Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Improving the Quality of Education in Rural Areas Through Community Service Listrianti, Feriska; Tomi Apra Santosa; Via Yustitia; Baktiar Nasution; Aat Ruchiat Nugraha; Diah Fatma Sjoraida
eScience Humanity Journal Vol 4 No 2 (2024): eScience Humanity Journal Volume 4 Number 2 May 2024
Publisher : Asosiasi Ide Bahasa Kepri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37296/esci.v4i2.153

Abstract

The gap in the quality of education between urban and rural areas is still an important issue. This study aims to determine the effectiveness of community service programs in improving the quality of education in rural areas. This research is a type of qualitative research. The research sample consisted of teachers, students and the community. Programs implemented include teacher training, provision of learning resources, and extracurricular activities designed to increase student and community engagement. The results of the study show that the development of community service programs is effective in supporting the improvement of the quality of education in rural areas. These findings support the use of community service as an effective strategy to strengthen education in remote areas and provide recommendations for policymakers to adopt a similar approach in advancing village education.
Hakikat Manusia: Tela’ah Istilah Manusia Dalam Al-Qur’an Dan Hubungannya Dengan Pendidikan Baktiar Nasution; Bambang Supradi
Symfonia: Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol 2 No 1 (2022): Symfonia: Jurnal Pendidikan Agama Islam
Publisher : Institut Agama Islam Al-Quran Al-Ittifaqiah (IAIQI) Indralaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53649/symfonia.v2i1.17

Abstract

Manusia dalam pandangan ilmu pengetahuan sangat tergantung dengan metodologi yang digunakan. Para penganut teori psikoanalisis menyebut bahwa manusia sebagai homo volens (makhluk berkeinginan). Menurut aliran ini, manusia adalah makhluk yang memiliki perilaku interaksi antara komponen biologis (id), psikologis (ego), dan social (superego). Di dalam diri manusia tedapat unsur animal (hewani), rasional (akali), dan moral (nilai). Para penganut teori behaviorisme menyebutkan bahwa manusia sebagai homo mehanibcus (manusia mesin). Menurut aliran ini segala tingkah laku manusia terbentuk sebagai hasil proses pembelajaran terhadap lingkungannya, tidak disebabkan aspek. Para penganut teori kognitif menyebut manusia sebagai homo sapiens (manusia berpikir). Menurut aliran ini manusia tidak di pandang lagi sebagai makhluk yang bereaksi secara pasif pada lingkungannya, makhluk yang selalu berfikir. Penganut teori kognitif mengecam pendapat yang cenderung menganggap pikiran itu tidak nyata karena tampak tidak mempengaruhi peristiwa. Padahal berpikir , memutuskan, menyatakan, memahami, dan sebagainya adalah fakta kehidupan manusia. Al-Qur’an memberikan sebutan manusia dalam tiga kata yaitu al-basyar, an-nas, dan al-ins atau al-insan, ketiga kata ini lazim diartikan sebagai manusia. Namun, jika ditinjau dari segi bahasa serta penjelasan Al- Qur’an itu sendiri, ketiga kata tersebut satu sama lain berbeda maknanya.
Pendidikan Akhlak Menurut Imam Al-Ghazali Dalam Kitab Bidayah al-Hidayah Dan Relevansinya dengan Pendidikan Karakter di Indonesia Abdul Rahman; Baktiar Nasution
Symfonia: Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol 3 No 2 (2023): Symfonia: Jurnal Pendidikan Agama Islam
Publisher : Institut Agama Islam Al-Quran Al-Ittifaqiah (IAIQI) Indralaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53649/symfonia.v3i2.55

Abstract

Penelitian ini di latar belakangi fenomena yang terjadi di dalam kehidupan manusia pada zaman sekarang ini sudah jauh dari pendidikan akhlak. Akibatnya bentuk penyimpangan terhadap nilai tersebut mudah ditemukan di lapisan masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari berbagai peristiwa yang terjadi, yang menunjukkan penyimpangan terhadap nilai yang terdapat di dalamnya. Untuk memurnikan kembali kondisi yang sudah tidak relevan dengan ajaran Islam, satu-satunya upaya yang dapat dilakukan adalah dengan kembali kepada ajaran yang terdapat di dalamnya. Penelitian ini merupakan penelitian studi pustaka (library research). Sumber datanya ada dua, yakni sumber primer, yaitu sumber yang berasal dari kitab Bidāyah al-Hidāyah, dan sumber skunder yaitu buku-buku yang berkaitan dan relevan dengan permasalahan dalam tesis ini dengan tehnik analisis data yaitu content analisis. Hasil penelitian. Akhlak adalah suatu sikap yang mengakar dalam jiwa yang darinya lahir berbagai perbuatan mendorong dan membimbing peserta didik atau sifat-sifat manusia yang terdidik, apa terdidik sifat itu yang baik maka dinamakan akhlak yang baik, jika sifat seseorang itu buruk maka dinamakan akhlak yang buruk. Sedangkan pendidikan akhlak menurut Imam al-Ghazali adalah usaha yang dilakukan oleh seorang pendidik untuk membentuk kepribadian yang baik pada seorang anak didik baik dari segi jasmani maupun rohani, zohir dan batin sehingga terbentuk manusia yang taat kepada Allah. Relevansi pendidikan akhlak Imam al-Ghazali dalam kitab Bidāyah al-Hidāyah, jika dihubungkan dengan konteks pendidikan karakter di Indonesia, dapat dikatakan bahwa keduanya memiliki relevansi atau hubungan keterkaitan yaitu: Pendidikan karakter tesebut cukup komprehensif, yakni meliputi hubungan dalam konteks bermasyarakat, diri sendiri dan hubungan dengan Allah Swt.
WORKSHOP PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU PAI DALAM PENERAPAN LITERASI KEAGAMAAN DI SEKOLAH Taufik Helmi; Miftah Ulya; Nurliana; Abdul Rahman; Baktiar Nasution; Febri Giantara
DEVELOPMENT: Journal of Community Engagement Vol. 4 No. 3 (2025): September
Publisher : LPPM STAI Muhammadiyah Probolinggo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46773/djce.v4i3.2500

Abstract

This community service program aims to enhance the competence of Islamic Religious Education (PAI) teachers in implementing religious literacy in schools through a workshop activity. The background of this program is rooted in the fact that religious literacy plays a crucial role in shaping students’ religious character, yet it has not been fully integrated effectively into the learning process. The implementation method consisted of three stages: preparation (needs analysis and module development), workshop activities (lectures, discussions, simulations, and microteaching), and evaluation through pre-test, post-test, observation, and questionnaires. The results of the program indicated a significant improvement in teachers’ understanding and skills regarding the concepts and strategies of religious literacy implementation. In addition, workshop participants successfully developed follow-up plans to integrate religious literacy into classroom teaching. Therefore, this workshop proved effective in developing the competence of PAI teachers and in fostering a culture of religious literacy within the school environment.