Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search
Journal : AutoMech : Jurnal Teknik Mesin

ANALISIS KUAT TARIK DAN STRUKTUR MIKROSKOPIS BAHAN KOMPOSIT EXPOXY, SERAT BATANG PISANG, DAN PARTIKEL BAN Cahyono, Agung Dwi; Arifin, Rizal; Putra, Wawan Trisnadi; Sudarno, Sudarno; Winardi, Yoyok
AutoMech : Jurnal Teknik Mesin Vol 3, No 01 (2023): Mei
Publisher : Universitas Muhammadiyah Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24269/jtm.v3i01.7131

Abstract

Banyaknya limbah ban yang menimbulkan berbagai permasalahan di lingkungan dimana jika ban tersebut dibakar akan menyebabkan pencemaran lingkungan, namun jika ban tersebut dibiarkan begitu saja, juga akan sangat lama dalam penguraiannya di alam. Oleh karena itu, limbah ban bisa di jadikan bahan komposit. Untuk meningkatkan kekuatan bahan komposit, dapat digunakan serat alam, salah satunya serat batang pisang. Metode penelitian ini di gunakan tiga bahan yaitu serat batang pisang, karet ban dan epoxy dalam pembuatan komposit. Dengan presentase serat batang pisang sebanyak 10%, partikel ban 0% dan epoxy 90% didapatkan nilai hasil uji tarik tertinggi sebesar 686 N dan 11,43 N/mm2 masing-masing untuk beban tarik dan tegangan tarik maksimum. Sedangkan hasil uji tarik terendah dengan nilai sebesar 287,3 N dan 4,78 N/mm2 di peroleh pada kompoisis partikel ban 10%, serat batang pisang 0% dan epoxy 90%. Dari hasil uji tarik dan tegangan tarik penambahan serat batang pisang mempengaruhi kuat tarik komposit. Lalu hasil pengamatan struktur makro dan mikro menunjukan bahwa kurangnya penekanan dalam proses pembuatan spesimen memunculkan rongga pada spesimen.
PENGARUH KOMPOSIT SANDWICH DENGAN PENGUAT SKIN CARBON CORE SERAT ALAM TERHADAP UJI BENDING DAN STRUKTUR MIKRO Wijaya, Risqi Wahyu; Putra, Wawan Trisnadi; Malyadi, Muhammad
AutoMech : Jurnal Teknik Mesin Vol 3, No 01 (2023): Mei
Publisher : Universitas Muhammadiyah Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24269/jtm.v3i01.6790

Abstract

Komposit merupakan suatu material yang terbentuk dari kombinasi antara dua atau lebih material pembentuk yang diproduksi dengan proses pencampuran. Keunggulan dari material komposit ini adalah strength to weight ratio yang tinggi, kekuatan, ketangguhan, dan ketahanan terhadap korosi yang tinggi dibandingkan dengan logam. Pada penelitian ini jenis serat yang digunakan untuk lapisan skin adalah serat carbon fiber, Serat nanas dan serat pisang sebagai core, dan resin epoxy sebagai matriks. Dengan metode yang digunakan pada proses pembuatan spesimen menggunakan Hand Lay Up (HLU) merupakan laminasi secara manual. Dilanjutakn dengan pengujian bending dan struktur mikro. Hasil uji bending memperoleh hasil Komposit sandwich serat carbon dengan core campuran serat nanas dan pisang yang diproses post-curing 900C selama 5 jam mendapatkan hasil rata-rata kekuatan bending tertinggi sebesar 113,67 Mpa dan komposit sandwich serat karbon dengan core serat nanas yang diproses post-curing 800C selama 5 jam mendapatkan hasil rata-rata kekuatan bending terendah sebesar 86,44 Mpa. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwasannya meningkatnya penggunaan temperature pada saat proses post-curing dan bertambahnya perpaduan serat yang digunakan maka akan membuat meningkatkan kekuatan bending komposit. Setelah dilakukannya  pengujian struktur mikro dapat dilihat semakin tinggi perlakuan panas yang dilakukan maka ronga yang ada pada setiap spesimen akan semakin sedikit keterikatan resin terhadap serat semakin baik.
PENGARUH JENIS BUSI TERHADAP EMISI GAS BUANG DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA MOBIL DAIHATSU ZEBRA 1.3 Nurdin, Edi; Putra, Wawan Trisnadi; Winangun, Kuntang
AutoMech : Jurnal Teknik Mesin Vol 1, No 01 (2021): Nopember
Publisher : Universitas Muhammadiyah Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24269/jtm.v1i01.4090

