Claim Missing Document
Check
Articles

Optimum Temperature and Time for Acid Hydrolysis in Reducing Sugar Manufacturing from Arabica Coffee Cascara with Response Surface Methodology (RSM) Suryati, S; Meriatna, M; Masrullita, M; Safriwardy, Ferri; Ardiansyah, Ardiansyah
International Journal for Educational and Vocational Studies Vol 3, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/ijevs.v3i2.4666

Abstract

This research aims to utilize the Arabica coffee cascara waste as a resource for reducing sugar production, including the investigation on the temperature and time required of the acid hydrolysis. The samples were initially pretreated (drying and milling), followed by delignification with the organosolv technique using alcohol. Then, the hydrolysis was carried out using sulfuric acid (1%) at a particular temperature (95, 100, and 105 °C) and time (2, 4, and 6 h) variations. Yield percentage, density, and reducing concentration were analyzed in each trial to generate a response surface methodology model. Based on the results, the hydrolysis can be optimized at 96.46 °C for 2.59 h, yielding 16.7696% reducing sugar.
Oyster Shell Waste (Crassostrea Gigas) as A Cheap Adsorbent for Adsorption Of Methylene Blue Dyes: Equilibrium and Kinetics Studies Muhammad Muhammad; Meriatna Meriatna; Nia Afriani; Rizka Mulyawan
International Journal of Engineering, Science and Information Technology Vol 1, No 4 (2021)
Publisher : Master Program of Information Technology, Universitas Malikussaleh, Aceh Utara, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (762.771 KB) | DOI: 10.52088/ijesty.v1i4.178

Abstract

In this study, Oyster (Crassostrea gigas) shell powder which contains calcium carbonate (CaCO3) was converted into calcium oxide (CaO). The Oyster shell powder that had been activated was utilized for the adsorption of the methylene blue (MB) dyeing material, which is one of waste water concerns. Oyster shells were crushed and sieved into 100 mesh sized powder and then calcinated at a temperature of 600℃ and 800℃ both for 4 hours period. To determine the adsorption equilibrium, methylene blue (MB) solution was used with varying concentration from 10 to 50 mg/L in which the adsorbent weighing 3 g was put into a conical flash and shaken until the adsorption equilibrium was reached. As for the adsorption kinetics, 250 mL MB solution was used with initial concentrations of 10, 20 and 30 mg/L, with an adsorbent weight of 3 g and a solution at pH 11 for each concentration. The evaluation of the experimental data from the adsorption process is well explained by the Freundlich equation, with the correlation coefficient value (R2) found to be 0.9999, where the value of the adsorption intensity (n) is close to unity; this shows that the adsorption is multilayer or in other words the adsorption energy is heterogeneous. The kinetics study also shows that pseudo second-order model is the most applicable to the adsorption process. From the pseudo-second-order model, with the correlation coefficient between 0.9984 - 0.9999 can explain that the methylene blue (MB) adsorption process is chemically based sorption or in other words termed as chemisorption.
Pemanfaatan Jerami Padi (Oryza Sativa L.) Sebagai Bahan Baku Dalam Pembuatan CMC (Carboximetil Cellulose) Masrullita Masrullita; Meriatna Meriatna; Zulmiardi Zulmiardi; Ferri Safriwardy; Auliani Auliani; RIZKA NURLAILA
Jurnal Rekayasa Proses Vol 15, No 2 (2021)
Publisher : Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jrekpros.69569

Abstract

Rice straw is a waste from rice plants that contains 37.71% cellulose, 21.99% hemicellulose, and 16.62% lignin. High cellulose content in rice straw can be used as raw material for the manufacture of Carboxymethyl Cellulose (CMC). CMC is a cellulose derivative widely used in food, pharmaceutical, detergent, textile and cosmetic products industries as a thickener, stabilizer of emulsions, or suspensions and bonding. This study aims to process rice straw waste into CMC with variations in sodium monochloroacetate of 5,6,7,8 and 9 grams. The method used in this research is by synthesis using 15% NaOH solvent, with a reaction time of 3.5 hours and 5 grams of rice straw. The results showed that the best CMC was obtained at a concentration of 9 grams of sodium monochloroacete with a yield characterization of 94%, pH 6, water content of 13.39%, degree of substitution (Ds) of 0.80, and viscosity of 1.265 cP.
Optimasi Adsorpsi Ion Mg2+ pada Fixed Bed Column dengan Menggunakan Response Surface Methodology Novi Sylvia; Meriatna Meriatna; Fikri Hasfita; Lukman Hakim
Reaktor Volume 17 No. 3 September 2017
Publisher : Dept. of Chemical Engineering, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (291.961 KB) | DOI: 10.14710/reaktor.17.3.126-131

