Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

Manajemen Kinerja Digital Husnul Hotimah; Dwi Ambarwati; Mufarrohah Mufarrohah; Anasul Muttaqin; Mochammad Isa Anshori
Maeswara : Jurnal Riset Ilmu Manajemen dan Kewirausahaan Vol. 1 No. 6 (2023): DESEMBER : Maeswara
Publisher : Asosiasi Riset Ilmu Manajemen Kewirausahaan dan Bisnis Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61132/maeswara.v1i6.333

Abstract

In the current era of digitalization and globalization, information and communication technology has become an integral part of human life. The rapidly growing use of technology has also influenced almost all aspects of life, including the world of work. Technology has made work easier, increased productivity, and opened up new opportunities for companies to develop faster. Information and communication technology has now become an important factor in changing the way companies operate. Companies that are successful in facing technological changes and can utilize them effectively will have a competitive advantage in the market. Therefore, Human Resource Management (HRM) has experienced many changes since the start of the digital era. The digital era has had a significant impact on the way companies recruit, train and motivate their employees. In the digital era, companies not only need to understand technology, but also need to understand how technology can help in their human resource management.
Implementasi Terapi Bermain Lego Terhadap Perkembangan Kognitif pada Anak Usia Prasekolah di Paud Melati Putih Jakarta Pusat Alifia Yasmin; Dwi Ambarwati; Fitri Anggraeni; Nur Afni Wulandari
Jurnal Manajemen Kesehatan dan Keperawatan Vol. 1 No. 2 (2024): Jurnal Manajemen Kesehatan dan Keperawatan
Publisher : Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35968/6jre9787

Abstract

Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 62,02% anak usia prasekolah mengalami gangguan pertumbuhan umum yang mencakup kemampuan kognitif, bahasa, gangguan sosial, gangguan emosional dan motorik. Tujuan penelitian ini mengetahui implementasi terapi bermain lego terhadap perkembangan kognitif pada anak usia prasekolah dengan tujuan khusus mengetahui perkembangan kognitif sebelum dan sesudah dilakukan terapi bermain lego dan menganalisis perbandingan perkembangan kognitif pada anak usia prasekolah sebelum dan sesudah dilakukan terapi bermain lego di PAUD Melati Putih Jakarta Pusat. Metode penelitian studi kasus ini menggunakan penelitian deskriptif, teknik non probabilitas dengan purposive sampling. Instrumen penelitian ini menggunakan lembar observasi dan KPSP untuk skrining awal perkembangan kognitif. Hasil penelitian menggunakan lembar observasi bahwa nilai rata-rata pre-test 75% dan nilai rata-rata post-test 95,8% menunjukkan semua subjek mengalami peningkatan dan perkembangan kognitif menggunakan KPSP pada semua subjek menunjukkan hasil Sesuai (S). Kesimpulan penelitian ini bahwa perkembangan kognitif sebelum dilakukan terapi bermain lego didapatkan 1 subjek perkembangan sesuai (S), 4 subjek hasil perkembangan sedikit mencurigakan (SM) dan 1 subjek hasil perkembangan meremehkan (M). Setelah dilakukan terapi bermain lego diperoleh hasil observasi 5 subjek mendapatkan hasil perkembangan sesuai (S) dan 1 subjek mendapatkan hasil perkembangan sedikit meremehkan (SM). Perbandingan perkembangan kognitif sebelum dan sesudah dilakukan terapi bermain lego mengalami peningkatan.    According to the Ministry of Health of the Republic of Indonesia, 62.02% of preschool children experience general growth disorders which include cognitive abilities, language, social disorders, emotional and motor disorders. The aim of this research is to determine the implementation of Lego play therapy on cognitive development in preschool aged children with the specific aim of knowing cognitive development before and after Lego play therapy and to analyze the comparison of cognitive development in preschool aged children before and after Lego play therapy at PAUD Melati Putih Central Jakarta. This case study research method uses descriptive research, non-probability techniques with purposive sampling. This research instrument uses observation sheets and KPSP for initial screening of cognitive development. The results of the research using the observation sheet showed that the average pre-test score was 75% and the average post-test score was 95.8%, showing that all subjects experienced improvement and cognitive development using KPSP in all subjects showed appropriate results (S). The conclusion of this study was that cognitive development before Lego play therapy was carried out, 1 subject had appropriate development results (S), 4 subjects had slightly suspicious development results (SM) and 1 subject had underestimated development results (M). After carrying out Lego play therapy, the observation results showed that 5 subjects got appropriate development results (S) and 1 subject got slightly underestimated development results (SM). Comparison of cognitive development before and after Lego play therapy has increased.
Implementasi Pendidikan Kesehatan Oral Hygiene terhadap Pencegahan Karies Gigi pada Anak Usia Pra Sekolah di Paud Kuntum Mekar Ayal, Anggy Triana Ayal; Fitri Anggraeni; Dwi Ambarwati; Imelda Avia
Jurnal Manajemen Kesehatan dan Keperawatan Vol. 1 No. 2 (2024): Jurnal Manajemen Kesehatan dan Keperawatan
Publisher : Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35968/36b15x67

