Lestari, Rini
Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Budi Luhur

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Analisis Semiotika Roland Barthes pada Jurnalisme Online Dudi Sabil Iskandar; Rini Lestari
Jurnal InterAct Vol 4, No 2 (2015): Jurnal InterAct
Publisher : Atma Jaya Indonesia Catholic University, Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (437.416 KB) | DOI: 10.36388/ia.v4i2.764

Abstract

Media massa mengalami beberapa tahap perubahan, transformasi, dan bahkan metamorfosis. Bermula dari surat kabar, buku, film, radio, televisi, dan internet. Media massa yang terakhir, internet, kemudian mempopulerkan istilah media baru (new media). Kehadiran internet selanjutnya mengubah secara drastis dan dramatis perkembangan media massa. Setidaknya internet memicu dua perubahan mendasar di media. Pertama, substansi media, yaitu proses jurnalistik. Kedua, bentuk atau format organisasi media.Perubahan mendasar pada jurnalisme media lantas memunculkan terminologi mengenaskan bernama krisis jurnalisme meski kata ‘krisis’ dipandang berlebihan. Krisis jurnalisme didiagnosis meliputi serangkaian masalah, yaitu, yang berkaitan dengan waktu, uang, otonomi, dan perubahan budaya.Dalam era kapitalisme modern, percepatan dan kecepatan sudah merasuk ke semua aspek kehidupan manusia, termasuk dunia jurnalisme. Kecepatan dan percepatan telah menyeret jurnalisme ke dalam pusaran kompetisi global. Di sinilah lidah api kapitalisme menyambar dan membakar jurnalisme. Berita sebagai unsur atau pilar pokok atau inti dari jurnalisme menjadi komoditas.
PARADIGMATIS FENOMENOLOGI DALAM ILMU KOMUNIKASI (Studi Konstruksi Makna Realitas Media dan Komunikasi) Ahmad Toni; Rini Lestari
SEMIOTIKA: Jurnal Komunikasi Vol 7, No 1 (2013): Jurnal Semiotika
Publisher : Universitas Bunda Mulia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30813/s:jk.v7i1.969

Abstract

Paradigmatic phenomenological interpretation of the reality is trying to trace the process of media and communications that are the essence of reality, not reality itself on engineering. Phenomenology as the study puts the study of communication in matters transcendental deity diterpakan by the media. Phenomenology based on the values of humanity as well as media that high menunjung Human Rights so that it can be done with hermenutik approach.Phenomenology seeks to reveal the truth of the human senses as an empirical truth that is based on media exposure and other communication patterns.Keywords: paradigmatic, phenomenology, construction, media, communicationreality
Penyajian Podcast Komite Akreditasi Nasional “Podcastkan” Sebagai Media Informasi Skema Akreditasi Haronas Kutanto; Artyasto Jatisidi; Rini Lestari
Communication Vol 14, No 1 (2023): Communication
Publisher : Fakultas Komunikasi & Desain Kreatif - Universitas Budi Luhur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36080/comm.v14i1.2169

Abstract

Saat ini, sebagian besar institusi baik kementrian ataupun non kementrian menggunakan platform media sosial sebagai media informasi publik, salah satunya dengan memproduksi konten podcast. Podcast merupakan serial program yang menyajikan berbagai macam informasi, yang membahas berbagai macam topik tentang hiburan, edukasi ataupun sosialisasi. Podcast telah menjadi media komunikasi yang cukup populer, terbukti dengan semakin banyaknya institusi yang memiliki konten program dalam format podcast. Layaknya sajian program mini talkshow di televisi, saat ini podcast dapat sajikan dalam format “video podcast”. Komite Akreditasi Nasional (KAN) adalah lembaga yang bertanggung jawab kepada Presiden Republik Indonesia dengan tugas utama memberikan akreditasi kepada Lembaga Penilai Kesesuaian. Komite Akreditasi Nasional memanfaatkan media sosial dengan format video podcast “PodcastKAN” sebagai media informasi skema akreditasi lembaga penilaian kesesuaian yang ditayangkan melalui platform youtube. Dalam hal ini, peneliti berfokus pada produksi dan penyajian podcast: mulai dari pra-produksi, produksi dan pasca produksi, termasuk strategi pemilihan narasumber di setiap episodenya.
KONFLIK IDENTITAS NEGOSIASI MUKA MAHASISWA ISLAM DALAM PEMANFATAN SOSIAL MEDIA UNTUK DAKWAH Wahid, Umaimah; Saeno, Saeno; Lestari, Rini; Suwarno, Suwarno; Aminudin, Amin
ORASI: Jurnal Dakwah dan Komunikasi Vol 12, No 1 (2021): Juli 2021
Publisher : IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24235/orasi.v12i1.7343

Abstract

Pengguna media baru dan media sosial terus bertambah di Indonesia, namun faktanya pertumbuhan pengguna media sosial tidak berbanding lurus pemanfaatannya untuk aktivitas dakwah. Fokus masalah penelitian adalah konflik identitas mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Syarif Hidayatulah Jakarta dan UIN Sunan Gunung Jati dalam memanfaatkan media sosial untuk aktivitas dakwah. Penelitian ini menggunakan teori negosiasi muka Stella Sting-Toomey, konsep media sosial, dan paradigma baru dakwah. Pendekatan kualitatif dan metode studi kasus tipe kasus tunggal holistik digunakan dalam penelitian ini. Data diperoleh melalui teknik wawancara dan obsevasi. Hasil penelitian menjelaskan, mahasiswa cenderung tidak tertarik menggunakan media sosial untuk aktivitas dakwah karena kekhawatiran munculnya konflik dalam interaksi online karena akan merusak citra mereka. Mereka juga dapat dinilai atau dicap sebagai orang yang sok alim, sok suci bahkan fundamentalis dan teroris. Mereka adalah pengguna aktif media sosial dan media baru bahkan beberapa di antaranya memiliki akun media sosial lebih dari 5 jenis dan menghabiskan waktu berselancar di media sosial selama 2,5 sampai 5 jam dalam satu hari. Di sisi lain pemanfaatan media baru dan media sosial untuk dakwah Islam mendesak diadopsi karena masyarakat muslim terutama kaum muda merupakan pengguna media sosial aktif. Hal tersebut sebagai solusi agar dakwah Islam tidak ditinggal oleh umatnya harus dilakukan melalui media sosial dan media baru sebagai bentuk baru berdakwah di era internet.