Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Peningkatan Pengetahuan Tuberkulosis (Tbc) Melalui Upaya Mengurangi Angka Penderita Di Wilayah Kerja Puskesmas Sragi Kab. Pekalongan Wahyu Permadi, Yulian; Rahmatulah, St; Nizmah Fajriyah, Nuniek; Meilia, Nanda; Mardiyani Sari, Intan
KOMUNITA: Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Vol 3 No 2 (2024): Agustus
Publisher : PELITA NUSA TENGGARA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.60004/komunita.v3i2.107

Abstract

Indonesia telah menempati peringkat ke 5 dunia sebagai negara dengan jumlah penderita tuberkulosis (TBC) terbanyak. Hal ini membuat pemerintah harus lebih berupaya dengan giat dalam melakukan pencegahan terjadinya penyakit TBC paru serta berfokus pula pada pengobatan bagi masyarakat yang sudah terkena penyakit tersebut. Tujuan pengabdian Masyarakat ini untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam mendeteksi secara dini adanya penyakit TBC. Metode kegiatan pengabdian meliputi 3 tahapan yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap evaluasi, sebagai berikut : Tahap Persiapan meliputi: administrasi, flayer dan persiapan masyarakat, Tahap Pelaksanaan meliputi : pembagian lembar kuesioner pre test, penyuluhan, Diskusi dan tanya jawab dan Tahap Evaluasi meliputi : pembagian lembar kuesioner post test. Pengabdian kepada masyarakat dosen dan mahasiswa khususnya warga Kecamatan Sragi Kab. Pekalongan menjadi sasaran dan diharapkan dapat diaplikasikan guna upaya pencegahan terjadinya TBC dalam kehidupan sehari-hari. Dengan peningkatan pengetahuan tentang TBC, tentang tanda dan gejala, pencegahan dan penatalaksanaannya, diketahui dari hasil pre test dan post test pada pre test 49.3% baik dan 20% kurang mengenai pengetahuan tentang TBC. Pada post test tingkat pengetahuan tersebut meningkat menjadi 61.5% dan 0% kurang. Setelah mayarakat mendapatkan penyuluhan mengenai pengobatan TBC, tentang tanda dan gejala, pencegahan dan penatalaksanaannya, pengetahuan masyarakat Kecamatan Sragi Kab. Pekalongan mengenai pengobatan TBC meningkat.
Peningkatan Pengetahuan Masyarakat Terhadap Aromaterapi Sebagai Alternatif Pengobatan TBC Paru-Paru Rahmatullah, St.; Irnawati, Irnawati; Wahyu Permadi, Yulian; Muthoharoh, Ainun; Rahmadhani, Aulia; Saadatina, Nilna
Jurnal Pengabdian Masyarakat Sains Indonesia Vol. 6 No. 1 (2024): Juni
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jpmsi.v6i1.282

Abstract

Indonesia merupakan salah satu diantara beberapa negara dengan kasus penyakit Tuberkolosis tertinggi untuk saat ini. Tuberkolosis merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis yang ditularkan melalaui droplet (cairan yang keluar dari hidung ataupun mulut) seseorang yang menderita penyakit ini, baik pada saat batuk, bersin, bahkan berbicara. Salah satu terapi alami untuk dapat mengurangi gejala respiratorik pada pasien TBC PARU yaitu dengan menggunakan aromaterapi. Intervensi aromaterapi yang menggunakan bahan-bahan alam ini, dapat dijadikan terapi pendamping pengobatan farmakologis pada pasien TBC PARU Paru dengan gejala utama sesak napas. Pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan cara pemberian edukasi menggunakan metode talkshow. Pemberian pretest dan postest dilakukan kemudian uji statistik menggunakan paired t-test. Hasil kegiatan pengabdian menunjukkan bahwa ada peningkatan pengetahuan tentang TBC PARU serta signifikan secara statistic terdapat pengaruh edukasi terhadap peningkatan pengetahuan.
Pendampingan Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT) Sebagai Upaya Mengurangi Angka Infeksi Laten Tuberkulosis (ILTB) Di Puskesmas Kedungwuni I Kabupaten Pekalongan Rahmatullah, St.; Wahyu Permadi, Yulian; Irnawati, Irnawati; Rahmadhani, Aulia; Sulistiai, Dian
KOMUNITA: Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Vol 4 No 1 (2025): Februari
Publisher : PELITA NUSA TENGGARA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.60004/komunita.v4i1.143