Abstract

Emisi gas buang kendaraan bermotor merupakan penyumbang terbesar terjadinya pencemaran udara.Setiap jenis busi memiliki karakteristik percikan dan warna bunga api yang berbeda, begitu juga dengan nilai Emisi gas buang dan Konsumsi Bahan Bakar. Untuk membuktikannya dilakukan penelitian menggunakan variasi 3 jenis busi, Busi NGK Standar, Busi NGK Platinum, dan Busi NGK Iridium IX dengan bahan bakar premium yang dicampur dengan bioethanol. Kendaraan yang digunakan pada penelitian ini 1 unit Daihatsu zebra dengan kapasitas mesin 1300 cc. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui nilai gas buang dan konsumsi bahan bakar yang dihasilkan, dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimental. Teknik pengambilan data yaitu pada masing –masing busi diuji berdasarkan prosedur antara busi standar, busi platinum, dan busi iridium terhadap emisi gas buang. Putaran mesin yang digunakan 2000 rpm, 3000 rpm dan 4000 rpm selama 1 menit. Penggunaan jenis busi Iridium (BKR6EIX) pada kendaraan mobil Daihatsu Zebra 1.3 menghasilkan emisi gas buang CO, HC, dan Lambda paling rendah jika dibandingkan dengan jenis busi standart dan jenis busi platinum. Untuk emisi CO yang dihasilkan sebesar 0,33 % vol, untuk emisi HC sebesar 187,2 ppm vol, dan untuk emisi lambda sebesar 1,027 % vol. Dari hasil penelitian konsumsi bahan bakar penggunaan jenis busi Iridium (BKR6EIX) pada kendaraan mobil Daihatsu Zebra 1.3 dapat menghemat konsumsi bahan bakar sebesar 1,31% dari jenis busi Standart dan pada penggunaan jenis busi Platinum menghemat konsumsi bahan bakar sebesar 1,2% jika dibandingkan dengan jenis busi Standart. Dari hasil penelitian bisa disimpulkan bahwa pemakaian jenis busi Iridium (BKR6EIX) untuk kendaraan mobil Daihatsu zebra 1.3 lebih ramah lingkungan dan hemat bahan bakar
Pengaruh Variasi Waktu Celup Hot Dip Galvanizing pada Rockbolt (Baja SS540) terhadap Ketebalan Lapisan dan Laju Korosi Sariffudin, Mochammad; Winardi, Yoyok; Winangun, Kuntang; Sudarno, Sudarno; Putra, Wawan Trisnadi
AutoMech : Jurnal Teknik Mesin Vol 3, No 02 (2023): Nopember
Publisher : Universitas Muhammadiyah Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24269/jtm.v3i02.7676