Abstract

Anak Prasekolah merupakan anak yang berusia antara usia 3 - 6 tahun, serta biasanya sudah mulai mengikuti program prasekolah. Masalah gigi dan mulut umumnya banyak dikeluhkan oleh anak-anak, hal ini tidak bisa dibiarkan karena akan mempengaruhi kualitas hidup seperti mengalami rasa sakit, tidak nyaman, infeksi akut atau kronis, gangguan makan dan tidur. Pendidikan kesehatan adalah kegiatan untuk meningkatkan kesehatan dan memperluas pengetahuan tentang kesehatan agar terhindar dari penyakit. Kebersihan gigi dan mulut atau oral hygiene adalah suatu tindakan perawatan yang diperlukan untuk menjaga mulut dalam kondisi yang baik, nyaman, bersih, lembab sehingga terhindar dari infeksi. Rumusan masalah dalam penelitian adalah bagaimana implementasi pendidikan kesehatan oral hygiene terhadap pencegahan karies gigi pada anak usia pra sekolah di PAUD Kuntum Mekar. Tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui implementasi pendidikan kesehatan oral hygiene terhadap pencegahan karies gigi pada anak usia pra sekolah di PAUD Kuntum Mekar. Dalam penelitian ini, menggunakan desain studi kasus deskriptif, penelitian ini menggunakan 4 subjek anak usia prasekolah, dan instrumen yang digunakan yaitu lembar observasi yang terdiri dari 18 pernyataan. Hasil penelitian ini didapatkan rata-rata sebelum pendidikan kesehatan 64% dengan kriteria keterampilan cukup, sesudah pendidikan kesehatan 76% dengan kriteria keterampilan sangat baik, dan hasil perbandingan sebeluum dan sesudah pendidikan kesehatan yaitu 64% : 76% dengan selisih 12% menunjukan adanya peningkatan dan masuk dalam tingkat keterampilan sangat baik. Kesimpulan penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi pendidikan kesehatan oral hygiene mampu meningkatkan keterampilan gosok gigi untuk pencegahan karies gigi pada anak usia pra sekolah di PAUD Kuntum Mekar.   Preschool children are children between the ages of 3 - 6 years, and usually have started attending preschool programs. Dental and oral problems are generally complained of by children, this cannot be allowed because it will affect the quality of life such as experiencing pain, discomfort, acute or chronic infections, eating and sleeping disorders. Health education is an activity to improve health and expand knowledge about health in order to avoid disease. Dental and oral hygiene or oral hygiene is a care measure needed to keep the mouth in a good, comfortable, clean, moist condition so as to avoid infection. The formulation of the problem in the study is how the implementation of oral hygiene health education on the prevention of dental caries in pre-school children at Kuntum Mekar PAUD. The purpose of this study was to determine the implementation of oral hygiene health education on the prevention of dental caries in pre-school children at Kuntum Mekar PAUD. In this study, using a descriptive case study design, this study used 4 subjects of preschool children, and the instrument used was an observation sheet  which consists of 18 statements. The results of this study obtained an average before education of 64% with sufficient skill criteria, after education 76% with very good skill criteria, and the comparison results before and after health education were 64%: 76% with a difference of 12% showed an increase and entered into a very good skill level. The conclusion of this study shows that the implementation of oral hygiene health education can improve tooth brushing skills for the prevention of dental caries in pre-school children at Kuntum Mekar PAUD.
Implementasi Teknik Distraksi Audiovisual Terhadap Penurunan Kecemasan Saat Prosedur Injeksi Pada Anak Usia Prasekolah Renca Latifah; Dwi Ambarwati; Fitri Anggraeni
Jurnal Manajemen Kesehatan dan Keperawatan Vol. 1 No. 4 (2025): Jurnal Manajemen Kesehatan dan Keperawatan
Publisher : Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35968/yvb4wt76

