ainurafiq, ainurafiq
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat

Published : 10 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KECACINGAN PADA SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI 02 MAWASANGKA KABUPATEN BUTON TENGAH TAHUN 2017 Saif, Zakia; Tina, Lymbran; ainurafiq, ainurafiq
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Vol 2, No 7 (2017): JIMKESMAS Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat
Publisher : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (17.488 KB)

Abstract

Infeksi kecacingan digolongkan sebagai neglected diseases oleh World Health Organization (WHO) yaitusuatu penyakit infeksi yang kurang diperhatikan, bersifat kronis tanpa gejala klinis yang jelas, dandampaknya baru terlihat dalam jangka panjang seperti kurang gizi dan gangguan tumbuh kembang sertakognitif pada anak. Penelitian ini bertujan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengankejadian kecacingan pada siswa Sekolah Dasar Negeri 02 Mawasangka Kabupaten Buton Tengah.Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasional analitik dengan rancangancross sectional study. Populasi dalam penelitian ini anak kelas 1 sampai dengan kelas V sebanyak 224dengan jumlah sampel sebanyak 67 responden, pengambilan sampel menggunakan simple randomsampling. Data diperoleh dari kuisioner, hasil observasi dan pemeriksaan faces siswa di laboratorium.Berdasarkan data hasil observasi dan kuisioner ditemukan bahwa tidak ada hubungan yang signifikanantara pengetahuan ibu dengan kejadian kecacingan (p=0,725), ada hubungan yang signifikan antarapersonal hygiene dengan kejadian kecacingan (p= 0,032), tidak ada hubungan yang signifikan antarajenis lantai rumah denga kejadian kecacingan (p=0,110), tidak ada hubungan yang signifikan antarakepemilikan jamban keluarga dengan kejadian kecacingan (p=1,0), dan tidak ada hubungan yangsignifikan antara ketersediaan air bersih (p=0,394). Diharapkan Bagi siswa, perlu meningkatkanpengetahuan, memperbaiki personal hygiene tindakan pencegahan kecacingan dengan menjagakebersihan lingkungan dan kebersihan pribadi.Kata Kunci: Kecacingan, Pengetahuan Ibu, Personal Hygiene, Jenis Lantai Rumah. KepemilikanJamban Keluarga, Ketersediaan Air Bersih
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DERMATITIS KONTAK PADA NELAYAN DI KELURAHAN INDUHA KECAMATAN LATAMBAGA KABUPATEN KOLAKA TAHUN 2017 Zania, Elva; Junaid, Junaid; ainurafiq, ainurafiq
(Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat) Vol 3, No 3 (2018): JIMKesmas (Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat)
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (155.45 KB) | DOI: 10.37887/jimkesmas.v3i3.5256

Abstract

Penyakit kulit dan subkutan lainnya merupakan peringkat ketiga dari sepuluh penyakit utama dengan 86%adalah dermatitis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengankejadian dermatitis kontak pada nelayan di Kelurahan Induha Kecamatan Latambaga Kabupaten Kolaka Tahun2017. Jenis penelitian bersifat observasional analitik dengan pendekatan cross sectional study. Penelitian inidilaksanakan bulan Oktober – November 2017 Kelurahan Induha Kecamatan Latambaga Kabupaten Kolaka.Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Nelayan di Kelurahan Induha Kecamatan Latambaga KabupatenKolaka yang berjumlah 76 orang dengan menggunakan teknik total sampling. Hasil Penelitian menunjukkanbahwa ada hubungan antara hygiene personal dengan kejadian dermatitis kontak, ada hubungan antara lamakontak dengan kejadian dermatitis kontak, tidak ada hubungan antara riwayat penyakit sebel umnya dengankejadian dermatitis kontak. Diharapkan agar nelayan memperhatikan hygiene personal (kebersihan diri) agardapat mengurangi resiko terkena Dermatitis Kontak.Kata Kunci : Dermatitis Kontak, Hygiene Personal, Lama Kontak, Riwayat Penyakit Kulit Sebelumnya Nelayan
MODEL PREDIKSI KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) BERDASARKAN UNSUR IKLIM DI KOTA KENDARI TAHUN 2000-2015 Rasmanto, Muhammmad Feyzar; sakka, ambo; ainurafiq, ainurafiq
(Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat) Vol 1, No 3 (2016): JIMKESMAS Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (605.184 KB) | DOI: 10.37887/jimkesmas.v1i3.1229

