Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

Kinerja Lembaga Pengelola Konservasi Desa Kapiroe Kecamatan Palolo Kabupaten Sigi Provinsi Sulawesi Tengah Hamka; Asgar Taiyeb; Abdul Hapid
Journal of Innovative and Creativity Vol. 5 No. 2 (2025)
Publisher : Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/joecy.v5i2.219

Abstract

Keberadaan lembaga pengelola konservasi desa dinilai penting dalam peningkatan pendapatan masyarakat dan pelestarian kawasan hutan. Paradigma pengelolaan hutan konservasi sudah berubah dimana pengelolaan melibatkan para pihak yang berkepentingan. Tujuan penelitian ini menganalisis kinerja lembaga pengelola konservasi desa kapiroe dari aspek kelembagaan, kawasan dan usaha. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi metode wawancara menggunakan kuesioner kepada anggota dan pengurus LPKD, wawancara mendalam kepada pengurus inti LPKD, observasi dan studi dokumen terkait dengan kinerja lembaga pengelola kemitraan desa menggunakan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja LPKD Kapiroe cukup baik, hal ini berdasarkan 3 aspek yang dinilai aspek kelembagaan, kelola kawasan dan kinerja jejaring dan kerjasama usaha. Kinerja kelembagaan LPKD dari aspek kelola kelembagaan dikategorikan tinggi berdasarkan legalitas pengurus, keterlibatan pengurus dan anggota dalam pertemuan rutin dan peningkatan kapasitas, pengurus melakukan kegiatan konservasi yaitu penanaman batas hidup dan kegiatan pemulihan ekosistem, namun pada aspek kinerja jejaring dan kerjasama usaha belum mencapai hasil yang optimal karena tidak adanya kerjasama usaha.
Analisis Perubahan Tutupan Lahan Hutan di Kawasan Hutan Lindung Desa Nupabomba Menggunakan Citra Landsat 8 Hamka, Hamka; Taiyeb, Asgar; Anwar, Anwar
ULIN: Jurnal Hutan Tropis Vol 9, No 1 (2025)
Publisher : Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32522/ujht.v9i1.18304

Abstract

Hutan lindung yaitu kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tatanan air, mencegah banjir, menjaga kesuburan tanah. Apabila hutan lindung diganggu, maka hutan tersebut akan kehilangan fungsinya sebagai pelindung, mencegah erosi, mencegah ilustrasi, air laut dan akan menimbulkan bencana alam seperti banjir, tanah longsor dan erosi dan kemungkinan akan berakibat fatal dalam kawasan tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hutan primer terjadi penurunan luasan tahun 2018 seluas 288,97 Ha menjadi tinggal 152,16 Ha pada tahun 2023. Laju pengurangan kawasan hutan primer dari tahun 2018 sampai tahun 2023 sebesar 136,80 Ha. Dimana jenis tutupan lahannya berubah menjadi hutan sekunde seluas 132,62Ha dan menjadi pertanian lahan kering campur seluas 4,18 Ha. Hutan sekunder telah terjadi perubahan tutupan lahan dimana terjadi penurunan luasan dari tahun 2018 seluas 1.435,24 Ha menjadi tinggal 981,84 Ha pada tahun 2023. Pertanian lahan kering campur terjadi penurunan luasan pada tahun 2018 seluas 276,71 Ha menjadi seluas 26,05 Ha pada tahun 2023. Semak belukar terjadi fluktuasi perubahan luasannya pada tahun 2018 seluas 463,01 Ha dari total menjadi tinggal 448,29 Ha pada tahun 2023.
Smart Farming: Pelatihan Alat Ukur Kebutuhan Air pada Budidaya Sayuran di Desa Alitupu, Kabupaten Poso Jusriadi, Jusriadi; Arsih, Desi Wahyuni; Taiyeb, Asgar; Nasir, Burhanuddin; Lasmini, Sri Anjar; Pasaru, Flora
Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Masyarakat Universitas Ma Chung Vol. 5 No. 1 (2025): Prosiding SENAM 2025: Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas
Publisher : Ma Chung Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kecamatan Lore Utara dikenal sebagai kawasan pengembangan komoditi sayuran di Kabupaten Poso. Untuk pertumbuhan tanaman sayuran yang optimal dibutuhkan pengolahan lahan yang tepat. Faktor penting yang mempengaruhi kualitas tanah untuk tanaman sayuran yaitu kondisi pH tanah, suhu, dan kelembaban tanah, dan permasalahan yang sering dihadapi petani adalah kesulitan dalam memonitoring kondisi tanah yang ideal untuk pertumbuhan tanaman. Program pengabdian yang diikuti oleh 20 orang petani sebagai mitra bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan petani dalam menggunakan soil analyzer dan soil moisture meter untuk penentuan kebutuhan air dalam budidaya sayuran dan unsur hara tanah secara presisi agar dapat meningkatkan efisiensi pemberian air.  Metode pelaksanaan yang diterapkan adalah penyuluhan, demonstrasi alat, praktik lapangan, dan evaluasi. Hasil yang dicapai menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan petani sebesar 85%, serta kemampuan dalam membaca dan memanfaatkan data dari alat untuk pengambilan keputusan agronomis. Pengukuran tanah menunjukkan sebagian lahan kekurangan nitrogen dan memiliki kelembaban rendah, sehingga petani dapat segera menyesuaikan pemupukan dan penyiraman. Respon petani sangat positif, dan sebagian besar menyatakan kesediaan untuk menerapkan teknologi tersebut secara berkelanjutan. Kegiatan tersebut juga membuktikan bahwa pelatihan teknologi tepat guna berbasis data mampu mendorong modernisasi pertanian di daerah terpencil khususnya di Kecamatan Lore Utara Kabupaten Poso.
The Effect of Various Compositions of Planting Media On The Growht of Red Calliandra Seedlings (Calliandra calotrhyrsus Meissen) Ridwan; Annadira; Rahmawati; Asgar Taiyeb; Muslimin
Agricultural Science Vol. 7 No. 1 (2023): September
Publisher : Faculty of Agriculture, Merdeka University Surabaya, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55173/agriscience.v7i1.118

