (contentious politics) telah berhasil dilakukan Wadon Wadas melalui framing ketidakadilan. Ketidakadilan yang dihadapi Wadon Wadas kemudian melahirkan perlawanan kolektif perempuan Wadas dan menunjukan politik perempuan yang lahir dari tradisi dan kebutuhan domestik.