Abstract

Abstract OPTIMIZATION ADSORPTION OF Mg2+ ION ON FIXED BED COLUMN USING RESPONSE SURFACE METHODOLOGY. Modeling of the adsorption process is used to establish the mathematical relationship between the interacting process variables and process optimization. This is important to determine the factor values that produce a maximum response. Adsorption of Mg from groundwater was optimized using response surface methodology based on Box-Behnken design was used to analyze adsorption data. The process was investigated by continuous experiments. Variables included in the process were: bed depths (7.5, 10, and 12.5 cm), time (20, 40, and 60 min), and flow rate (6, 10, and 14 L/min). Regression analysis was used to analyze the developed models. The outcome of this research showed that 72.784% of the variability in removal efficiency is attributed to the three process variables considered, that is, bed depths, time, and flow rate. Optimization tests showed that the optimum operating conditions for the adsorption process occurred at a bed depth of 11.37 cm, time of 55.53 min and flow rate of 6 L/min. Keywords: adsorption; Box-Behnken design; magnesium (Mg2+); optimization  AbstrakPemodelan dari proses adsorpsi digunakan untuk menentukan hubungan matematis antara variabel proses interaksi dan proses optimasi. Hal ini penting untuk menentukan nilai faktor yang menghasilkan respon maksimum. Adsorpsi magnesium (Mg2+) dari air tanah dioptimalkan menggunakan metodologi respon permukaan model Desain Box-Behnken yang digunakan untuk menganalisis data adsorpsi. Percobaan dilakukan secara kontinyu. Variabel yang termasuk dalam proses tersebut adalah: tinggi unggun (7,5, 10 dan 12,5 cm), waktu kontak (20, 40, dan 60 menit), dan laju alir (6, 10, dan 14 L/menit). Analisis regresi digunakan untuk menganalisis model yang dikembangkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 72,784% efisiensi penyisihan Mg2+ ditentukan oleh tiga variabel proses, yaitu tinggi unggun, waktu kontak, dan laju alir. Hasil optimasi menunjukkan bahwa kondisi operasi optimum untuk proses adsorpsi terjadi pada tinggi unggun 11,37 cm, waktu kontak 55,53 menit dan laju alir 6 L/menit. Kata kunci: adsorpsi; Box-Behnken desain; magnesium (Mg2+); optimasi
KINERJA KOLOM ADSORPSI PADA PENJERAPAN TIMBAL (Pb2+) DALAM LIMBAH ARTIFISIAL MENGGUNAKAN CANGKANG KERNEL SAWIT Novi Sylvia; Meriatna Meriatna; Lukman Hakim; Fitriani Fitriani; Anisma Fahmi
JURNAL INTEGRASI PROSES VOLUME 6 NOMOR 4 DESEMBER 2017
Publisher : JURNAL INTEGRASI PROSES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1307.434 KB) | DOI: 10.36055/jip.v6i4.2549

