Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

PENGARUH FAKTOR INTERNAL KELUARGA DAN PERAN PETUGAS KESEHATAN TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF Fajriani, Evalina; Sulistijono, Eko; Wahyuni, Endang Sri
Majalah Kedokteran Indonesia Vol 68 No 8 (2018): Journal of the Indonesian Medical Association Majalah Kedokteran Indonesia Volum
Publisher : PENGURUS BESAR IKATAN DOKTER INDONESIA (PB IDI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendahuluan: Dunia memberikan perhatian yang tinggi atas realisasi pemberian ASI eksklusif, termasuk pemerintah Indonesia. Fakta di Indonesia belum mencapai persentase yang diharapkan, termasuk di Kabupaten Lombok Utara masih pada kisaran 61,2%. Wilayah lain di Provinsi NTB, yaitu Kabupaten Lombok Barat telah mampu merealisasikan pemberian ASI eksklusif sebesar 96,42%. Penelitian atas faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif pada dua wilayah tersebut sangat penting untuk dilakukan. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui signifikansi pengaruh dari faktor internal keluarga berupa (struktur keluarga, pendidikan ibu, pendidikan ayah, pekerjaan ibu, pekerjaan ayah, pengetahuan ibu, pengetahuan ayah dan riwayat antenatal care) serta untuk mengetahui peran petugas kesehatan terhadap pemberian ASI Eksklusif di wilayah Puskesmas Kuripan Kabupaten Lombok Barat dan Puskesmas Gangga Kabupaten Lombok Utara. Metode: Desain penelitian menggunakan kuantitatif asosiatif, pengumpulan data dengan penyebaran angket dan analisis data menggunakan logistic regression. Hasil Penelitian dari responden penelitian sebanyak 170 orang, ditemukan sebanyak 54,1% tidak memberikan ASI eksklusif dan 45,9% memberikan ASI eksklusif. Faktor keluarga mendapatkan penilaian dengan kriteria sedang dalam memberikan dukungan (rata-rata skor 3,34), tingkat pendidikan ibu secara umum masih rendah (37,65% tamat SD dan tidak tamat SD), kriteria tersebut relatif sama dengan pendidikan ayah, pekerjaan ibu dan umumnya non pegawai masing-masing sebanyak 81,18% dan 80,59%, pengetahuan ibu dan ayah mengenai ASI eksklusif masih pada kriteria sedang, ibu umumnya menjalankan antenatal care (78,8%) dan peran tugas masih belum optimal (rata-rata skor 3,25). Model logistic regression yang dihasilkan memenuhi kriteria model yang fit, artinya setiap penambahan variabel dalam model akan meningkatnya fitnya persamaan. Uji wald (signifikansi parsial) menemukan hanya pengetahuan ibu dan peran petugas kesehatan yang berpengaruh signifikan pada alpha 5,0% terhadap probabiliti ibu memberikan ASI eksklusif di wilayah Puskesmas Kuripan dan Gangga. Kesimpulan: Dapat dinyatakan bahwa peran vital dalam merealisasikan pemberian ASI eksklusif berupa peran petugas yang diarahkan langsung pada peningkatan pengetahuan, kesadaran dan pembentukan perilaku pada ibu.
Hubungan Perawatan Payudara Dengan Tercapainya Pemberian ASI Eksklusif Evalina Fajriani
Ovary Midwifery Journal Vol 2 No 2 (2021): February 2021
