Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Persepsi Risiko dan Motivasi Memiliki Asuransi Bencana Alam: Premi Polis Asuransi Banjir/Properti untuk Warga Berisiko Banjir di Wilayah DKI Jakarta Aristyavani, Inadia
Jurnal Manajemen dan Usahawan Indonesia Vol. 45, No. 1
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini menjelaskan mengapa motivasi individu untuk memiliki asuransi yang berkaitan dengan kerugian yang dapat disebabkan oleh kebencanaan masih rendah. Penelitian ini mengem- bangkan Teori Motivasi Proteksi (TMP) dalam konteks perlindungan asuransi terhadap potensi keru- gian yang disebabkan oleh terjadinya bencana alam. Penelitian ini memilih bencana banjir dan dilakukan di area DKI Jakarta. Populasi dari penelitian adalah warga DKI Jakarta yang tinggal di daerah rawan banjir. Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan metode sampel tidak acak, yakni sampel snow-ball, sebanyak 323 orang responden. Motivasi individu untuk membeli polis premi asuransi bencana bisa dijelaskan dengan menggunakan kerangka TMP, dimana tinggi rendah- nya motivasi dipengaruhi oleh tingkat persepsi mengenai risiko. Hasil penelitian ini mempunyai implikasi baik akademis (teoritis) ataupun praktis. Secara akademis, penelitian ini membuktikan bahwa TMP bisa dipergunakan untuk menjelaskan motivasi individu/orang untuk membeli produk asuransi yang terkait dengan risiko kerugian atas bencana banjir. Secara praktis, hasil penelitian ini bisa dipergunakan sebagai dasar referensi para pelaku usaha maupun regulator dan asosiasi ter- kait di sektor industri perasuransian umum nasional dalam pembuatan strategi untuk meningkatkan pemahaman manfaat kebutuhan hingga minat orang untuk memiliki produk asuransi terkait potensi risiko kerugian bencana.
Teori Spiral of Silence di Era Digital: Studi Netnografi pada Kontroversi Ijazah Joko Widodo pada Ruang Opini Publik Digital Aristyavani, Inadia; Seran, Alexander
Sang Pencerah: Jurnal Ilmiah Universitas Muhammadiyah Buton Vol. 11 No. 3 (2025): Sang Pencerah: Jurnal Ilmiah Universitas Muhammadiyah Buton, Indonesia
Publisher : Lembaga Jurnal dan Publikasi Universitas Muhammadiyah Buton

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35326/pencerah.v11i3.7298

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji ulang relevansi teori Spiral of Silence yang dikembangkan oleh Elisabeth Noelle-Neumann (1974, 2004) dalam konteks ekosistem media digital. Fokus kajian diarahkan pada kontroversi mengenai keaslian ijazah Presiden RI ke-7 Joko Widodo. Metode yang digunakan adalah netnografi, dengan unit analisis berupa komentar warganet pada empat podcast YouTube terpilih: dua yang mendukung keaslian ijazah, dan dua yang mendukung narasi ijazah palsu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, tidak seperti asumsi teori klasik yang menekankan konsonansi media dan ketakutan terhadap isolasi sosial, ruang digital justru menghadirkan dinamika baru berupa fragmentasi opini, Spiral of Courage, dan terbentuknya Echo Chambers. Di ruang komentar pro-ijazah, opini mengkristal pada pembelaan moral, kepercayaan terhadap institusi, dan testimoni personal. Sementara di ruang komentar anti-ijazah, muncul narasi pembacaan forensik dokumen, kritik terhadap lembaga pendidikan, dan pembelaan terhadap tokoh oposisi. Penelitian ini menegaskan bahwa spiral of silence tidak sepenuhnya lenyap, tetapi bekerja secara lokal dalam komunitas digital tertentu. Di sisi lain, spiral of courage berkembang saat individu merasa didukung oleh kelompok dominan dan memanfaatkan anonimitas sebagai pelindung dari isolasi sosial.
Social Media as the Fifth Estate of Conflict Resolution in Indonesia: A Netnography Study on Digital Activism #PeringatanDarurat Aristyavani, Inadia; Julianto, Edi Nurwahyu; Taryana, Ade; Anwar, Miftahol; Jamalullail, Jamalullail
Journal of Education, Humaniora and Social Sciences (JEHSS) Vol 7, No 3 (2025): Journal of Education, Humaniora and Social Sciences (JEHSS), February
Publisher : Mahesa Research Center

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34007/jehss.v7i3.2509

Abstract

The Research discusses how digital media can be used as a fifth estate. The fifth pillar refers to the function of social media as a supervisor of public policies or issues. This supervision is through netizens' activities to encourage policymakers to act appropriately. Digital media platforms provide a new space for individuals and groups to share information, self-organize, and influence public policy. This form of supervision is through expressions of disappointment and anger over several social and political situations. The Research uses digital media theory as the fifth pillar of William Dutton. The case studied is the #PeringatanDarurat movement. This case is critical because it relates to a violation of the Constitution. The case began with the government's and the DPR's plan to make an Election Bill contrary to the Constitutional Court's (MK) decision. The Research uses the ethnography method. The data analyzed was Twitter (X) social media user posts. Data collection is carried out through 2 forms: immersion and investigation. Immersion was carried out by observing social and medical user X. The investigation collected posts about #PeringatanDarurat. The data was processed using thematic analysis. The study results show four main themes of social media user posts. First, the manipulation of rules and the Constitution. Second, anger against oligarchs. Social media users expressed outrage at the power that no longer represented the people. Third, social media users call for teenagers to be politically literate. Fourth, a collective invitation to take action together. This Research shows the role of social media as the fifth pillar (the fifth estate). Social media has become the primary means of spreading political awareness and social mobilization.