Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pelatihan Merancang Peraturan Desa Secara Mandiri di Desa Lamabelawa Kecamatan Witihama Kabupaten Flores Timur Eusabius Separera Niron; Yohana Fransiska Medho; Frans Bapa Tokan; Apolonaris Gai; Urbanus Ola Hurek; Stepahanie Perdana Ayu Lawalu; Mikael Thomas Susu
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 6, No 11 (2023): Volume 6 No 11 2023
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v6i11.12395

Abstract

ABSTRAK Pengabdian ini bertujuan untuk mendukung masyarakat desa Lamablawa dalam merancang peraturan desa secara mandiri dan partisipatif. Pelatihan yang diselenggarakan dalam pengabdian ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada masyarakat desa Lamablawa dalam menyusun peraturan desa yang sesuai dengan kebutuhan dan potensi lokal. Metode yang digunakan dalam pelatihan ini adalah dengan analisis situasi, persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi. Peserta pelatihan akan diajak untuk memahami konsep dasar peraturan desa, proses penyusunan peraturan desa, serta aspek hukum dan kelembagaan yang terkait. Selain itu, peserta akan diberikan contoh-contoh peraturan desa yang telah sukses diterapkan dalam desa-desa lain sebagai panduan. Selama pelatihan, peserta akan didorong untuk aktif berpartisipasi dalam diskusi, bertanya, dan berbagi pengalaman. Mereka juga akan diberikan kesempatan untuk merancang peraturan desa secara nyata, dengan mendiskusikan dan menentukan isi, struktur, dan mekanisme implementasi peraturan tersebut. Pada akhir pelatihan, peserta diharapkan memiliki pemahaman yang mendalam tentang merancang peraturan desa secara mandiri. Mereka juga diharapkan dapat menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dalam pelatihan ini untuk memperkuat struktur pemerintahan desa dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat desa. Melalui pengabdian ini, diharapkan masyarakat desa Lamabelawa terlibat secara aktif dalam pembuatan peraturan desa yang dapat mendukung pembangunan lokal dan memberdayakan masyarakat secara keseluruhan. Kata Kunci: Pemberdayaan Masyarakat, Peraturan Desa, Kemandirian   ABSTRACT This community service aims to support Lamablawa village community in designing village regulations both independently and in participatory way. The training held to provide knowledge and skills which needed by the community in drafting village regulations that suit local needs and potential. Stages of the training were situation analysis, preparation, implementation and evaluation. Participants were encouraged to understand the basic concepts of village regulations, the drafting process of village regulations, as well as other related legal and institutional aspects. In addition, participants were also given examples of village regulation that have been successfully implemented in other villages as examples. Throughout the training, participants also encouraged to participate actively in discussions, asking questions and sharing experiences activities. They were also given the opportunity to draft village regulations by discussing and determining the content, structures and implementation mechanism of these regulations. By the end of the training, participants were expected to have a deep understanding of how to design village regulations independently. They were also expected to be able to apply skills and knowledge gained in the training, thus the village government will be strengthen and village communities quality of life will be improved. Through the community service activity, it is expected that Lamabelawa village community will be actively involved in the village regulations formulation process to support local development and community empowerment Keywords: Community Empowerment, Village Regulations, Independence
Pelatihan Peningkatan Kapasitas Manajemen Tata Kelola BUM Desa Berbasis Good Corporate Governance di Desa Sandosi Yosef Dionisius Lamawuran; Frans Bapa Tokan; Yohana Fransiska Medho; Stephanie Perdana Ayu Lawalu; Kristianus Simon Hale Molan; Eusabius Separera Niron
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 6, No 9 (2023): Volume 6 No 9 2023
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v6i9.11264

