Luluk Eka Meylawati
Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma

Published : 18 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search
Journal : Jurnal Manajemen Kesehatan dan Keperawatan

Implementasi Pemberian Telur Ayam Rebus terhadap Peningkatan Kadar Hemoglobin pada Remaja dengan Anemia di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma Rafica Ramadhanty Noor Noviyani; Wahyuni Dwi Rahayu; Luluk Eka Meylawati; Suroso
Jurnal Manajemen Kesehatan dan Keperawatan Vol. 1 No. 2 (2024): Jurnal Manajemen Kesehatan dan Keperawatan
Publisher : Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35968/2zzpht26

Abstract

Masa remaja di mana individu berkembang dari saat pertama kali menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya hingga mencapai kematangan seksual. Adanya perubahan pada masa remaja menimbulkan beberapa masalah kesehatan, salah satunya yang terjadi pada masa remaja yaitu anemia. Sekitar 53,7 % dari semua perempuan di negara berkembang mengalami anemia dikarenakan stres, haid tidak teratur, atau kebiasaan makan yang buruk. Penyebab Anemia pada remaja putri salah satunya yaitu kekurangan gizi, dan perdarahan saat menstruasi yang berlebihan. Karya Tulis Ilmiah ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Pemberian Telur Ayam Rebus Pada Mahasiswi. Penelitian ini dilakukan selama 7 hari dengan setiap pemberian telur ayam rebus sebanyak 1 butir per hari. Dalam penelitian ini menggunakan studi kasus deskriptif dengan 2 subjek penelitian yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Instrumen yang digunakan lembar informed consent, lembar pengkajian keperawatan, standar prosedur operasional pemeriksaan kadar hemoglobin, lembar kontrol pemberian telur ayam rebus, dan lembar observasi kadar hemoglobin. Hasil penelitian menunjukkan terjadi peningkatan kadar hemoglobin setelah dilakukan intervensi pemberian telur ayam rebus pada subjek 1 sebesar 2,4 gr/dl dari 10,8 gr/dL menjadi 13,2 gr/dL dan pada subjek 2 sebesar 2 gr/dl dari 10,5 gr/dL menjadi 12,5 gr/dL. Kesimpulan hasil penelitian ini adalah pemberian telur ayam rebus dapat meningkatkan kadar hemoglobin pada anemia. Diharapkan telur ayam rebus dapat berguna untuk menangani masalah anemia pada remaja putri selain dengan farmakologi.   Adolescence is where individuals develop from when they first show their secondary sexual signs until they reach sexual maturity. Changes during adolescence give rise to several health problems, one of which occurs during adolescence, namely anemia. Around 53.7% of all women in developing countries experience anemia due to stress, irregular menstruation, or bad eating habits. One of the causes of anemia in teenage girls is malnutrition and excessive menstrual bleeding. This scientific paper aims to determine the effect of giving boiled chicken eggs to female students. This research was carried out for 7 days with each giving 1 boiled chicken egg per day. This research used a descriptive case study with 2 research subjects who met the inclusion and exclusion criteria. The instruments used were informed consent sheets, nursing assessment sheets, standard operating procedures for checking hemoglobin levels, control sheets for administering boiled chicken eggs, and hemoglobin level observation sheets. The results of the study showed that there was an increase in hemoglobin levels after the intervention of giving boiled chicken eggs to subject 1 by 2.4 gr/dl from 10.8 gr/dL to 13.2 gr/dL and to subject 2 by 2 gr/dl from 10. 5 gr/dL becomes 12.5 gr/dL. The conclusion of this research is that giving boiled chicken eggs can increase hemoglobin levels in anemia. It is hoped that boiled chicken eggs can be useful for treating the problem of anemia in adolescent girls apart from pharmacology.  
Konsumsi Ikan Gabus Mempercepat Penyembuhan Luka Pasca Bedah Caesar di RSAU Jakarta Alfisyah Miladiah; Luluk Eka Meylawati; Siti Rochanah; Muhamad Iqbal
Jurnal Manajemen Kesehatan dan Keperawatan Vol. 1 No. 2 (2024): Jurnal Manajemen Kesehatan dan Keperawatan
Publisher : Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35968/5qdy0v34