Abstract

The aim of this research was to determine the effect of various types of planting media on the growth of calliandra seedlings. This research was carried out in Wuasa Village, North Lore District, Poso Regency and was carried out for 7 months, namely from April to October 2021. The research method used a Completely Randomized Design (RAL) which consisted of 4 treatments, namely: PO = Land Without Fertilizer (control), P1 = Soil + Sand + Soil Liquid Fertilizer + Leaf Liquid Fertilizer, P2 = Soil + Sand + Solid Organic Fertilizer, P3 = Soil + Sand + Solid Organic Fertilizer + Soil Liquid Fertilizer + Leaf Liquid Fertilizer Each treatment was repeated as many times as ten times, so that a total of 40 experimental units were needed. The observational data was analyzed using analysis of variance (F) with the Least Significant Difference (BNT) test at a significance level of 5%. The results of the research showed that treatment with various types of planting media had a very significant effect on increasing the number of shoots, increasing height, increasing the number of leaves and stem diameter on the growth of calliandra calothyrsus Meissen seedlings. Soil+sand+solid organic fertilizer+soil liquid organic fertilizer+liquid organic leaf fertilizer (P3) is the best medium for the growth of calliandra mesh (Calliandra calothyrsusMeissen) seedlings, in all the variables observed.
Indigenous microorganisms from the corm of banana improve the growth and yield of three varieties of cucumber (Cucumis sativus L.) Lasmini, Sri Anjar; Burhanuddin; Taiyeb, Asgar; Surya, I Komang
AGROMIX Vol 15 No 2 (2024)
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Yudharta Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35891/agx.v15i2.4174

Abstract

Introduction: Cucumber (Cucumis sativus L.) is a type of vegetable that is widely consumed by the public. Cucumber production is still low due to cultivation systems that are not by standard operating procedures and low soil fertility. Therefore it is necessary to improve cultivation techniques through the use of quality seeds and fertilization. The study aimed to determine the effect of various concentrations of indigenous microorganisms from the corm of banana on the growth and yield of three varieties of cucumber. Methods: The study used a randomized block design with two factors: cucumber variety (Hercules, Mercy, Harmony) and concentration of indigenous microorganisms from banana corm (0, 200, 400, 600 ml/L). Each treatment was repeated three times with eight plants per plot, totaling 288 plants. Results: There was an interaction between cucumber varieties and microorganism concentrations. The Harmony variety with 600 ml/L of microorganisms showed the best results: plant height (162.03 cm), number of leaves (31.92), branches (3.57), fruits (10.58), and fruit weight (156.28 g). Conclusion: The Harmony variety and 600 ml/L concentration of indigenous microorganisms from banana corms significantly improved cucumber growth and yield. This method can reduce production costs by using easily available and cheap materials, decreasing reliance on expensive synthetic fertilizers.