Vivin Astharyna Harysart
Program Studi Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Sunan Bonang

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

ANALISIS NORMATIF WALI NIKAH YANG TIDAK SAH SEBAGAI ALASAN PEMBATALAN PERKAWINAN (STUDI KASUS PERKARA NOMOR: 1769/Pdt.G/2009/PA.Bks Jo PERKARA NOMOR: 264/Pdt.G/2010/PTA.Bdg) Vivin Astharyna Harysart
Kumpulan Jurnal Mahasiswa Fakultas Hukum Sarjana Ilmu Hukum, Februari 2014
Publisher : Kumpulan Jurnal Mahasiswa Fakultas Hukum

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (215.967 KB)

Abstract

Artikel ilmiah ini membahas, mengenai putusan hakim dengan nomorregistrasi perkara 1769/Pdt.G/2009/PA.Bks Jo Perkara Nomor:264/Pdt.G/2010/PTA.Bdg. Putusan yang berkaitan dengan adanya pembatalanperkawinan antara pihak Pemohon (Pemohon Asli) dengan Termohon (TermohonAsli) terkait dengan pelaksanaan perkawinan dengan adanya wali nikah yangtidak berhak/tidak sah. Pelaksanaan perkawinan di dalam putusan ini melanggarkeberadaan pasal 26 Undang-Undang nomor 1 tahun 1974.karena itu masalah ini harus dianalisis sampai sejauh manakah pertimbangan parahakim Pengadilan Agama dengan hakim pengadilan tinggi agama dalammemberikan dasar-dasar pertimbangannya dalam memutus perkara denganputusan nomor: 1769/Pdt.G/2009/PA.Bks Jo Perkara Nomor:264/Pdt.G/2010/PTA.Bdg. Antara Hakim pengadilan agama dengan hakimpengadilan tinggi agama menilai dengan memberikan putusan yang berbedaterkait dengan satu kasus permasalahan, Majelis hakim disini dituntut untuk dapatmemahami setiap putusan kasus dan dapat memberikan putusan seadil-adilnyakepada para pihak, sehingga yang diharapkan dari pemahamannya dapatmenghindarkan penyalahgunaan putusan, meminimalisir problematika yangtimbul karena putusan ini juga memberikan informasi serta pemahamanmendalam kepada masyarakat. Oleh sebab itu penelitian ini menganalisamengenai Analisis Yuridis Wali nikah yang tidak sah Sebagai Alasan PembatalanPerkawinan (Studi Kasus Perkara Nomor : 1769/Pdt.G/2009/PA.Bks Jo PerkaraNomor: 264/Pdt.G/2010/PTA.Bdg).Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa adanya wali nikah yang tidakberhak di dalam pelaksanaan perkawinan antara pihak Pemohon (Pemohon Asli)dengan Termohon (Termohon Asli), wali nikah yang tidak sesuai dengan aturanhukum yang berlaku, dalam perkara ini pelanggaran yang dilakukan adalahadanya wali nikah dengan adik kandung dari ibu termohon. Majelis hakim dalam memebrikan pertimbangan hukunya antara majelis hakim Pengadilan Agamadengan Majelis Hakim Tinggi Agama tidaklah sama, terdapat pandangan yangberbeda-beda.Saran dari penulis adalah agar hakim di dalam memberikan pertimbanganpertimbanganhukumnya tetap berpedoman didalam hukum yang berlaku. Terkaitdengan perkara nomor 1769/Pdt.G/2009/PA.Bks Jo Perkara Nomor:264/Pdt.G/2010/PTA.Bdg) hakim disini berpedoman pada Undang-undangNomor 1 Tahun 1974 dan kompilasi Hukum Islam. Petugas Pencatat Akta Nikah(KUA) lebih teliti lagi dalam memerikasa berkas-berkas syarat perkawinansebelum perkawinan tersebut dilaksanakan agar tidak terjadi pelanggaran hukumseperti terkait dengan kasus diatas.Kata Kunci: Wali Nikah Yang Tidak Sah
PELAKSANAAN KEWENANGAN NOTARIS DALAM PEMBUATAN AKTA IKRAR WAKAF TANAH (STUDI DI WILAYAH HUKUM KOTA TUBAN) Vivin Astharyna Harysart
Kumpulan Jurnal Mahasiswa Fakultas Hukum MAGISTER ILMU HUKUM DAN KENOTARIATAN, 2016
Publisher : Kumpulan Jurnal Mahasiswa Fakultas Hukum

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (368.106 KB)

