Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

MENGATASI PROBLEMATIKA SAMPAH RUMAH TANGGA DI KOTA PONTIANAK Donna Youlla; Ellyta Ellyta; Sri Widarti
JURNAL PENGABDIAN AL-IKHLAS UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MUHAMMAD ARSYAD AL BANJARY Vol 6, No 1 (2020): AL-IKHLAS JURNAL PENGABDIAN
Publisher : Universitas Islam kalimantan MAB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (42.013 KB) | DOI: 10.31602/jpaiuniska.v6i1.3355

Abstract

Pertambahan jumlah penduduk yang pesat menyebabkan meningkatnya aktivitas sosial ekonomi masyarakat sehingga banyak menghasilkansampah. Rumah tangga adalah penyumbang sampah terbesar di Kota Pontianak. Kegiatan PKM ini bekerjasama dengan Badan Keswadayaan Masyarakat Sekip Darat Kota Pontianak. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk : 1)mengurangi masalah sampah baik organik dan anorganik, 2) memberikan tambahan pendapatan bagi kaum ibu dan remaja putri dari olahan sampah, 3) memotivasi kaum ibu dan remaja putri di lingkungan BKM Darat Sekip untuk mulai merintis keberadaan Bank Sampah Swadaya Masyarakat. Pelaksanaan kegiatan dilakukan demonstrasi dan pendampingan kepada anggota BKM. Kegiatan ini menunjukkan partisipan aktif dan antusias mengikuti kegiatan, yang ditunjukkan dengan banyaknya hasil kerajinan yang dihasilkan.
DIVERSIFIKASI PENGOLAHAN BUAH NENAS DESA GALANG DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN PETANI NENAS Ekawati Ekawati; Sondang Sylvia Manurung; Ellyta Ellyta; Donna Youlla
JURNAL PENGABDIAN AL-IKHLAS UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MUHAMMAD ARSYAD AL BANJARY Vol 5, No 1 (2019): AL-IKHLAS JURNAL PENGABDIAN
Publisher : Universitas Islam kalimantan MAB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (317.145 KB) | DOI: 10.31602/jpaiuniska.v5i1.2406

Abstract

Pineapple is one of the tropical fruit which consume by society because of the price is cheap, easily to get, high nutrition and easily cultivated. The partners of the dedication were Mitra Tani 1 Farmer’s Group and Galang Jaya Farmer’s Group. The objectives and special targets from the IbM was to establish and to develop the partner capability to process the pineapple become high valuable processed product namely: jam, lunkhead and nata de pina. Methods used in the program include: consultation, training and counseling assistance. Application of the methods to partner were: (1) Education of community through extension that aims to improve understanding partner about the economics benefit if they processed the product, (2) training the partners to process the pineapple become jam, lunckhead, and nata de pina, (3) facilitation and consultation in order to register the product, (4) Combination the diffusion of technology, education and training to improve competitiveness the product through packaging. The result of the program was the increase of knowledge from the partners about jam and lunkhead pineapple and the partners have a permission of household product (PIRT) from health Department of Pontianak Disctrict. Keywords : Pengolahan, Diversifikasi buah nenas, Nata de Pina
PERSEPSI PETANI TERHADAP PEMBUKAAN LAHAN TANPA PEMBAKARAN (PLTB) DI KELURAHAN SAGATANI KECAMATAN SINGKAWANG SELATAN Sri Widarti; Donna Youlla; Icuk Setiawan
ZIRAA'AH MAJALAH ILMIAH PERTANIAN Vol 47, No 1 (2022)
Publisher : Pusat Publikasi Jurnal Universitas Islam Kalimantan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31602/zmip.v47i1.5862

Abstract

People's perceptions of land clearing by burning are still diverse, there are pros and cons about it. As we all know, the land clearing system by slashing and burning is a heritage and culture of farming communities in almost all parts of Indonesia, one of them is the people of the island of Kalimantan. Several solutions have been proposed by the government, including land clearing without burning (PLTB). This program aims to change the behavior of Indonesian farmers who still do land clearing by burning to switch to more environmentally friendly land clearing methods, including converting slashes into compost and wood vinegar. However, until now several programs launched by the government in order to minimize the forest and land fires have not been successful. Increasing the production of hybrid corn commodities is one of the targets for increasing agricultural productivity in West Kalimantan, especially in Singkawang in meeting the demand for hybrid corn which is currently supplied from outside the city. The increase in production cannot be separated from the need for expansion of hybrid corn farming land, which currently the number and focus of increasing hybrid corn farming businesses are in Sagatani Village, South Singkawang District. Problems arise when in their business, hybrid corn farmers in Sagatani Village still use conventional methods in cleaning and clearing land, namely by burning.
DAMPAK SOSIAL PEMBANGUNAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI TERHADAP KEHIDUPAN MASYARAKAT DI DUSUN NANAS KECAMATAN SIANTAN KABUPATEN MEMPAWAH Donna Youlla; Ellyta Ellyta; Hery Medianto Kurniawan; Saripudin Taligana
ZIRAA'AH MAJALAH ILMIAH PERTANIAN Vol 45, No 2 (2020)
Publisher : Pusat Publikasi Jurnal Universitas Islam Kalimantan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31602/zmip.v45i2.2943

