Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

PENERAPAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN DODOL SIRSAK PADA KELOMPOK PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH) KELURAHAN PAYOBASUNG, KECAMATAN PAYAKUMBUH TIMUR, KOTA PAYAKUMBUH Ermiati Ermiati; Elva Amurita Zebua; Agustina Agustina; Syuryani Syahrul; Evawati Evawati
LOGISTA - Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat Vol 5 No 1 (2021)
Publisher : Department of Agricultural Product Technology, Faculty of Agricultural Technology, Universitas Andalas Kampus Limau Manis - Padang, Sumatera Barat Indonesia-25163

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/logista.5.1.115-120.2021

Abstract

Sirsak merupakan salah satu komoditi yang banyak dijumpai di pekarangan masyarakat di Kelurahan Payobasung Kecamatan Payakumbuh Timur, Kota Payakumbuh. Pengolahan dan pemanfaatan sirsak oleh masyarakat di Kelurahan Payobasung ini masih sangat minim dan terbatas. Sirsak dapat diolah menjadi aneka makanan, salah satunya adalah dodol. Pengolahan dodol sirsak dapat dilakukan dengan cara pemasakan yang sederhana dan menggunakan peralatan yang sederhana, sehingga dapat diaplikasikan pada industri skala rumah tangga. Berdasarkan hal tersebut, maka dilakukan kegiatan pengabdian dan pendampingan terhadap kelompok PKH Kelurahan Payobasung. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan wawasan dan keterampilan peserta dalam mengolah sirsak menjadi dodol sirsak, dan mengarahkan keterampilan tersebut untuk menghasilkan pendapatan dan meningkatkan perekonomian keluarga. Pendampingan dilakukan dengan memberikan sosialisasi, pelatihan dan demo mengenai teknologi pengolahan dodol sirsak mulai dari persiapan bahan baku hingga proses pengemasan, serta usaha-usaha pemasaran kepada para peserta pelatihan. Hasil kegiatan ini adalah adanya peningkatan wawasan, keterampilan peserta mengenai pembuatan dodol sirsak, dan diharapkan ada peningkatan pendapatan bagi keluarga penerima PKH di Kelurahan Payobasung. Kata kunci: Dodol, Sirsak, Komoditi Pekarangan ABSTRACT Soursop is a garden commodity that is often found in community’s yard and garden of Payobasung Village, Payakumbuh Timur Sub-District, Payakumbuh City. The processing and utilization of soursop by Payobasung Village community was minimal and limited. Soursop can be processed into various foods, including dodol. The processing of soursop dodol can be done by simple cooking and use simple equipment, so can be applied on a household scale industry. Based on this background, community service and assistance activities were carried out for PKH groups of Payobasung Village. The aims of this activity were to increase the perception and skills of participants in processing soursop into soursop dodol, and directing their skills to generate income and improve the family economy. The assistance activity was done by providing socialization, training and demonstration about the technology of soursop dodol, starting from the preparation of raw materials to the packaging process, as well as marketing efforts to the training participants. The results of this activity indicated an increase in participants’ perception and skills regarding making soursop dodol, and it is hoped that there will be an increase in income for PKH recipient families in Payobasung Village. Keywords: Dodol, Soursop, Garden Comodity
Viabilitas Sel dan Aktivitas Antimikroba Bio-Kapsul Probiotik Lb paracasei ssp paracasei ML3 Hasil Ekstrusi Karagenan-SKIM Mutia Elida; Gusmalini Gusmalini; Agustina Agustina; Iza Ayu Saufani
Jurnal Ilmiah Inovasi Vol 20 No 3 (2020): Desember
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25047/jii.v20i3.2355