Publisher : Akademi Kebidanan Aifa Husada Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perawatan Payudara adalah upaya yang dilakukan untuk menjaga kesehatan payudara saat menyusui. Perawatan payudara sangat penting dilakukan saat menyusui. Hal ini karena payudara merupakan satu-satunya penghasil ASI yang merupakan makanan pokok bagi bayi yang baru lahir sehingga harus dilakukan sedini mungkin. Salah satu penyebab rendahnya cakupan ASI Eksklusif adalah keadaan payudara sewaktu menyusui, masalah-masalah yang dapat terjadi jika perawatan payudara tidak dilakukan; ASI keluar tidak lancar, terjadi bendungan ASI, mastitis, abses payudara dan puting susu tidak menonjol sehingga bayi sulit untuk menghisap. Penelitian ini akan mencari tahu apakah hal ini ada hubungannya dengan kurangnya perawatan payudara yang baik dan benar selama menyusui oleh ibu menyusui diwilayah kerja Puskesmas Kuripan Kecamatan Kuripan Kabupaten Lombok Barat”. Jenis penelitian yang digunakan adalah analitik, tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan perawatan payudara dengan tercapainya pemberian ASI eksklusif pada ibu menyusui di Wilayah Puskesmas Kuripan Kecamatan Kuripan Kabupaten Lombok Barat. Berdasarkan hasil penelitian, perawatan payudara pada ibu menyusui berhubungan dengan tercapainya pemberian ASI secara eksklusif, hasil uji Chi Square p value = 0,001 (< 0,05). Disarankan kepada responden untuk senantiasa melakukan perawatan payudara demi meningkatkan pemberian ASI eksklusif serta selalu mengikuti penyuluhan-penyuluhan yang diberikan khususnya oleh tenaga kesehatan
Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Bahaya NAPZA Terhadap Tingkat Pengetahuan Remaja Evalina Fajriani; Fitria Yulastini
Ovary Midwifery Journal Vol 2 No 2 (2021): February 2021
Publisher : Akademi Kebidanan Aifa Husada Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendidikan kesehatan merupakan proses perubahan perilaku yang dinamis dimana perubahan tersebut bukan sekedar proses transfer materi/teori dari seorang ke orang lain dan pula seperangkat prosedur, tetapi perubahan tersebut terjadi karena adanya kesadaran dari dalam diri individu, kelompok, atau masyarakat sendiri. NAPZA adalah (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif) merupakan bahan/zat/obat yang apabila masuk kedalam tubuh manusia bisa mempengaruhi tubuh terutama pada otak/susunan saraf pusat, sehingga menyebabkan gangguan kesehatan fisik, psikis, dan fungsi sosialnya karena terjadi kebiasaan, ketagihan (adiksi) serta ketergantungan (dependensi) terhadap NAPZA. NAPZA sering disebut juga sebagai zat psikoaktif, yaitu zat yang bekerja pada otak, sehingga menimbulkan perubahan perilaku, perasaan, pikiran. Penelitian ini akan mencari tahu apakahterdapat pengaruh pendidikan kesehatan tentang bahaya NAPZA terhadap tingkat pengetahuan remaja di Ponpes Nurul Haramain NW Putra Narmada. Jenis penelitian yang digunakan adalah pra eksperimental. Hasil analisis uji Wilcoxon Test menunjukkan terdapat pengaruh pendidikan kesehatan tentang bahaya NAPZA terhadap tingkat pengetahuan remaja (p=0,000). Kesimpulan dari penelitian ini adalah pendidikan kesehatan dapat meningkatkan pengetahuan remaja tentang bahaya menggunakan NAPZA
PENDIDIKAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI PONDOK PESANTREN NURUL HARAMAIN NARMADA. Fitria Yulastini; Evalina Fajriani; Baiq Fitrihan Rukmana
SELAPARANG Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 4, No 2 (2021): April
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (471.269 KB) | DOI: 10.31764/jpmb.v4i2.4065