Abstract

Ketakutan anak-anak yang paling sering ditemui terhadap rumah sakit biasanya disebabkan oleh perawatan yang mengganggu, termasuk prosedur suntikan. Anak-anak pada umumnya tidak suka disuntik karena akan selalu terasa sakit dan mungkin membuat mereka cemas. Salah satu strategi untuk mengurangi stres dan kecemasan adalah distraksi, yaitu mengalihkan fokus pasien ke hal lain dan membuatnya melupakan kekhawatirannya. Tujuan dilakukannya penelitian ini antara lain untuk mengetahui perbandingan tingkat kecemasan sebelum dan sesudah diberikan teknik distraksi audiovisual menonton film kartun. Metode yang digunakan menggunakan metode studi kasus. Penelitian ini menggunakan lembar kuesioner Preschool Anxiety Scale (PAS). Pada penelitian ini, diambil 3 sampel penelitian dengan keterangan 2 laki-laki dan 1 perempuan dengan usia 3-6 tahun. Penelitian dilaksanakan di Ruang Parkit RSAU dr. Esnawan Antariksa, Halim Perdanakusuma. Hasil didapatkan bahwa tingkat kecemasan sebelum dan sesudah diberikan teknik distraksi berbeda. Setelah dilakukan teknik distraksi berupa menonton film kartun, didapati hasil bahwa kecemasan menurun. Masing-masing anak menunjukkan respon yang kurang baik atau negatif saat belum diberikan teknik distraksi, diantaranya yaitu menangis kencang, berteriak, menolak untuk diberikan tindakan injeksi, dan tidak mau berinteraksi dengan perawat. Setelah diberikan teknik distraksi, anak menunjukkan respon positif diantaranya yaitu, sudah mulai mau berinteraksi dengan perawat, sudah jarang menangis, jarang berteriak, dan sudah jarang menolak untuk diberikan injeksi.   Children's most common fear of hospitals is usually caused by intrusive treatments, including injection procedures. Children generally dislike injections because they always hurt and may make them anxious. One strategy to reduce stress and anxiety is distraction, which is shifting the patient's focus to something else and making him forget his worries. The purpose of this study, among others, is to determine the comparison of anxiety levels before and after being given audiovisual distraction techniques watching cartoons. The method used was a case study method. This study used the Preschool Anxiety Scale (PAS) questionnaire sheet. In this study, 3 research samples were taken with the information of 2 boys and 1 girl with ages 3-6 years. Research was conducted in the Parkit Room of RSAU Dr. Esnawan Antariksa, Halim Perdanakusuma. The results showed that the level of anxiety before and after being given distraction techniques was different. After the distraction technique was carried out in the form of watching a cartoon movie, it was found that anxiety decreased. Each child showed an unfavorable or negative response when not given the distraction technique, including crying loudly, screaming, refusing to be given an injection, and not wanting to interact with the nurse. After being given the distraction technique, the child showed a positive response, including starting to want to interact with the nurse, rarely crying, rarely yelling, and rarely refusing to be given injections.
Pendampingan Keluarga Dalam Peningkatan Kesehatan Pencegahan Demam Berdarah Dengue Astuti, Harwina Widya; Luluk Eka Meylawati; Fitri Anggraeni; Dwi Ambarwati; Mayang Dwi Riksa
Jurnal Bakti Dirgantara Vol. 2 No. 1 (2025): Jurnal Bakti Dirgantara
Publisher : Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35968/1txt8t24