Abstract

Ikan gabus merupakan ikan air tawar yang banyak manfaat yaitu asam amino non-esensial yang dikandungnya sangat penting dalam penyembuhan luka pada manusia. Ikan gabus banyak dikonsumsi oleh orang pasca operasi untuk membantu pemulihan luka operasi. Penelitian deskriptif mengidentifikasi manfaat ikan gabus dalam membantu penyembuhan luka operasi pasca melahirkan caesar. Penelitian ini dilakukan pada dua orang pasca persalinan caesar. Pasien 1 konsumsi ikan gabus sedangkan pasien 2 tidak mengkonsumsi ikan gabus. Penelitian ini menggunakan metode wawancara, observasi, dan pemeriksaan fisik. Alat ukur yang digunakan yaitu lembar observasi luka operasi dengan REEDA (Redness, Edema, Ecchymosis, Discharge, Approximation) dan skala nyeri. Ikan gabus dikonsumsi pasien satu kali sehari selama 4 hari di RSAU Jakarta. Hasil:  Pasien 1 skor REEDA yaitu 1, skala nyeri 1, sedangkan pasien 2 yaitu skor REEDA adalah 2 dan skala nyeri 2. Kesimpulan: Konsumsi Ikan gabus baik dalam mempercepat penyembuhan luka terutama pada ibu pasca melahirkan caesar sehingga baik ditambahkan dalam konsumsi harian pasca operasi caesar.   Cork fish is a freshwater fish that has many benefits, namely the non-essential amino acids it contains are very important in wound healing in humans. Cork fish is widely consumed by people after surgery to help the recovery of surgical wounds. Descriptive research identifies the benefits of cork fish in helping wound healing after cesarean delivery. This study was conducted on two people after cesarean delivery. Patient 1 consumed cork fish while patient 2 did not consume cork fish. This study used interview, observation, and physical examination methods. The measuring instruments used were a surgical wound observation sheet with REEDA (Redness, Edema, Ecchymosis, Discharge, Approximation) and a pain scale. Cork fish was consumed by patients once a day for 4 days at RSAU Jakarta. Results:  Patient 1 REEDA score is 1, pain scale is 1, while patient 2 is REEDA score is 2 and pain scale is 2. Conclusion: Consumption of cork fish is good in accelerating wound healing, especially in mothers after cesarean delivery so it is good to be added to daily consumption after cesarean section.
Implementasi Terapi Rolling Massage pada Ibu Post Partum Terhadap Produksi ASI di Ruang Nuri RSAU Dr Esnawan Antariksa Nisaalfiyanti, Nisa; Dwi Rahayu , Wahyuni; Eka Meylawati , Luluk
Jurnal Manajemen Kesehatan dan Keperawatan Vol. 1 No. 3 (2024): Jurnal Manajemen Kesehatan dan Keperawatan
Publisher : Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35968/h6139445

