Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

PENGARUH PENAMBAHAN LIMBAH BATU BARA (FLY ASH) TERHADAP UJI KUAT TEKAN BEBAS (UCS) PADA TANAH TIMBUNAN BIASA Dede Triadi; R. M. Rustamaji; - Aprianto
JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang Vol 7, No 3 (2020): JURNAL MAHASISWA TEKNIK SIPIL EDISI DESEMBER 2020
Publisher : JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jelast.v7i3.42578

Abstract

Di Indonesia penggunaan batu bara sebagai bahan baku untuk industri PLTU semakin meningkat, sehingga meningkatkan limbah yang bisa mencemari lingkungan berupa abu terbang (fly ash). Untuk mengurangi pencemaran lingkungan maka limbah fly ash digunakan untuk bahan campuran stabilisasi untuk tanah timbunan biasa. Tanah di jalan karet kecamatan Pontianak Barat setelah dilakukan uji fisis dan mekanis memenuhi spesifikasi bina marga divisi 3 pekerjaan tanah dan geosintetik termasuk sebagai tanah timbunan biasa. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan limbah batu bara berupa fly ash sebagai bahan stabilisasi dapat meningkatkan daya dukung tanah terhadapa uji kuat tekan bebas. Dari hasil pengujian penambahan fly ash terhadap tanah timbunan biasa dapat meningkatkan nilai kuat tekan bebas dari tanah asli sebesar 4,389 kg/cm2 menjadi 11,600 kg/cm2 pemeraman selama 28 hari pada campuran fly ash 5%, sehingga penggunaan fly ash dapat digunakan untuk stabilisasi pada tanah timbunan biasa.Untuk campuran tanah dengan fly ash pada variasi  campuran fly ash sebesar 5%, 10%,20% dan 40% berturut-turut adalah 11,600 kg/cm2, 11,337 kg/cm2, 10,148 kg/cm2 dan 6,223 kg/cm2 pada pemeraman 28 hari dan dilakukan curring time (pemeraman) 0, 7, 14, 21 dan 28 hari menunjukan adanya peningkatan nilai kuat tekan bebas berturut-turut adalah 10,278 kg/cm2, 10,681 kg/cm2, 11,004 kg/cm2, 11,159 kg/cm2 dan 11,600 kg/cm2 pada campuran fly ash 5%. Nilai kuat tekan bebas yang terbesar terjadi pada campuran fly ash 5% dengan pemeraman 28 hari yaitu sebesar 11,600 kg/cm2.Kata kunci : fly ash, timbunan biasa, tanah, kuat tekan bebas
PENGARUH PENAMBAHAN MATERIAL BERBUTIR SEBAGAI BAHAN STABILISASI TIMBUNAN Rio Irwansah; - Aprianto; Abubakar Alwi
JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang Vol 7, No 2 (2020): JURNAL MAHASISWA TEKNIK SIPIL EDISI JUNI 2020
Publisher : JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jelast.v7i2.42467

Abstract

Timbunan pilihan kebanyakan sulit didapatkan sehingga perlunya modifikasi pada tanah agar dapat menjadikan ketersediaan timbunan pilihan yang memenuhi persyaratan. Metode perbaikan tanah digunakan adalah Stabilisasi dengan cara penambahan material berbutir sebagai bahan stabilisasinya. Adapun material berbutirnya adalah Batu Pecah 1/2, Batu Pecah 1/1, dan Abu Batu. Permasalahan yang ada pada penelitian ini adalah seberapa besar perubahan parameter nilai CBR yang didapat dari hasil penambahan material berbutir dan seberapa banyak material berbutir yang dibutuhkan agar mencapai nilai CBR yang memenuhi syarat standar Bina Marga untuk timbunan pilihan. Dengan penambahan material berbutir sebagai bahan stabilisasi dapat merubah parameter nilai CBR, semula nilai CBR Tanah Asli diperoleh γd 95% sebesar 3,87% dan γd 100% sebesar 4,65%. Setelah dilakukan penambahan material berbutir meningkat setiap Variasi Campuran. Yang paling memenuhi syarat standar Bina Marga untuk timbunan pilihan adalah Variasi Campuran C setelah diuji Analisa Butiran, Batas Atterberg, Pemadatan dan CBR Laboratorium. Kata kunci : CBR, Material Berbutir, Stabilisasi, Standar Bina Marga, Timbunan Pilihan
Studi Korelasi Nilai Mackintosh Probe (MP) dengan Nilai Konus (Qc) di Kota Pontianak Natal Gloria Leo Rencus Purba; Eka Priadi; - Aprianto
JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang Vol 6, No 1 (2019): JURNAL MAHASISWA TEKNIK SIPIL EDISI FEBRUARI 2019
Publisher : JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (833.778 KB) | DOI: 10.26418/jelast.v6i1.32537