Abstract

Pembuatan biokapsul Lactobacillus paracasei ssp paracasei Ml3 menggunakan coating agent karagenan dan susu skim sebagai pelindung dan penstabil kelangsungan hidup sel bakteri yang dienkapsulasi selama proses. Penelitian ini dilakukan untuk menguji viabilitas Lactobacillus paracasei ssp paracasei Ml3 dan aktivitas antimikroba terhadap Eschericia coli pada biokapsul basah dan kering setelah kontak 3 jam. Pembuatan biokapsul menggunakan metode ekstrusi, dengan perbandingan bahan pelapis karagenan dan susu skim yaitu 1:1, 2:1, dan 3:1. Â Setiap perlakuan diulang 3 kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahan penyalut (karagenan: susu skim) dengan perbandingan 2:1 pada biokapsul basah dan kering mampu mempertahankan viabilitas Lactobacillus paracasei ssp paracasei Ml3 dan hanya menurunkan 0,72 log cfu/g dan 1,31 log cfu/ g, masing-masing. Aktivitas antimikroba ditunjukkan dengan penurunan jumlah Eschericia coli tertinggi setelah kontak 3 jam dengan biokapsul 2:1 yaitu masing-masing 2,21 log cfu/g dan 2,15 log cfu/g.
Evaluation of Yogurt Drink Quality at CV Violla Foods Yogyakarta as a Requirement for Registering the Distribution Permit on Food and Drug Control Agency (BPOM) Tiyas Tono Taufiq; Agustina Agustina
Jurnal Sains dan Teknologi Pangan Vol 8, No 3 (2023): Jurnal Sains dan Teknologi Pangan
Publisher : JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN, UNIVERSITAS HALU OLEO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jstp.v8i3.38412

Abstract

Yogurt drink is one of the processed dairy products which is categorized as a product with a high level of risk by the Food and Drug Control Agency (BPOM) so its distribution must meet the requirements and be directly supervised by BPOM. To obtain a Distribution Permit Number (NIE), yogurt drink products must meet the quality requirements set by BPOM including the amount of non-fat solid, protein content, total Enterobactericiae and Salmonella contaminants, and total minerals contaminants, including Arsenic (As). Lead (Pb), Mercury (Hg), Cadmium (Cd), and Tin (Sn). This study aims to determine the quality of the yogurt drink produced by CV Violla Foods against the BPOM distribution permit requirements. From the results of this evaluation, it can be seen that the parameters for contamination of tin (Sn) are still outside of the limits, while all other requirements have met the standards. Action is required from the company to ensure that all parameters, including Sn contamination, meet the standards through evaluation of raw materials and production processes, to be followed up with re-testing of products to be registered.
KARATERISTIK SENSORIK DAN KIMIA COOKIES FUNGSIONAL DARI KURMA, TEPUNG JAGUNG KUNING DAN TEPUNG TEMPE Agustina Agustina; Susi Desminarti; Mutia Elida
Jurnal Sains dan Teknologi Pangan Vol 8, No 3 (2023): Jurnal Sains dan Teknologi Pangan
Publisher : JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN, UNIVERSITAS HALU OLEO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jstp.v8i3.40028