Abstract

ASI dikenal sebagai cairan yang dikeluarkan dari kelenjar payudara ibu. Di sisi lain, pemberian ASI eksklusif mengacu pada pemberian ASI kepada bayi tanpa penambahan atau penggantian makanan maupun minuman lain hingga usia enam bulan. Karya tulis ilmiah ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas implementasi terapi rolling massage Pada Ibu Post Partum Terhadap Produksi ASI . Penelitian ini dilakukan selam 3 hari dengan setiap melakukan terapi rolling massage selama 20 meni dilakukan 1 kali sehari. Subyek dalam penelitian ini sebanyak 2 orang dengan memberikan teknik pengambilan subyek sesuai kriteria inklusi dan eksklusi. Instrumen yang digunakan standar prosedur operasional pemberian terapi rolling massage, lembar observasi, lembar wawancara, hasil penelitian menunjukkan produksi ASI setelah dilakukan intervensi terjadi peningkatan produksi ASI pada subyek 1 produksi ASI dari tidak keluar menjadi 30ml dan pada subyek 2 produksi ASI dari keluar hanya kurang lebih 10 tetes menjadi 100ml. Kesimpulan penelitian ini terdapat pengaruh produksi ASI pada ibu post partum. Diharapkan kepada petugas kesehatan untuk memberikan terapi rolling massage sebagai terapi komplementer untuk meningkatkan produksi ASI pada ibu post partum.   Breast milk is know as the fluid that is removed from the breast glands of the mother. On the other hand, exclusive breastfeeding refers to giving milk to a baby without adding or replacing any other food or drink up to the age of six months. This scientific paper aims to find out the effectiveness of rolling massage therapy Implementation in postpartum Mother Against Milk Production. This research was conducted for 3 days with each perfoming rolling massage therapy for 20 minutes done 1x a day. Subjects in this study are as many as 2 people by providing the techique of taking subjects according to the inclusion and exclusion criteria. The instrument used is the standard operational procedure for giving therapy rolling massage, observation sheet,interview sheet. The results of the reseacrh showed that milk production after intervention occured increased production of milk in the subjects 1 milk from not out to 30ml and in the subjects 2  production of milk from out only slightly more than 10 drops to 100ml. Health workers are expected to provide rolling massage therapy as a complementary therapy to boost milk production in postpartum mother.
Efektivitas Rebusan Air Jahe Merah Terhadap Penurunan Nyeri Menstruasi Pada Remaja di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma Rifka Nurmaya; Luluk Eka Meylawati; Wahyuni Dwi Rahayu
Jurnal Manajemen Kesehatan dan Keperawatan Vol. 1 No. 4 (2025): Jurnal Manajemen Kesehatan dan Keperawatan
Publisher : Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35968/bwnakq94

Abstract

Keluhan yang paling sering dirasakan saat menstruasi yaitu dismenorea. Darurat dari dismenorea pada umumnya kontraksi uterus tidak dirasakan, namun kontraksi yang hebat dan sering menyebabkan aliran darah ke uterus terganggu sehingga timbul rasa nyeri. Salah satu cara untuk mengatasi dismenorea dengan penerapan pemberian rebusan air jahe merah. Karya tulis ilmiah ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas rebusan air jahe merah untuk menurunkan nyeri menstruasi. Rancangan penelitian studi kasus deskriptif. Subjek yang diambil sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Subjek yang terdapat dalam studi kasus ini sebanyak 2 orang. Instrumen yang digunakan standar prosedur operasional (SPO) pemberian minuman jahe merah, format pengkajian gangguan reproduksi, lembar observasi skala nyeri, skala Numerical Rating Scale (NRS). Hasil studi kasus ini sebelum diberikan penerapan pemberian rebusan air jahe merah subjek 1 dengan skala nyeri 6 dan subjek 2 dengan skala nyeri 5. Setelah diberikan intervensi terjadi penurunan skala nyeri yang dirasakan yaitu subjek 1 dengan penurunan nyeri skala 2 dan subjek 2 dengan penurunan skala nyeri 1. Kesimpulan dari penelitian studi kasus ini menunjukkan bahwa rebusan air jahe merah dapat mengurangi nyeri pada saat menstruasi.  The most common complaint during menstruation is dysmenorrhea. The emergency of dysmenorrhea is generally not felt uterine contractions, but severe and frequent contractions cause blood flow to the uterus to be disrupted so that pain occurs. One way to overcome dysmenorrhea is by applying red ginger water decoction. This scientific paper aims to determine the effectiveness of red ginger water decoction to reduce menstrual pain. Descriptive case study research design. Subjects were taken according to the inclusion and exclusion criteria. There were 2 subjects in this case study. The instruments used were standard operational procedures (SPO) for giving red ginger drink, reproductive disorders assessment format, pain scale observation sheet, Numerical Rating Scale (NRS) scale. The results of this case study before being given the application of red ginger water decoction, subject 1 with a pain scale of 6 and subject 2 with a pain scale of 5. After being given the intervention, there was a decrease in the pain scale felt, namely subject 1 with a decrease in pain scale 2 and subject 2 with a decrease in pain scale 1. The conclusion of this case study research shows that red ginger water decoction can reduce pain during menstruation.  
Efektivitas Kompress Hangat dan Daun Kol Terhadap Penurunan Nyeri Payudara pada Ibu Post Partum Pratiwi, Nanda Mega; Luluk Eka Meylawati; Wahyuni Dwi Rahayu
Jurnal Manajemen Kesehatan dan Keperawatan Vol. 2 No. 2 (2025): Jurnal Manajemen Kesehatan dan Keperawatan
Publisher : Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35968/f14ftj62

