Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

UPAYA MENANAMKAN DAMAI SEJAHTERA KERAJAAN ALLAH BAGI WARGA BINAAN LAPAS KEROBOKAN BALI Han, Chandra; Priyatna, Novel; Tarigan, Musa S.; Suparman, Suparman
Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR) Vol 7 (2024): PKMCSR2024: Kolaborasi Hexahelix dalam Optimalisasi Potensi Pariwisata di Indonesia: A
Publisher : Asosiasi Sinergi Pengabdi dan Pemberdaya Indonesia (ASPPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37695/pkmcsr.v7i0.2313

Abstract

Lapas merupakan tempat dimana sesorang akan menjadi hukuman atas kejahatan yang telah dilakukannya (Potabuga, 2012). Melalui lapas, orang akan menjadi sadar dan tidak untuk melakukan kejahatan yang sampai bersangkutan dengan hukum negara. Akibat banyaknya kejahatan yang terjadi, sehingga lapas Kerobokan Bali menampung warga binaan sampai melebihi jumlah yang seharusnya, berdasarkan data yang diperoleh per tahun 2023 jumlah keseluruhan mencapai 400 warga binaan, akibat hal tersebut banyak warga binaan yang tidak menemukan damai sejahtera. Salah satu solusinya adalah menanamkan hakikat anugerah dan nilai Kerajaan Allah kepada warga binaan dapat bertumbuh dalam karakter yang mencerminkan warga kerajaan Allah. Yesus dalam Matius 13:24-30 memberikan perumpamaan tentang ilalang di antara gandum yang membiarkan mereka tumbuh hingga masa tuaian baru dipisahkan (Suheru, 2022). Warga binaan perlu dibina agar hidupnya tidak dipengaruhi lingkungan yang buruk. Metode pelaksanaan melalui 3 tahapan: persiapan melalui wawancana, survei, dan FGD; pelaksanan dilakukan sebanyak 4 kali dimana 3 kali secara daring dan 1 kali secara luring ke lokasi mitra; pelaksanaan PkM ini merupakan kerjasama UPH dengan BPM (Blessing Prison Ministry) yang juga didukung oleh dana CSR. Hasil dari PkM adalah tumbuhnya kesadaran iman warga binaan sehingga setelah keluar dari lapas dapat menjadi pribadi yang lebih baik.
EVALUASI PROGRAM PRAKTIKUM PENEMPATAN KLINIS DALAM PENGEMBANGAN KOMPETENSI PEDAGOGIK CALON GURU PAUD PADA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS XYZ: EVALUATION OF CLINICAL PLACEMENT PRACTICUM PROGRAM IN DEVELOPING PEDAGOGICAL COMPETENCE OF CANDIDATE OF EARLY CHILDHOOD TEACHERS IN FACULTY OF EDUCATION UNIVERSITY XYZ Sitompul, Estahayati; Priyatna, Novel
Scholaria: Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Vol 15 No 2 (2025)
Publisher : Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Kristen Satya Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24246/j.js.2025.v15.i2.p148-160

Abstract

Pedagogical competence is one of the important competencies for teachers. XYZ University is one of the LPTK to ensure prospective teachers achieving pedagogical competence by organizing the Clinical Placement Practicum program. This research is an evaluation study using the Context Input Process Product (CIPP) model. Data collection was through interviews, questionnaires, and document studies. The data validity was through the process of source triangulation. Data analysis used the stages of data reduction, presentation, and conclusion drawing. The evaluation results: a) Context, it appears that the program's objectives align with the achievement of the faculty’s graduate profile, particularly in the aspect of competence, specifically in pedagogical competence; b) Input, the resources used have not fully supported the effectiveness of the PPK program implementation to support the pedagogical competence of students; c) Process, the DPL and Mentor Teachers have made efforts with various mentoring actions. However, the guidance provided needs to be further improved; d) Product, students are able to provide emotional support, listening and interacting skills, ability to group early childhood children according to developmental aspects, and consistently applying rules and procedures. However, students need to improve the ability to plan appropriate methods and teaching aids, provide scaffolding, reinforce the child's potential, maintain a reflective and evaluative attitude personally, and use appropriate methods and teaching aids.
The Importance of a Principal’s Shepherd Leadership in Transforming Teachers' Understanding of the Christian Worldview Yoel, Jekoniah; Priyatna, Novel
Diligentia: Journal of Theology and Christian Education Vol. 7 No. 2 (2025): May
Publisher : Universitas Pelita Harapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19166/dil.v7i2.9523

