Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

IMPLEMENTASI TAHAP CONTROLLING PROYEK DALAM MANAJEMEN KONSTRUKSI PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA MAN 1 KOTA GORONTALO Rahmawaty A Saputri; Mohamad Yusuf Tuloli; Arfan Utiarahman
Jurnal Penelitian Jalan dan Jembatan Vol 2, No 1 (2022): Jurnal Penelitian Jalan dan Jembatan
Publisher : Unit Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (UP2M) Politeknik Seruyan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59900/ptrkjj.v2i1.50

Abstract

konstruksi adalah manajemen konstruksi. Dalam kegiatan manajemen proyek tahap controlling wajib diterapkan pada agar tidak terjadi keterlambatan terhadap waktu pelaksanaan proyek berdasarkan perencanaan. Namun, realisasi di lapangan pada pembangunan Gedung Asrama MAN 1 Kota Gorontalo mengalami keterlambatan progress pelaksanaan pekerjaan. Untuk itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis implementasi tahap controlling proyek dan faktor yang memicu keterlambatan dalam pembangunan Gedung Asrama MAN 1 Kota Gorontalo. Penelitian ini menggunakan teknik analisis data berdasarkan identifikasi keterlambatan, obervasi, wawancara, dan angket untuk menilai respon keterlambatan melalui analisis rangking untuk penarikan kesimpulan.2Berdasarkan hasil penelitian ini Implementasi tahap controlling proyek dalam manajemen konstruksi pembangunan Gedung Asrama MAN 1 Kota Gorontalo terdiri dari persiapan, perencanaan, pelelangan dan pelaksanaan dengan output pelaksanaan berbentuk laporan harian, mingguan, bulanan dan laporan akhir proyek. Pada implementasi tahap controlling ini mengalami beberapa faktor-faktor yang menyebabkan keterlambatan progress pekerjaan. Faktor yang pemicu keterlambatan pembangunan Gedung Asrama MAN 1 Kota Gorontalo terdiri dari keterlambatan force majeur sebesar 19%, keterlambatan material dan peralatan sebesar 19%, keterlambatan tenaga kerja sebesar 12%, keterlambatan kontruksi sebesar 25%, keterlambatan manajemen sebesar 13 % dan keterlambatan pelaksanaan sebesar 12%. Berdasarkan berbagai faktor yang menyebabkan keterlambatan progress pekerjaan pembangunan Gedung Asrama MAN 1 Kota Gorontalo, keterlembatan kontruksi merupakan faktor paling dominan dengan representase tertinggi.
PENERAPAN EARNED VALUE PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA TERPADU MTs. NEGERI 2 KABUPATEN GORONTALO Siti Masrurah Luthfiyah; Arfan Utiarahman; Mohamad Yusuf Tuloli
Jurnal Penelitian Jalan dan Jembatan Vol 2, No 2 (2022): Jurnal Penelitian Jalan dan Jembatan
Publisher : Unit Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (UP2M) Politeknik Seruyan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59900/ptrkjj.v2i2.84

Abstract

Earned Value Management adalah sebuah metode yang digunakan untuk mengetahui kemajuan suatu proyek lebih cepat atau lebih lambat dari jadwal yang sudah ditentukan. Tujuan diadakannya pengendalian proyek yaitu untuk membuat perkiraan atau proyeksi keadaan masa depan proyek sehingga dapat mengambil tindakan yang diperlukan pada waktu yang tepat. Metode yang digunakan untuk mencapai tujuan pengendalian proyek yaitu metode kuantatif dengan menggunakan program Microsoft Project sebagai acuan varian waktu kurva S. Berdasarkan konsep Earned Value penilaian proyek dijelaskan dalam beberapa istilah dan persamaan, yaitu analisa varian dan analisa indeks performasi. Analisa varian terdiri dari nilai Schedule Variance (SV) dan nilai Cost Variance (CV), analisa indeks performasi terdiri dari nilai Cost Performance Index (CPI) dan Schedule Performance Index (SPI). Berdasarkan hasil analisis metode yang dilakukan pada proyek pembangunan gedung asrama MTs. Negeri 2 Kabupaten Gorontalo dalam kurun waktu 150 hari dengan nilai kontrak sebesar Rp.2.398.000.000 diambil minggu ke-10 sampai minggu ke-16 dalam bentuk kumulatif didapat nilai BCWS sebesar Rp.1.458.158.929, BCWP sebesar Rp.1.279.931.129, ACWP sebesar Rp.1.274.250.446, SV sebesar -Rp.178.227.800 yang menandakanbahwa proyek mengalami keterlambatan, CV sebesar Rp.5.680.683.00, yang berarti bahwa proyek kelebihan anggaran, pada minggu ke-16 nilai SPI sebesar 0,88 dan CPI sebesar 1,00 yang berarti kinerja pekerjaan kurang baik.
PENERAPAN METODE LINE OF BALANCE PADA PROYEK KONSTRUKSI REPETITIF (STUDI KASUS : PERUMAHAN GRIYA TUNAS MANDIRI) Sri Mutianingsi Kalia; Arfan Utiarahman; Mohamad Yusuf Tuloli
Jurnal Penelitian Jalan dan Jembatan Vol 2, No 2 (2022): Jurnal Penelitian Jalan dan Jembatan
Publisher : Unit Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (UP2M) Politeknik Seruyan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59900/ptrkjj.v2i2.85