Abstract

Nyeri payudara pada ibu post partum sering disebabkan oleh bendungan ASI, yang menimbulkan pembengkakan dan ketidaknyamanan, serta berpotensi menghambat proses menyusui dan menimbulkan komplikasi seperti mastitis. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi efektivitas kompres hangat dan daun kol sebagai metode nonfarmakologis dalam mengurangi nyeri payudara. Studi kasus deskriptif dilakukan pada dua subjek dengan intervensi selama tiga hari, dua kali sehari. Pengukuran nyeri menggunakan skala numerik sebelum dan sesudah intervensi. Hasil menunjukkan penurunan nyeri pada kedua subjek: subjek 1 dari skala 3 menjadi 0, dan subjek 2 dari skala 4 menjadi 0. Temuan ini mendukung efektivitas kompres hangat dan daun kol dalam mengatasi nyeri payudara secara aman dan mudah diterapkan. Studi ini memberikan kontribusi dalam praktik keperawatan berbasis bukti, serta dapat menjadi referensi bagi tenaga kesehatan, mahasiswa, dan masyarakat dalam memahami alternatif penanganan nyeri. Penulis berharap temuan ini mendorong pengembangan intervensi keperawatan yang lebih komprehensif dan penelitian lanjutan di masa mendatang. Breast pain is a common issue experienced by postpartum mothers due to breast milk engorgement, leading to swelling and discomfort. This condition can hinder the breastfeeding process and increase the risk of complications such as mastitis. One non-pharmacological approach to reduce pain and swelling is the application of warm compresses and cabbage leaves. This study aims to identify the effectiveness of warm compresses and cabbage leaves in alleviating breast pain in postpartum mothers. A descriptive case study was conducted on two subjects who received the intervention for three days, twice daily. Pain levels were measured using a numeric scale before and after the intervention. The results showed a gradual decrease in pain in both subjects: subject 1 experienced a reduction from a pain scale of 3 to 0, and subject 2 from 4 to 0. These findings indicate that warm compresses and cabbage leaves are effective non-pharmacological methods for relieving breast pain in postpartum mothers. This study is expected to contribute significantly to nursing practice, especially in implementing safe, effective, and practical alternatives for pain management. Furthermore, the findings may serve as a valuable reference for healthcare professionals, students, and the general public, and provide a basis for developing more comprehensive nursing interventions and future research.
Implementasi Teknik Relaksasi Foot Massage Untuk Mengurangi Nyeri Pada Ibu Post Partum tri; Luluk Eka Meylawati; Wahyuni Dwi Rahayu
Jurnal Manajemen Kesehatan dan Keperawatan Vol. 2 No. 2 (2025): Jurnal Manajemen Kesehatan dan Keperawatan
Publisher : Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35968/zkm5v433