Abstract

Infeksi laten tuberkulosis (ILTB) merupakan seseorang yang terinfeksi kuman Myobacterium tuberculosis tetapi tidak menimbulkan tanda dan gejala klinik serta gambaran foto thorax normal dengan hasil uji imunologik seperti uji Tuberculin Skin Test (TST) atau Interferon Gamma Release Assay (IGRA) positif. Kontak serumah pasien tuberkulosis (TB) menjadi orang yang paling berisiko tinggi terinfeksi Mycobacterium tuberculosis dan mengalami TB laten (ILTB) yang dapat berkembang menjadi TB aktif. Puskesmas Kedungwuni 1 Kabupaten Pekalongan merupakan wilayah binaan yang dimana prevalensi penyakit tersebut cukup tinggi dan pemahaman terkait ILTB masih rendah, sehingga akan sangat beresiko berkembang menjadi TB aktif. Tujuan pemberian TPT adalah untuk mencegah terjadinya penyakit TB sehingga dapat menurunkan angka penderita TB. PKM ini diikuti oleh keluarga pasien TBC sejumlah 35 peserta di Desa Tosaran Puskesmas Kedungwuni 1, Metode pelaksanaan dilakukan melalui ceramah, diskusi, serta praktik pencegahan dan penyembuhan ILTB. Hasilnya pengetahuan kategori baik sebelum kegiatan 9% meningkat setelah kegiatan menjadi 77% dan Sikap keluarga pasien TBC sebelum kegiatan 14% meningkat menjadi 91% terhadap terapi pencegahan tuberkulosis.
Pemberdayaan Pasien Dengan Resiko Penyakit TBC Melalui Pengabdian Masyarakat Di Lingkungan Puskesmas Kedungwuni II Kabupaten Pekalongan Wahyu Permadi, Yulian; Irnawat, Irnawat; Rahmatullah, St.; Maharani, Vanesha
KOMUNITA: Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Vol 4 No 1 (2025): Februari
Publisher : PELITA NUSA TENGGARA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.60004/komunita.v4i1.144

Abstract

Program pemberdayaan pasien dengan risiko penyakit Tuberkulosis (TBC) di Puskesmas Kedungwuni II, Kabupaten Pekalongan, merupakan upaya mendesak mengingat tingginya angka kejadian TBC di wilayah tersebut. TBC adalah penyakit menular yang memerlukan penanganan intensif dan berkelanjutan, terutama di komunitas dengan tingkat kesadaran kesehatan yang rendah. Mengabaikan penanganan penyakit ini dapat meningkatkan angka penularan dan memperburuk kondisi kesehatan masyarakat, serta membebani sistem kesehatan lokal. Tujuan utama program ini adalah untuk meningkatkan kesadaran dan keterampilan pasien dalam mengelola kesehatan mereka, mengurangi angka kejadian TBC melalui deteksi dini dan pengobatan tepat waktu, serta memberdayakan pasien secara sosial dan ekonomi. Program ini mencakup skrining awal berbasis digital, penggunaan alat diagnostik modern, edukasi kesehatan bagi pasien dan keluarganya, serta pendampingan sosial. Selain itu, program ini juga berfokus pada pemberdayaan ekonomi melalui pelatihan kewirausahaan, membantu pasien yang sembuh untuk memulai usaha kecil, dan mengintegrasikan nilai-nilai AIK (Al Islam Kemuhammadiyahan) dalam setiap tahapan kegiatan. Luaran yang ditargetkan meliputi penurunan angka kejadian TBC di wilayah Kedungwuni II, peningkatan kepatuhan pasien terhadap pengobatan, peningkatan pengetahuan dan keterampilan pasien serta keluarga dalam pencegahan dan penanganan TBC, dan peningkatan kemandirian ekonomi pasien yang sembuh.
Uji Efek Ekstrak Etanol Herba Ketumbar (Coriandrum sativum L.) Sebagai Afrodisiak Terhadap Tikus Putih Jantan Galur Wistar (Rattus norvegicus) Wirasti, Wirasti; Anjani, Lestari Dwi; Waznah, Urmatul; Wahyu Permadi, Yulian
JURNAL FARMASI GALENIKA Vol 12 No 2 (2025): Jurnal Farmasi Galenika
Publisher : Universitas Bhakti Kencana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70410/jfg.v12i2.303