Abstract

ABSTRAK BUM Desa Gute Gelekat desa Sandosi saat ini mengalami permasalahan seperti pemilihan jenis usaha yang tidak sesuai dengan potensi desa dan kebutuhan masyarakat, tidak ada laporan pertanggungjawaban penggunaan anggaran dan rusaknya mesin produksi usaha. Dampaknya, BUM Desa yang dibentuk pada tahun 2017 ini mengalami stagnasi sejak tahun 2018-2021. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PKM) ini dilakukan oleh tim dari FISIP Universitas Katolik Widya Mandira dengan tujuan untuk mengidentifikasi secara komprehensif permasalahan yang berkaitan dengan wawasan dan pengetahuan para pengurus BUM Desa Gute Gelekat dan memberikan input yang kontributif bagi peningkatan kapasitas pengurus dalam hal manajemen tata kelola BUM Desa Gute Gelekat pada masa mendatang. Metode yang digunakan mencakup analisis situasi, persiapan, pelaksanaan dan evaluasi. Hasil dari kegiatan PKM ini memberikan beberapa kesimpulan: pertama, minimnya pengetahuan dari pemerintah desa mengakibatkan proses pendirian BUM Desa Gute Gelekat pada tahun 2017 mengabaikan sejumlah hal penting seperti analisis kelayakan usaha, analisis pengelolaan keuangan BUM Desa dan analisis SDM; kedua, prinsip tata kelola berbasis good corporate governance belum sepenuhnya diterapkan oleh pengelola BUM Desa Gute gelekat, seperti prinsip kooperatif, partisipatif, emasinpatif, transparan, akuntabel dan sustainable; ketiga, hasil post test dan pre test menunjukan bahwa ada peningkatan pengetahuan peserta setelah mengikuti kegiatan. Kata Kunci: BUM Desa, Manajemen, Good Corporate Governance  ABSTRACT BUM Desa Gute Gelekat of Sandosi Village is currently experiencing problems such as the selection of business types that are not in accordance with the potential of the village and the needs of the community, no accountability report for the use of the budget and damaged business production machines. As a result, this BUM Desa, which was formed in 2017, has stagnated since 2018-2021. This activity was carried out by a team from FISIP Widya Mandira Catholic University with the aim of comprehensively identifying problems related to the insights and knowledge of the management of BUM Desa Gute Gelekat and providing contributive input for increasing the capacity of the management in terms of BUM Desa Gute Gelekat governance management in the future. The methods used include situation analysis, preparation, implementation and evaluation. The results of this PKM activity provide several conclusions: first, the lack of knowledge from the village government resulted in the process of establishing BUM Desa Gute Gelekat in 2017 ignoring a number of important things such as business feasibility analysis, BUM Desa financial management analysis and HR analysis; second, the principles of good corporate governance have not been fully implemented by the BUM Desa Gute Gelekat manager, such as the principles of cooperative, participatory, innovative, transparent, accountable and sustainable; third, the results of the post test and pre test show that there is an increase in the knowledge of participants after participating in the activity. Keywords: BUM Desa, Management, Good Corporate Governance
Peningkatan Pelayanan dan Manajemen Kearsipan di Kantor Desa Oringbele Kecamatan Witihama Kabupaten Flores Timur Ariston Felix Kopong Bura; Novinsia Constantina Bria; Paskalia Lodan Hayon; Stephanie Perdana Ayu Lawalu; Donna Isra Silaban; Yosef Dionisius Lamawuran
JPKMI (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Indonesia) Vol 4, No 3: Agustus (2023)
Publisher : ICSE (Institute of Computer Science and Engineering)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36596/jpkmi.v4i3.706