Abstract

ABSTRACT Functional foods are defined as foods that have a function not only to fulfill basic nutritional needs but also have other functions, especially to enhance health status. Dates, yellow corn, and tempeh are foods that have been known to have functional properties. Cookies are a type of snack that is very popular in Indonesia because they have an attractive taste and shape. The aim of this study was to determine the effect of date palm flour substitution and a mixture of yellow corn flour and tempeh flour on the sensory properties, nutritional content and recommended dietary allowance (RDA) of cookies. The results show that based on sensory testing, panelists liked cookies that used dates, yellow corn flour, and tempeh flour with treatments B (225 g flour: 225 g mixed flour: 50 g dates’ grits) and C (200 g flour: 200 g mixed flour: 100 g dates’ grits). Cookies made from dates’ grits experience changes in their ash, fat, protein, and carbohydrate contents. The cookies products can be classified as containing high protein and low carbohydrate contents based on SNI 01-2973-2011 standard. Keywords: cookies functional, dates grits, yellow corn flour, dan tempe flour ABSTRAK Makanan fungsional didefinisikan sebagai makanan yang mempunyai fungsi tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan zat gizi dasar bagi tubuh, tetapi juga memiliki fungsi lainnya. Kurma, jagung kuning dan tempe merupakan pangan telah diketahui mempunyai khasiat fungsional. Cookies merupakan salah satu jenis makanan ringan yang sangat digemari oleh masyarakat Indonesia karena memiliki rasa dan bentuk yang menarik. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh substitusi tepung kurma, campuran tepung jagung kuning dan tepung tempe terhadap sifat sensorik, kandungan gizi dan angka Kecukupan Gizi (AKG) cookies. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan pengujian hedonik/sensorik, panelis menyukai cookies yang menggunakan kurma, tepung jagung kuning dan tepung tempe dengan formulasi atau perlakuan B (tepung terigu (225 g): tepung campuran (225 g): kurma grits (50 g) dan 200g Tepung terigu, 200g tepung campuran (60% tepung jagung kuning dan 40% tepung tempe), 100g kurma grits (C). Cookies yang menggunakan kurma grits mengalami perubahan kandungan gizi baik kadar abu, kadar lemak, kadar protein maupun kadar kabohidrat. Berdasarkan SNI 01-2973-2011, produk cookies ini termasuk produk cookies yang memiliki kandungan protein yang tinggi dan rendah kadar karbohidrat. Kata Kunci: cookies fungsional, kurma, tepung jagung kuning, dan tepung tempe
Characteristics of glucomannan of Porang Flour (Amorphophallus oncophyllus) with Various Chemical Extraction Methods Tety Desrita Handayani; Agustina Agustina; Eni Harmayani; Yudi Pranoto
Jurnal Sains dan Teknologi Pangan Vol 8, No 3 (2023): Jurnal Sains dan Teknologi Pangan
Publisher : JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN, UNIVERSITAS HALU OLEO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jstp.v8i3.38413

Abstract

Porang plants are widely cultivated in Indonesia as a potential source of glucomannan. Glucomannan is obtained by separating impurity components such as starch, cellulose, protein, fat, and the rest of the flour bag from porang flour. The purpose of this study was to determine the effect of the isolation method on porang flour to produce high purity glucomannan. In this study, the extraction of glucomannan was carried out by a modified simple centrifugation method with the addition of aluminum sulfate (EAS), sodium metabisulfite (ENM), both (ENMAS), and no treatment (EK). All of the glucomannan obtained was then analyzed for composition, color, transparency, degree of acetylation and viscosity. The characteristics of porang glucomannan were then compared with konjac glucomannan (PKG). The results showed that ENMAS showed the highest value with a purity value of 93.71%, WHC 55.06 g water/g glucomannan, whiteness degree 79.16, and gel viscosity 73000 cps.
Lemea, The Rejang Tribe'S Traditional Food Made From Fermented Bamboo Shoots (Review) Rozi Satria Utama; Prima Yaumil Fajri; Agustina Agustina; Jerry Antonio
AGRITEPA: Jurnal Ilmu dan Teknologi Pertanian Vol 10 No 1 (2023)
Publisher : UNIVED Press, Dehasen University Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37676/agritepa.v10i1.3836

Abstract

Lemea is a traditional food made from fermented chopped bamboo shoots and fish. It is a traditional food of the Rejang tribe in Bengkulu, Sumatera. Lemea is not eaten raw due to its strong flavor and aroma, but rather cooked with simple spices and served with fish or shrimp. It is commonly cooked in a spicy sambal lemea and served as a dish with rice. This review aims to spread information about lemea and its various studies. Several researchers have altered the lemea production process to improve product quality, such as blanching raw materials, fish raw materials, and fermentation containers. The fermentation of lemea is spontaneous fermentation. Lactobacillus plantarum C410L1 and Lactobacillus rossiae LS6 have been identified as lactic acid bacteria from lemea. These bacterial isolates have potential as probiotics because of their good resistance to pH, temperature, and salt concentration.
KARAKTERISTIK MINUMAN KAWA DAUN KHAS MINANGKABAU SEBAGAI MINUMAN SINBIOTIK MELALUI PENAMBAHAN JUS BENGKUANG DAN Bifidobacterium bifidum Rendi Kurnia Illahi; Agustina; Shafira Saumi Afendo; Muhammad Nabil; Yulia Maharan
Jurnal Sains dan Teknologi Pangan Vol. 9 No. 4 (2024): Jurnal Sains dan Teknologi Pangan
Publisher : Jurusan Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63071/eyj3v543