Abstract

Penyakit Demam Berdarah Dengue merupakan suatu penyakit yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti betina yang menyebar dengan cepat ke seluruh daerah. Penyakit ini adalah salah satu masalah kesehatan yang terus meningkat dan menyebar di Indonesia. Jumlah kasus DBD meningkat dari 8 kali dalam dua dekade terakhir. Penyakit ini meningkat pada setiap awal musim hujan dan mengakibatkan kejadian luar biasa dan menimbulkan wabah lima tahunan di Indonesia. Angka kematian akibat DBD sebanyak 145 kasus. Kasus DBD di wilayah Jakarta Timur terutama di wilayah Kecamatan Makasar menempati urutan ke-10. Meningkatnya kejadian DBD dan cepatnya siklus hidup nyamuk Aedes aegypti betina menjadi alasan penting perlunya dilakukan pengendalian vektor dengan melakukan pencegahan dan pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Tujuan pengabdian ini adalah melakukan upaya pencegahan DBD di Perum Pulo Nirwana Regency. Metode kegiatan ini dengan melakukan PSN baik melakukan 3 M (menguras, menutup, dan mengubur) dan melakukan fogging. Hasil kegiatan adalah tidak ditemukannya jentik nyamuk dan telah dilaksanakan fogging di lima blok perumahan. Kesimpulan pada pelaksanaan kegiatan bahwa lingkungan bersih, tidak ada pengumpulan udara yang menjadi sarang nyamuk, tampungan udara dalam keadaan tertutup baik, tidak ada barang-barang bekas dan setiap rumah telah mendapatkan fogging.   Dengue fever is a disease transmitted through the bite of female Aedes aegypti mosquitoes that spreads rapidly to all regions. This disease is one of the growing and spreading health problems in Indonesia. The number of dengue cases has increased more than 8 times in the last two decades. The disease increases at the beginning of each rainy season and results in extraordinary events and five-year outbreaks in Indonesia. The death rate from DHF is 145 cases. DHF cases in East Jakarta, especially in Makasar sub-district, ranked 10th. The increasing incidence of DHF and the fast life cycle of the female Aedes aegypti mosquito are important reasons for the need to control vectors by preventing and eradicating mosquito nests (PSN). The purpose of this service is to make efforts to prevent DHF in Perum Pulo Nirwana Regency. The method of this activity is by doing PSN both doing 3 M (draining, covering, and burying) and doing fogging. The results of the activity were that no mosquito larvae were found and fogging was carried out in five housing blocks. The conclusion on the implementation of the activity is that the environment is clean, there are no puddles that become mosquito nests, water reservoirs are well closed, there are no used items and every house has received fogging.
SOSIALISASI KURANGNYA PARTISIPASI KARANG TARUNA TERHADAP MASYARAKAT DI DESA TEMPURAN, GONGGANGAN, COLOMADU, KABUPATEN KARANGANYAR Sabila Thursina Hudan; Dwi Ambarwati
Journal Central Publisher Vol 2 No 3 (2024): Jurnal Central
Publisher : Central Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.60145/jcp.v2i3.412

Abstract

Latar Belakang : Karang Taruna sebagai organisasi yang berperan dalam pembinaan pemuda mempunyai tanggung jawab yang besar dalam meningkatkan semangat pemuda untuk melakukan kegiatan yang positif dan konstruktif. Tujuan : Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengindentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan penurunan antusiasme dan partisipasi dalam mengikuti kegiatan karang taruna. Metode : Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, metode deskriptif, dan metode survey. Data dianalisis melalui teknik wawancara dan observasi secara langsung ke lapangan. Hasil dan Pembahasan : Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rendahnya partisipasi anggota Karang Taruna di Dusun Tempuran disebabkan oleh kurangnya pemahaman akan fungsi organisasi serta minimnya kegiatan rutin. Sebagai langkah solusi, dilakukan sosialisasi non-fisik dalam bentuk rapat yang dihadiri oleh tokoh masyarakat dan pemuda setempat. Sosialisasi ini berhasil menggugah kesadaran pemuda untuk kembali aktif dalam organisasi dan turut serta merancang program kerja yang relevan dengan kebutuhan dan potensi lokal. Kesimpulan : Karang Taruna berperan penting dalam pengembangan sumber daya manusia desa dengan landasan kesadaran sosial dan tanggung jawab lingkungan. Melalui pendekatan partisipatif dan sosialisasi, pemuda Dusun Tempuran mulai aktif kembali, menunjukkan bahwa komunikasi terbuka efektif mendorong perubahan positif organisasi pemuda.
Efektivitas Edukasi Dalam Peningkatan Pengetahuan Infeksi Menular Seksual pada Remaja Yusri Ariansyah; Fitri Anggraeni; Dwi Ambarwati
Jurnal Manajemen Kesehatan dan Keperawatan Vol. 2 No. 1 (2025): Jurnal Manajemen Kesehatan dan Keperawatan
Publisher : Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35968/jhr52z04