Abstract

Penyelidikan tanah di lapangan dilakukan untuk mendapatkan analisis geoteknik yang baik dan benar. Berbagai macam alat pengujian dirancang untuk mempermudah pekerjaan penyelidikan, salah satunya adalah Mackintosh Probe. Namun pengunaan Mackintosh Probe kurang popular di Indonesia. Alat ini mempunyai kelebihan seperti: mudah digunakan, ringan, tidak memerlukan kalibrasi, dan memerlukan biaya yang relatif murah bila dibandingkan dengan pengujian kekuatan tanah yang lain. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan korelasi antara nilai MP pada pengujian Mackintosh probe dengan nilai Qc Sondir (Cone Penetration Test). Penelitian langsung di lapangan dilakukan di Kecamatan Ledo Kabupaten Bengkayang sebanyak 15 (lima belas) titik lokasi  pengujian. Dari penelitian ini terdapat hubungan atau korelasi antara Nilai MP berdasarkan pengujian Mackintosh Probe (MP) dengan Nilai Qc Sondir (Cone Penetration Test) adalah memberikan nilai korelasi yang baik atau kuat, dimana persamaan yang diperoleh yaitu Qc = 25,316MP + 30,806  dengan batasan 0≤MP<400 blow/ft dengan nilai R2 = 0,6286 dengan nilai R = 0,62861/2 = 0,7928, ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan korelasi rata-rata yang kuat antara kedua variabel.Kata kunci : Mackintosh Probe (MP), Sondir (Cone Penetration Test), Korelasi, Persamaan
PENGARUH PENAMBAHAN LIMBAH BATU BARA (FLY ASH) TERHADAP NILAI UJI CBR PADA TANAH TIMBUNAN BIASA - Hendi; R.M. Rustamaji; - Aprianto
JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang Vol 7, No 3 (2020): JURNAL MAHASISWA TEKNIK SIPIL EDISI DESEMBER 2020
Publisher : JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jelast.v7i3.42548

Abstract

Tanah pada kawasan pontianak merupakan tanah lunak dengan kualitas tanah yang kurang baik. Dari kenyataan banyaknya kasus tanah di Pontianak yang secara teknis bermasalah, didapatlah beberapa cara untuk meningkatkan daya dukung tanah, salah satunya dengan cara stabilisasi. Dari gambaran tersebut, serta mengingat kecenderungan mulai melimpahnya limbah batu bara (fly ash) di Kalimantan Barat yang belum optimal dimanfaatkan, maka dilakukanlah penelitian mengenai pemanfaatan fly ash yang digunakan sebagai bahan stabilisasi tanah timbunan biasa. Penelitian ini dilakukan di laboratorium, dengan melakukan pengujian sifat-sifat fisis tanah asli dan daya dukung tanah (CBR) dengan variasi campuran penambahan fly ash 5%, 10%, 20% dan 40%. Metode pengujian CBR yang digunakan yaitu CBR modified dengan dua perlakuan yaitu CBR rendaman (soaked) dan CBR tanpa rendaman (unsoaked) dengan variasi lama pemeraman 7, 14 dan 28 hari. Kadar air yang digunakan yaitu kadar air optimum yang diperoleh dari hasil pengujian pemadatan modified. Dari hasil penelitian, nilai CBR pada tanah asli baik dengan rendaman maupun tanpa rendaman didapatkan hasil sebesar 6,00% dan 13,47%. Nilai CBR rendaman terbesar pada tanah yang distabilisasi, terjadi pada prosentase penambahan fly ash 10% yaitu sebesar 10,47% dengan besar peningkatan dari nilai CBR tanah asli sebesar 74,50%. Kemudian nilai CBR tanpa rendaman terbesar terjadi pada prosentase fly ash 10% dengan lama pemeraman 28 hari yaitu sebesar 61,24% dengan besar peningkatan dari nilai CBR tanah asli sebesar 345,64%. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan fly ash sebagai bahan stabilisasi dapat digunakan untuk meningkatkan daya dukung tanah timbunan biasa berdasarkan nilai CBR yang didapatkan. Kata Kunci: CBR Rendaman, CBR Tanpa Rendaman, Fly Ash, Stabilisasi, Timbunan Biasa
STUDI OPTIMASI FONDASI DALAM PADA GEDUNG RUMAH SAKIT UMUM JEUMPA KOTA PONTIANAK Sutria Hartiwi; Eka Priadi; - Aprianto
JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang Vol 6, No 3 (2019): JURNAL MAHASISWA TEKNIK SIPIL EDISI DESEMBER 2019
Publisher : JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (862.688 KB) | DOI: 10.26418/jelast.v6i3.38921