Abstract

Kejadian Demam Berdarah Dengue dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah faktoriklim. Upaya-upaya pengendalian laju kejadian Demam Berdarah Dengue telah dilakukan secara intensifnamun tindakan tersebut belum dapat menekan jumlah penderita DBD secara nasional khususnya diKota Kendari. Model prediksi berdasarkan unsur iklim diharapkan dapat menjadi peringatan dini dalammengantisipasi kejadian DBD. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui model prediksi kejadian DBDberdasarkan korelasi antara unsur iklim (suhu udara rata-rata, kelembaban nisbi, indeks curah hujan,kecepatan angin) dengan kejadian DBD di Kota Kendari tahun 2000-2015. Jenis penelitian inimerupakan studi ekologi atau studi korelasi populasi. Hasil penelitian berdasarkan uji korelasi Pearsonmenunjukkan terdapat korelasi positif lemah dan tidak bermakna antara suhu udara rata-rata dengankejadian DBD di Kota Kendari Tahun 2000-2015 (r=0,230; p>0,05), korelasi positif sedang dan bermaknaantara kelembaban nisbi dengan kejadian DBD di Kota Kendari tahun 2000-2015 (r=0,439; p<0,05),korelasi positif lemah dan bermakna antara indeks curah hujan dengan kejadian DBD di Kota Kendaritahun 2000-2015 (r=0,375; p<0,01) dan korelasi negatif sangat lemah tidak bermakna antara kecepatanangin dengan kejadian DBD di Kota Kendari tahun 2000-2015 (r=-0,156; p>0,05). Model prediksi yangdiperoleh dari analisis regresi linear yaitu Ln(Kejadian DBD+0,5)= -42,831+0,756*suhu udara ratarata+0,303*kelembabannisbi (R2=24,1%) dengan semua asumsi regresi linear terpenuhi.Direkomendasikan kepada Dinas Kesehatan Kota Kendari agar bekerja sama dengan BMKG dan instansilainnya dalam perencanaan dan pelaksanaan program pencegahan dan pengendalian penyakit DBD diKota Kendari.Kata Kunci: Model Prediksi, Kejadian DBD, Unsur Iklim
ANALISIS RISIKO KESEHATAN LINGKUNGAN AKIBAT PAJANAN TIMBAL (Pb) PADA MASYARAKAT YANG MENGONSUMSI KERANG KALANDUE (Polymesoda erosa) DARI TAMBAK SEKITAR SUNGAI WANGGU DAN MUARA TELUK KENDARI Alwi, Juwitriani; Yasnani, Yasnani; ainurafiq, ainurafiq
(Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat) Vol 1, No 3 (2016): JIMKESMAS Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (748.725 KB) | DOI: 10.37887/jimkesmas.v1i3.1223

Abstract

Kerang dalam penelitian ini adalah kerang kalandue (Polymesoda erosa) yang di peroleh dari tambak sekitar Sungai Wanggu dan muara Teluk Kendari. Kerang kalandue (Polymesodaerosa) merupakan salah satu jenis hewan yang merupakan filter feeder atau bertingkah lakusebagai vacum cleaner. Salah satu logam berat yang berbahaya dan menimbulkan dampak yangburuk bagi kesehatan dalah timbal (Pb). Pajanan timbal dengan konsentrasi yang rendah dalamjangka waktu yang lama serta frekuensi paparan yang tinggi dapat menyebabkan efek risikokesehatan. Penelitan ini bertujuan untuk mengetahui tingkat risiko kesehatan masyarakatbantaran Sungai Wanggu Kelurahan Lalolara yang mengonsumsi kerang yang mengandung timbal(Pb) dari tambak sekitar Sungai Wanggu dan muara Teluk Kendari. Penelitian ini menggunakandesain analisis risiko kesehatan lingkungan (ARKL). Populasi dalam penelitian ini yaitu masyarakatbantaran Sungai Wanggu Kelurahan Lalolara pengambilan sampel di gunakan teknik snowballsampling, sehingga didapatkan 68 responden. Kadar timbal dalam kerang diperiksa menggunakanmetode Atomic Absorption Spectrometry (AAS), dengan hasil pemeriksan yaitu 0,2016, 0,6428,0,5816 mg/kg. Asupan atau intake timbal dalam kerang yang dikonsumsi oleh masyarakatbantaran Sungai Wanggu Kel. Lalolara adalah 1,6032018E-05 mg/kg/hari. Hasil analisismenunjukkan bahwa Masyarakat bantaran Sungai Wanggu Kelurahan Lalolara baik secarapopulasi dan individubelum memiliki risiko dan masih aman dari gangguan kesehatannonkarsinogenik akibatpajanan timbal dalam kerang untuk saat ini sampai dengan 50 tahunmendatang denganasumsi bahwa sumber pajanan hanya berasal dari kerang saja dan tidakmemperhitungkanpajanan timbal dari sumber lain.Kata kunci : Analisis Risiko, Timbal (Pb), dan Kerang Kalandue (Polymesoda erosa).
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KELURAHAN 19 NOVEMBER KECAMATAN WUNDULAKO KABUPATEN KOLAKA TAHUN 2016 Amried, Elvin Tirtasari; Asfian, Pitrah; ainurafiq, ainurafiq
(Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat) Vol 1, No 3 (2016): JIMKESMAS Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (194.038 KB) | DOI: 10.37887/jimkesmas.v1i3.1248

