Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PROSES PEMBUATAN SABUN PADAT DENGAN PROSES SAFONIFIKASI MELALUI REAKSI MINYAK JARAK DAN VCO DENGAN NaOH DAN MENAMBAHKAN BUBUK COKLAT (Theobroma cacao L.) Jalaluddin Jalaluddin; Zulnazri Zulnazri; Ishak Ibrahim; lukman hakim; siti hardiana daulay
Jurnal Teknologi Kimia Unimal Vol 12, No 1 (2023): Jurnal Teknologi Kimia Unimal - Mei 2023
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jtku.v12i1.11611

Abstract

Sabun adalah garam logam alkali (biasanya garam natrium) dari asam lemak yang dihasilkan dari reaksi saponifikasi asam lemak dengan alkali bebas. Sabun mengandung terutama garam C16 dan C18, dapat juga mengandung beberapa karboksilat dengan bobot atom lebih rendah. Pembuatan sabun mandi padat ini menggunakan bahan baku minyak kelapa, minyak jarak dan NaOH dengan penambahan bubuk coklat sebagai antioksidan. Tujuan dari penelitian ini agar dapat memanfaatkan bubuk coklat yang ada di lingkungan. Metode yang digunakan dalam pembuatan sabun mandi padat pada penelitian ini yaitu menggunakan metode panas. Penelitian ini sudah pernah dilakukan sebelumnya, yang belum pernah dilakukan adalah penambahan bubuk coklat pada pembuatan sabun ini. Pada penelitian ini hasil yang didapatkan stabilitas busa tertinggi terjadi pada NaOH 40% dan bubuk coklat 3 gr dengan nilai 83,78%, dan derajat keasaman (pH) pada persentase NaOH 20% dan 2 gr bubuk coklat dengan nilai 9,5. Uji organoleptik yang paling disukai oleh panelis adalah sabun padat yang terbuat dari persentase NaOH 40% dengan bubuk coklat  3 gr. Kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian ini ialah semakin rendah persentase bubuk coklat  yang digunakan, maka pH yang dihasilkan semakin tinggi begitu pula dengan stabilitas busa semakin tinggi persentase bubuk coklat yang digunakan maka stabilitas busa akan semakin baik.
PENGARUH SUHU DAN WAKTU EKSTRAKSI TERHADAP KUALITAS PEKTIN DARI LIMBAH KULIT PEPAYA Eva Diana; Agam Muarif; Ishak Ibrahim; Meriatna Meriatna; Zainudding Ginting
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol 3, No 3 (2023): Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) - Juni 2023
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v3i3.9716

Abstract

Pektin adalah senyawa polisakarida kompleks yang terdapat dalam dinding sel tumbuhan dan dapat ditemukan dalam berbagai jenis tanaman pangan. Pektin banyak digunakan dalam industri makanan, farmasi dan kosmetik sebagai bahan perekat, pengental dan penstabil agar tidak terbentuk endapan. Salah satu tanaman yang memiliki kandungan pektin adalah buah pepaya, pektin terkandung dalam seluruh bagian tanaman pepaya, oleh karena itu peneliti memanfaatkan limbah kulit pepaya yang sudah tidak dimanfaatkan lagi sebagai bahan baku pembuatan pektin. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pengaruh suhu dan waktu ekstraksi terhadap pektin yang dihasilkan. Penelitian ini sudah pernah dilakukan sebelumnya tetapi dengan menggunakan variasi konsentrasi pelarut asam sitrat. Sedangkan pada penelitian ini menggunakan pelarut asam klorida dengan variasi suhu dan waktu ekstraksi.  Variabel bebas yang digunakan pada penelitian ini yaitu suhu 70◦C, 80◦C dan 90◦C dengan waktu 60 menit, 75 menit, 90 menit, 105 menit dan 120 menit. Sedangkan variabel terikat yang digunakan yaitu rendemen, uji kadar air, berat ekivalen, kadar metoksil dan pembuatan permen jeli. Hasil penelitian didapatkan rendemen pektin tertinggi 14,17%, kadar air terendah 4,48%, berat ekivalen terendah 510,20 mg dan kadar metoksil tertinggi 6,63% pada suhu 90oC dengan waktu 120 menit. Pektin yang dihasilkan pada penelitian ini sudah memenuhi Standar Nasional Indonesia berdasarkan nilai kadar air dan kadar metoksil.
Potensi Getah Pohon Pisang Dan Tepung Ketan Sebagai Perekat Dari Biobriket Serbuk Gergaji Kayu Jati: Analisis Kualitas Biobriket dari Serbuk Gergaji Kayu Jati dengan Perekat Getah Pohon Pisang dan Tepung Ketan Fikri Hasfita; Devi, Sri Marlia; Novi Sylvia; Ishak Ibrahim; Jalaluddin; Zulmiardi
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol. 5 No. 05 (2025): Chemical Engineering Journal Storage (CEJS)-October 2025
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v5i05.22496