Abstract

Penambahan jus bengkuang dan bifidobacaterium bifidum belum memiliki kombinasi yang pas sehingga diperlukan pengujian mengenai karakteristik kimia, mikrobiologim, dan organoleptik minuman sinbiotik. Pengujian dilakukan dengan menggunakan RAL dimana terdapat 6 perlakuan yaitu F1 = penambahan pati bengkuang 1%; F2 = penambahan pati bengkuang 2,5%; F3 = penambahan pati bengkuang 5%; F4 = penambahan pati bengkuang 1% dan air gula 20%; F5 =  penambahan pati bengkuang n 2,5% dan air gula 20%; F6 = penambahan pati bengkuang 5% dan air gula 20%. Penelitian  ini dilakukan pada agustus sampai dengan september 2023. Dimana hasil yang dapatkan. formulasi terbaik dari minuman  sinbiotik kawa daun yaitu pada perlakuan F5 yaitu dengan penambahan pati bengkuang sebanyak 2,5%. perlakuan terbaik  bersarkan uji hedonik dan tpc yaitu F5 sedangkan untuk berdasarkan uji proksimat kadar air tertinggi terdapat ada perlakuakn f1, kadar abu tertinggi yaitu f2, kadar karbihidrat tertinggi diperoleh pada perlakuan f6, kadar lemak tertinggi f2, untuk kadar protein tidak terdapat perbedaan signifikan terhadap kadar protein  yang didapatkan. Perlakuan pemberian jus  bengkuang dan bifidobacterium bifidum memberi pengaruh terhadap karteristik kimia, mikrobiologi, dan hedonik produk.  
OPTIMASI PROSES PEMBUATAN MINUMAN KOMBUCHA BERBASIS PRODUK KHAS MINANGKABAU DAUN AKA (Cyclea barbata Miers) Shafira Saumi Afendo; Agustina; Diah Saputri; Haliyah Sani
Jurnal Sains dan Teknologi Pangan Vol. 9 No. 4 (2024): Jurnal Sains dan Teknologi Pangan
Publisher : Jurusan Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63071/kwdbrw23

Abstract

 Optimasi pembuatan minuman kombucha dari daun aka (Cyclea barbata miers) belum menemukan kombinasi yang tepat, sehingga perlu dilakukan pengujian lebih lanjut terkait karakteristik minuman tersebut. Pengujian melibatkan aspek kimia, mikrobiologi, dan organoleptik. Metode faktorial RAL digunakan dengan dua faktor utama: penggunaan daun teh sebagai kontrol (A1) dan penggunaan daun aka (A2), serta lama fermentasi selama 4 hari (L1), 8 hari (L2), dan 12 hari (L3). Penelitian dilaksanakan dari Agustus hingga September 2023. Hasil penelitian menunjukkan bahwa formulasi terbaik untuk minuman kombucha adalah dengan menggunakan daun aka (A2) dan fermentasi selama 8 hari (L2). Hasil uji total fenol berkisar antara 0,0857 hingga 0,3882 /ml GAE. Perlakuan terbaik untuk total plate count (TPC) adalah pada perlakuan A1L3. Secara keseluruhan, lama fermentasi memberikan pengaruh signifikan terhadap karakteristik kimia, mikrobiologi, dan sensoris produk kombucha dari daun aka. Dengan demikian, hasil ini memberikan kontribusi penting bagi pengembangan minuman fungsional berbahan dasar daun aka yang lebih baik dan lebih sehat bagi konsumen
PENGARUH PENGGUNAAN BERBAGAI SUMBER STARTER DALAM PEMBUATAN SOYGURT DARI KEDELAI UNGGULAN SUMATERA BARAT Yanda Bhinnelka; Agustina; Yoshika Maharani Putri Bintani; Sahrani Siregar; Rahmah Putri Ayu; Sintya Kartikasari
Jurnal Sains dan Teknologi Pangan Vol. 9 No. 4 (2024): Jurnal Sains dan Teknologi Pangan
Publisher : Jurusan Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63071/4d5bck77