Abstract

Sampai saat ini penyakit DBD masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat diIndonesia. Faktor yang mempengaruhi kejadian penyakit DBD antara lain faktor host, lingkungan,perilaku hidup bersih dan sehat serta faktor virusnya sendiri (Depkes RI, 2004). Berdasarkan profilkesehatan Kabupaten Kolaka penyakit DBD merupakan penyakit yang endemis di Kabupaten Kolak a.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian DBD diKelurahan 19 November Kecamatan Wundulako Kabupaten Kolaka Tahun 2016. Jenis penelitian inimenggunakan studi analitik observasional menggunakan metode survei dan wawancara denganpendekatan Cros Sectional Study. Sampel dalam penelitin ini yaitu seluruh penderita dengan gejala DBDyang berasal dari Kelurahan 19 November yang memeriksakan diri di Laboratorium Rumah Sakit UmumKolaka dari bulan Februari-April 2016 sebanyak 46 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakanTotal Sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan pengamatan secara langsung.Hasil penelitian di uji secara statistik dengan uji Chi Square pada tingkat kepercayaan 95% menggunakanprogram SPSS versi 16.0. hasil penelitian menunjukkan Ada hubungan antara kebiasaan tidur pagi danatau sore (p=0,001), kebiasaan menggantung pakaian (p=0,021), frekuensi pengurasan kontainer(p=0,008), penggunaan obat/anti nyamuk (p=0,008), keberadaan jentik (p=0,003) dengan kejadian DBDdi kelurahan 19 November Kecamatan Wundulako Kabupaten Kolaka Tahun 2016. Sedangkankeberadaan kasa pada ventilasi tidak mempunyai hubungan terhadap kejadian DBD di Kelurahan 19November Kecamatan Wundulako Kabupaten Kolaka Tahun 2016 dengan nilai p=0,563.Kata Kunci : kejadian DBD, Faktor Perilaku, Faktor Lingkungan
ANALISIS DETERMINAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN GIZI KURANG PADA BALITA USIA 12-59 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BENU-BENUA KOTA KENDARI TAHUN 2017 Darwis, Rifka Ekariyani; Majid, Ruslan; ainurafiq, ainurafiq
(Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat) Vol 2, No 6 (2017): JIMKESMAS Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (211.259 KB) | DOI: 10.37887/jimkesmas.v2i6.2865

Abstract

Gizi kurang adalah masalah gizi utama yang akan berdampak pada kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat.Balita yang mengalami gizi kurang memiliki tingkat morbiditas lebih tinggi dari berbagai penyakit. Penelitian inibertujuan untuk mengetahui hubungan riwayat BBLR, riwayat pemberian ASI eksklusif, riwayat penyakitinfeksi, pendapatan ekonomi keluarga dan pola asuh makan terhadap kejadian gizi kurang pada balita usia 1259bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Benu-Benua Kota Kendari 2017. Penelitian ini menggunakan rancanganpenelitian epidemiologi analitik observasional dengan desain case control dan prosedur non matching.Populasi dalam penelitian ini 2.427 balita dengan jumlah sampel sebanyak 40 kasus dan 40 kontrol,pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa balitadengan riwayat BBLR memiliki risiko 7 kali lebih besar menderita gizi kurang dibandingkan balita denganriwayat BBLN (OR= 7,400; 95%CI= 1,939 – 28,245; P-value = 0,003). Tidak ada hubungan yang signifikan antarariwayat pemberian ASI eksklusif, riwayat penyakit infeksi, pendapatan ekonomi keluarga dan pola asuh makandengan kejadian gizi kurang. Bagi ibu yang memiliki anak balita dengan berat badan lahir rendah, kedepannyapada saat hamil agar mengkonsumsi makanan yang bergizi sehingga ibu tidak berisiko kekurangan energikronik (KEK) karena berisiko melahirkan anak BBLR dengan pertumbuhan yang t erhambat.Kata kunci : balita, gizi kurang, determinan
POLA SPASIAL KEJADIAN TB PARU BTA POSITIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PUUWATU TAHUN 2013-2015 Sasmita, Sasmita; Junaid, Junaid; Ainurafiq, Ainurafiq
(Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat) Vol 2, No 6 (2017): JIMKESMAS Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (236.809 KB) | DOI: 10.37887/jimkesmas.v2i6.3033