Abstract

Shepherd leadership is often understood as a form of leadership that takes place within the Church. However, it can also be effectively implemented in other settings, such as schools. In fact, schools may be one of the most ideal environments for shepherd leadership, as they require significant daily interaction among principals, teachers, and students. Shepherd leadership is especially important in schools because a principal cannot achieve the ultimate goals of education alone. It is therefore critical to have teachers who share the school's vision and mission. The purpose of this study is to explore in greater depth how shepherd leadership can transform teachers' understanding of a Christian worldview in their teaching, and how this transformation relates to discipleship in Christ. This research collects data to reveal how shepherd leadership is implemented in the school, how teachers respond to the principal’s leadership, and how their worldviews are transformed as a result.
Tantangan Pendidikan Kristen Dalam Membantu Para Remaja Kristen Menghadapi Krisis Identitas Di Era Digital Koehuan, Neri Astriana; Priyatna, Novel
Jurnal Silih Asah Vol. 1 No. 2 (2024): Agustus : Jurnal Silih Asah
Publisher : LPPM - STT Kadesi Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54765/silihasah.v1i2.59

Abstract

Era digital membawa perubahan signifikan dalam kehidupan remaja, termasuk bagaimana mereka memahami identitas diri. Pendidikan Kristen memiliki peran penting dalam membimbing dan mendampingi remaja untuk memahami identitas mereka berdasarkan nilai-nilai Kristen di tengah tantangan dan pengaruh kuat media sosial. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tantangan pendidikan Kristen dalam membantu para remaja Kristen menghadapi krisis identitas diri di era digital, dengan studi kasus di salah satu SMP Kristen di Gading Serpong. Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian kualitatif menggunakan pendekatan studi kasus tunggal. Subjek penelitian ini ditentukan dengan menggunakan metode purposive sampling. Data yang dibutuhkan dikumpulkan melalui proses wawancara, kuesioner dan studi dokumentasi. Keabsahan data dilakukan dengan proses trangulasi sumber. Analisis data dilakukan dengan tahapan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya dampak krisis identitas diri yang dialami remaja, meliputi dampak pada kerpercayaan diri, kehidupan sosial dan prestasi akademik remaja. Jalinan kerjasama yang terikat secara disiplin dan konsisten dari pihak keluarga dan sekolah dapat membantu siswa menghadapi krisis identitas di era digital.
Kesetiaan dalam Pernikahan sebagai Karakteristik Seorang Pemimpin Kristen [Fidelity in Marriage as a Characteristic of a Christian Leader] Priyatna, Novel
Diligentia: Journal of Theology and Christian Education Vol. 4 No. 3 (2022): September
Publisher : Universitas Pelita Harapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19166/dil.v4i3.6382

Abstract

Being the husband of a wife is one of the requirements set by Paul for an church overseer. However, there are various interpretations of Paul's words written in 1 Timothy 3:2a. The purpose of this article is to dig deeper into what Paul meant when he set out this requirement and how it relates to Christian leadership. For Paul, a Christian leader must be someone who has good credibility, namely as a husband who is faithful to his wife in a monogamous marriage. This is a manifestation of his faithfulness to God Himself. By having this qualification, a Christian leader can be a good example to his congregation.BAHASA INDONESIA ABSTRACT: Suami dari satu isteri merupakan salah satu persyaratan yang ditetapkan oleh Paulus bagi seorang penilik jemaat. Namun demikian, terdapat berbagai macam interpretasi atas perkataan Paulus yang tertulis didalam 1 Timotius 3:2a. Tujuan artikel ini adalah untuk menggali lebih dalam apa yang Paulus maksudkan ketika ia menetapkan persyaratan tersebut dan bagaimana relevansinya terhadap kepemimpinan Kristen. Bagi Paulus, seorang pemimpin Kristen haruslah seseorang yang memiliki kredibilitas yang baik, yaitu sebagai suami yang setia kepada istrinya dalam pernikahan monogami. Hal ini sebagai perwujudan dari kesetiaannya kepada Allah sendiri. Dengan memiliki kualifikasi tersebut, seorang pemimpin Kristen dapat menjadi teladan yang baik bagi jemaatnya.