Abstract

Nyeri merupakan keluhan umum yang dialami oleh ibu post-sectio caesarea, salah satunya disebabkan oleh efek anestesi epidural dan luka insisi. Jika tidak ditangani dengan baik, nyeri dapat mengganggu proses pemulihan, menghambat pemberian ASI, serta menurunkan kualitas hidup ibu postpartum. Berdasarkan studi pendahuluan di RSAU dr. Esnawan Antariksa, 80% ibu post-sectio caesarea mengeluhkan nyeri sedang, namun belum mengetahui terapi nonfarmakologis seperti foot massage. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas teknik relaksasi foot massage dalam menurunkan intensitas nyeri pada ibu post-sectio caesarea. Penelitian menggunakan metode studi kasus deskriptif dengan dua subjek yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Instrumen penelitian menggunakan lembar observasi skala nyeri numerik (NRS) dan dilakukan selama tiga hari. Intervensi foot massage diberikan dua kali sehari selama 20 menit. Hasil menunjukkan adanya penurunan skala nyeri pada subjek I dari skala 6 menjadi 2 dan subjek II dari skala 7 menjadi 3. Temuan ini mengindikasikan bahwa foot massage efektif sebagai metode terapi nonfarmakologis dalam menurunkan intensitas nyeri. Terapi ini optimal dilakukan satu jam setelah pemberian analgesik. Diharapkan terapi ini dapat diterapkan secara mandiri oleh pasien maupun keluarga sebagai bagian dari manajemen nyeri holistik pasca persalinan.\   Pain is a common complaint experienced by post-cesarean section mothers, often caused by the effects of epidural anesthesia and surgical incisions. If not properly managed, pain can interfere with recovery, hinder breastfeeding, and reduce postpartum quality of life. A preliminary study at RSAU dr. Esnawan Antariksa showed that 80% of post-cesarean mothers experienced moderate pain but were unfamiliar with non-pharmacological therapies such as foot massage. This study aimed to evaluate the effectiveness of foot massage relaxation techniques in reducing pain intensity in post-cesarean mothers. The research employed a descriptive case study design involving two subjects who met the inclusion and exclusion criteria. The instrument used was a Numeric Rating Scale (NRS) pain observation sheet. The intervention was conducted over three days, with foot massage administered twice daily for 20 minutes. Results indicated a reduction in pain levels: subject I experienced a decrease from scale 6 to 2, and subject II from scale 7 to 3. These findings suggest that foot massage is effective as a non-pharmacological therapy in reducing pain intensity. The therapy was most optimal when performed one hour after analgesic administration. It is recommended that this intervention be practiced independently by patients or family members as part of a holistic postpartum pain management strategy.
Pijat Laktasi Untuk Meningkatan Produksi ASI pada Ibu Postpartum : Studi Kasus di RSAU dr. Esnawan Antariksa novita rahmadani, fadila; Wahyuni Dwi Rahayu; Luluk Eka Meylawati
Jurnal Manajemen Kesehatan dan Keperawatan Vol. 2 No. 2 (2025): Jurnal Manajemen Kesehatan dan Keperawatan
Publisher : Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35968/4v46hh10

