Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Pengaruh Metode Ekstraksi Terhadap Aktivitas Antioksidan Kentos Kelapa (Cocos nucifera L.) Dengan Metode DPPH Evi Kurniawati; Faizatul Fitria; Catur Adi Saputra
Jurnal Dunia Farmasi Vol 7, No 3 (2023): Edisi Agustus
Publisher : Program Studi Farmasi, Fakultas Farmasi dan Kesehatan, Institut Kesehatan Helvetia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33085/jdf.v7i3.5785

Abstract

Pendahuluan: Cocos nucifera L. Merupakan salah satu tanaman yang mempunyai daya antioksidan alami yang diketahui mampu menghambat radikal bebas. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengukur aktivitas antioksidan kentos kelapa yang didapatkan dari metode ekstraksi yang berbeda, yaitu ekstraksi maserasi, perkolasi dan sokhletasi. Metode: Identifikasi skrining fitokimia kentos kelapa mengandung senyawa flavonoid, tanin, terpenoid, alkoloid dan saponin. Pengujian aktivitas antioksidan dilakukan dengan menggunakan metode DPPH sebagai radikal bebas dan vitamin C sebagai pembanding. Hasil: Hasil nilai IC50 menunjukkan aktivitas antioksidan kentos kelapa secara maserasi, perkolasi dan sokhletasi berturut-turut sebesar 39,803 ± 0,415 ppm, 69,714 ± 0,215 ppm dan 10,969 ± 0,027 ppm, sedangkan vitamin C sebagai pembanding didapatkan nilai IC50 4,064 ± 0,091 ppm. Kesimpulan: ada perbedaan aktivitas antioksidan kentos kelapa (Cocos nucifera L.) Metode maserasi, perkolasi dan sokhletasi. Aktivitas antioksidan paling kuat dihasilkan oleh ekstrak sokhletasi dengan nilai IC50 10,969 ppm.
PENGARUH KONSUMSI ALKOHOL TERHADAP KADAR TRIGLISERIDA DAN HDL DALAM DARAH Faizatul Fitria; Ira Oktavia
JURNAL PHARMA BHAKTA Vol 3 No 1 (2023): Mei 2023
Publisher : FAKULTAS FARMASI, INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang: Trigliserida merupakan lemak netral yang terbentuk dari gliserol dengan tiga molekul asam lemak. Lemak ini adalah sumeber energi utama yang berguna untuk bantalan tulang dan organ vital, dan melindunginya dari guncangan dan kerusakan. High Density Lipoprotein (HDL), adalah koleterol baik karena dapat membersihkan pembuluh darah dari kolesterol dan mencegah proses aterosklerosis. Kedua lemak ini, merupakan lemak yang cukup penting dalam tubuh, kadarnya juga diusahakan untuk tetap stabil. Salah satu factor yang dapat mempengaruhi kadar trigliserida dan HDL adalah konsumsi alcohol. Tujuan: untuk itu perlu adanya penelitian untuk mengetahui pengaruh konsumsi alcohol terhadap kadar trigliserida dan HDL. Metode: metode yang digunakan Cross Sectional dengan 21 sampel laki-laki dan perempuan usia 17-25 tahun. Hasil: penelitian ini menunjukkan bahwa, untuk pasien laki-laki 73,68% kadar trigliseridanya normal, 21,05% sedang dan 5,26% tinggi. Kadar trigliserida untuk pasien perempuan 50% normal dan 50% sedang. Sedangkan kadar HDL di bawah normal untuk empat pasien. Simpulan: konsumsi alcohol dengan frekuensi yang sering akan menyebabkan tingginya kadar triglliserida dan rendahnya kadar HDL. Kata Kunci: Trigliserida, High Density Lipoprotein (HDL), alcohol, lemak, Cross Sectional
ANALISIS KADAR TANIN PADA EKSTRAK ETANOL DAGING BUAH MAJA (Aegle marmelos (L.) Corr)) ASAL MLATI, MOJO, KEDIRI Farida Arifah; Faizatul Fitria
JURNAL PHARMA BHAKTA Vol 3 No 2 (2023): November 2023
Publisher : FAKULTAS FARMASI, INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang: Bagi Desa Mlati yang berada di Kecamatan Mojo, Kediri, buah maja adalah buah yang memiliki produksi melimpah dan telah dimanfaatkan sebagai minuman  walaupun belum terstandar dan diketahui dengan pasti berapa kadar senyawanya. Buah tersebut memiliki rasa yang identik dengan keberadaan tanin sebagai metabolit sekunder, yaitu rasa pahit. Tujuan: Untuk mengetahui berapa kandungan tanin yang ada pada buah Maja. Metode: Sampel buah dipreparasi dengan cara diiris tipis-tipis, dikeringkan, diserbukkan lalu diayak sehingga menjadi simplisia. Proses ekstraksi dikerjakan secara berurutan dengan maserasi berpelarut etanol 70% dengan perbandingan simplisia: pelarut 1:10 selama 3x24 jam, disaring hingga diperoleh filtrat lalu diuapkan menggunakan rotary evaporator sehingga didapatkan ekstrak kental. Keberadaan senyawa tanin diidentifikasi menggunakan uji perekasi FeCl3 (ditandai dengan warna biru kehitaman) dn pereaksi gelatin (ditandai dengan terbentuk endapan putih) sedangkan kadarnya diukur dengan spektrofotometri UV-Vis menggunakan baku pembanding asam tanat. Hasil: Berdasarkan uji kualitatif, eksrak kental buah maja terkonfirmasi mengandung tanin, sedangkan uji kuantitatif didapatkan persamaan kurva baku yaitu y= 0,0635x + 0,0144 degan koefisien relasi (r)= 0,9996 dan rerata kadar tanin senilai 2,9932%b/b. 
Comparison of L-Ascorbic Acid Content of Red Dragon Fruit (Hylocereus lemairei (Hook.) Britton & Rose) Based on the Level Maturity Fitria, Faizatul; Arifah, Farida Noor; Arni, Gerhana Dyeah Gusti; Bashori, Rizka Islamia
Ad-Dawaa: Journal of Pharmaceutical Sciences Vol. 7 No. 1 (2024)
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/djps.v7i1.49909