Abstract

Tuberculosis atau TB merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosisyang pada umumnya mempengaruhi paru-paru. Data World Health Organization (WHO) pada tahun 2014menunjukkan TB membunuh 1,5 juta orang di dunia. Pada tahun 2015, Indonesia setiap tahunnya untuk kasustuberkulosis paru bertambah seperempat juta kasus baru dan sekitar 140.000 kematian terjadi setiaptahunnya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pola spasial kejadian TB paru BTA positif di wilayah kerjaPuskesmas Puuwatu tahun 2013-2015 berdasarkan tingkat kepadatan penduduk, persentase keluarga miskin,cakupan rumah sehat, cakupan imunisasi BCG, dan wilayah kumuh. Penelitian ini merupakan penelitianepidemiologi deskriptif dengan pendekatan cross sectional deskriftif. Populasi penelitian ini yaitu seluruhkelurahan di wilayah kerja Puskesmas Puuwatu tahun 2013-2015 sebanyak 95 penderita. Hasil dari penelitianini dengan menunjukkan bahwa pola spasial sebaran kejadian TB paru BTA positif cenderung terjadi pola padatingkat kepadatan penduduk yang sangat padat, persentase keluarga miskin yang tinggi, cakupan rumah sehatyang tinggi, cakupan imunisasi BCG yang tinggi, dan wilayah yang tidak kumuh di wilayah kerja PuskesmasPuuwatu tahun 2013-2015.Kata Kunci: TB paru BTA positif, tingkat kepadatan penduduk, persentase keluarga miskin, cakupan rumahsehat, cakupan imunisasi BCG, wilayah kumuh, pola spasial.
MODEL PREDIKSI BERAT LAHIR BAYI BERDASARKAN BERAT BADAN IBU SEBELUM HAMIL DAN PERTAMBAHAN BERAT BADAN PERTRIMESTER DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PUUWATU TAHUN 2015-2016 Nurhudayaen, Nurhudayaen; Majid, Ruslan; ainurafiq, ainurafiq
(Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat) Vol 2, No 6 (2017): JIMKESMAS Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (187.124 KB) | DOI: 10.37887/jimkesmas.v2i6.2858

Abstract

Berat badan lahir merupakan salah satu indikator kesehatan pada bayi yang baru lahir. Berat bayipada saat lahir sangat tergantung pada keadaan gizi ibu sebelum dan selama hamil. Bila ibu hamil kurus ataugemuk sebelum hamil akan menimbulkan risiko pada janin terutama apabila peningkatan atau penurunansangat menonjol. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui model prediksi berat lahir bayi berdasarkanberat badan ibu sebelum hamil dan pertambahan berat badan pertrimester di wilayah kerja PuskesmasPuuwatu tahun 2015-2016. Jenis penelitian ini merupakan desain kohort historis. Populasi adalah seluruhjumlah bayi baru lahir di wilayah kerja Puskesmas Puuwatu pada tahun 2015 sampai bulan November 2016berjumlah 556 bayi. Besar sampel adalah 103 bayi diperoleh berdasarkan teknik pengambilan sampel yaitupurposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan model prediksi yang diperoleh dari analisis regresi linearberganda yaitu Berat Lahir Bayi= 2404,824+ 9,186*berat badan sebelum hamil + 81,415*pertambahan beratbadan trimester I + 27,241*pertambahan berat badan trimester III (R2= 17%) dengan semua asumsi regresilinear terpenuhi.Kata kunci: model prediksi, kohort historis, berat lahir bayi
PENGARUH PEMBERIAN AIR REBUSAN SELEDRI (Apium graveolens) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH SISTOLIK DAN DIASTOLIK PENDERITA HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PUUWATU KOTA KENDARI TAHUN 2016 Oktavia, Intan Eka; Junaid, Junaid; ainurafiq, Ainurafiq
(Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat) Vol 2, No 6 (2017): JIMKESMAS Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (215.834 KB) | DOI: 10.37887/jimkesmas.v2i6.2900