Abstract

One of the common male sexual disorders is low libido (sexual desire). An alternative approach to overcome this problem is the use of aphrodisiacs, substances that stimulate and enhance sexual desire. Coriander (Coriandrum sativum L.) contains flavonoids, alkaloids, saponins, and terpenoids, which may improve blood circulation and potentially enhance sexual activity. This study aimed to evaluate the aphrodisiac activity of ethanolic extract of coriander herb (EHC) on the libido of male Wistar rats (Rattus norvegicus). The extract was obtained using the maceration method, while the aphrodisiac test was conducted on 25 male and 25 female rats aged 2–2.5 months with body weight ranging from 150–200 g. The animals were divided into five groups, each consisting of 5 males and 5 females: negative control (1% Na CMC), positive control (sildenafil 50 mg), and three treatment groups receiving EHC at doses of 400 mg/kgBW, 600 mg/kgBW, and 800 mg/kgBW. For five consecutive days (6:00 p.m.–7:00 a.m.), one male and one female were placed in the same cage, and sexual activities of male rats (introducing and mounting) were observed using CCTV recordings. The results showed that EHC exhibited aphrodisiac activity at a dose of 800 mg/kgBW, which was not significantly different from the positive control (sildenafil 50 mg) (p=0.571). Statistical analysis using One-Way ANOVA indicated a significant difference among groups (p<0.05), and Tukey’s post-hoc test confirmed significant differences among all EHC dose groups (p<0.05). In conclusion, the ethanolic extract of coriander herb demonstrates potential as an aphrodisiac to enhance libido in male Wistar rats.
Peningkatan Pengetahuan Masyarakat Terhadap Aromaterapi Sebagai Alternatif Pengobatan TBC Paru-Paru Rahmatullah, St.; Irnawati, Irnawati; Wahyu Permadi, Yulian; Muthoharoh, Ainun; Rahmadhani, Aulia; Saadatina, Nilna
Jurnal Pengabdian Masyarakat Sains Indonesia (Indonesian Journal Of Science Community Services) Vol. 6 No. 1 (2024): Juni
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jpmsi.v6i1.282

Abstract

Indonesia merupakan salah satu diantara beberapa negara dengan kasus penyakit Tuberkolosis tertinggi untuk saat ini. Tuberkolosis merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis yang ditularkan melalaui droplet (cairan yang keluar dari hidung ataupun mulut) seseorang yang menderita penyakit ini, baik pada saat batuk, bersin, bahkan berbicara. Salah satu terapi alami untuk dapat mengurangi gejala respiratorik pada pasien TBC PARU yaitu dengan menggunakan aromaterapi. Intervensi aromaterapi yang menggunakan bahan-bahan alam ini, dapat dijadikan terapi pendamping pengobatan farmakologis pada pasien TBC PARU Paru dengan gejala utama sesak napas. Pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan cara pemberian edukasi menggunakan metode talkshow. Pemberian pretest dan postest dilakukan kemudian uji statistik menggunakan paired t-test. Hasil kegiatan pengabdian menunjukkan bahwa ada peningkatan pengetahuan tentang TBC PARU serta signifikan secara statistic terdapat pengaruh edukasi terhadap peningkatan pengetahuan.