Abstract

Introdiction: Red dragon fruit (Hylocereus lemairei (Hook.) Britton & Rose) It has abundant antioxidant content that is able to suppress oxidative stress from free radicals. One of them is vitamin C (L-ascorbic acid is an important molecule in plants and animals that functions as a cofactor of various enzymes. This compound is most abundant in fruits, but the level is affected by the level of ripeness of the fruit. Aims: This study also aims to determine the difference in vitamin C levels of red dragon fruit at different levels of ripeness, namely raw, half-ripe, and ripe.. Result: The analysis used includes qualitative and quantitative using UV-Vis spectrophotometer. The qualitative analysis used three tests, treatment I used FeSO4 5% and NaOH 10%, treatment II with iodine 10%, treatment III used KMnO4 as an oxidizer. All qualitative tests on red dragon fruit from all maturity levels showed positive results with vitamin C content. while quantitative analysis of vitamin C levels showed different levels ranging from raw, half-ripe, and ripe with each value of 0.7112 mg/5g; 0.5380 mg/5g; and 0.3410 mg/5g. Conclusion: These results showed that there was a decrease in vitamin C levels with the increasing level of fruit ripeness
Pelatihan Pengolahan Komoditas Utama Berupa Susu Sapi Menjadi Hand and Body Lotion di Desa Pagerwojo Kabupaten Tulungagung Hidayat, Fahmi; Fitria, Faizatul; Rosanti, Aulia Dewi; Sa’diyah, Asvikatus; Annisa, Ayu
Cendekia : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 6 No 2 (2024): Desember
Publisher : LPPM UNIVERSITAS ISLAM KADIRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32503/cendekia.v6i2.5784

Abstract

Pagerwojo adalah desa yang mayoritas penduduknya adalah peternak sapi perah. Susu sapi yang dihasilkan selama ini hanya bisa dijual ke koperasi di desa. Tidak ada penduduk desa yang mengubah susu sapi mereka menjadi produk susu sapi. Pemanfaatan susu sapi sebagai bahan baku body lotion sangat jarang dilakukan, oleh karena itu pada kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan pengolahan susu sapi menjadi produk lain yaitu body lotion. Upaya filantropi ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman warga desa Pagerwojo tentang pengolahan susu sapi menjadi kosmetik, khususnya body lotion. Selain itu, kegiatan ini diproyeksikan dapat meningkatkan potensi kewirausahaan desa, sehingga meningkatkan situasi ekonomi warga. Tim juga mengajarkan kepada warga desa Pagerwojo cara menggunakan susu sapi sebagai bahan baku kosmetik seperti krim body lotion. Selain itu dengan kegiatan ini diharapkan dapat mengembangkan potensi desa di bidang wirausaha untuk meningkatkan perekonomian warga. Secara keseluruhan, warga merespon positif program ini. Ada juga antisipasi bahwa kegiatan ini akan terus berlanjut dan berkembang menjadi aset tambahan, berpotensi menciptakan lapangan kerja baru di desa.
Analisa Kandungan Karbohidrat dan Asam Askorbat Pada Sari Buah Matoa (Pometia pinnata) dengan Metode KualitatifAnalisa Kandungan Karbohidrat dan Asam Askorbat Pada Sari Buah Matoa (Pometia pinnata) dengan Metode Kualitatif Oktavia, Ira; Fitria, Faizatul; Arifah, Farida Noor
Jurnal Sintesis: Penelitian Sains, Terapan dan Analisisnya Vol 4 No 2 (2023): Desember 2023
Publisher : Fakultas Sains, Teknologi, dan Analsisi Institut ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56399/jst.v4i2.149