Abstract

ABSTRAKPenggunaan baja di industri pertambangan salah satunya pada rockbolt. Namun sering kali karena pengaruh lingkungan, baja tersebut mengalami penurunan kualitas dan menyebabkan berkurangnya umur pakai dikarenakan terjadi korosi. Salah satu upaya untuk mencegah hal tersebut maka baja perlu dilapisi dengan material lain yang anti korosi. Penelitian ini menyelidiki pengaruh waktu perendaman pada proses hot dip galvanizing terhadap ketebalan lapisan dan laju korosi baja SS540. Proses hot dip galvanizing dilakukan dengan cara mencelupkan spesimen baja SS540 kedalam cairan zinc (Zn) pada temperatur 4500C. Waktu pencelupan divariasikan selama 30 detik, 60 detik dan 90 detik. Setelah proses hot dip galvanizing spesimen baja SS540 diuji ketebalan lapisan dan laju korosi. Ketebalan lapisan memiliki nilai Standart ISO 1461: 2009 yaitu 70 μm. Hasil uji ketebalan menunjukkan bahwa semakin lama waktu perendaman maka ketebalan lapisan pada spesimen semakin meningkat. Hasil pengujian ketebalan pada variasi waktu 30 detik sebesar 79,3 μm, meningkat sebesar 96,0 μm pada 60 detik. Sedangkan pada 90 detik meningkat menjadi 126,9 μm. Tebal tipisnya lapisan zinc pada spesimen uji juga berpengaruh terhadap laju korosi. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa semakin tebal lapisan zinc, laju korosinya semakin rendah. Terbukti pada hasil uji laju korosi nilai terendah didapat ketika ketebalan lapisan senilai 126,9 μm dengan laju korosi 0,4924 mm/y. Sehingga lama waktu perendaman hot dip galvanizing berpengaruh terhadap ketebalan dan laju korosi. Semakin lama waktu perendaman maka semakin rendah nilai laju korosi.Kata kunci : Hot dip galvanizing, ketebalan, laju korosi ABSTRACTThe use of steel in the mining industry is one of them in rockbolt. But often due to environmental influences, the steel has decreased quality and causes reduced service life due to corrosion. One effort to prevent this is that steel needs to be coated with other materials that are anti-corrosion. This study investigated the effect of soaking time in the hot dip galvanizing process on the coating thickness and corrosion rate of SS540 steel. The hot dip galvanizing process is carried out by dipping SS540 steel specimens into zinc (Zn) liquid at a temperature of 4500C. The immersion time is varied for 30 seconds, 60 seconds and 90 seconds. After hot dip galvanizing process, SS540 steel specimens are tested for layer thickness and corrosion rate. The layer thickness has a Standard ISO 1461: 2009 value of 70 μm. The thickness test results show that the longer the soaking time, the layer thickness on the specimen increases. The thickness test results at a 30-second time variation of 79.3 μm, increasing by 96.0 μm at 60 seconds. While at 90 seconds it increases to 126.9 μm. The thickness of the zinc layer on the test specimen also affects the corrosion rate. The results showed that the thicker the zinc layer, the lower the corrosion rate. It is proven in the corrosion rate test results that the lowest value is obtained when the layer thickness is 126.9 μm with a corrosion rate of 0.4924 mm / y. So that the length of soaking time of hot dip galvanizing affects the thickness and corrosion rate. The longer the soaking time, the lower the corrosion rate value. Keywords : Hot dip galvanizing, thickness, corrosion rate
PENGARUH WAKTU PENGINJEKSIAN TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR DIESEL 1 SILINDER DENGAN BAHAN BAKAR CAMPURAN BIODIESEL DAN ETANOL Winangun, Kuntang; Al Hakim, Faris Helmi; Arifin, Rizal; Putra, Wawan Trisnadi; Sudarno, Sudarno
AutoMech : Jurnal Teknik Mesin Vol 5, No 01 (2025): Mei
Publisher : Universitas Muhammadiyah Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24269/jtm.v5i01.10028

Abstract

Motor diesel merupakan mesin pembakaran dalam dimana proses pembakaran bahan bakar dilakukan dengan memanfaatkan temperatur tinggi hasil udara yang dikompresi didalam ruang silinder. Untuk mendapatkan unjuk kerja motor yang optimal, motor diesel dipengaruhi beberapa aspek operasional. Diantaranya : Perbandingan campuran udara dengan bahan bakar (Air Fuel Ratio), waktu penginjeksian bahan bakar (Timing Injevtion) dan jumlah oksigen yang terkandung dalam udara kering disekitar (Ambien). Tujuan dari penelitian ini untuk mempelajari karakteristik unjuk kerja pada motor diesel yaitu : Daya, Torsi, Efesiensi Termal, Pengggunaan Bahan Bakar Spesifik dan Emisi Gas Buang yang dihasilkan pada variasi waktu penginjeksian 15°BDC, 25°BDC, 30°BDC dan 35°BDC dengan waktu penginjeksian standar mesin diesel 20°BDC. Penelitian dilakukan dengan uji eksperimental pada sebuah mesin diesel 1 silinder dengan pembebanan elektrik (lampu pijar) dari 500 Watt sampai 3000 Watt dengan interval 500 Watt pada putaran mesin stasioner (1500 rpm) menggunakan bahan bakar campuran biodiesel 80 % dan etanol 20 %. Hasil dari pengujian kinerja mesin menunjukkan adanya kenaikan daya dan torsi mesin pada waktu penginjeksian 30°BDC, daya sebesar 2,52 kW atau 2520 Watt dan torsi sebesar 16,07 Nm. Efisiensi termal menunjukkan hasil paling tinggi pada waktu penginjeksian 30°BDC sebesar 23,19 %. Kemudian hasil dari konsumsi bahan bakar mendapat nilai terendah pada waktu penginjeksian 30°BDC yaitu sebesar 367,19 gr/kWh. Sedangkan hasil pengujian emisi gas buang menghasilkan nilai paling rendah pada waktu penginjeksian 30°BDC sebesar 34,2%. Variasi waktu penginjeksian 30°BDC adalah variasi waktu penginjeksian terbaik untuk mesin diesel dongfeng R185 dengan bahan bakar campuran B80 dan E20.
PENGARUH JENIS BUSI TERHADAP EMISI GAS BUANG DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA MOBIL DAIHATSU ZEBRA 1.3 Nurdin, Edi; Putra, Wawan Trisnadi; Winangun, Kuntang
AutoMech : Jurnal Teknik Mesin Vol. 1 No. 01 (2021): Nopember
Publisher : Universitas Muhammadiyah Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24269/jtm.v1i01.4090