Abstract

Cangkang kernel sawit merupakan limbah hasil pengolahan minyak sawit yang sebagian kecil dimanfaatkan sebagai bahan bakar, sisanya dibuang ke lingkungan sebagai pupuk. Salah satu upaya peningkatan nilai ekonomis limbah cangkang kernel sawit dapat dilakukan dengan mengolahnya menjadi karbon aktif yang dapat mengadsorpsi logam berat, salah satunya timbal. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kapasitas adsorpsi ion Pb2+ dengan menggunakan model Thomas. Pada penelitian ini kemampuan karbon aktif sebagai adsorben dapat ditingkatkan melalui aktivasi kimia dan fisika. Adsorben tersebut dimasukkan ke dalam kolom dengan tinggi unggun yang divariasikan 3, 6, dan 9 cm. Kolom tersebut dialirkan limbah artifisial Pb2+ secara kontinyu dengan variasi laju alir influen 6, 10 dan 14 L/menit. Konsentrasi efluent Pb2+ dianalisa dengan Atomic Absorb Spectrophotometer (AAS). Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa semakin tinggi unggun dan laju alir maka kapasitas adsorpsi (q0) dan konstanta Thomas (kTh)  ion Pb2+ semakin meningkat. Nilai q0 dan kTh  tertinggi diperoleh pada tinggi unggun 9 cm dan laju alir 14 L/menit sebesar 80,133 mg/g, 0,0028 L/mg.menit.
PEMANFAATAN TEPUNG GLUKOMANAN DARI PATI UMBI PORANG (AMORPHOPHALLUS MUELLERI BLUME) SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBUATAN EDIBLE FILM Zakenia Khairunnisa Falah; Suryati Suryati; Novi Sylvia; Meriatna Meriatna; Syamsul Bahri
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol 1, No 3 (2021): Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) - Desember 2021
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v1i3.5064

Abstract

Bahan makanan pada umumnya sangat sensitif dan mudah mengalami penurunan kualitas. Bahan pengemas dari plastic banyak digunakan dengan pertimbangan ekonomis dan memberikan perlindungan yang baik dalam pengawetan. Penggunaan material sintetis tersebut berdampak pada pencemaran lingkungan, sehingga dibutuhkan penelitian mengenai bahan pengemas yang dapat diuraikan. Alternative penggunaan kemasan yang dapat diuraikan adalah menggunakan edible film. Edible film didefinisikan sebagai lapisan yang dapat dimakan yang ditempatkan di atas atau di antara komponen makanan, dapat memberikan alternative bahan pengemas yang tidak berdampak pada pencemaran lingkungan karena menggunakan bahan yang dapat diperbaharui dan harganya murah. Kandungan glukomanan pada umbi porang memiliki kemampuan   membentuk lapisan film yang baik, biocompatibility yang baik, biodegradable  serta memiliki kemampuan membentuk gel. Oleh karena itu umbi porang dapat dijadikan sebagai bahan dasar pembuatan biopolimer atau biodegradable polimer.    Edible film Glukomanan dan plasticizer gliserol dengan penambahan kitosan dibuat dengan proses pemanasan pada suhu 50oC dan pengeringan pada suhu 60oC. hasil terbaik edible film biodegradable diperoleh pada konsentrasi gliserol 3 ml dan glukomanan 3 gram dan memiliki nilai ketebalan 0,59 mm, nilai ketahanan air 25,229% dan nilai kemampuan terdegradasi 100%. Hasil spektrum FTIR terhadap edible film menunjukkan tidak adanya perubahan bilangan gelombang dari spektrum glukomanan, kitosan dan gliserol dengan gugus fungsi O–H, N–H dan C=O. Hal ini menunjukkan bahwa edible film yang dihasilkan hanya berinteraksi secara fisik.
PENGARUH SUHU DAN WAKTU REAKSI TRANSESTERIFIKASI MINYAK JARAK KEPYAR (Castor Oil) TERHADAP METIL ESTER DENGAN MENGGUNAKAN KATALIS ABU TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT Lidya Permata Lestari; Meriatna Meriatna; Suryati Suryati; Jalaluddin Jalaluddin
Chemical Engineering Journal Storage Vol 1, No 2 (2021): Chemical Engineering Journal Storage Oktober 2021
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v1i2.5478

