Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Karakteristik Pendidikan dan Ilmuwan Muslim Periode Keemasan 750-950 M Fahri Hidayat
IQRO: Journal of Islamic Education Vol. 7 No. 1 (2024): JULI 2024
Publisher : Prodi Pendidikan Agama Islam FTIK IAIN Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24256/iqro.v7i1.5267

Abstract

Artikel ini menganalisis karakteristik pendidikan dan ilmuwan muslim pada periode keemasan (750-950M) dan merumuskan paradigma pendidikan Islam yang generalis. Metode yang digunakan dalam artikel ini adalah sejarah pemikiran dengan fokus pada pemikiran tentang ilmu pengetahuan dan karakteristik ilmuwan muslim pada periode keemasan. Artikel ini menghasilkan kesimpulan bahwa karakteristik ilmuwan muslim pada periode keemasan adalah ilmuwan generalis. Mereka tidak hanya menguasai monodisiplin ilmu. Hampir semua ilmuwan muslim pada periode keemasan adalah ilmuwan yang menguasai berbagai disiplin ilmu. Fakta ini menjadi dasar dari paradigma pendidikan Islam generalis. Paradigma pendidikan Islam generalis adalah sebuah paradigma untuk melahirkan insan kamil yang menguasai multidisiplin ilmu. Paradigma ini sejalan dengan kebijakan “kampus merdeka” yang menghendaki setiap sarjana mampu menguasai multidisiplin ilmu.
TRANSFORMASI BUDAYA NUSANTARA DALAM PROSES ISLAMISASI DI INDONESIA Hidayah, Hawa; Atiya Bahzatul Maulida; Alda Dwi Agustiana; Fahri Hidayat
Khazanah: Jurnal Sejarah dan Kebudayaan Islam Vol. 13 No. 2 (2023): Juli-Desember
Publisher : Program Studi Sejarah Peradaban Islam Fakultas Adab dan Humaniora UIN Imam Bonjol Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15548/khazanah.v13i2.1078

Abstract

Abstract Penelitian ini mengkaji transformasi budaya Nusantara dalam proses Islamisasi di Indonesia. Melalui pendekatan kualitatif, penelitian ini dilakukan dengan mengambil subjek tokoh agama di desa Penaruban, kecamatan Bukateja, kabupaten Purbalingga. Dalam penelitian ini, digunakan wawancara mendalam dan observasi partisipatif sebagai metode pengumpulan data. Temuan penelitian menunjukkan bahwa budaya Nusantara, seperti seni, bahasa, tradisi, dan sistem kepercayaan lokal, telah berperan penting dalam pengembangan Islam di Indonesia. Budaya Nusantara beradaptasi dengan ajaran Islam dan terjalin dengan nilai-nilai dan praktik keagamaan. Temuan ini juga mengungkapkan adanya sinkretisme budaya, adaptasi budaya, resistensi terhadap hegemoni budaya, dan peran identitas budaya dalam Islamisasi di Indonesia. Penelitian ini memberikan pemahaman yang lebih komprehensif tentang hubungan antara budaya Nusantara dan Islam, serta implikasinya dalam menjaga keberagaman budaya dan keagamaan di Indonesia. Kata kunci: Budaya Nusantara, Islamisasi, Seni, Tradisi, Identitas Budaya, Indonesia
Perpekstif Pendidikan tentang Beramal dengan Hadist Dhaif dan Hukumnya Menurut Para Ulama Anis Amanulloh; Fahri Hidayat
Jurnal Ilmiah Edukatif Vol. 9 No. 2 (2023): Desember
Publisher : FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM SULTAN MUHAMMAD SYAFIUDDIN SAMBAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37567/jie.v9i2.2475