Abstract

Dalam memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat, para pegawai Kantor Desa Oringbele diharapkan memiliki kemampuan dan pengetahuan yang baik untuk menunjang aktivitas penyelenggaraan pemerintahan di desa. Diantaranya adalah pelayanan dan manajemen kearsipan.  Tujuan kegiatan pengabdian pada masyarakat ini adalah untuk membantu mengoptimalkan pengelolaan kegiatan kearsipan di Kantor Desa Oringbele, Kecamatan Witihama, Kabupaten Flores Timur. Kegiatan Pengabdian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui kegiatan observasi (pengamatan), kegiatan sosialisasi tentang kearsipan, pengisian kuesioner serta wawancara bersama narasumber, serta dokumentasi kegiatan pengelolaan arsip. Hasil dari kegiatan pengabdian dapat meningkatkan pelayanan pada masyarakat secara baik dan optimal, serta dapat melakukan penataan arsip pada tingkat desa dengan maksimal, sehingga pemerintah desa dan masyarakat dapat mengakses dokumen yang dibutuhkan dengan cepat dan mudah
Pembersihan Sampah Bersama Pemuda di Pasar Tradisional Mirek, Desa Oringbele, Kecamatan Witihama, Kabupaten Flores Timur Paskalia Lodan Hayon; Yohanes Soni Kewawo; Setphanie Lawalu; Fransiskus Bapa Tokan; Frans Nyong
Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat Vol 8 No 4 (2023): Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat
Publisher : Universitas Mathla'ul Anwar Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30653/jppm.v8i4.560

Abstract

Sampah adalah hasil dari aktivitas manusia. Dengan bertambahnya jumlah penduduk, jumlah sampah yang dihasilkan pun cenderung bertambah. Sampah yang tidak terkendali, akan berimbas pada pencemaran lingkungan hidup, baik itu tanah, air, maupun udara. Pasar Mirek adalah pasar tradisional di Kecamatan Witihama yang saat ini mengalami persoalan pengelolaan sampah, yang mengakibatkan lingkungan pasar berbau tidak sedap. Hal ini terjadi akibat aktivitas pedagang pasar yang selalu meninggalkan sisa bahan-bahan jualan yang dianggap sudah tidak berguna lagi, yang dibuang sembarangan dan akhirnya menjadi sampah yang menumpuk dan berbau. Oleh karena itu, pada program pengabdian masyarakat kali ini akan dilakukan kegiatan pembersihan sampah bersama pemuda dan masyarakat sekitar. Tujuan aktivitas ini adalah meningkatkan kepedulian dan peran semua kalangan, khususnya masyarakat Desa Oringbele dalam menjaga kebersihan lingkungan Pasar Mirek. Metode pelaksaan adalah observasi, sosialisasi, kampanye, pemasangan pamflet dan tempat sampah, serta aksi pembersihan pasar gotong royong bersama pemuda dan masyarakat di sekitar sebanyak lima kali. Hasil pengabdian menunjukan bahwa keterlibatan pemuda dan masyarakat sekitar dalam kegiatan pembersihan semakin meningkat dari aksi pertama sampai ke lima. Masyarakat juga antusias dengan adanya kegiatan ini karena dapat membantu mereka mengatasi masalah penumpukan sampah serta polusi udara di Pasar Mirek. Garbage is the result of human activities. The increase in population, will also increase the amount of waste. Uncontrolled amount of waste will pollute the environment, such as the soil, the water or air pollution. Mirek Market is a traditional market in Witihama District, which currently has problem in waste management, resulting in a smelly market environment. The situation happened because of traders’ activities in the market, which always leave leftovers that thrown away and eventually become trash. Therefore, through this community service program, we carried out garbage cleaning activities with youth and the surrounding community, in order to increase the awareness and role of people of Oringbele Village, in keeping Mirek Market environment clean. Methods used in the program are: observation, community outreach, campaigns among traders, making pamphlets and trash cans, and conducting five times market cleaning actions with youth and the surroundings community. The result showed that there was increasing in the involvement of youth and the surrounding community from the first time until the fifth cleaning activities. The community is also enthusiastic about this activity because it helps them to overcome the waste problem at Mirek Market.
Sosialisasi Pentingnya Pola Hidup Sehat Bagi Pemuda di Desa Oringbele Kecamatan Witihama Kabupaten Flores-Timur novelinda kalle; Yohanes Kornelius Ethelbert; Stephanie Perdana Ayu Lawalu; Hendrikus Likusina Kaha; Karolus Tatu Sius
Jurnal Nusantara Berbakti Vol. 2 No. 3 (2024): Juli: Jurnal Nusantara Berbakti
Publisher : Universitas Kristen Indonesia Toraja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59024/jnb.v2i3.373