Abstract

Biodiesel merupakan bahan bakar alternatif untuk mesin diesel yang terdiri dari alkil monoester dari minyak tumbuhan atau lemak hewan. Minyak jarak kepyar (Castor Oil) adalah minyak  nabati yang diperoleh dari ekstrak biji tanaman jarak kepyar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memanfaatkan minyak jarak kepyar dalam pembuatan biodiesel dengan menggunakan  katalis  heterogen  yang  berasal  dari  tandan kosong kelapa sawit  yang dikalsinasi pada suhu 600 °C selama 6 jam. Proses transesterifiksi mereaksikan minyak dan metanol untuk menghasilkan metil ester dan gliserol. Metil ester yang dihasilkan pada lapisan atas dipisahkan dari gliserol dan kemudian dimurnikan. Pengaruh dari berbagai variabel proses seperti pengaruh suhu dan waktu reaksi diamati dalam percobaan ini. Sifat-sifat biodiesel seperti Yield paling tinggi diperoleh pada suhu 65 °C selama 100 menit dengan katalis 3 (m/m)%.. yaitu sebesar 76,62%, kemudian untuk densitas diperoleh hasil terbaik 0,863 mg/l pada suhu 55°C selama 80 menit dengan katalis 3 (m/m)%, selanjutnya untuk viskositas diperoleh 5,25 mm2/s pada suhu 65°C selama 100 menit dengan katalis 3 (m/m)%, kemudian kadar air diperoleh 0,038%vol pada suhu 60°C dan selama 80 menit dengan katalis 3 (m/m)%. dan bilangan asam  diperoleh 0,48 Mg-KOH/g pada suhu 50°C selama 100 menit dengan katalis 3 (m/m)%. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini menunjukkan bahwa katalis yang berbasis tandan kosong kelapa sawit dapat digunakan untuk memproduksi biodiesel.
PEMANFAATAN BUAH BELIMBING WULUH (Averhoa blimbi.L) SEBAGAI PENGAWET DALAM PEMBUATAN SAUS SAMBAL R.A Nita Rosalinda Muttaqin; Dr. Suryati ST MT; Dr. Masrulita S.Si MT; Novi Sylvia; Meriatna Meriatna
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol 1, No 2 (2021): Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) - Oktober 2021
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v1i2.5054

Abstract

Saus adalah gabungan dari beberapa bahan yang diolah baik dari bahan utama maupun bahan tambahan lainnya yang dicampurkan, Sehingga didapatkan nya sebuah poduk dalam berbentuk cairan yang kental, bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan saus sambal antara lain cabe merah segar, bawang putih, garam, tomat, gula, asam cuka, air dan bahan pengental seperti tepung maizena. Sedangkan bahan tambahan lain yang digunakan sebagai bahan pembantu dalam pembuatan saus sambal ini yaitu: belimbing wuluh sebagai pengawet alami, labu kuning sebagai bahan yang meningkatkan volume dari hasil olahan saus, wortel sebagai pewarna dalam kategori alami, dan Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan, dalam pembuatan saus sambal, buah belimbing wuluh yang dipakai ada dua jenis yaitu buah belimbing wuluh yang masih segar dan buah belimbing wuluh yang sudah dijemur atau dikeringkan (belimbing wuluh kering). Untuk mengetahui pengaruh penambahan buah belimbing wuluh dan berapa lama umur daya simpan saus sambal tersebut, maka diperlukan analisa kadar air, analisa derajat keasaman (pH), analisa viskositas, analisa jamur (angka kapang dan khamir) dan analisa bakteri (angka lempeng total). Jenis pengawet yang memliki kandungan kadar air terbaik terdapat pada buah belimbing wuluh segar dengan massa 80 gram sebesar 49,87%. Jumlah derajat keasaman (pH) terbaik terdapat pada buah belimbing wuluh segar dengan massa 80 gram yakni 3,21. Perlakuan terbaik pada analisa angka kapang dan khamir yakni pada buah belimbing wuluh kering dengan massa 80 gram yaitu sebanyak 1 koloni/gr
PENGARUH KONDISI EKSTRAKSI GLUKOMANAN DARI UMBI PORANG (Amosrphopallus muelleri blume) Mutia Sukma; Suryati Suryati; Meriatna Meriatna; Nasrul ZA; Jalaluddin Jalaluddin
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol 2, No 1 (2022): Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) - Mei 2022
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v2i1.6427