Abstract

Biobriket merupakan bahan bakar padat yang berasal dari bahan organik yang telah dipadatkan, dan berfungsi sebagai pengganti bahan bakar konvensional seperti batu bara atau kayu bakar dengan dampak lingkungan yang lebih rendah. Penelitian ini bertujuan mengkaji pengaruh perbandingan perekat (getah pohon pisang : tepung ketan) 1:1, 1:2 dan 2:1 dengan persentase perekat 20%, 30%, 40% 50% dan 60% terhadap karakteristik biobriket dengan menganalisis kadar air, kadar abu, kadar zat menguap, kadar karbon terikat dan nilai kalor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahan baku 100 gram, perbandingan perekat 1:2 dengan komposisi perekat 40% menunjukkan performa terbaik dengan kadar air terendah yaitu 3,662%, kadar abu terendah yaitu 1,515%, kadar zat menguap terendah yaitu 4,704%, kadar karbon terikat tertinggi yaitu 90,119% dan nilai kalor tertinggi yaitu 6784,691 kal/gr. Karakteristik biobriket dari serbuk gergaji kayu jati sudah sesuai standar SNI 01-6235-2000. Kata kunci: Bioriket, kadar air, kadar abu, kadar zat terbang, kadar karbon terikat dan nilai kalor.
Karakteristik Briket Kulit Pinang (Areca Catechu l.) Dengan Variasi Konsentrasi Molase dan Suhu Pirolisis Wildan, Siti; Eddy Kurniawan; Ishak Ibrahim; Azhari; Rizka Mulyawan
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol. 5 No. 05 (2025): Chemical Engineering Journal Storage (CEJS)-October 2025
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v5i05.22774

Abstract

Kulit pinang (Areca catechu L.) merupakan limbah biomassa yang kaya α-selulosa hingga 53,20%, sehingga berpotensi sebagai bahan baku pembuatan briket arang. Pemanfaatan molase sebagai perekat alami, dengan kandungan karbohidrat 48–53% dan sifat pengikatnya yang kuat, dinilai mampu meningkatkan kualitas fisik dan kimia briket. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh variasi suhu pirolisis (350°C, 400°C, 450°C) dan konsentrasi molase (5%, 10%, 15%, 20%, 25%) terhadap karakteristik briket kulit pinang. Proses pirolisis dilakukan dalam kiln tertutup, diikuti pencampuran arang berukuran 60 mesh dengan larutan molase (perbandingan 1:10), pencetakan hidrolik bertekanan 400 kg/cm², dan pengujian sifat briket meliputi kadar air, abu, zat volatil, karbon terikat, dan nilai kalor menggunakan metode standar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi suhu pirolisis 450°C dan konsentrasi molase 15% menghasilkan briket dengan kualitas terbaik, yakni kadar air 2,47%, kadar abu 19,69%, zat volatil 32,11%, karbon terikat 45,71%, dan nilai kalor maksimum sebesar 5445,49 kal/g. Peningkatan suhu pirolisis secara signifikan menurunkan kadar air dan meningkatkan karbon terikat serta nilai kalor. Namun, kadar abu yang tinggi menjadi faktor pembatas terhadap standar SNI 01-6235-2000. Hasil ini menunjukkan bahwa meskipun kadar abu tinggi, kualitas energi briket tetap unggul, dan molase terbukti efektif sebagai perekat alami dalam pembuatan briket kulit pinang. Penelitian ini merupakan salah satu kajian awal integrasi molase dalam pengolahan limbah pertanian lokal di Aceh Utara menuju bioenergi berkelanjutan.