Abstract

Semakin tinggi bangunan, maka semakin besar beban yang diterima dan disalurkan ke fondasi tanah. Pada Pembangunan Gedung 9 Lantai Rumah Sakit Umum Jeumpa Pontianak menggunakan fondasi tiang pancang Tiang pancang yang digunakan yaitu mini pile dengan ukuran 25x25 cm panjang 6 m pada kedalaman 30 m. Banyaknya mini pile menyebabkan tanah terdesak, sehingga permukaan tanah sekitar naik (heaving). Penelitian ini dilakukan analisa ulang terhadap perencanaan fondasi dengan membandingkan penggunaan mini pile 25x25 cm, spun pile diameter 30 cm dan bore pile diameter 60 cm. Hasil penelitian diperoleh daya dukung izin ( ) terkecil tiang pancang pada kedalaman pemancangan 30 m. Metode Schmertmann (1967) pada daya dukung izin mini pile 490,767 kN, daya dukung izin spun pile 477,616 kN, Daya dukung izin bore pile terkecil berdasarkan metode Aoki dan Velloso (1975) sebesar 367,476 kN. Daya dukung izin mini pile lebih besar dibandingkan spun pile dan bore pile. Hasil analisa diperoleh efisiensi kelompok tiang sangat dipengaruhi oleh jarak antar tiang. Penurunan segera kelompok tiang mini pile paling besar berdasarkan metode Vesic (1977) pada titik fondasi  sebesar 2,421 cm. Berdasarkan analytical Hierarcy process (AHP) dengan membandingkan mini pile, spun pile dan bore pile diperoleh bahwa fondasi terbaik yaitu mini pile.Kata kunci: Analytical Hierarcy Process (AHP); daya dukung; fondasi dalam; jarak antar tiang, penurunan.
EFEKTIVITAS BANGUNAN PELINDUNG PANTAI TERHADAP GELOMBANG STUDI KASUS DI PANTAI BATU BURUNG, DESA SEDAU, KOTA SINGKAWANG, KALIMANTAN BARAT Maris Stella; Arfena Deah Lestari; - Aprianto
JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang Vol 8, No 2 (2021): JeLAST Juni 2021
Publisher : JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jelast.v8i2.48966

Abstract

Bangunan  pelindung pantai di pantai Batu Burung sangat penting untuk melindungi pantai, rumah penduduk, dan kapal-kapal nelayan yang ditambat di belakang pelindung pantai dari  kerusakan. Namun kondisi bangunan pelindung  pantai sudah mengalami beberapa kerusakan, terlihat secara visual bahwa  bangunan tersebut sudah tidak rata dan bercelah sehingga gelombang dapat melewati bangunan tersebut. Untuk itu perlu dilakukan penelitian untuk melihat bagaimana efektivitas dari bangunan pelindung pantai tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas bangunan pelindung pantai terhadap gelombang di pantai Batu Burung. Analisa efektivitas bangunan pelindung pantai menggunakan data pasang surut selama 15 hari dan diolah dengan menggunakan metode admiralty. Kemudian data peramalan gelombang menggunakan data angin selama 10 tahun dimulai dari tahun 2008 hingga tahun 2017, peramalan gelombang menggunakan metode hindcasting. Hasil penelitian yang didapat menunjukan bahwa pasang tertinggi sebesar 1,89 m dan tinggi gelombang  signifikan dari peramalan gelombang tersebut sebesar 2,813 m. Setelah digambar didapatkan bahwa bangunan pelindung pantai tersebut tidak efektif untuk melindungi pantai di pantai Batu Burung. Fungsi dari bangunan tersebut tidak untuk melindungi pantai dari kerusakan tetapi hanya untuk menenangkan gelombang di pantai agar pantai dan perahu nelayan yang ditambat di sekitar bangunan pelindung tersebut tidak terpengaruh oleh gelombang besar dari laut.Kata kunci: Gelombang, Pasut, Pelindung Pantai.
KAJIAN PERILAKU PERKUATAN TANAH DASAR DI KOTA PONTIANAK DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALISA NUMERIK Wulan Hidayah; - Aprianto; Eka Priadi
JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang Vol 7, No 3 (2020): JURNAL MAHASISWA TEKNIK SIPIL EDISI DESEMBER 2020
Publisher : JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jelast.v7i3.42543

Abstract

Salah satunya dari pusat perekonomian yang berada di kota Pontianak yang terletak di jalan Hassanuddin dan di jalan H. Rais A. Rachman, sehingga sepanjang jalan tersebut sering terjadinya kemacetan yang disebabkan oleh kegiatan masyarakat di sekitar jalan tersebut. Untuk mengurangi kepadatan kendaraan maka pemerintah melakukan perlebaran jalan tersebut. Faktor kondisi tanah di kota Pontianak didominasi oleh tanah lempung lunak. Secara umum tanah lempung lunak adalah suatu jenis tanah kohesi yang mempunyai sifat kurang menguntungkan. Proses penurunan ini akan dihitung menggunakan analisa data program Plaxis Proffesional 8.6 didapat angka berupa penurunan setelah perkuatan. Dari hasil analisa maka terdapat jumlah cerucuk 10 buah pada lebar jalan 4 meter dikali dengan 1 meter memanjang. Pada perencanaan dilapangan jumlah cerucuk yang digunakan 11 buah dengan jarak 40 cm. Sehingga daya dukung dari cerucuk kekuatan kayu kelas 2 memiliki Modulus Elastisitas (E) sebesar 100000 kg/cm2, luas penampang cerucuk (A) 78,57 cm2, kekuatan normal (EA) 231155,571 kN/m, Inersial cerucuk 491,07 cm4, dan kekuatan lentur (EI) 144,47 kN.m2/m. Dengan tital beban (Q) 104,26 kN/m3. Sehingga dengan ini menambah daya dukung di lapangan. Kata kunci : Cerucuk, daya dukung, plaxis, penurunan.