Abstract

Porang yang termasuk dalam family Araceae merupakan jenis tanaman umbi yang mempunyai potensi ekonomi tinggi dan prospek untuk dikembangkan di Indonesia. Porang memiliki kandungan glukomanan yang bernilai guna tinggi dan dapat dimanfaatkan menjadi berbagai macam produk olahan bernilai jual tinggi.ada 3 metode yang biasanya diterapkan dalam pembuatan tepung glukomanan yaitu, metode ekstraksi, proses pemisahan secara fisik, dan enzimatis. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji perbandingan tepung porang dan mengkaji pengaruh waktu ekstraksi proses tepung porang menjadi tepung glukomanan dan menganalisa kandungan kadar air, abu dan pH pada tepung glukomanan. Adapun prosedur kerja pada penelitian ini adalah umbi porang segar dikupas kemudian dicuci sampai bersih, kemudian daging umbi dipotong secara acak, potongan umbi direndam menggunakan NaCl selama 20 menit untuk menghilangkan kandungan asam oksalat, setelah itu umbi dibilas hingga getah tidak lagi menempel pada daging umbi. Daging umbi yang sudah bersih kemudian dijemur dibawah sinar matahari selama 8 jam 2 (dua) hari, selanjutnya dikeringkan lagi didalam oven dengan suhu 800C selama 24 jam. Umbi yang sudah kering dihaluskna kemudian diayak menggunakan mesh ukuran 80. Dari penelitian ini diperoleh kadar air dari sampel tepung porang 6,2% - 14,3%, kadar abu  0,2% - 1%, kadar glukomanan 6,90% - 72,38%, kadar pH 7 dan hasil analisa gugus fungsi (FTIR) menunjukkan gugus yang terkandung pada tepung glukomanan yaitu O-H, C-H, dan C-O. tinggi rendahnya kadar glukomamam dapat dipengaruhi oleh bagian umbinya, perlakuan pendahuluan menjelang pengeringan. Untuk memperoleh kadar glukomanan, diperlukan untuk mengetahui glukosa standar yang diperoleh dari kurva standar tersebut. Diperoleh jumlah glukosa dalam ekstrak  dan hidrolisat tepung glukomanan yang selanjutnya dengan menggunakan rumus kadar glukomanan.
Pengaruh Komposisi Ekstrak Mengkudu (Morinda citrifilia L.) Sebagai Antibakteri Pada Shampo Herbal Berbasis Methyl Ester Sulfonat (MES) Syafira Dara; Suryati Suryati; Meriatna Meriatna; Nasrul ZA
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol 1, No 1 (2021): Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) - Agustus 2021
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v1i1.2717