Abstract

ABSTRAKRemaja adalah aset dan generasi penerus bangsa, sehingga penting sekali memperjuangkan hak remaja untuk memperoleh informasi dan pelayanan kesehatan reproduksi sesuai dengan kebutuhannya. Pengetahuan dan pemahaman yang benar mengenai kesehatan reproduksi dapat menjadi bekal dalam berperilaku yang sehat dan bertanggungjawab. Pada umumnya, remaja akan menghadapi masalah yang sama di awal kematangan reproduksinya yaitu minimnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi akibat terbatasnya akses informasi dan advokasi pada remaja, yang akan berdampak pada cara mereka bersikap dan berprilaku dalam menghadapi masalah kesehatan reproduksinya. Berdasarkan survei yang dilakukan di Pondok Pesantren Haramain menunjukkan bahwa masih banyak remaja yang belum mengetahui tentang kesehatan reproduksi. Hasil akhir yang diharapkan dari pengabdian ini adalah dapat memberikan manfaat pada remaja untuk memiliki pengetahuan dan kesadaran pentingnya kesehatan reproduksi sebagai upaya dalam menjaga kesehatan reproduksinya. Metode yang digunakan adalah ceramah, tanya jawab dan diskusi. Terjadi peningkatan pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi, sehingga remaja memperoleh informasi yang tepat sebagai bekal untuk bersikap dan berperilaku sehat selama proses pematangan fisiknya. Kata kunci: pendidikan kesehatan; kesehatan reproduksi; remaja ABSTRACTTeenagers are an asset and the next generation of the nation, so it is vital to fight for the rights of teenager to obtain information and reproductive health services according to their needs. Correct knowledge and understanding of reproductive health can be a guide to healthy and responsible behavior. In general, teenagers will face the same problem at the beginning of their reproductive maturity, which is the lack of knowledge of reproductive health as a result of limited access to information and advocacy in teenagers, which will affect how they behave and behave in dealing with their reproductive health problems. Based on a survey conducted at Pondok Pesantren Haramain shows that there are still many teenagers who dont know about reproductive health. The expected outcome of this devotion is to be able to give a benefit for teenagers to have knowledge and awareness about the importance of reproductive health as an effort to maintain their reproductive health. The methods used are lectures, question-and-answer and discussion. There is an increase in  teenagers knowledge about reproductive health, so that teenagers get the right information as a provision to behave and behave in a healthy manner during the process of their physical maturity. Key words: health education; reproductive health; teenagers
GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DI PONDOK PESANTREN NURUL HARAMAIN NARMADA Fitria Yulastini; Evalina Fajriani
Journal of Midwifery and Reproduction Vol 4 No 2 (2021)
Publisher : LPPM - Universitas Muhammadiyah Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35747/jmr.v4i2.705

Abstract

Masa remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang ditandai dengan kecepatan pertumbuhan dan perkembangan baik fisik, mental, emosional dan sosial. Proses dalam tumbuh kembang remaja harus mendapat perhatian khusus supaya dapat terkontrol pada fase tersebut. Problematika yang terjadi pada remaja seperti pernikahan dini, seksual pra nikah, kehamilan diluar nikah, aborsi, HIV dan AIDS tidak lain disebabkan karena kurangnya informasi tentang kesehatan reproduksi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi di Pondok Pesantren Nurul Haramain Narmada. Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner dengan skala ordinal. Jumlah sampel sebanyak 58 remaja yang diambil dengan cara sampling jenuh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan remaja dalam kategori baik sebesar 23% (13 orang), pengetahuan cukup sebesar 43% (24 orang) dan pengetahuan kurang sebesar 34% (19 orang). Sebagian besar pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi adalah cukup. Diharapkan hasil penelitian ini menjadi pertimbangan untuk dilakukannya pendidikan kesehatan reproduksi pada remaja
PROMOSI KESEHATAN 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN (HPK) SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN STUNTING DI DESA PERINA WILAYAH KERJA PUSKESMAS BONJERUK Fitria Yulastini; Diah Ulfa Hidayati; Evalina Fajriani
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 6, No 3 (2022): September
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v6i3.10433