Abstract

Abstract This journal discusses the implementation of the Notaries’ Authority to make the Pledge Deed of Wakaf Land, studies in the jurisdiction of Tuban. In Government Regulation No. 42 about Waqaf (LN No. 105 in 2006, TLN No. 4667) set out in Article 37. In Article 37 paragraphs 4 and 5 state that does not preclude the Notary may have the opportunity to make a Pledge Deed of Wakaf (AIW). Provision requirements to become a Notary Deed Official Pledge of Waqaf (PPAIW) are defined in the Regulation of the Minister of Religion No. 73 Y in 2013 on Procedures in Wakaf of Moving Objects and unmoving object besides money article 27. Law No. 2 in 2014 on the Amendment to Act Law No. 30 year 2004 concerning notary (LN No. 3 in 2014, Supplement No. 5491) in the explanation of article 15, paragraph 3 simply explained that another notary public authority stipulated in other laws including making AIW. The authority in making AIW can be implemented by a Notary and Head Office of Religious Affairs in his capacity both as PPAIW the object of Waqaf land that is making AIW. The purpose of this research to understand the implementation of the authority new notary in making the deed pledge endowment.  Kind of empirical legal science research, research approach is sociological juridical methods. The results of empirical legal research, obtained the answers to the existing problems, that is in Tuban no notaries who have a certificate as PPAIW, only the head of the Religious Affairs Office acts as PPAIW. Then also described the factors that support the process operations of AIW at Religious Affairs Office and factors inhibiting the implementation of the AIW notary. Key words: notaries’ authority, the notaries’ pledge deed of wakaf, the pledge deed of wakaf land       Abstrak Jurnal ini membahas tentang Pelaksanaan Kewenangan Notaris Dalam Pembuatan Akta Ikrar Wakaf Tanah, studi di wilayah hukum Kota Tuban. di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tentang Wakaf (LN No 105 Tahun 2006, TLN No 4667) yang tertuang dalam pasal 37. Di dalam Pasal 37 ayat 4 dan 5 menyatakan bahwa tidak menutup kemungkinan bagi Notaris dapat mempunyai kesempatan untuk membuat Akta Ikrar Wakaf (AIW). Ketentuan persyaratan  Notaris  untuk menjadi Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf (PPAIW) ini dijelaskan di dalam Peraturan Menteri Agama Nomor 73 Tahun 2013 tentang Tata Cara Perwakafan Benda Tidak Bergerak dan Bergerak Selain Uang pasal 27. Undang-Undang Nomor 2 tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 30 tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris (LN No 3 Tahun 2014, TLN No 5491) di dalam penjelasan pasal 15 ayat 3 hanya menjelaskan bahwa kewenangan lain notaris yang diatur dalam peraturan perundang-undangan lainnya diantaranya membuat AIW. Kewenangan dalam membuat AIW  ini dapat dilaksanakan oleh Notaris dan Kepala Kantor Urusan Agama dalam kedudukan keduanya sebagai PPAIW terhadap obyek Wakaf tanah yaitu membuat AIW. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pelaksanaan kewenangan baru notaris dalam pembuatan akta Ikrar Wakaf. Jenis penelitian ilmu hukum empiris, Pendekatan penelitian yaitu metode yuridis sosiologis. Hasil penelitian hukum empiris, diperoleh jawaban atas permasalahan yang ada yaitu di kota Tuban tidak ada Notaris yang mempunyai sertifikat sebagai PPAIW, hanya Kepala Kantor Urusan Agama yang bertindak sebagai PPAIW. Kemudian dijelaskan pula faktor yang mendukung pelaksanaan pembuatan AIW di KUA dan faktor penghambat pelaksanaan AIW di notaris. Kata kunci: kewenangan notaris, akta ikrar wakaf notaris, akta ikrar wakaf tanah
PENGUATAN PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PENGAWASAN PEMILU DI DESA MERKAWANG, KABUPATEN TUBAN Sulistyani Eka Lestari; Armaya Mangkunegara; Vivin Astharyna Harysart
JURNAL PENGABDIAN MANDIRI Vol. 2 No. 7: Juli 2023
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Demokrasi sebagai gagasan yang mengandaikan bahwa kekuasaan itu adalah dari, oleh dan untuk rakyat. Dalam memilih wakil dan pemimpin, dilakukan berdasarkan berbagai pertimbangan masyarakat melalui Pemilihan Umum yang jujur dan adil. Pemilu dianggap sebagai tolak ukur dari demokrasi. Hasil Pemilu diselenggarakan dalam suasana keterbukaan dengan kebebasan berpendapat dan kebebasan berserikat. Bawaslu adalah Lembaga yang bertugas mengawasi penyelenggaraan Pemilu di seluruh wilayah NKRI. Kesadaran masyarakat dalam pengawasan pemilihan umum ini masih kurang, salah satunya adalah masyarakat di Desa Merkawang, Kecamatan Tambakboyo, Kabupaten Tuban sehingga memerlukan pelatihan tentang penguatan peran masyarakat dalam pengawasan Pemilihan Umum. Hasil kegiatan PKM yaitu keberhasilan target jumlah peserta pelatihan diundang berdasarkan arahan Kepala Desa sebanyak 26 orang (100%), ketercapaian tujuan pelatihan (75%), ketercapaian target materi yang telah direncanakan (80%), hal ini dikarenakan semua materi penyuluhan dapat disampaikan meskipun tidak secara detail karena waktu yang terbatas, serta kemampuan peserta dalam penguasaan materi (75%). Keywords: Demokrasi, Peran Pengawas Pemilu, PKM
The essence of legal certainty of land title certificates in the land registration publication system in Indonesia Vivin Astharyna Harysart; Suyanto Suyanto
Journal of Law Science Vol. 6 No. 1 (2024): January : Law Science
Publisher : Institute Of computer Science (IOCS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35335/jls.v6i1.4580