Abstract

Pola hidup sehat merupakan aspek krusial bagi pemuda, terutama di wilayah pedesaan. Namun, berbagai tantangan seperti keterbatasan pengetahuan dan fasilitas seringkali menghambat penerapannya. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan meningkatkan pemahaman dan kesadaran pemuda Desa Oringbele, Kecamatan Witihama, Kabupaten Flores Timur tentang Pentingnya pola hidup sehat melalui sosialisasi. Metode yang digunakan adalah presentasi materi, diskusi interaktif, dan tanya jawab. Materi mencakup definisi, manfaat, komponen pola hidup sehat, serta peran strategis pemuda. Hasil menunjukkan peningkatan pengetahuan peserta tentang pola hidup sehat dan motivasi untuk menjadi agen perubahan di masyarakat. Kegiatan ini menjadi langkah awal dalam membangun kesadaran kolektif dan menciptakan lingkungan desa yang lebih sehat serta produktif dengan pemuda sebagai motor penggeraknya.
Peran Pemerintah Desa di Bidang Pertanahan di Desa Pledo, Kecamatan Witihama, Kabupaten Flores Timur Apriyanti P.A. Meo Ebang; Stephanie Perdana Ayu Lawalu; Frans Nyong
Jurnal Nusantara Berbakti Vol. 2 No. 3 (2024): Juli: Jurnal Nusantara Berbakti
Publisher : Universitas Kristen Indonesia Toraja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59024/jnb.v2i3.381

Abstract

Indonesia is known as agricultural country, where most of the citizen work and lives cannot be separated from land to meet their daily needs. Land is very valuable for the community because it is the place where people live and work to meet their daily needs, and also because of its high value having a land acts as a long term investment for the owner. However, in Indonesia land problem often arise as a result of land ownership disputes. The problem experienced by people in Pledo Village, Witihama District, East Flores Regency, caused by a situation where people usually claim ownership of a land which has been inherited from their ancestors, but without any legal ownership sertificate. This problem has occurred so often that it has disadvantaged all the activities of the community in Pledo Pledo Village.So the aim of this community service activity is to give information about the role of the local village government in mediating land conflicts and in the making of land ownership certificate.
Partisipasi Perempuan dalam Proses Pengambilan Keputusan di Desa Pledo Gladies Damainantha Nalle; Stephanie Perdana Ayu Lawalu; Yasinta Yunrianto Palan Peten
Jurnal Nusantara Berbakti Vol. 2 No. 3 (2024): Juli: Jurnal Nusantara Berbakti
Publisher : Universitas Kristen Indonesia Toraja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59024/jnb.v2i3.382

Abstract

Increasing women's participation in decision-making processes at the village level is a challenge that requires cooperation and perseverance between the government and women. The case study in Pledo Village shows that women's participation is quite good with their active involvement in village forums and meetings held by village officials. Women's voices have been heard and some of them have been accepted according to the needs of the village. The socialization activity in Pledo Village on May 6 2024 aims to increase women's awareness of the importance of participation in village activities. This activity was attended by women's representatives from two nearby hamlets. The discussions that took place revealed several obstacles to women's participation, such as feelings of inferiority caused by low levels of education, feelings of laziness, and status as newcomers. The proposed solution is to increase involvement in PKK activities so that they are more involved in activities and meetings in the Village and more active in activities and forums carried out to make decisions for the sake of the Village. Increase familiarity and knowledge of things that women need to do in participation in order to eliminate feelings of inferiority regarding the level of individual education in the Village development process. Reactivating existing weaving groups is a solution so that women who are immigrants can join and become more familiar because joining these groups is a process of getting to know local residents. This socialization received support from the village government as an effort to make women aware of the importance of their role in the decision-making process.