Abstract

Masa post partum merupakan periode penting yang ditandai dengan adaptasi fisiologis dan psikologis, termasuk proses menyusui. ASI adalah cairan nutrisi utama bagi bayi, dan pemberian ASI eksklusif selama enam bulan sangat dianjurkan. Penelitian ini bertujuan mengetahui efektivitas pijat laktasi terhadap produksi ASI pada ibu post partum. Penelitian dilakukan selama 3 hari, dengan pelaksanaan pijat laktasi satu kali per hari selama ±15 menit. Subjek dalam penelitian ini sebanyak 2 orang yang dipilih berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Instrumen yang digunakan meliputi standar prosedur operasional pijat laktasi, lembar observasi, dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan terjadi peningkatan produksi ASI setelah intervensi. Pada subjek 1, produksi ASI meningkat dari 0,05 ml menjadi 32 ml, sedangkan pada subjek 2 meningkat dari 1 ml menjadi 40 ml. Hal ini menunjukkan bahwa pijat laktasi efektif dalam meningkatkan produksi ASI pada ibu post partum. Temuan ini diharapkan dapat menjadi alternatif intervensi keperawatan untuk mendukung keberhasilan menyusui.   The postpartum period is an important phase characterized by physiological and psychological adaptation, including the breastfeeding process. Breast milk is the main source of nutrition for infants, and exclusive breastfeeding for the first six months is highly recommended. This study aims to determine the effectiveness of lactation massage on breast milk production in postpartum mothers. The research was conducted over 3 days, with lactation massage performed once a day for approximately 15 minutes. The subjects of this study consisted of 2 individuals selected based on inclusion and exclusion criteria. The instruments used included standard operational procedures for lactation massage, observation sheets, and interviews. The results showed an increase in breast milk production after the intervention. In subject 1, breast milk production increased from 0.05 ml to 32 ml, while in subject 2 it increased from 1 ml to 40 ml. This indicates that lactation massage is effective in increasing breast milk production in postpartum mothers. This finding is expected to serve as an alternative nursing intervention to support breastfeeding success.
Efektifitas Pendidikan Kesehatan Tentang Flour Albus Terhadap Tingkat Pengetahuan Luluk Eka Meylawati; Fitri Anggraeni; Isnita Dewi Fortuna
Jurnal Manajemen Kesehatan dan Keperawatan Vol. 1 No. 1: Jurnal Manajemen Kesehatan dan Keperawatan
Publisher : Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35968/7v6eq255

Abstract

Keputihan merupakan gangguan reproduksi yang sering dianggap tidak berbahaya atau sebagai suatu hal yang normal namun pada kenyataannya keputihan dapat bersifat normal (fisiologis) dan juga abnormal (patologis). Keputihan mempunyai dampak yang berbahaya bagi remaja yaitu infeksi, penyakit radang panggul, infertilitas, dan gangguan psikologis. Faktor yang berhubungan dengan perilaku pencegahan keputihan pada remaja meliputi beberapa hal yaitu penggunaan cairan pembersih vagina, celana ketat, personal hygiene dan pemakaian panty liner. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas pendidikan Kesehatan terhadap peningkatan pengetahuan tentang Flour Albus. Desain penelitian ini adalah eksperimen. Jumlah sampel sebanyak 35 orang. Data penelitian berupa tingkat pengetahuan responden tentang Flour Albus. Analisis data mengunakan analisis bivariat dengan menggunakan uji T-test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah dilakukan pendidikan kesehatan terjadi peningkatan pengetahuan responden tentang Flour Albus (p value = 0,000). Diharapkan bagi tenaga kesehatan melakukan Tindakan promotive dan preventif antara lain dengan memberikan pendidikan kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang Flour Albus. Disimpulkan bahwa pendidikan kesehatan efektif meningkatkan pengetahuan tentang Flour Albus.
Implementasi Pemberian Air Teh Hijau Terhadap Penurunan Nyeri Menstruasi Pada Remaja di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma Bunga Uum Khairunnisa; Luluk Eka Meylawati; Wahyuni Dwi Rahayu
Jurnal Manajemen Kesehatan dan Keperawatan Vol. 2 No. 3 (2025): Jurnal Manajemen Kesehatan dan Keperawatan
Publisher : Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35968/68kxq221