Abstract

This research examines the role and practice of the dhaif hadith in Islam, especially in the context of Islamic religious education. Hadith, as the second source of law after the Koran, has an essential function in providing explanations (bayan) of the teachings of the Koran. This research uses a qualitative approach by reviewing literature from the opinions of ulama. The results of this research state that there are two main approaches to dhaif hadith. Some scholars think that dhaif hadith should be avoided and not practiced in any form, considering its weakness in the chain of transmission and the potential for error. Meanwhile, other groups of ulama allow the use of dhaif hadith, especially in the context of fadha'ilul a'mal (the importance of charity), as long as it does not conflict with the teachings of the Koran and stronger hadith. This research highlights the differences in these approaches and their impact on the practice of Islamic education. These findings are essential for educators and researchers in Islamic Religious Education to understand how dhaif hadith can or cannot be integrated into religious teaching and practice. This research also provides insight into the flexibility of interpretation in Islam and how this influences a dynamic and contextual approach to religious education.
Pembelajaran Baca Al-Qur’an dan Praktik Fikih Ibadah (BQ-PI) pada Pesantren Mahasiswa Ulul Albab Purwokerto Kabupaten Banyumas Hasanah, Uswatun; Fahri Hidayat
Solidaritas: Jurnal Pengabdian Vol. 4 No. 2 (2024): Solidaritas: Jurnal Pengabdian
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Al-Qur’an merupakan kitab suci yang diturunkan Allah SWT yang suci dan sempurna, setiap muslim wajib mempelajari dan mengamalkan ajarannya. Layanan ini bertujuan untuk menilai peningkatan kemampuan santri dalam membaca Al-Qur’an sesuai kaidah tajwid dan penerapan hukumibadah pasca mengikuti bimbingan di Pondok Pesantren Mahasiswa Ulul Albab Purwokerto dengan metode ceramah, diskusi, dan praktik langsung. Metodologi yang digunakan dalam layananini disesuaikan dengan materi pelajaran. Hasil layanan menunjukkan adanya peningkatan yangsignifikan dalam kemampuan membaca Al-Qur’an secara tajwid, memahami ilmu tajwid, danmengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, serta peningkatan pemahaman hukum ibadahdan penerapannya baik secara pribadi maupun kelompok. Keberhasilan ini dipengaruhi olehmetode pembelajaran yang efektif, media pembelajaran yang tepat, antusiasme dari mahasiswaserta dukungan pimpinan dan pengurus pondok pesantren. Melalui pendampingan ini, pemahaman dan kemampuan pengamalam membaca Al-Qur’an secara tartil dan pengamalan fikihibadah menjadi sangat memadai sehingga mampu menjadi pribadi yang bermanfaat bagi masyarakat lingkungan sekitar.
Analisis Studi Kelayakan Bisnis Usaha Toko Beras Pada Aspek Pemasaran (Studi Kasus Toko Beras Soleh di Pasar Bulak Temu Kabupaten Bekasi ) Fahri Hidayat; Nur Saran; Dwi Astuti
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Digital Vol. 2 No. 3 (2025): Januari - Maret
Publisher : CV. ITTC INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

A business feasibility study is a systematic process to assess whether a business is feasible to run and can be sustainable. This study aims to determine whether the Soleh Rice Shop is feasible to run sustainably. This study uses a qualitative method with a case study research type, in exploring field data the researcher uses data collection techniques in the form of interviews and observations of business owners. The focus of the analysis includes Marketing Strategy, Market Research, Competitor Analysis, Promotion and Branding, and Financial Aspects. The results of this study indicate that the Soleh Rice Shop in Bulak Temu Market is a feasible business to run sustainably. An effective marketing strategy and large market potential make sales stable and even increase. However, there are challenges in facing market competition that will increase over time, the Soleh Rice Shop must prepare a special strategy to maintain customer loyalty.
Modernisasi Pendidikan Islam di Minangkabau: Studi tentang Interaksi dengan Pan-Islamisme (1909-1945) Fahri Hidayat; Mujibur Rohman
At-Tarbawi: Jurnal Kajian Kependidikan Islam Vol. 9 No. 2 (2024)
Publisher : Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22515/attarbawi.v9i2.10955

Abstract

This article aims to analyze the influence of pan-Islamism on the modernization of Islamic education in Minangkabau during the National Movement period. This study fills a gap in previous research that has not integrally examined the relationship between the two, even though pan-Islamism is an important factor in the modernization of Islamic education in Indonesia. The writing of this article employs a historical research method encompassing four stages: heuristics, verification, interpretation, and historiography. This article concludes that the ideas of Pan-Islamism influenced the modernization of Islamic education in Minangkabau in three aspects: the modernization of Islamic educational thought through the publication of magazines and newspapers, the modernization of Islamic educational institutions by transforming Surau into madrasah, and the modernization of Islamic educational organizations through the establishment of Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Perti), an organization engaged in Islamic education.
PENGARUH BARAT TERHADAP INTEGRASI PENDIDIKAN ISLAM DAN SAINS Elis Ijayati; Suci Nur Atikah; Fahri Hidayat
Journal of Innovation Research and Knowledge Vol. 4 No. 10: Maret 2025
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53625/jirk.v4i10.9879

Abstract

Diera modern saat ini banyak yang menganggap ilmu sains dan agama dari cabang ilmu yang berbeda, padahal pada dasarnya disiplin ilmu tersebut telah ada dalam al-qur’an. Dalam perjalanannya untuk mencapai kejayaan, ilmu pendidikan islam sudah banyak melewati banyak rintangan terutama pada abad ke-19 bangsa Barat datang dan memberikan pengaruh positif dan negatif terhadap pendidikan di indonesia khususnya. Barat membawa ilmu pengetahuan yang lebih modern sehingga ilmu-ilmu kalok(agama) yang telah menjadi ciri khas indonesia mulai hilang, hal ini karena kemajuan ilmu modern sejalan dengan kemunduran pendidikan islam. Dari permasalah itulah muncul para ilmuwan-ilmuwan yang membuat pemikiran mengenai adanya integrasi pendidikan sains(modern) dengan agama islam. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui lebih lanjut pengaruh pendidikan Barat terhadap integrasi pendidikan islam dan sains melalui medode (library research) dimana peneliti megumpulkan sumber literatur dari Google Scolar dengan mencari karya ilmiah terkait permasalahan yang dibahas. Adapun hasil dari pembahasan ini adalah pengaruh positif Barat yakni: 1) kedatangan Bangsa Barat membuat sadar bahwa pendidikan islam di indonesia sudah sangat tertinggal jauh; 2) peradaban barat memudahkan transfer ilmu pengetahuan dan nilai agama kepada generasi muda. Dan pengaruh negatif yakni: 1) menyebabkan adanya dikotomi ilmu; 2) melemahkan kreativitas generasi muda karena menganggap bahwa teknologi barat telah menyiapkan fasilitas pendidikan.
History and Dynamics of Madrasas in Indonesia Annisa Urrobingah; Apri Akmal Muzaky; Mei Fajri Rahayu; Fahri Hidayat
Kasyafa: Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol. 1 No. 1 (2024)
Publisher : Penerbit Hellow Pustaka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61166/kasyafa.v1i1.3