Abstract

Emisi gas buang kendaraan bermotor merupakan penyumbang terbesar terjadinya pencemaran udara.Setiap jenis busi memiliki karakteristik percikan dan warna bunga api yang berbeda, begitu juga dengan nilai Emisi gas buang dan Konsumsi Bahan Bakar. Untuk membuktikannya dilakukan penelitian menggunakan variasi 3 jenis busi, Busi NGK Standar, Busi NGK Platinum, dan Busi NGK Iridium IX dengan bahan bakar premium yang dicampur dengan bioethanol. Kendaraan yang digunakan pada penelitian ini 1 unit Daihatsu zebra dengan kapasitas mesin 1300 cc. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui nilai gas buang dan konsumsi bahan bakar yang dihasilkan, dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimental. Teknik pengambilan data yaitu pada masing –masing busi diuji berdasarkan prosedur antara busi standar, busi platinum, dan busi iridium terhadap emisi gas buang. Putaran mesin yang digunakan 2000 rpm, 3000 rpm dan 4000 rpm selama 1 menit. Penggunaan jenis busi Iridium (BKR6EIX) pada kendaraan mobil Daihatsu Zebra 1.3 menghasilkan emisi gas buang CO, HC, dan Lambda paling rendah jika dibandingkan dengan jenis busi standart dan jenis busi platinum. Untuk emisi CO yang dihasilkan sebesar 0,33 % vol, untuk emisi HC sebesar 187,2 ppm vol, dan untuk emisi lambda sebesar 1,027 % vol. Dari hasil penelitian konsumsi bahan bakar penggunaan jenis busi Iridium (BKR6EIX) pada kendaraan mobil Daihatsu Zebra 1.3 dapat menghemat konsumsi bahan bakar sebesar 1,31% dari jenis busi Standart dan pada penggunaan jenis busi Platinum menghemat konsumsi bahan bakar sebesar 1,2% jika dibandingkan dengan jenis busi Standart. Dari hasil penelitian bisa disimpulkan bahwa pemakaian jenis busi Iridium (BKR6EIX) untuk kendaraan mobil Daihatsu zebra 1.3 lebih ramah lingkungan dan hemat bahan bakar
PENGARUH KOMPOSIT SANDWICH DENGAN PENGUAT SKIN CARBON CORE SERAT ALAM TERHADAP UJI BENDING DAN STRUKTUR MIKRO Wijaya, Risqi Wahyu; Putra, Wawan Trisnadi; Malyadi, Muhammad
AutoMech : Jurnal Teknik Mesin Vol. 3 No. 01 (2023): Mei
Publisher : Universitas Muhammadiyah Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24269/jtm.v3i01.6790

