Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

ANALISIS RADIO TRANSCEIVER PADA LAMPU JALAN DENGAN SISTEM MODUL RA-02 FREKUENSI 433 MHZ - Roberto; Redi Ratiandi Yacoub; Bomo Wibowo Sanjaya
Journal of Electrical Engineering, Energy, and Information Technology (J3EIT) Vol 9, No 2: Juli 2021
Publisher : Faculty of Engineering, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/j3eit.v9i2.48386

Abstract

Penerangan jalan umum (PJU) merupakan hal penting untuk diterapkan agar pengguna jalan merasa aman, nyaman melewati jalan yang terang. Banyak cara yang dilakukan untuk mengaktifkan lampu penerangan jalan, yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknologi LoRa, khususnya LoRa Ra-02. Sistem komunikasi LoRa telah diuji di beberapa tempat di Kota Pontianak yang dilakukan dengan cara LOS (line of sight) dan NLOS, salah satunya di Jalan Parit Haji Husin 2 dengan jarak jangkauan terjauh 1500 meter (LOS), diperoleh parameter RSSI -92,2 dBm, SNR -4,225 dB dan ToA 217,5 ms. Parameter-parameter sistem komunikasi yang diperoleh tergolong baik, dimana paket data yang dipancarkan dapat diterima 100% tanpa ada paket yang hilang (packet loss). Parameter propagasi gelombang yang ditetapkan pada unit pemancar dan penerima adalah SF 12, CR 4/8 dan BW 62,5kHz. Oleh karena data-data indikasi sinyal dalam kategori baik maka selanjutnya sistem komunikasi LoRa digabungkan dengan ESP32 dan smartphone. Dikembangkan program aktifasi berupa tombol On dan Off pada layar smartphone, program ini dibuat dan ditanamkan pada ESP32 yang sekaligus dapat digunakan pada smartphone dan LoRa pemancar, fungsi tombol-tombol pada layar smartphone sama seperti saklar. Program aplikasi ini dapat mendeteksi IP address dari ESP32,  yaitu 10.44.2.183. IP address yang diperoleh diketikkan pada tab browser smartphone untuk memunculkan tombol-tombol On dan Off pada layar smartphone. Pada akhirnya lampu penerangan jalan dapat di On dan Off menggunakan smartphone. Sistem komunikasi yang terjadi secara wireless  dari smartphone ke ESP32 dan LoRa pemancar kemudian dari secara wireless  dari LoRa pemancar ke Lora penerima dan Arduino Nano Board kemudian ke relay dan lampu penerangan jalan.
PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK REKOMENDASI OBYEK WISATA DI KALIMANTAN BARAT Khairul Bastian; F. Trias Pontia W; Bomo Wibowo Sanjaya
Journal of Electrical Engineering, Energy, and Information Technology (J3EIT) Vol 10, No 1: Januari 2022
Publisher : Faculty of Engineering, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/j3eit.v10i1.52588

Abstract

Algoritma Genetika merupakan suatu metode pencarian berdasarkan pada mekanisme seleksi alam. Algoritma ini digunakan untuk mendapatkan solusi dalam masalah optimasi. Masalah optimasi yang akan dibahas adalah penentuan rute terpendek dalam rekomendasi obyek wisata. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan jalur yang terpendek dari beberapa tempat obyek wisata di Kalimantan Barat dengan menggunakan Algoritma Genetika sehingga mendapatkan rute yang terbaik optimal. Langkah –langkah yang dilakukan secara bertahap dengan algoritma genetika untuk mendapatkan jalur terpendek, terlebih dahulu mempresentasikan ke dalam bentuk pengkodean nomor urut lokasi obyek wisata, selanjutnya membangkitkan populasi awal diteruskan dengan proses seleksi, perkawianan silang dan mutasi sampai akhirnya diperoleh jalur yang diharapkan. Dari hasil yang diperoleh dengan probabilitas crossover 0.9 didapatkan hasil yang lebih baik dengan panjang jalur terbaik 6.465 km dan jalur terbaik dari 10 obyek wisata diawali dengan keraton Kadariah – Tugu Khatulistiwa – Makam Juang Mandor – Mangrove Park – Rindu Alam – Air Terjun Terinting – Air Terjun Riam Merasap – Bukit Kelam – Wisata Batu Jatok – Danau Laet – keraton Kadariah.
UPDATE TIME DELAY PADA PERALIHAN FASE PENYALAAN LAMPU LALU LINTAS MENGGUNAKAN TEKNIK OVER THE AIR (OTA) Olin Ananda; Bomo Wibowo Sanjaya; Jannus Marpaung
Journal of Electrical Engineering, Energy, and Information Technology (J3EIT) Vol 9, No 2: Juli 2021
Publisher : Faculty of Engineering, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/j3eit.v9i2.48646