Abstract

Di Indonesia, buah matoa merupakan ciri khas dari daerah Papua. Secara umum buah tersebut mengandung vitamin C (asam askorbat) yang bermanfaat sebagai antioksidan untuk meningkatkan antibodi. Selain asam askorbat, buah matoa juga mengandung karbohidrat yang dapat dimanfaatkan sebagai cita rasa baru untuk es krim maupun pembuatan sirup. Pada penelitian ini sampel buah matoa diambil dari daerah Kota Kediri. Tujuan dilakukan penelitian ialah untuk mengetahui adanya kandungan asam askorbat dan karbohidrat dari buah matoa yang berasal dari Kota Kediri. Berdasarkan hasil analisis kualitatif menggunakan metode FeCl3, KMnO4, AgNO3, dan metilen biru menunjukkan bahwa buah matoa dari Kota Kediri mengandung asam askorbat atau dikenal dengan vitamin C. Selanjutnya berdasarkan analisis kualitatif menggunakan metode Molisch, benedict, barfoed, seliwanof dan iodium menunjukkan bahwa buah matoa mengandung karbohidrat. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa buah matoa yang berasal dari Kota Kediri mengandung asam askorbat dan karbohidrat sebagaimana buah matoa dari daerah asalnya.
DEXAMETHASONE ANALYSIS ON SIX BRANDS OF PACKAGED HERBAL MEDICINE USING THIN LAYER CHROMATOGRAPHY METHOD Fitria, Faizatul
Molluca Journal of Chemistry Education (MJoCE) Vol 14 No 2 (2024): MJoCe
Publisher : Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, Universitas Pattimura (Chemistry Education Study Program, Faculty of Teacher Training and Educational Sciences, Pattimura University)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/MJoCEvol14iss2pp77-82

Abstract

ABSTRACT Herbal medicine is used for generations because of its safety and free from adverse side effects, but the healing process takes a long time. This is the background of herbal medicine manufacturers to improve their performance by adding dexamethasone compounds. This compound is a synthesis of corticosteroid hormones whose use must be under the supervision of a doctor because it has side effects of cardiovascular disease, Cushing's syndrome, osteoporosis, hypertension, gastrointestinal ulcers, infections, and cataracts. The presence of this compound can be detected using the Thin Layer Chromatography method by comparing the Rf value of the sample with the standard solution of dexamethasone. The eluents used are methanol, ethyl acetate, and toluene with a ratio of 1:45:55. This method was used to detect dexamethasone content in six samples of packaged herbs circulating in the Mojokerto region, East Java province. Of the six samples analyzed, five of them showed positive results, namely samples A, B, C, D and F with a difference in the Rf value of the sample and standard of each 0.01; 0.01; 0.00; 0.00; and 0.02. Sample E does not contain dexamethasone indicated by the difference in the sample's Rf value against the 0.5 standard. Keywords: Herbal medicine, herbal packaging, dexamethasone, corticosteroids, Thin Layer Chromatography (TLC).
The Effect of Lingzhi (Ganoderma lucidum) Extract Addition on Antioxidant Activity of Hand and Body Lotion Formulations Fitria, Faizatul
Molluca Journal of Chemistry Education (MJoCE) Vol 14 No 1 (2024): MJoCE
Publisher : Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, Universitas Pattimura (Chemistry Education Study Program, Faculty of Teacher Training and Educational Sciences, Pattimura University)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/MJoCEvol14iss1pp70-76