Abstract

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan menganalisis Dampak Sosial Pembangunan Hutan Tanaman Industri Terhadap Kehidupan Masyarakat Di Dusun Nanas Kecamatan Siantan Kabupaten Mempawah. Terlebih pada kehidupan sosial masyarakat di dusun nanas sebagai dusun yang terletak paling dekat dengan pembangunan Hutan Tanaman Industri (HTI) tersebut. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, dengan pendekatan in depth interview yaitu dengan mewawancara secara mendalam terhadap 10 responden kunci yang terdiri dari Ketua RW dan RT, Tokoh Masyarakat, beberapa warga terpilih serta beberapa karyawan perusahaan HTI setempat. Hasil penelitian yang didapat yaitu terdapat beberapa dampak sosial yang terjadi di dusun tersebut setelah pembangunan HTI ini dapat dilihat  dari bantuan dan fasilitas yang sudah diberikan oleh pihak perusahaan kepada masyarakat dusun nanas seperti fasilitas umum, fasilitas sosial, bantuan sarana dan prasarana dan lain-lain dimana semua faktor dianalisis secara deskriptif untuk dilihat dampak sosial yang terjadi terhadap masyarakat di dusun nanas tersebut.
BENTUK-BENTUK PEMILIKAN LAHAN PETANI PADA USAHATANI PADI DI DESA SUNGAI AWAN KANAN KABUPATEN KETAPANG Donna Youlla; Tengku Riska Eka Putri; Ellyta Ellyta
Jurnal Inovasi Penelitian Vol 3 No 2: Juli 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Pariwisata Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47492/jip.v3i2.1832

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk pemilikan lahan petani terhadap produksi padi di Desa Sungai Awan Kanan, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 36 petani padi yang tersebar merata pada tiap bentuk pemilikan lahan dari keseluruhan populasi sebanyak 57 petani padi. Analisi data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi multiples (berganda) dengan menggunakan SPSS dan fungsi produksi Cobb- Douglas, Uji-F dan Uji-T Hitung, digunakan untuk mengestimasikan fungsi produksi. Variabel yang digunakan dalam model regresi adalah lahan milik sendiri, lahan sewa, dan lahan bagi hasil. Variabel yang digunakan dalam model terdiri dari jenis faktor produksi dan bentuk pemilikan lahan . Variabel faktor produksi terdiri dari bentuk pemilikan Lahan (X1), luas lahan (X2), benih (X3), pupuk NPK (X4), pupuk Urea (X5), tenaga kerja (X6), sewa mesin (X7). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa lahan milik sendiri memiliki produktivitas tertinggi, kemudian diikuti oleh lahan sewa dan lahan bagi hasil, Hasil uji koefisien determinasi menunjukan bahwa kemampuan model bentuk pemilikan lahan (X1), luas lahan (X2), benih (X3), pupuk NPK (X4), pupuk Urea (X5), tenaga kerja (X6), dan sewa mesin (X7)) dalam mempengaruhi hasil produksi padi menunjukan hampir semua faktor yang mempengaruhi hasil produksi padi terpenuhi. Sehingga disarankan untuk memperhatikan ketujuh faktor yang diteliti untuk meningkatkan produksi
The Assistance For Composing House Management in Khajuma Community Self-Subsistent Agency Siantan Hilir Sub District: Pendampingan Pengelolaan Rumah Kompos di Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Khajuma Kelurahan Siantan Hilir Donna Youlla; Lathifah Khairani; Ellyta Ellyta
Mattawang: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 3 No. 2 (2022)
Publisher : Yayasan Ahmar Cendekia Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (721.108 KB) | DOI: 10.35877/454RI.mattawang1027