Abstract

Suatu traffic light berfungsi mengatur fase-fase perlintasan kendaraan di suatu persimpangan jalan, khususnya empat persimpangan jalan. Fase perlintasan diatur dengan mengubah (setting) waktu tunda pada program aplikasi yang dibuat. Dengan bertambahnya jumlah kendaraan pada suau jalur jalan di persimpangan traffic light mengakibatkan panjangnya antrian, jika tidak diubah waktu fase perlintasan maka akan terjadi antrian dan menimbulkan kemacetan. Pengubahan waktu fase perlintasan bisa dilakukan secara hardwired maupun nirkabel, kelemahan menggunakan hardwired adalah teknisi menunju control box untuk menghubungkan laptop dengan mikrokontroler yang digunkan. Dan biasanya sistem akan direstart atau traffic light akan padam sementara selama proses pemrograman. Dengan update OTA yang menggunakan ESP32, waktu fase perlintasan atau delay timer diprogram menggunakan media udara, jadi sistem tidak terganggu saat proses pemrograman. Agar proses update delay timer bisa bekerja maka diperlukan IP address dari ESP32, IP address ini lah yang membuat laptop dan ESP32 terhubung. IP address diperoleh saat pertama sekali membuat program dimana ESP32 terhubung dengan wifi setempat (credential wifi). Setelah diperoleh maka IP address tersebut dapat digunakan di lapangan tanpa menggunakan jaringan wifi lain, ESP32 sudah bisa membangkitkan gelombang berfrekuensi 2,4 GHz. Untuk menguji jarak jangkauan sinyal wifi maka ESP32 terlebih dahulu diprogram sebagai akses point, dari pengujian dengan jarak terjauh 22,28m dipeoleh nilai RSSI -64 dBm yang termasuk kategori normal sesuai standar THIPON. Selanjutnya adalah proses update OTA, ESP32 difungsikan sebagai webserver. Dengan antar muka yang dibuat (mengandung username dan password) dan proses pengubahan sketch berekstensi ino diubah menjadi berekstensi bin maka proses update berhasil dilakukan, dampaknya adalah peralihan fase perlintasan benar-benar terjadi sesuai dengan program yang dibuat.
STUDI KOMPARATIF KUALITAS SINYAL MODUL TRANSCEIVER SX1278 TERHADAP MODUL CC1101 : KASUS PENGIRIM DATA SENSOR GAS LPG Ria Guswana; Jannus Marpaung; Bomo Wibowo Sanjaya; Fitri Imansyah; Redi Ratiandi Yacoub
Journal of Electrical Engineering, Energy, and Information Technology (J3EIT) Vol 10, No 1: Januari 2022
Publisher : Faculty of Engineering, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/j3eit.v10i1.55367