Abstract

Madrasa etymologically is Darosa which means a place where the learning process occurs. Whereas in terms of terminology, madrassas are devoted to Islamic institutions or under the auspices of the Ministry of Religion. Madrasas began to develop since the 20th century. During its development of Islam in the world, madrassas were directed at higher education institutions during pre-modern times. Currently Madrasas in Indonesia have three levels, where the lowest level is Madrasah Ibtida'iyah (MI) which is equivalent to Elementary Schools (SD), Madrasah Tsanawiyah (MTs) equivalent to Junior High Schools (SMP), and Madrasah Aliyah (MA ) equivalent to high school (high school). In Indonesia the term madrasa is not very well known at first. Initially Islamic education in Indonesia was carried out in pesantren, tajug, surau, langgar, mosque. The purpose of this study is to find out the history and development of madrasas in Indonesia.
Karakteristik Pendidikan dan Ilmuwan Muslim Periode Keemasan 750-950 M Fahri Hidayat
IQRO: Journal of Islamic Education Vol. 7 No. 1 (2024): JULI 2024
Publisher : Prodi Pendidikan Agama Islam FTIK IAIN Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24256/iqro.v7i1.5267

Abstract

Artikel ini menganalisis karakteristik pendidikan dan ilmuwan muslim pada periode keemasan (750-950M) dan merumuskan paradigma pendidikan Islam yang generalis. Metode yang digunakan dalam artikel ini adalah sejarah pemikiran dengan fokus pada pemikiran tentang ilmu pengetahuan dan karakteristik ilmuwan muslim pada periode keemasan. Artikel ini menghasilkan kesimpulan bahwa karakteristik ilmuwan muslim pada periode keemasan adalah ilmuwan generalis. Mereka tidak hanya menguasai monodisiplin ilmu. Hampir semua ilmuwan muslim pada periode keemasan adalah ilmuwan yang menguasai berbagai disiplin ilmu. Fakta ini menjadi dasar dari paradigma pendidikan Islam generalis. Paradigma pendidikan Islam generalis adalah sebuah paradigma untuk melahirkan insan kamil yang menguasai multidisiplin ilmu. Paradigma ini sejalan dengan kebijakan “kampus merdeka” yang menghendaki setiap sarjana mampu menguasai multidisiplin ilmu.
Diseminasi Filsafat Pendidikan Islam Berdasarkan Pengalaman Praktis di Indonesia pada Forum Internasional di KIDU Malaysia Fahri Hidayat; Binti Khairuddin, Haniza; Sumarto, Sumarto; Syafryadin, Syafryadin; Yahya, Slamet; Pratiwi, Risa
KOMUNITA: Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Vol 4 No 4 (2025): November
Publisher : PELITA NUSA TENGGARA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.60004/komunita.v4i4.332

Abstract

Malaysia is one of the countries with the largest Muslim population in Southeast Asia after Indonesia. Kedah, often referred to as the “Serambi Makkah,” has a strong tradition of Islamic education. However, modernization requires institutions such as Kolej Islam Darul Ulum (KIDU) to renew their curricula to stay relevant to contemporary scientific development. The main challenge faced by the partner institution is designing an integrated curriculum that connects Qur’anic sciences with modern disciplines. Indonesia has extensive experience in knowledge integration through conceptual frameworks and institutional practices. This dissemination program aims to provide academic insights on democracy, the philosophical framework of Islamic education, and integrated curriculum development relevant to KIDU’s needs. The method used is collaborative and participatory through academic lectures, dialogic forums, and institutional exchange. The program began with the signing of a Memorandum of Understanding (MoU) between the Postgraduate School of UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri (UIN SAIZU) and KIDU as a basis for strengthening the tridharma collaboration. KIDU presented its current academic policy through the development of an integrated curriculum based on a scientific exegesis of Juz 30. The presenter delivered three key themes: democracy and Islamic education in post-reform Indonesia, integrative curriculum characteristics, and the religious-nationalist orientation of Indonesian Islamic education. The results show strategic contributions to institutional capacity building, academic networking, and collaborative research prospects. The program implies the applicability of integrative models and the sustainability of transnational academic dialogue. In conclusion, this dissemination successfully created an exchange platform for developing modern Islamic curricula in Southeast Asia.