Abstract

ABSTRAKHipertensi sering disebut sebagai silent killer karena sifatnya asimtomatik. Masalah penelitian ini adalah masihtingginya angka penderita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Puuwatu Kota Kendari, oleh karena itudiperlukan tindakan selain farmakologi juga non farmakologis salah satunya adalah pember ian Air rebusanseledri agar dapat menekan peningkatan tekanan darah. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruhAir rebusan seledri terhadap penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik pada penderita Hipertensi diWilayah Kerja Puskesmas Puuwatu Kota Kendari. Metode yang digunakan dengan pendekatan TrueExperiment dengan rancangan Pretest-Posttest With Control Group Design. Sampel dari penelitian iniberjumlah 44 orang yang terdiri dari dua kelompok yakni kelompok perlakuan dan kelompok kontr ol, dengantekhnik Purposive sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan ada perbedaan nilai tekanan darah sistolik dandiastolik sebelum, pada hari pertama dan hari kedua setelah pemberian Air Rebusan Seledri dengan nilaisignifikansi p<0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan Pemberian Air RebusanSeledri terhadap penurunan Tekanan darah Sistolik dan Diastolik Penderita Hipertensi. Hasil uji statistik untukmengetahuii perbedaan tekanan darah sistolik dan diastolik penderita hipertensi kelompok perlakuan dankelompok kontrol pada hari pertama dan hari kedua setelah pemberian Air rebusan seledri sebelum dansesudah mengendalikan kovariat didapatkan nilai signifikansi p<0,05 sehingga disimpulkan bahwa adaperbedaan yang bermakna tekanan darah sistolik dan diastolik pada kelompok perlakuan dan kelompokKontrol, sebelum maupun sesudah mengendalikan Kovariat.Kata Kunci : Seledri, Tekanan Darah, Hipertensi
DETERMINAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA USIA 12-59 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PUUWATU KOTA KENDARI TAHUN 2016 Palino, Inochi Lara; Majid, Ruslan; ainurafiq, ainurafiq
(Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat) Vol 2, No 6 (2017): JIMKESMAS Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (210.57 KB) | DOI: 10.37887/jimkesmas.v2i6.2870

Abstract

ABSTRAKStunting (pendek) berdasarkan umur adalah tinggi badan yang berada di bawah minus dua standardeviasi (<-2SD) dari tabel status gizi WHO child growth standard. Banyak faktor yang dapat memicu seorangbalita dapat menjadi stunting yaitu BBLR, tinggi badan ibu, jarak lahir dan paritas. Penelitian ini bertujuanuntuk mengetahui faktor BBLR, tinggi badan ibu, jarak lahir dan paritas sebagai det erminan kejadian stuntingpada balita usia 12-59 bulan di wilayah kerja Puskesmas Puuwatu Kota Kendari 2016. Penelitian ini adalahpenelitian epidemiologi analitik observasional menggunakan desain case control dengan prosedur matching.Populasi dalam penelitian ini 2.186 balita dengan jumlah sampel sebanyak 65 kasus dan 65 kontrol.Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dengan pendekatan fixed disease pada sampelkasus maupun kontrol. Selanjutnya dilakukan analisis bivariat menggunakan McNemar dan multivariatmenggunakan uji Conditional Logistic Regression. Hasil penelitian menunjukkan bahwa BBLR (OR=5,5;95%CI=1,200-51,065), tinggi ibu (OR=2,5; 95% CI=1,159-5,832) dan paritas (OR=3,25; 95% CI=1,428-8,305)merupakan determinan kejadian stunting. Jarak lahir (OR= 3; 95%CI= 0,536-30,393) bukan merupakandeterminan kejadian stunting. Pada analisis multivariat, determinan yang paling besar pengaruhnya terhadapkejadian stunting adalah tinggi badan ibu (OR=2,4; 95%CI=1,131-5,371).Kata kunci: stunting, BBLR, tinggi badan ibu, jarak lahir, paritas.