Abstract

Pada Era perkembangan teknologi pengiriman sinyal pendeteksi kebocoran gas bisa melalui teknologi nirkabel, yaitu teknologi yang memungkinkan orang-orang untuk berkomunikasi, mengakses aplikasi dan informasi tanpa menggunakan kabel, agar mendapatkan kualitas sinyal yang baik modul transceiver yang digunakan adalah Modul Transceiver SX1278 dan Modul CC1101.  Tujuan dari penelitian adalah mengidentifikasi performa sistem komunikasi Modul Transceiver SX1278 dan Modul CC1101 pada jarak jangkauan yang sama dan mengidentifikasi performa kedua modul dalam mentransmisikan data sensor gas LPG.  Menguji parameter dan performansi RSSI dari  Modul Transceiver SX1278 dan Modul CC1101 dengan posisi transmitter dan receiver berjarak 10m, 30, 60m dan 90m dengan masing masing percobaan dilakukan pada kondisi LOS (Line of Sight) dan NLOS (Non-Line of Sight).  Jarak 10 - 60 meter Modul CC1101 lebih unggul dari Modul Transceiver SX1278.  Jarak 10-60 meter Modul CC1101 masuk kategori sangat kuat sampai sangat baik, sedangkan Modul Transceiver SX1278 masuk kategori sangat baik sampai buruk untuk pengujian LOS.  Jarak 90 meter Modul Transceiver SX1278 lebih unggul dikarenakan masih menerima data dari transmitter, sedangkan Modul CC1101 tidak menerima data dari transmitter.  Setiap pertambahan jarak 30 meter pada pengujian performansi Modul Transceiver SX1278 dan Modul CC1101 nilai RSSI semakin menurun, ini artinya semakin jauh jarak transmitter dan receiver semakin buruk sinyal yang diterima.  Pengujian setiap sensor pada masing-masing perangkat  memiliki pembacaan data yang baik sesuai dengan kinerja dan pendeteksian pada masing – masing sensor gas LPG.  Jarak yang dipakai untuk memonitoring dilingkungan sebenarnya sejauh 60 Meter dengan nilai rata-rata RSSI untuk kondisi LOS pada SX1278 adalah -107.2 dBm sedangakan CC1101 sebesar -62.6 dBm.  Nilai rata-rata RSSI untuk kondisi NLOS pada SX1278 sebesar -111.7 dBm sedangkan CC1101 adalah -63 dBm.
PENGIRIMAN PAKET DATA DIGITAL DENGAN PEMBAGIAN BANDWIDTH MODUL TRANSCEIVER SX1276 PADA FREKUENSI 915 MHZ Billie Limnan; Jannus Marpaung; Redi Ratiandi Yacoub; Fitri Imansyah; Bomo Wibowo Sanjaya
Journal of Electrical Engineering, Energy, and Information Technology (J3EIT) Vol 10, No 1: Januari 2022
Publisher : Faculty of Engineering, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/j3eit.v10i1.52080

Abstract

Salah satu faktor penting dalam keberhasilan budidaya ikan Arwana di tambak adalah aspek kualitas air yang tergambar pada beberapa parameter fisik antara lain suhu, derajat keasaman (pH), dan kekeruhan air yang secara langsung mempengaruhi pertumbuhan dan daya tahan ikan Arwana. Untuk itu, perlu melakukan pemantauan secara intensif yakni dengan merancang alat monitoring parameter air menggunakan teknologi Transceiver SX1276 frekuensi 915 MHz. Tujuan penelitian ini merancang sensor parameter air menggunakan teknologi Transceiver SX1276 sebagai media komunikasi dan menganalisis kinerja dalam Transceiver SX1276 dengan pengujian variasi ketinggian antena dan variasi parameter BW (Bandwidth), F (Frequency), SF (Spreading Factor), dan CR (Coding Rate) yang hasilnya akan mempengaruhi nilai RSSI, SNR, PDR, dan ToA pada lingkungan ruang terbuka dan keadaan LOS. Hasil pengambilan data komunikasi menggunakan beberapa variasi ketinggian yang paling baik yaitu 2 meter dengan parameter yang digunakan yaitu nilai F 915 MHz, CR 4/5, BW 250 kHz, dan SF 7 dimana nilai rata-rata yang didapat yaitu RSSI sebesar -103.33 dBm, SNR sebesar 8.33 dB, ToA sebesar 4.51 s, dan rasio PDR sebesar 100%. Rata-rata hasil data yang keluar dari sensor dengan tiga parameter air adalah suhu 27.33 ℃, pH 6.85, dan turbidity 30.17 NTU
PERANCANGAN SISTEM KENDALI SUPERVISI DAN AKUISISI DATA (SCADA) PADA PANEL SURYA BERBASIS INTERNET OF THINGS Fandy Ciasaka; Seno D Panjaitan; Bomo Wibowo Sanjaya
Journal of Electrical Engineering, Energy, and Information Technology (J3EIT) Vol 11, No 1: Januari 2023
Publisher : Faculty of Engineering, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/j3eit.v11i1.62649