Abstract

ABSTRAKStunting merupakan salah satu  masalah gizi kronis dan masih menjadi masalah di seluruh dunia yang diakibatkan oleh asuhan dan asupan nutrisi yang tidak optimal yang dimulai dari dalam kandungan dan baru terlihat saat anak berusia dua tahun, artinya status tersebut menunjukkan indikasi masalah gizi kronis akibat kekurangan gizi maupun infeksi dalam jangka waktu yang lama sehingga memicu terjadinya malnutrisi maupun infeksi yang akan menjadi awal mula turunnya kualitas generasi pembangunan Indonesia di masa depan. Ketidaktahuan penyebab stunting dalam 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kejadian stunting, sehingga perlu dilakukan promosi kesehatan menggunakan media yang efektif. Tujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai pentingnya 1000 HPK sebagai upaya pencegahan stunting. Metode yang digunakan adalah dengan memberikan penyuluhan dan edukasi tentang 1000 HPK sebagai upaya pencegahan stunting. Kegiatan ini dilakukan di Polindes Perina Wilayah Kerja Puskesmas Bonjeruk dengan sasaran sebanyak 25 orang yang terdiri dari ibu hamil, ibu yang memiliki baduta dan kader. Terjadi peningkatan pengetahuan tentang 1000 HPK pada sasaran dalam kategori baik yaitu sebanyak 44%, sehingga sasaran memperoleh informasi yang tepat sebagai bekal untuk melakukan pencegahan stunting sedini mungkin. Kata kunci : promosi kesehatan; 1000 hari pertama kehidupan; stunting ABSTRACTStunting is one of the chronic nutritional problems and still be a problem in the worldwide caused by suboptimal care and nutritional intake that starts from the womb and it just seen when the child is two years old, it means that this status indicates the chronic nutritional problems due to the long term malnutrition or infection, and it will be the beginning of the decline in the quality of Indonesia's future generations of development. Ignorance of the causes of stunting in the first 1000 days of life (HPK) is one of the factors that influence the incidence of stunting, so it is necessary to do health promotion using the effective media. The purpose of this community service is to increase public knowledge about the importance of 1000 HPK as an effort to prevent stunting. The method is to provide counseling and education about 1000 HPK as an effort to prevent stunting. This activity was carried out at the Perina village health post, the working area of Bonjeruk community health centers, with a target of 25 people consisting of pregnant women, mothers who have baby under two years, and cadres. There was an increase in knowledge about 1000 HPK on targets in the good category, namely as much as 44%, so that the target received the right information as a provision to prevent stunting as early as possible. Keywords : health promotion; the first 1000 days of life; stunting
Pengaruh Faktor Internal Keluarga dan Peran Petugas Kesehatan terhadap Pemberian Asi Eksklusif Evalina Fajriani; Eko Sulistijono; Endang Sri Wahyuni
Majalah Kedokteran Indonesia Vol 68 No 8 (2018): Journal of The Indonesian Medical Association - Majalah Kedokteran Indonesia, Vo
Publisher : PENGURUS BESAR IKATAN DOKTER INDONESIA (PB IDI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47830/jinma-vol.68.8-2018-47

Abstract

Introduction: Great global attention isbeing given regarding the realization of exclusive breastfeeding, including by the Indonesian government. The realization of this in Indonesia has not achieved the desired percentage, including in Lombok Utara Regency, which is still approximately 61.2%. Other regions in the Province of NTB, one of which is Lombok Barat Regency, has been able to realize an exclusive breastfeeding percentage of 96.42%. Research on factors that affect exclusive breastfeeding in those two regions becomes very important to be done. Objectif: to find out the significance of the effect of internal family factors (family structure, mother’s education, father’s education, mother’s occupation, father’s occupation, mother’s knowledge, father’s knowledge, and history of antenatal care) and to find out the role of health officials in the promotion of exclusive breastfeeding at the region of the Kuripan Community Health Center, Lombok Barat Regency, and Gangga Community Health Center, Lombok Utara Regency. Method: The research design is a quantitative associative research; data collection was done by distributing questionnaires and data analysis used logistic regression. Results: Out of 170 respondents for the research, it was found that 54.1% did not exclusively breastfeed and the other 45.9% did. Family factorswere found to have an evaluation of moderate criteria in providing support (average score of 3.34): the level of the mother’s education was in general still low (37.65% only completed and did not complete elementary school), where the criteriais the same relative to the father’s education and mother’s occupation (the latter generally non-employees, by 81.18% and 80.59% respectively),while mother’s and father’s knowledge on exclusive breastfeeding was still at moderate criteria, the mothers generally partake in antenatalcare (78,8%), andthe role of health officials is still not yet optimal (average score of 3.25). The resulting logistic regression model fulfilled the fit criteria of the model, which means that each added variable in the model will increase the fit of the equation. The Wald test (partial significance) found that only mother’s knowledge and the role of health officials have a significant effect on the alpha 5.0% on the probability of mothers exclusively breastfeeding in the regions of the Kuripan and Gangga Community Health Centers. Conclusion: It can be stated that the vital role in realizing exclusive breastfeeding is that of the officials, who directly guided to increase maternal knowledge, awareness, and formation of behaviors
PENYULUHAN KESEHATAN “GENTING” (GIZI SEIMBANG DAN STUNTING) PADA IBU HAMIL DI DESA BABUSSALAM Lia Arian Apriani; Diah Ulfa Hidayati; Fitria Yulastini; Evalina Fajriani; Reza Indra Wiguna
Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 6, No 6 (2023): martabe : jurnal pengabdian kepada masyarakat
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jpm.v6i6.2166-2174