Abstract

Ganoderma lucidum, lingzhi or reishi mushroom is a plant containing secondary metabolites that are of wide interest due to their biological activities. Among them the most important is its Antioxidant activity. Free radicals are potentially damaging byproducts of metabolism. Antioxidants neutralize free radicals in the body and thus help to protect against disease (source) The study was conducted to determine the antioxidant effect, as measured by DPPH radicals scavenging capability of hand and body lotions with lingzhi mushroom extract included. Maceration was used to extract lingzhi and the yield of extraction is 14.17% The results of the preliminary phytochemical analysis showed that lingzhi has contained compounds related to flavonoid, phenolat, triterpenoid and steroid. The antioxidant activity assay further confirmed the results as lingzhi extract showed very high antioxidant (46.9 ppm) potential when tested against DPPH scavenging by abrogating red purple color at 517nm table(Table.). In addition, the incorporation of lingzhi extract with hand and body lotion also increased antioxidant activity, where 0.75% lingzhi extract was found have to produce most effective DPPH inhibition [IC50 = 28.47 ppm].
REPRESENTASI SIMPLISIA DAN EKSTRAK ETANOL DAUN KELOR (MORINGA OLEIFERA L.) TERPURIFIKASI Fitria, Faizatul; Swandono, Hari Untarto
JURNAL PHARMA BHAKTA Vol 4 No 2 (2024): November 2024
Publisher : FAKULTAS FARMASI, INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56710/jpb.v4i2.116

Abstract

Latar belakang: Kelor memiliki kandungan nutrisi yang tinggi oleh karena itu kelor termasuk dalam tumbuhan nutrasetika. Kelor berpotensi sebagai sumber pangan fungsional dan obat-obatan. Kelor memiliki kampuan sebagai anti-inflamasi, antidiabetes, antibakteri, dan antioksidan. Ekstrak etanol daun kelor dapat menghambat pertumbuhan sel kanker, mengurangi peradangan, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, dan sebagai agen terapeutik yang efektif. Daun kelor juga kaya akan senyawa metabolit sekunder seperti alkaloid, flavonoid, tanin, dan kuinon. Tujuan: mengetahui karakterisasi spesifik dan kandungan fitokimia simplisia daun kelor. Parameter ini meliputi penentuan parameter spesifik termasuk kadar sari terlarut ekstrak etanol termurnikan dan tidak termurnikan. Metode: Karakterisasi organoleptik simplisia daun kelor, kadar sari terlarut, ekstraksi simplisia daun kelor menggunakan pelarut etanol 96% secara maserasi, dan uji kualitatif kandungan metabolit sekunder melalui skrining fitokimia. Hasil: Setelah dilakukan maserasi diperoleh ekstrak kental daun kelor. Simplisia diketahui memiliki kandungan yang larut etanol serta ekstrak mengandung beberapa metabolit sekunder. Kesimpulan: Simplisia berbentuk serbuk hijau dengan bau khas dan rasa pahit. Daun kelor memiliki berkas pembuluh xilem dengan dinding bertipe tangga, rambut penutup bersel tunggal dan berbintik di dalamnya, serta epidermis bawah dengan stomata tipe anomositik. Kadar tersarikan 72,6%, rendemen ekstrak termurnikan dan tidak termurnikan sebesar 42,82% dan 19,78%. Daun kelor positif mengandung flavonoid, saponin, dan tanin.
ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF VITAMIN C PADA BUAH CEREMAI (Phyllanthus acidus (L.) Skeels.) Arifah, Farida; fitria, faizatul
JURNAL PHARMA BHAKTA Vol 4 No 2 (2024): November 2024
Publisher : FAKULTAS FARMASI, INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56710/jpb.v4i2.117

Abstract

Latar Belakang: Manusia membutuhkan vitamin C untuk menjaga sistem kekebalan tubuhnya. Namun, tubuh manusia tidak dapat memproduksi vitamin C sendiri, sehingga diperlukan asupan dari luar untuk pemenuhannya. Sumber vitamin C sebagian besar berasal dari sayur-sayuran dan buah-buahan segar. Salah satu buah segar yang mengandung vitamin C adalah buah cermai (Phyllanthus acidus (L.) Skeels.). Tujuan: untuk memastikan kandungan vitamin C pada buah ceremai disertai dengan kadarnya. Metode: uji kualitatif vitamin C dengan reaksi warna, menggunakan 2 uji yaitu: pereaksi FeCl3 1% dan KMnO4 0,1% sedangkan uji kuantitatif secara spektrofotometri UV-Vis. Hasil: Pada uji kualitatif, filtrat buah dengan pereaksi FeCl3 terbentuk warna ungu dan dengan pereaksi KMnO4 terbentuk endapan coklat yang menunjukkan bahwa buah ceremai positif mengandung vitamin C sedangkan uji kuantitatif menunjukkan bahwa dalam 100 g massa buah ceremai terdapat kandungan Vitamin C sebesar 19,75 mg. Kesimpulan: Buah ceremai mengandung Vitamin C, yaitu dengan kadar sebesar 19,75 mg/100 g (0,0198% b/b).