Abstract

The Community Self-Subsistent Agency (BKM) is one of the village-level social institutions established by the government. The function of BKM is to help the poor in dealing with the problem of poverty through empowerment programs from the government, so that they are able to carry out activities to meet their daily needs. This Community Service (PKM) activity is in collaboration with BKM Khajuma which is located on Jalan Khatulistiwa, Siantan Hilir Village. The objectives of this activity are: 1) to utilize organic waste from plant residues that exist among community, 2) to conduct training on making Local Micro Organisms (MOL), 3) to manage existing compost houses so that they become better. The implementation of this service is focused on several activities which include organic waste management such as sorting organic and inorganic waste, demonstrations of making Local Micro Organisms (MOL) from fruit and vegetable waste, as well as assistance in managing the compost house that was just built in the BKM area. While the specific target to be achieved is that there will be an increase in the knowledge and skills of the community, especially with the compost house in their midst. Abstrak Badan Keswadyaan Masyarakat (BKM) merupakan salah satu lembaga kemasyarakatan tingkat Kelurahan yang dibentuk oleh pemerintah. Fungsi BKM yaitu untuk membantu masyarakat miskin dalam menghadapi masalah kemiskinan melalui program pemberdayaan dari pemerintah, agar mereka mampu melakukan aktifitas untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) ini bekerjasama dengan BKM Khajuma yang bertempat di Jalan Khatulistiwa, Kelurahan Siantan Hilir. Tujuan dari kegiatan ini adalah : : 1) untuk memanfaatkan sampah organik sisa tanaman yang ada di masyarakat, 2) untuk melakukan pelatihan pembuatan Mikro Organisme Lokal (MOL), 3) untuk mengelola Rumah Kompos yang telah ada sehingga menjadi lebih baik. Pelaksanaan pengabdian ini dititikberatkan pada beberapa kegiatan yang meliputi pengelolaan sampah organik seperti pemilahan sampah yang organik dan yang anorganik, demonstrasi pembuatan Mikro Organisme Lokal (MOL) dari bahan sisa buah-buahan dan sayuran, serta pendampingan pengelolaan rumah kompos yang baru saja dibangun di wilayah BKM Khajuma ini. Sedangkan target khusus yang ingin dicapai yaitu adanya peningkatan pengetahuan dan keterampilan masyarakat khususnya dengan adanya Rumah Kompos di tengah-tengah mereka.
The Reducing Household Waste by Utilizing Used Cooking Oil into Soap for Housewives in Pontianak City: Pengurangan Limbah Rumah Tangga Dengan Pemanfaatan Minyak Jelantah Menjadi Sabun Bagi Ibu Rumah Tangga Di Kota Pontianak Donna Youlla; Sri Widarti; Ellyta Ellyta
Mattawang: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 1 (2023)
Publisher : Yayasan Ahmar Cendekia Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35877/454RI.mattawang1553

Abstract

Housewives (IRT) in the family have a very active role in their families. Used cooking oil or used cooking oil is waste left over from cooking activities carried out by housewives. So far, used cooking oil has never been used to make other materials, and is generally just thrown away so that over time it will damage the environment around us. This community service aims to utilize waste cooking oil into items that can be reused and have use value. The training on using used cooking oil in soap that was developed among housewives in Pontianak city, especially in Akcaya Village, South Pontianak District, is expected to be applied by IRT so that used cooking oil is no longer a wasted material, but can become a material that can be used. The soap produced can be used alone or later can also be traded so that it will increase family income. Abstrak Ibu-ibu Rumah Tangga (IRT) di dalam keluarga punya peran yang sangat aktif di dalam keluarganya. Minyak goreng bekas atau minyak jelantah adalah limbah tersisa dari aktifitas memasak yang dilakukan oleh para ibu rumah tangga. Minyak jelantah selama ini belum pernah dimanfaatkan menjadi bahan lain, dan umumnya hanya dibuang saja sehingga lama kelamaan akan merusak lingkungan di sekitar kita. Pengabdian pada masyarakat ini bertujuan untuk memanfaatkan limbah minyak jelantah menjadi barang yang dapat digunakan kembali serta mempunyai nilai guna. Pelatihan pemanfaatan minyak jelantah menjadi sabun yang dikembangkan di kalangan ibu rumah tangga di kota Pontianak khususnya di Kelurahan Akcaya, Kecamatan Pontianak Selatan diharapkan dapat diaplikasikan oleh IRT sehingga minyak jelantah tidak lagi menjadi bahan yang terbuang, melainkan dapat menjadi bahan yang dapat digunakan. Sabun yang dihasilkan dapat dipergunakan sendiri atau nantinya dapat pula diperjualbelikan sehingga akan menambah pendapatan keluarga.
Pembuatan Biochar dan Pupuk Organik Untuk Budidaya Tanaman Anggur pada KWT Mentari Kota Pontianak Sutikarini Sutikarini; Agusalim Masulili; Donna Youlla
Jurnal Pengembangan dan Pengabdian Masyarakat Multikultural Vol 1 No 3: BATIK Desember 2023
Publisher : Institut Riset dan Publikasi Indonesia (IRPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57152/batik.v1i3.1086