Abstract

Pergaulan bebas berkaitan dengan gaya hidup dengan hubungan interpersonal intim tanpa ada komitmen yang jelas atau aturan yang ditetapkan, terutama dalam hubungan seksual. Hal ini sering berhubungan dengan kebebasan personal dan eksplorasi seksual, tetapi juga dapat memiliki konsekuensi yang serius. Pergaulan bebas dapat bervariasi, mulai dari hubungan non-monogami yang disepakati bersama hingga aktivitas seksual yang tidak bertanggung jawab dan amat sangat banyak kasus yang terjadi di kalangan remaja. Edukasi Infeksi Menular Seksual dalam Meningkatkan Pengetahuan Remaja di SMPN 268 Jakarta dengan tujuan untuk melihat atau mengetahui sejauh mana pengetahuan anak usia remaja tentang infeksi menular seksual di kalangan remaja. Subjek penelitian mengikutsertakan 32 orang dengan membandingkan pengetahuan sebelum dan setelah dilakukannya edukasi. Metode yang digunakan adalah metode pengumpulan data dengan instrumen yang digunakan adalah kuesioner yang dirancang menggunakan skala Guttman dengan 20 pernyataan untuk mengukur pengetahuan tentang infeksi menular seksual. Metode penilaian kuesioner ini sederhana, setiap jawaban benar diberi nilai 1, sementara jawaban salah diberi nilai 0. Teknik ini membantu peneliti untuk secara objektif mengukur peningkatan pengetahuan sebelum dan setelah sesi edukasi. Hasil penelitian ini perbandingan nilai rata-rata pengetahuan infeksi menular seksual sebelum dan sesudah dilakukan tindakan edukasi yaitu 54,71 : 71,40 menunjukkan adanya peningkatan sehingga implementasi edukasi dapat meningkatkan pengetahuan infeksi menular seksual pada remaja di SMPN 268 jakarta   Promiscuity is associated with a lifestyle involving intimate interpersonal relationships without clear commitment or established rules, particularly in the context of sexual relations. This behavior is often linked to personal freedom and sexual exploration, but it can also lead to serious consequences. Promiscuity can take various forms, ranging from consensual non-monogamous relationships to irresponsible sexual activities. A significant number of such cases are found among adolescents. The study titled "Sexually Transmitted Infection (STI) Education in Improving Adolescents' Knowledge at SMPN 268 Jakarta" aims to assess the level of knowledge among adolescents regarding sexually transmitted infections. The study involved 32 participants, with a comparative analysis of their knowledge before and after the educational intervention. The method employed in this study was data collection through a questionnaire. The instrument used was designed based on the Guttman scale, consisting of 20 statements intended to measure knowledge about STIs. The scoring system was straightforward: each correct answer was given a score of 1, while incorrect answers were scored 0. This method enabled the researchers to objectively evaluate the improvement in knowledge before and after the educational session. The results showed a significant increase in the average knowledge score, from 54.71 before the intervention to 71.40 after. This indicates that the implementation of educational sessions can effectively enhance adolescents’ understanding of sexually transmitted infections at SMPN 268 Jakarta.
Efektivitas Pemberian Reward Dalam Meningkatkan Kehadiran Santri Tpa di Masjid Al-Azhar Sholihah, Annisa Nur; Dwi Ambarwati
Bhumiputra: Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Global Vol. 2 No. 2 (2025): Juni
Publisher : Yayasan Cendekia Gagayunan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63142/bhumiputra.v2i2.177