Abstract

Komposit merupakan suatu material yang terbentuk dari kombinasi antara dua atau lebih material pembentuk yang diproduksi dengan proses pencampuran. Keunggulan dari material komposit ini adalah strength to weight ratio yang tinggi, kekuatan, ketangguhan, dan ketahanan terhadap korosi yang tinggi dibandingkan dengan logam. Pada penelitian ini jenis serat yang digunakan untuk lapisan skin adalah serat carbon fiber, Serat nanas dan serat pisang sebagai core, dan resin epoxy sebagai matriks. Dengan metode yang digunakan pada proses pembuatan spesimen menggunakan Hand Lay Up (HLU) merupakan laminasi secara manual. Dilanjutakn dengan pengujian bending dan struktur mikro. Hasil uji bending memperoleh hasil Komposit sandwich serat carbon dengan core campuran serat nanas dan pisang yang diproses post-curing 900C selama 5 jam mendapatkan hasil rata-rata kekuatan bending tertinggi sebesar 113,67 Mpa dan komposit sandwich serat karbon dengan core serat nanas yang diproses post-curing 800C selama 5 jam mendapatkan hasil rata-rata kekuatan bending terendah sebesar 86,44 Mpa. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwasannya meningkatnya penggunaan temperature pada saat proses post-curing dan bertambahnya perpaduan serat yang digunakan maka akan membuat meningkatkan kekuatan bending komposit. Setelah dilakukannya  pengujian struktur mikro dapat dilihat semakin tinggi perlakuan panas yang dilakukan maka ronga yang ada pada setiap spesimen akan semakin sedikit keterikatan resin terhadap serat semakin baik.
ANALISIS KUAT TARIK DAN STRUKTUR MIKROSKOPIS BAHAN KOMPOSIT EXPOXY, SERAT BATANG PISANG, DAN PARTIKEL BAN Cahyono, Agung Dwi; Arifin, Rizal; Putra, Wawan Trisnadi; Sudarno, Sudarno; Winardi, Yoyok
AutoMech : Jurnal Teknik Mesin Vol. 3 No. 01 (2023): Mei
Publisher : Universitas Muhammadiyah Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24269/jtm.v3i01.7131

Abstract

Banyaknya limbah ban yang menimbulkan berbagai permasalahan di lingkungan dimana jika ban tersebut dibakar akan menyebabkan pencemaran lingkungan, namun jika ban tersebut dibiarkan begitu saja, juga akan sangat lama dalam penguraiannya di alam. Oleh karena itu, limbah ban bisa di jadikan bahan komposit. Untuk meningkatkan kekuatan bahan komposit, dapat digunakan serat alam, salah satunya serat batang pisang. Metode penelitian ini di gunakan tiga bahan yaitu serat batang pisang, karet ban dan epoxy dalam pembuatan komposit. Dengan presentase serat batang pisang sebanyak 10%, partikel ban 0% dan epoxy 90% didapatkan nilai hasil uji tarik tertinggi sebesar 686 N dan 11,43 N/mm2 masing-masing untuk beban tarik dan tegangan tarik maksimum. Sedangkan hasil uji tarik terendah dengan nilai sebesar 287,3 N dan 4,78 N/mm2 di peroleh pada kompoisis partikel ban 10%, serat batang pisang 0% dan epoxy 90%. Dari hasil uji tarik dan tegangan tarik penambahan serat batang pisang mempengaruhi kuat tarik komposit. Lalu hasil pengamatan struktur makro dan mikro menunjukan bahwa kurangnya penekanan dalam proses pembuatan spesimen memunculkan rongga pada spesimen.
Pengaruh Variasi Waktu Celup Hot Dip Galvanizing pada Rockbolt (Baja SS540) terhadap Ketebalan Lapisan dan Laju Korosi Sariffudin, Mochammad; Winardi, Yoyok; Winangun, Kuntang; Sudarno, Sudarno; Putra, Wawan Trisnadi
AutoMech : Jurnal Teknik Mesin Vol. 3 No. 02 (2023): Nopember
Publisher : Universitas Muhammadiyah Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24269/jtm.v3i02.7676