Abstract

Mentari Women Farmers Group (KWT) which was formed in 2019. Grape cultivation in Pontianak City is still new / newbie so that it has obstacles in the partner group in cultivation. Through this activity, the team wishes to build an alternative to partner problems, namely making biochar and organic fertilizer (bokasi), how to make and apply in the form of good planting media for organic cultivation of grape plants. The methods of PKM activities for this group are: 1) preparation stage, 2) training and implementation stage consisting of counseling, pretest and post test, training in making biochar and bokasi organic fertilizer and application in grape cultivation, and 3) evaluation stage. The results of PKM activities show that grape plants have the potential to become the group's superior commodity by utilizing biochar and organic fertilizers derived from waste that is abundant around the group, namely coconut waste and pineapple skin. After the Community Service activities, the Mentari Women Farmers Group of Pontianak City increased both affective (knowledge), cognitive (attitude) and skills in the use of coconut waste as biochar and pineapple peel waste as bokasi organic fertilizer for grape cultivation so that it is expected to increase grape production and income of the partner group.
The Socialization of Biofortification to Overcome Stunting in Kuala Dua Village: Sosialisasi Biofortifikasi Untuk Mengatasi Stunting Di Desa Kuala Dua Hery Medianto Kurniawan; Ellyta Ellyta; Donna Youlla
Dinamisia : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 7 No. 5 (2023): Dinamisia: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Lancang Kuning

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31849/dinamisia.v7i5.14793

Abstract

Biofortification technology is an intervention activity that has an effort to increase the concentration of micronutrients in food. The adoption of farmers is very good, indicated by the increasing biofortified farming activities in Kuala Dua Village. Thisincrease can be seen from the achievement of the cropping index from 200 to 300 and production from 4 tonnes per hectare to an average of between 6 -tonnes per hectare. It also can be concluded that the farmer’s adoption is very good, indicated by the increasing biofortified farming activities in Kuala Dua Village. It can be seen from the achievement of a cropping index from 200 to 300 and production from 4 tonnes per hectare to between 6 -7 tonnes per hectare. The results of this can be used for the prevention of stunting in Kuala Dua Village, Sungai Raya District, Kubu Raya Regency
Peningkatan Produktivitas dan Nilai Tambah Komoditi Cabai Rawit Melalui Teknologi Penggunaan Pestisida Hayati Metabolit Sekunder dari Trichoderma sp. dan Pengolahan Hasil Cabai Rawit Agus Suyanto; Ismail Astar; Donna Youlla; Setiawan Setiawan
Jurnal Abdi Masyarakat Indonesia Vol 4 No 1 (2024): JAMSI - Januari 2024
Publisher : CV Firmos

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54082/jamsi.948

Abstract

Produksi cabai rawit dalam dua tahun terakhir di kecamatan Rasau Jaya mengalami penurunan produksi yang sangat signifikan. Yang disebabkan oleh serangan organisme penganggu tanaman (OPT) khususnya patogen jamur Fusarium sp. dengan tingkat serangan berkisar 20 – 40 %. Upaya pengendalian patogen penyebab penyakit pada cabai rawit, para petani di desa Rasau Jaya Tiga masih menggunakan pestisida sintetik. Penggunaan pestisida sintetik yang terus -menerus dapat menyebabkan efek toksik pada petani dan mencemari lingkungan. Selain itu, tidak menentunya harga jual cabai mejadi salah satu permasalahan yang dihadapi oleh mitra, salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pendapatan petani pada saat rendahnya harga adalah melakukan pengolahan cabai rawit segar, menjadi cabai rawit olahan menjadi beberapa produk olah sehingga mengurangi kerugian petani dan meningkatkan nilai tambah komoditi. Tujuan dan target luaran kegiatan ini yaitu : 1. peningkatan pemahaman mengenai pencegahan serangan pathogen melalui sanitasi lingkungan dan perlakuan tanaman; 2. berkurangnya tingkat serangan pathogen; 3. peningkatan pemahaman dan keterampilan penggunaan pestisida hayati; 4. berkurangnya penggunaan pestisida sintetik; 5. peningkatan pemahaman dan keterampilan penggunaan jamur Trichoderma sp. dan metabolit sekundernya; dan 6. peningkatan peningkatan keterampilan petani dalam pengolahan cabai rawit segar mejadi produk olahan cabai yang meningkatkan nilai tambah komoditi cabai rawit.