Abstract

1000 HPK merupakan periode emas bagi tumbuh kembang bayi di masa depan. Oleh karena itu, pemenuhan gizi seimbang ibu hamil dapat mencegah terjadinya stunting. Stunting dapat mengakibatkan anak memiliki postur tubuh pendek dan gangguan tumbuh kembang lainnya di masa depan. Salah satu penyebab stunting adalah kurangnya asupan gizi seimbang selama kehamilan. Hal ini diakibatkan oleh rendahnya tingkat pengetahuan orang tua tentang gizi seimbang selama hamil dan stunting. Tingkat pengetahuan yang rendah disebabkan minimnya edukasi kesehatan sejak dini. Oleh karena itu, melalui kegiatan pengabdian masyarakat ini diharapkan ibu hamil memiliki tingkat pengetahuan yang baik tentang gizi seimbang selama kehamilan dan stunting. Peserta dalam kegiatan ini adalah ibu hamil yang mengikuti kelas ibu hamil sebanyak 13 orang di Desa Babussalam, Kecamatan Gerung. Media penyuluhan kesehatan menggunakan leaflet yang terdiri dari materi gizi seimbang selama kehamilan dan stunting. Metode pelaksanaan kegiatan dengan ceramah dan diskusi serta tanya jawab dengan peserta. Berdasarkan hasil evaluasi, terdapat peningkatan pengetahuan ibu hamil sebelum dan setelah dilakukan kegiatan penyuluhan kesehatan. Sebelum kegiatan penyuluhan, rerata tingkat pengetahuan peserta sebesar 58,46 dan meningkat menjadi 87,69 setelah kegiatan. Hal ini menunjukkan perubahan pengetahuan yang sangat baik dan berdampak positif pada sikap ibu hamil dalam mengolah makanan gizi seimbang guna mencegah stunting sejak hamil. Dengan demikian, kegiatan penyuluhan kesehatan ini sangat bermanfaat untuk ibu hamil di Desa Babussalam, Kecamatan Gerung.
Hubungan Status Gizi dengan Usia Menarche Siswi Kelas VII Dan VIII Evalina Fajriani; Diah Ulfa Hidayati; Elvina Anggraini
Jurnal Kebidanan Vol 13 No 2 (2023): Jurnal Kebidanan Edisi September 2023
Publisher : ITSKES Insan Cendekia Medika Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35874/jib.v13i2.1291

Abstract

Menarche is the first menstruation, usually occurring between the ages of 10-16 years or in early adolescence in the middle of puberty before entering the reproductive period. Intake of nutrients, especially fat, in the body in a certain amount or exceeding individual needs influences the start and continuation of menstruation. The aim of this study was to identify the relationship between nutritional status and age of menarche for students in grades VII and VIII at MTs NW Pengadang. The method used in this research is an analytical observational method with a cross-sectional approach. Sampling used a non-probability sampling technique with a purposive sampling method. The sample used was 40 female students from grade VII and VIII MTs. The dependent variable is menarche and the independent variable is nutritional status. The type of analysis is univariate and bivariate analysis using the Chi-Square test. The study result showed that there was a relationship between nutritional status and age of menarche for students in grades VII and VIII at MTs NW Pengadang with p-value = 0.000.