Abstract

The problem of legal certainty regarding land title certificates, which are a type of land registration in Indonesia, has persistently presented significant obstacles to society, because In Indonesia, the prevailing system of publication is characterized as negative, despite the presence of certain positive aspects. However, the validity of certificates attesting to these rights can be subject to disputes and the state is unable to assure the accuracy of both physical and legal information. This study involves normative legal research from statutory sources, conceptual, and philosophical approaches. The results of research into the nature of legal certainty regarding land rights certificates cannot yet be given to individuals or organizations that own land rights in Indonesia sustained as a result of the absence of a proactive land registration publication system.
Kajian Yuridis Warisan Tanpa Kejelasan Ahli Waris: (Studi Putusan No. 200/Pdt.P/2023/PN Jkt.Tim) Ruminingsih Ruminingsih; Vivin Astharyna Harysart; Mohamad Fikri
Jurnal Riset Rumpun Ilmu Sosial, Politik dan Humaniora Vol. 4 No. 1 (2025): Jurnal Riset Rumpun Ilmu Sosial, Politik dan Humaniora
Publisher : Pusat Riset dan Inovasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55606/jurrish.v4i1.5423

Abstract

An heir whose whereabouts are unknown refers to a person presumed missing, with no confirmation of life or death. This thesis examines the juridical settlement of inherited assets under civil law, focusing on Case Study Decision Number: 200/Pdt.P/2023/PN Jkt.Tim. The research employs a normative legal method, analyzing statutory regulations (law in book). According to Article 463 of the Civil Code, an heir whose whereabouts cannot be confirmed still retains inheritance rights, supported further by Article 467. However, if the court officially declares the missing person as deceased, their legal status as an heir ceases, and their position is transferred to a substitute heir. This substitution is governed by Article 841 of the Civil Code, which assigns all rights and obligations of the original heir to the replacement. Importantly, the substitute heir may only assume control of the inherited assets after a court decision has declared the original heir legally missing or deceased. Without such a ruling, no transfer or control of inheritance can occur. This ensures legal certainty and protects the rights of all parties involved in the inheritance process.
Darurat Judi Online, Menjerat Masyarakat di Era Digital Aguk Nugroho; Vivin Astharyna Harysart; Nur Aziz; Marwan Marwan; M. Fikri Jauhari
Nusantara: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 5 No. 2 (2025): Mei: NUSANTARA Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Pusat Riset dan Inovasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55606/nusantara.v5i2.4600

Abstract

The rapid advancement of information technology has brought about new challenges for society, one of which is the widespread practice of online gambling. With unrestricted access across time and space, online gambling is easily accessible through mobile devices and the internet, making the public—especially those facing economic hardship, social influence, and easy access—highly vulnerable. Online gambling not only violates the law but also poses serious social and economic consequences, such as addiction, debt, family breakdowns, and a rise in criminal behavior. Through a Community Service (PkM) activity conducted by lecturers from the Faculty of Law, Sunan Bonang University, Tuban, in Panyuran Village, legal and social education regarding the dangers and sanctions of online gambling was provided. This activity used participatory and descriptive approaches through lectures and interactive discussions. The results showed an increase in participants’ understanding of the mechanisms, impacts, and legal consequences of online gambling, while also fostering awareness to avoid engaging in such illegal practices. Preventive efforts such as continuous education and family-based supervision are expected to serve as strategic measures to minimize the spread of online gambling within society.