Abstract

Salah satu sumber energi baru terbarukan yang memiliki potensi besar di Indonesia yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan energi listrik adalah panel surya. Pemasangan panel surya di Indonesia masih tanpa sistem kendali sudut yang membuat produksi energi oleh panel surya menjadi kurang optimal. Untuk mengatasi masalah tersebut dibutuhkan sebuah sistem yang dapat mengatur posisi panel agar selalu menghadap matahari sehingga energi yang diproduksi oleh panel surya menjadi lebih maksimal. Sistem Kendali Supervisi dan Akusisi data (SCADA) merupakan sebuah sistem yang dapat melakukan kendali supervisi terhadap posisi sudut pada panel surya dan melakukan akuisisi data berupa data daya yang diproduksi, suhu pada panel, sudut panel serta data kondisi lingkungan sekitar  pada panel surya seperti data suhu dan kelembaban lingkungan. sistem SCADA yang dirancang bangun pada panel surya dengan berbasis IoT menggunakan web sebagai HMI dan firebase yang digunakan untuk menyimpan data sensor dan akan ditampilkan melalui MTU yang dapat diakses melaui smartphone atau laptop yang  oleh operator, sehingga operator dapat memantau panel surya dari jarak yang jauh. Pada Hasil pengujian yang dilakukan di sekitar lingkungan sekitar kampus Universitas Tanjungpura Pontianak didapat nilai daya terbesar pada jam 12:00 dengan daya yang dihasilkan sebesar 47.19 Watt dengan sudut elevasi 90° dan daya terendah yang dihasilkan oleh panel surya adalah sebesar 0.05 Watt dengan sudut elevasi sebesar 135°.
Studi Komparasi Kinerja Object-Relational Mapping Berdasarkan Implementasi Data Source Architectural Pattern Muhammad Rezy Anshari; Redi Ratiandi Yacoub; Herry Sujaini; Bomo Wibowo Sanjaya; Eva Faja Ripanti
Jurnal Nasional Teknik Elektro dan Teknologi Informasi Vol 14 No 2: Mei 2025
Publisher : Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jnteti.v14i2.17315

Abstract

Object-relational mapping (ORM) is a technique that maps in-memory objects and tables in the database, implementing data source architectural patterns (DSAP), namely Data Mapper and Active Record. These patterns require comparison due to performance difference indications and their significant roles in a system’s business processes. This study aims to compare and analyze execution duration and memory consumption quantitatively, and functions influencing them in the ORM, utilizing Data Mapper and Active Record. The objects were Doctrine (Data Mapper) and Eloquent (Active Record). The performance profiling in the ORM was conducted as a library rather than a framework. This profiling encompassed create, read, update, and delete (CRUD) and lookup operations based on specified measurement metrics, conducted using variations in the number of database records. The profiling process was automated using a script, leveraging a combination of Xdebug and Apache Benchmark. The analysis employed using Kcachegrind and big O notation, resulting in performance graphics, relative percentage differences, and functions’ contributions to the performance. Results showed that memory consumption outperformed Data Mapper. Data Mapper was superior in execution duration in most operation combinations and metrics. Function groups of database transactions, object serialization, and retrieval records were the primary contributors to the performance. Object and database synchronizations became additional contributors to Active Record. The complexity of the largest contributor functions in Data Mapper was higher than that of Active Record. Future studies can utilize automation concepts in the profiling process and substitute Xdebug according to the requirements of the programming languages used by the ORM.