Abstract

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh berbagai jenis starter pada soyghurt sebagai pangan fungsional serta untuk mengetahui karakteristik kimia, mikrobiologi, dan organoleptik soyghurt dari berbagai jenis starter tersebut. Proses pembuatan soyghurt terbagi menjadi dua tahap utama: pembuatan susu kedelai dan pembuatan soyghurt. Tahap pertama, susu kedelai dibuat dengan menyortir dan mencuci kedelai. Kemudian, kedelai direndam dalam air (1:3) selama 12 jam, kemudian ditiriskan. Setelah itu, kedelai direndam lagi dalam air selama 30 menit dan dibilas dengan air mengalir. Kemudian, kulit ari dipisahkan dari kedelai. Kedelai kemudian diblender dengan air panas (85°C) selama 10 menit, lalu disaring dengan kain blacu. Sari kedelai kemudian dicampur dengan gula pasir dan bubuk susu skim. Susu kedelai dipanaskan hingga 80°C, lalu didinginkan hingga suhu 42°C. Tahap kedua, soyghurt dibuat dengan cara menambahkan bakteri starter ke dalam 100-200 ml susu kedelai, lalu menginkubasi campuran tersebut dalam inkubator sederhana selama 18 jam pada suhu 35-37°C. Terakhir, soyghurt didinginkan dalam kulkas pada suhu 4°C untuk menghentikan proses fermentasi. Penggunaan berbagai jenis starter tidak memberikan perbedaan yang signifikan pada soyghurt sebagai pangan fungsional. Namun, penggunaan berbagai jenis starter (dadih, biokul, CMR) memberikan pengaruh terhadap karakteristik kimia, mikrobiologi, dan organoleptik, meskipun tidak berbeda signifikan dalam kualitas soyghurt yang dihasilkan
PENGARUH LAMA FERMENTASI TERHADAP PROFIL SENSORI, pH, DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN KOMBUCHA TEH DAUN KELOR (Moringa oleifera) Reny Guspratiwi; Agustina; Tiyas Tono Taufiq; Demas Bayu Handika
Jurnal Sains dan Teknologi Pangan Vol. 10 No. 2 (2025): Jurnal Sains dan Teknologi Pangan
Publisher : Jurusan Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63071/vy9t6074

Abstract

Kelor (Moringa oleifera) merupakan tanaman herbal yang kaya akan nutrisi dan antioksidan serta memiliki berbagai manfaat kesehatan, termasuk sifat antiinflamasi, antimikroba, dan antikanker. Kombucha, sebagai minuman fermentasi yang kaya akan asam organik, vitamin, dan antioksidan, dapat meningkatkan nilai gizi kelor melalui proses bioteknologi fermentasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan produk kombucha berbasis kelor dengan variasi jenis daun dan lama fermentasi untuk meningkatkan kandungan antioksidan dan penerimaan organoleptik. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) faktorial dengan faktor jenis daun (teh hijau, kelor segar, kelor kering, dan kelor celup) serta lama fermentasi (5, 6, dan 7 hari). Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin lama fermentasi, pH kombucha menurun akibat peningkatan produksi asam organik. Akan tetapi hasil organoleptik menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang tidak nyata pada semua parameter organoleptik.