Abstract

Banyak remaja wanita yang mengalami permasalahan terkait menstruasi salah satunya adalah dismenorea. Masalah yang dirasakan biasanya munculnya kram di area perut bawah yang kemudian menyebar ke bagian punggung. Cara alami untuk mengurangi nyeri yang disebabkan oleh dismenorea salah satunya dengan mengkonsumsi air teh hijau. Tujuan Karya Tulis Ilmiah ini adalah untuk mengetahui efektivitas pemberian air teh hijau terhadap penurunan dismenorea. Penelitian  dilakukan  pada  mahasiswi  Fakultas Ilmu Kesehatan Unversitas Dirgantara Marsekal Suryadarma dengan rancangan penelitian studi kasus deskriptif. Subjek yang diambil dengan kriteria inklusi dan eksklusi dan menggunakan 2 sample penelitian. Hasil studi kasus sebelum pemberian air teh hijau pada subjek 1 dan 2 dengan skala 6. Setelah pemberian air teh hijau pada subjek 1 dengan skala 1 dan subjek 2 dengan skala 2. Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah air teh hijau dengan dosis 2,4 gram / 200 ml diminum pada pagi dan sore hari dapat menurunkan skala nyeri menstruasi dan dianjurkan kepada wanita yang mengalami nyeri dengan skala nyeri ringan – sedang.
Efektivitas Terapi Kompres Bawang Merah dan Breast care Terhadap Penurunan Nyeri Payudara Pada Ibu Nifas Aquila Puteri Cania; Wahyuni Dwi Rahayu; Luluk Eka Meylawati
Jurnal Manajemen Kesehatan dan Keperawatan Vol. 2 No. 3 (2025): Jurnal Manajemen Kesehatan dan Keperawatan
Publisher : Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35968/mbx0az48

Abstract

Masa nifas merupakan periode penting dalam pemulihan pasca persalinan, di mana ibu sering mengalami nyeri payudara akibat bendungan ASI. Keluhan ini dapat menghambat proses menyusui dan mengganggu kenyamanan ibu. Terapi non-farmakologis seperti kompres bawang merah dan breast care dinilai efektif dalam mengurangi nyeri payudara Penelitian menggunakan studi kasus deskriptif pada dua ibu nifas dengan keluhan nyeri payudara. Intervensi dilakukan selama tiga hari dengan kombinasi terapi kompres bawang merah dan breast care. Pengukuran skala nyeri dilakukan sebelum dan sesudah intervensi menggunakan Numerical Rating Scale (NRS). Hasil menunjukkan adanya penurunan skala nyeri pada kedua subjek. Subjek I mengalami penurunan nyeri dari skala 4 menjadi 1, dan subjek II dari skala 5 menjadi 2. Kompres bawang merah dan breast care efektif dalam menurunkan nyeri payudara pada ibu nifas, serta dapat dijadikan alternatif intervensi keperawatan non-farmakologis yang aman dan sederhana. Nyeri payudara pasca nifas akibat bendungan ASI dapat diatasi secara efektif dengan kompres bawang merah (anti inflamasi, analgesik, 15-30 menit) dan breast care (stimulasi ASI, cegah sumbatan, pijatan dan kompres hangat/dingin 5 menit). Studi kasus tiga hari ini menunjukkan penurunan nyeri signifikan pada kedua subjek, peningkatan pengetahuan, dan kepuasan tinggi, menjadikannya alternatif keperawatan non-farmakologis yang aman dan efektif.   The postpartum period is a crucial phase in recovery after childbirth, during which mothers often experience breast pain due to breast milk engorgement. This complaint can hinder the breastfeeding process and affect maternal comfort. Non-pharmacological therapies such as onion compresses and breast care are considered effective in reducing breast pain. This research used a descriptive case study involving two postpartum mothers with complaints of breast pain. The intervention was conducted over three days using a combination of onion compress and breast care therapy. Pain levels were measured before and after the intervention using the Numerical Rating Scale (NRS). The results showed a decrease in pain levels in both subjects. Subject I experienced a reduction from a pain scale of 4 to 1, and Subject II from 5 to 2. Onion compress and breast care were effective in reducing breast pain in postpartum mothers and can serve as a safe and simple alternative non-pharmacological nursing intervention. Breast pain after childbirth due to breast engorgement can be effectively alleviated with red onion compress (anti-inflammatory, analgesic, 15-30 minutes) and breast care (breast milk stimulation, clog prevention, massage, and warm/cold compresses for 5 minutes). This three-day case study showed a significant reduction in pain for both subjects, increased knowledge, and high satisfaction, making it a safe and effective non-pharmacological nursing alternative.