Abstract

ABSTRAKPenggunaan baja di industri pertambangan salah satunya pada rockbolt. Namun sering kali karena pengaruh lingkungan, baja tersebut mengalami penurunan kualitas dan menyebabkan berkurangnya umur pakai dikarenakan terjadi korosi. Salah satu upaya untuk mencegah hal tersebut maka baja perlu dilapisi dengan material lain yang anti korosi. Penelitian ini menyelidiki pengaruh waktu perendaman pada proses hot dip galvanizing terhadap ketebalan lapisan dan laju korosi baja SS540. Proses hot dip galvanizing dilakukan dengan cara mencelupkan spesimen baja SS540 kedalam cairan zinc (Zn) pada temperatur 4500C. Waktu pencelupan divariasikan selama 30 detik, 60 detik dan 90 detik. Setelah proses hot dip galvanizing spesimen baja SS540 diuji ketebalan lapisan dan laju korosi. Ketebalan lapisan memiliki nilai Standart ISO 1461: 2009 yaitu 70 μm. Hasil uji ketebalan menunjukkan bahwa semakin lama waktu perendaman maka ketebalan lapisan pada spesimen semakin meningkat. Hasil pengujian ketebalan pada variasi waktu 30 detik sebesar 79,3 μm, meningkat sebesar 96,0 μm pada 60 detik. Sedangkan pada 90 detik meningkat menjadi 126,9 μm. Tebal tipisnya lapisan zinc pada spesimen uji juga berpengaruh terhadap laju korosi. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa semakin tebal lapisan zinc, laju korosinya semakin rendah. Terbukti pada hasil uji laju korosi nilai terendah didapat ketika ketebalan lapisan senilai 126,9 μm dengan laju korosi 0,4924 mm/y. Sehingga lama waktu perendaman hot dip galvanizing berpengaruh terhadap ketebalan dan laju korosi. Semakin lama waktu perendaman maka semakin rendah nilai laju korosi.Kata kunci : Hot dip galvanizing, ketebalan, laju korosi ABSTRACTThe use of steel in the mining industry is one of them in rockbolt. But often due to environmental influences, the steel has decreased quality and causes reduced service life due to corrosion. One effort to prevent this is that steel needs to be coated with other materials that are anti-corrosion. This study investigated the effect of soaking time in the hot dip galvanizing process on the coating thickness and corrosion rate of SS540 steel. The hot dip galvanizing process is carried out by dipping SS540 steel specimens into zinc (Zn) liquid at a temperature of 4500C. The immersion time is varied for 30 seconds, 60 seconds and 90 seconds. After hot dip galvanizing process, SS540 steel specimens are tested for layer thickness and corrosion rate. The layer thickness has a Standard ISO 1461: 2009 value of 70 μm. The thickness test results show that the longer the soaking time, the layer thickness on the specimen increases. The thickness test results at a 30-second time variation of 79.3 μm, increasing by 96.0 μm at 60 seconds. While at 90 seconds it increases to 126.9 μm. The thickness of the zinc layer on the test specimen also affects the corrosion rate. The results showed that the thicker the zinc layer, the lower the corrosion rate. It is proven in the corrosion rate test results that the lowest value is obtained when the layer thickness is 126.9 μm with a corrosion rate of 0.4924 mm / y. So that the length of soaking time of hot dip galvanizing affects the thickness and corrosion rate. The longer the soaking time, the lower the corrosion rate value. Keywords : Hot dip galvanizing, thickness, corrosion rate
ANALISA KEKASARAN PERMUKAAN TERHADAP DAYA REKAT CAT PADA MATERIAL SUS304 Hadi, Hadi Santoso; Winardi, Yoyok; Munaji, Munaji; Arifin, Rizal; Putra, Wawan Trisnadi
AutoMech : Jurnal Teknik Mesin Vol. 4 No. 02 (2024): Nopember
Publisher : Universitas Muhammadiyah Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24269/jtm.v4i02.7709

Abstract

Surface permukaan dasar utama untuk melekatnya adhesive cat kepada permukaan, analisa tentang daya rekat cat merupakan bentuk dari methode yang sering digunakan untuk mengetahui suatu proses pengecatan dan juga untuk mencari metodhe hasil pengecatan yang lebih baik. Analisa ini dilakukan bertujuan untuk mencari parameter hasil pengecatan terhadap plat yang di degreser, sanding & sandblasting dengan hasil daya rekat cat yang paling baik tanpa ada cacat dari proses persiapan permukaan maupun proses painting, dengan proses degreser tingkat kekasaran 0µm ketebalan cat 60µm Dapat menghasilkan hasil uji cros cut 4B & pull of 2.3Mpa. Dari proses sanding dengan tingkat kekasaran 10 - 13µm dengan ketebaln cat 60µm dapat menghasilkan uji cros cut 4.6B dan Pull of 3.2Mpa. Hasil dari proses sanblasting dengan kekasaran 64 - 70µm dengan ketebalan cat 60µm dapat menghasilkan hasil uji cros cut 5B & pull of test 3.4Mpa. Dari hasil tersebut dapat di simpulkan semakin tinggi tingkat kekasaran permukaan maka akan menambah daya lekat adhesive cat ke permukaan