Abstract

This study was motivated by low student attendance at the Qur’anic Learning Center (TPA) of Al-Azhar Mosque, affecting religious learning activities. The aim was to analyze the effectiveness of rewards in improving attendance and motivation. The study used Participatory Action Research (PAR) with Participatory Rural Appraisal (PRA) techniques, involving interviews, observations, and documentation. The results showed that rewards such as praise, small gifts, and certificates successfully increased student attendance. Attendance rose from 60% to 85%, a 25% improvement after the program. Students’ motivation and participation in TPA activities also improved. Positive responses came from teachers and parents, noting that children were more enthusiastic and disciplined. However, challenges included some students remaining unaffected and the need for varied rewards to maintain interest. Overall, the reward program effectively increased student attendance and motivation and is recommended for continuous implementation with further innovation.
Edukasi Akupresure pada Remaja Putri sebagai Upaya Pengetahuan untuk Mengurangi Nyeri Haid di SMPN 3 Tanjung Palas Utara Florenca Sallata; Siti Nur Kholifah; Marta; Dwi Ambarwati; Ana Maulidiyah; Chusnul Dwi Ardiyana; Isri Nasifah
Prosiding Seminar Nasional dan CFP Kebidanan Universitas Ngudi Waluyo Vol. 4 No. 1 (2025): Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper Kebidanan Universitas Ngudi Waluy
Publisher : Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Menstrual pain (dysmenorhoe) is a common problem experienced by young women and can interfere with their daily activities. Lack of knowledge about proper treatment, especially nonpharmacological methods such as acupressure, leads to high visits to health facilities to address this pain. Therefore, effective education is needed so that adolescents are able to apply acupressure techniques independently to reduce menstrual pain. The implementation of this service activity includes counseling on acupressure at SMPN 3 Tanjung Palas Utara, which is supported by the presentation of material through presentation media and practical demonstrations. Evaluation was carried out using pre-test and post-test questionnaires to measure the increase in participants' knowledge. The expected result is to increase the knowledge and application of acupressure independently by adolescents, so as to reduce the need for visits to health centers due to dysminorhoe. Through this activity, it is hoped that adolescents' knowledge about non-pharmacological menstrual pain management can develop, support their reproductive health, and reduce the burden on public health facilities.   Abstrak Abstrak Nyeri haid (dismenorhoe) merupakan masalah umum yang dialami oleh remaja putri dan dapat mengganggu aktivitas sehari-hari mereka. Kurangnya pengetahuan tentang penanganan yang tepat, terutama metode nonfarmakologi seperti akupresur, menyebabkan tingginya kunjungan ke fasilitas kesehatan untuk mengatasi nyeri ini. Oleh karena itu, diperlukan edukasi yang efektif agar remaja mampu menerapkan teknik akupresur secara mandiri untuk mengurangi nyeri haid. Pelaksanaan kegiatan pengabdian ini meliputi penyuluhan tentang akupresur di SMPN 3 Tanjung Palas Utara, yang didukung oleh penyajian materi melalui media presentasi dan demonstrasi praktek. Evaluasi dilakukan menggunakan kuisioner pre-test dan post-test untuk mengukur peningkatan pengetahuan peserta. Hasil yang diharapkan adalah meningkatkan pengetahuan dan penerapan akupresur secara mandiri oleh remaja, sehingga dapat menurunkan kebutuhan kunjungan ke puskesmas akibat disminorhoe. Melalui kegiatan ini, diharapkan pengetahuan remaja tentang penanganan nyeri haid nonfarmakologis dapat berkembang, mendukung kesehatan reproduksi mereka, dan mengurangi beban fasilitas kesehatan masyarakat.
Efektivitas Hypnosis Lima Jari Terhadap Penurunan Kecemasan Pada Pasien Preoperasi di Rumah Sakit Dik Pusdikes Sinta Fresia; Nur Afni W; Dwi Ambarwati; Marina
Jurnal Manajemen Kesehatan dan Keperawatan Vol. 1 No. 1: Jurnal Manajemen Kesehatan dan Keperawatan
Publisher : Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35968/wbe6at75

Abstract

Prosedur pembedahan merupakan salah satu bentuk terapi medis yang dapat menimbulkan rasa takut, cemas, dan stress. Pada tindakan pembedahan, perawat mempunyai peran yang untuk membantu pasien mendapatkan informasi tentang tindakan yang dapat dilakukan untuk mengurangi rasa cemas tersebut. Pada pengamatan yang dilakukan pada 2 orang pasien dengan rencana operasi dan telah di berikan informed consent, didapati pasien tersebut tampak kurang tenang merasa gelisah, cemas selama menunggu jam operasi. Gangguan kecemasan atau ansietas merupakan kelompok gangguan psikiatri yang paling sering ditemukan. Hypnosis lima jari telah terbukti efektif dalam mempengaruhi sistem limbik seseorang serta memengaruhi pelepasan hormon (hormon adrenalin) yang merupakan salah satu penyebab stress dan kecemasan. Tujuan penelitian adalah untuk mengidentifikasi nilai kecemasan sebelum dan sesudah diajarkan teknik Hypnosis lima jari. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus deskriptif dengan metode komparatif. teknik yang digunakan pemberian teknik hypnosis lima jari pada 2 subjek. Instrumen yang digunakan yaitu video terapi hypnosis lima jari dan lembar kuesioner skala kecemasan menurut The Amsterdam Preoperative Anxiety and Information Scale (APAIS). Hasil dari penelitian yang dilakukan sebelum tindakan pembedahan pada subyek A dan subyek B menunjukkan adanya perubahan skala kecemasan sedang menjadi skala kecemasan ringan. Teknik hypnosis lima jari terbukti efektif menurunkan skala kecemasan.