Abstract

Shampoo is a preparation that contains surfactants in a suitable form and is useful for removing dirt and grease attached to the hair and scalp so as not to harm the hair and scalp. In this study the ingredients used were noni fruit extracts and surfactants using Methyl Ester Sulfonate (MES). The purpose of this study was to analyze the effect of time when making herbal shampoo, the effect of adding noni fruit extract to the quality of shampoo. To obtain the noni fruit extract maceration process is used by using distilled water. Noni ripe fruit is cut and then blended and then added 2 liters of aquadest, evaporated in a rotary evaporator. The processing of herbal shampoo is done by the influence of the volume of noni fruit extract and time by comparison: 5 ml: (1,2,3,4) minutes, 10 ml: (1,2,3,4) minutes, 15 ml: (1, 2,3,4) minutes, 20 ml (1,2,3,4) minutes. Tests carried out pH testing, foam stability test (%), foam height test (cm), viscosity (cps) and anti-bacterial test (colony, cm2). Based on the research results obtained high foam with 88 mm, foam stability 92.04%, Viscosity 2.31, antibacterial 31.7 colonies / cm2, and pH 4.2. The research results are expected to meet Indonesian National Standards.
Co-Authors AA Sudharmawan, AA Abubakar Dabet Adriyan Jondra Afifa Luthfia Agam Muarif Ahmad Alwi Hasibuan Ahmad Roihan Sinaga Alifnur Alifnur Amri Aji Amri Amri Andrie Kurniawan Indra Anisma Fahmi Anisyah Padang Anita Sari Ferani Annisa Aulia ARDIANSYAH ARDIANSYAH Ariski Saina Ariski Saina Asnadia Asnadia Aulia Fahri Aulia, Muhammad Rifki Aulia, Yeni Auliani Auliani Auliani Auliani, Auliani Ayu Sutia Amanda Azhari Azhari Azhari Azhari Chairunnisa Chairunnisa Chalisna Wildani Cut Khairunnisa Cut Mauliza Utary Dhea Riski Ananda Dina Nasution, Zukhrufi Dion Aidil Putra Dr. Masrulita S.Si MT dwi ayu lestari, dwi ayu Eddy Kurniawan Edy Kurniawan Efri Marnelisa Eka Intan Kumala Putri Eka Sri Astuti Eni Suryani Eva Diana Evana Evana Faisal Faisal Faisal Faisal Fajar Sidiq Seregar fatimah Fatimah Fatnia, Fatnia Ferri Safriwardy Fibarzi, Wiza Ulfa Fikri Hafita Fikri Hasfita Fitria, Lisa Fitriani Fitriani Frandika Darma Ginting, Ledy Mahara Gusti Indah Sari Hajijah Hajijah Hanif, Hanif Haslina Haslina Ika Pratiwi Berliana Sitorus Iqbal Kamar Iqbal Kamar Ishak Ibrahim Ishak Ishak Ishak Ishak Ishak Ishak Jalaluddin Jalaluddin Jalaluddin Jalaluddin Jalaluddin Jalaluddin Kamar, Iqbal Khairunnisa Laksita Ika Paksi Leni Maulinda Leni Maulinda, Leni Leni, Maulinda Lidya Permata Lestari Lidya Permata Lestari Lisa Andriani Lukman Hakim Lukman Hakim Lukman Hakim Luthfi Mughni Anisa Haryono Luthfi Mughni Anisa Haryono Lutvia, Faiza Mahyuni Marito Harahap Marlina Marlina Maryana Maryana Maryana Maryana, Maryana Maryanti Maryanti Masrullita Masrullita Masrullita Masrullita Masrullita, M Masrullita, Masrullita Mawaddah Fitria Melan Amanah, Ananda Mhd Azrin Muazzinah Muazzinah Muhammad Fazlunnazar Muhammad Ifan Abrar Muhammad Muhammad Muhammad Safrijal Muhammad Sayuthi Muhammad Zakaria Muhammad, Muhammad Mulyawan, Rizka Munawar Khalil Mutia Sukma Nadia Prisca Putri Nadrakhilla, Yayang Narul ZA Nasrul ZA Nasrul ZA Nasrul ZA, Nasrul Nasution, Fahrizal Nawardah Hanie Nia Afriani Nia Sagita Lestari Novi Sylvia Nur Asiah Indah Rahayu Nurdin Nurdin Nurlaila, Rizka Nurlian Nurlian Nurlian Octaviani Pasaribu Pradesti, Salsa Purwoko, Agus Putri Sara Fhariza R.A Nita Rosalinda Muttaqin Rahmadhani, Rahmadhani Raihan Putri Reza Abdillah Harahap Reza Dwi Fani Ridha Prasatia Rina Afriani Rina Lestari Rizka Mulyawan Rizka Mulyawan Rizka Mulyawan Rizka Nurlaila Rizka Nurlaila Rizka Nurlaila Rizka Nurlaila Rizka Nurlaila Rizka Nurlaila Rizka Nurlaila Rozanna Dewi Safriani, Siti Widya Safriwardy, Ferri Safriwardy Safwan Azlani Samsul Bahri Sanda Mulia Utari Sinaga, Selvi Sundari Sinta Morina Sofiyani, Nurwardina Sofyan Sofyan Sofyan, Diana Khairani Sri Awalin Marpaung Sulahatun, Sulhatun Sulhatun Sulhatun Suri Atika Suryani Suryani Suryati Suryati Suryati Suryati Suryati Suryati Suryati Suryati Suryati, S Syafira Dara Syamsul Bahri Syamsul Bahri Syamsul Bahri Syarifah Yulisa Tasya Maidayanti Tata Tirani Trisna Trisna, Trisna Ulfa, Raudhatul Veithzal Rivai Zainal Wiza Ulfa Fibarzi Wiza Ulfa Fibarzi Wusnah Wusnah Wusnah, Wusnah Yani, Firda Tirta Yudistira Yudistira Zainuddin Ginting Zulmiardi Zulmiardi Zulmiardi Zulmiardi Zulmiardi Zulmiardi Zulmiardi Zulmiardi Zulmiardi Zulmiardi Zulmiardi, Zulmiardi Zulmiardi, Zulmiardi Zulnazri, Z Zuraida Zuraida