Abstract

Sri Mutianingsi Kalia, 2022. Penerapan Metode Line Of Balance Pada Proyek Konstruksi Repetitif (Studi Kasus : Perumahan Griya Tunas Mandiri). Program Studi S1 Teknik Sipil, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I, Arfan Utiarahman, S.T, M.T. dan Pembimbing II, Dr. Mohamad Yusuf Tuloli, S.T, M.T. Dalam proyek pembangunan, tahapan perencanaan dan penjadwalan adalah tahap yang paling menentukan berhasil atau tidaknya suatu proyek. Karena metode penjadwalan proyek direncanakan agar pelaksanaan proyek berjalan efektif dan efisien. Dalam pelaksanaan proyek, seringkali terjadi kurang termanfaatkannya waktu pengerjaan proyek dengan efektif dikarenakan metode yang digunakan kurang cocok untuk jenis proyek itu sendiri. Metode penjadwalan yang direncanakan dengan sesuai pada jenis proyeknya, sangat berpengaruh besar pada efektivitas pemanfaatan waktu dan pembangunan proyek itu sendiri. Dalam proyek pembangunan perumahan, biasanya menggunakan jenis atau tipe bangunan yang sama. Hal inilah yang mendasari penggunaan metode LOB (Line of Balance) untuk melakukan penjadwalan ulang.Berdasarkan hasil analisis dan perhitungan yang telah dilakukan, maka didapat waktu yang diperlukan untuk melaksanakan proyek pembangunan perumahan griya tunas mandiri sebanyak 70 unit yaitu selama 132 hari. Sedangakan pada jadwal existing rencana proyek diperlukan waktu selama 300 hari untuk menyelesaikan 70 unit perumahan. Dengan melihat perbadingan efektivitas waktu tersebut yang durasinya berselisih 168 hari, maka jadwal rencana menggunakan metode Line of Balance lebih efektif dalam pengerjaan proyek Pembangunan Perumahan Griya Tunas Mandiri.
ANALISIS PENERAPAN MANAJEMEN WAKTU DAN BIAYA (STUDI KASUS REKONSTRUKSI JALAN RUAS KOTA GORONTALO-BILUHU BARAT) Pratiwi Tuty Alawiyah Karim; Arfan Utiarahman; Mohamad Yusuf Tuloli
Jurnal Penelitian Jalan dan Jembatan Vol 2, No 2 (2022): Jurnal Penelitian Jalan dan Jembatan
Publisher : Unit Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (UP2M) Politeknik Seruyan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59900/ptrkjj.v2i2.83

Abstract

Proses perencanaan hingga pengendalian proyek selama pekerjaan konstruksi merupakan kegiatan penting dari suatu proyek. Mencapai tujuan dari sebuah proyek diperlukan manajemen waktu yang mengusahakan peningkatan efisiensi dan efektivitas pengelolaan proyek agar mencapai hasil yang maksimal. Metode PDM atau Precedence Diagram Method digunakan untuk mengatur waktu penyelesaian proyek, percepatan durasi dilakukan pada pekerjaan yang berada di lintasan kritis. Berdasarkan hasil penelitian waktu yang diperlukan oleh perusahaan dalam menyelesaikan proyek rekonstruksi jalan ruas Kota Gorontalo-Biluhu Barat sebesar 266 hari, setelah penambahan 1 jam kerja lembur didapaktan durasi crashing 247 hari dengan efisiensi waktu selama 19 hari atau 7,14%, untuk penambahan 2 jam kerja lembur didapatkan durasi crashing 231 hari dengan efisiensi waktu 35 hari atau 13,16% dan penambahan 3 jam kerja lembur didapatkan durasi crashing 220 hari dengan efisiensi waktu 17,29% atau 46 hari. Total biaya yang telah dikeluarkan oleh perusahaan sebesar Rp19.523.800.939,96, sedangkan dari hasil penelitian menggunakan network planning menggunakan metode PDM dengan percepatan waktu penambahan lembur 1 jam didapatkan total biaya sebesar Rp19.465.074.450 dengan efisiensi biaya 0,3%, untuk penambahan lembur 2 jam didapatkan total biaya sebesar Rp19.416.953.893 efisiensi biaya sebesar 0,55% dan penambahan lembur 3 jam didapatkan total biaya sebesar Rp19.393.902.515 efisiensi waktu sebesar 0,67%.