Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

IBING KALANGENAN DI KALANGAN KAUM SOMAH DALAM TAYUB BALANDONGAN Jatnika, Asep; Hadi, Sopian
Jurnal Seni Makalangan Vol 11, No 1 (2024): "Menggali Akar, Mencipta Ragam Rupa Kinestetika"
Publisher : Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/mklng.v11i1.3410

Abstract

ABSTRAK Tayub balandongan sebagai ibing kalangenan yang menjadi ikon daerah Situraja Sumedang Jawa Barat. Ada dua jenis ibing tayub, diantaranya tayub menak dikenal dengan istilah tayub pendopo dan tayub somah atau tayub liar dengan istilah tayub balandongan. Tayub menak penarinya merupakan para bangsawan karena ada suatu keharusan sebagai salah satu syarat untuk menjadi seorang bangsawan yaitu terampil ibing tayub, karena tampil menari dalam peristiwa tayuban sebagai identitas sosial bagi menak. Sedangkan tayub balandongan pelakunya merupakan masyarakat biasa yang dikenal kaum somah yang meniru kebiasaan menak. Mereka memiliki anggapan bahwa bangsawan atau menak merupakan panutan bagi masyarakat sehingga pola perilaku dan kebiasannya harus ditiru, salah satunya yaitu ngibing dengan ronggeng di Balandongan. Balandongan merupakan arena pertunjukan tayuban yang letaknya di luar gedung (out door), dan peran ronggeng dalam peristiwa tayuban mempunyai daya pikat yang luar biasa sebagai roh dalam pertunjukan ibing tayub balandongan. Kata Kunci: Ibing Tayub Balandongan, Kalangenan, Ronggeng. ABSTRACT IBING KALANGENAN IN THE SOMAH IN TAYUB BALANDONGAN, JUNE 2024. Tayub Balandongan as Ibing Kalangenan which becomes the icon of Situraja Sumedang West Java. There are two types of Ibing Tayub, namely Tayub Menak known as Tayub Pendopo and Tayub Somah or Tayub Liar called as Tayub Balandongan. The dancers of Tayub Menak are noblemen because there is a necessity as one of the requirements to become noblemen, they must be skilled at Ibing Tayub, because it appeared that dancing in the Tayuban event as a social identity for Menak. Whereas in Tayub Balandongan the performers are ordinary people known as the Somah who imitate the habits of the Menak. They have assumption that nobles or Menak are role models for the community so their pattern of behavior and habits must be imitated, one of which is ngibing with ronggeng in Balandongan. Balandongan is a Tayuban performance arena which is located outside the building (out door), and the role of ronggeng in Tayuban event has an extraordinary allure as a spirit in the performance of Ibing Tayub Balandongan. Keywords: Ibing Tayub Balandongan, Kalangenan, Ronggeng.
Traditional Gymnastics For Elderly Health With Hypertension Yasin, Dudella Desnani Firman; Widyastuti, Eny Erlinda; Hadi, Sopian
Care : Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan Vol 13, No 1 (2025): EDITION MARCH 2025
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33366/jc.v13i1.6435

Abstract

Aging is a natural process that every human undergoes, marking the final phase of life. Common issues among the elderly include declining sleep quality and fluctuations in blood pressure, which can significantly impact overall health. Research has shown that exercise combining movement with easily listenable music can positively affect blood pressure, improve sleep quality, and enhance balance in older adults. This study aims to analyze differences in blood pressure, sleep quality, and balance in the elderly following an exercise intervention. An institutional-based intervention design was used, providing integrative traditional exercise therapy to elderly groups in Pangkalpinang City. A total of 50 elderly participants were selected based on predetermined criteria and divided into two groups: an experimental group and a control group. The experimental group participated in an 8-week traditional exercise program called Senam Bedincak, a local exercise from Bangka Island, while the control group continued their usual activities. Post-intervention assessments measured sleep quality, blood pressure, and balance using questionnaires and observation sheets. Data analysis using the Wilcoxon test showed that the independent t-test for sleep quality resulted in a p-value of 0.000 (p 0.05), indicating a significant difference before and after the intervention in the experimental group.
Pengaruh Penerapan Realistic Mathematic Education berbantuan GeoGebra terhadap Kemampuan Berfikir Kreatif Siswa di Sekolah Menengah Pertama Islam Tarbiyatusshibyan Hadi, Sopian; Andriani, Parhaini; Mahfudy, Sofyan
Jurnal of Math Tadris Vol 5 No 1 (2025): Journal of Math Tadris (jMt)
Publisher : Mathematic Education Departement, State Islamic University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55099/jurmat.v5i1.189

Abstract

This study aims to determine the effect of the implementation of the Realistic Mathematics Education (RME) model assisted by GeoGebra on the creative thinking skills of junior high school students. The study used a quantitative approach with a posttest-only control group design. The subjects of the study were grade VIII students at SMP Islam Tarbiyatusshibyan Beremi who were divided into two groups, namely the experimental class that received learning with the RME model assisted by GeoGebra and the control class that used conventional learning. The instrument used was a descriptive test of mathematical creative thinking skills. The results of data analysis showed that there was a significant difference between the creative thinking skills of students in the experimental class and the control class. This shows that the implementation of RME assisted by GeoGebra has a positive effect on improving students' creative thinking skills. Thus, the RME learning model assisted by GeoGebra can be an effective alternative in improving the quality of mathematics learning at the junior high school level
PEMANFAATAN SITUS GALUH SALAWE DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH DI SMAN 1 CIMARAGAS Hadi, Sopian; Kusmayadi, Yadi; Ratih, Dewi
J-KIP (Jurnal Keguruan dan Ilmu Pendidikan) Vol 5, No 3 (2024): OKTOBER
Publisher : Faculty of Teacher Training and Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/j-kip.v5i3.21835

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pemanfaatan Situs Galuh Salawe sebagai media pembelajaran sejarah berbasis audio visual di SMAN 1 Cimaragas. Pembelajaran sejarah yang konvensional seringkali menyebabkan rendahnya minat dan pemahaman mereka terhadap materi sejarah lokal. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media audio visual yang memanfaatkan Situs Galuh Salawe dapat meningkatkan minat, pemahaman, dan motivasi belajar sejarah peserta didik. Situs Galuh Salawe merupakan petilasan Sanghyang Cipta Permana Prabu Digaluh yang menyimpan sejarah asal – usul Kabupaten Ciamis yang identik dengan sebuah kerajaan bernama Kerajaan Galuh. Guru Sejarah di kelas X-E-2 SMAN 1 Cimaragas memanfaatkan Situs Galuh Salawe dengan menggunakan Media Audio Visual dalam pembelajaran agar efektif dan efesien. Penelitian ini memberikan kontribusi penting dalam pengembangan model pembelajaran sejarah yang kontekstual dan inovatif di sekolah menengah atas. Penelitian merekomendasikan integrasi lebih lanjut dari Media Audio Visual dalam pembelajaran sejarah untuk mendukung pemahaman yang lebih mendalam mengenai warisan budaya.
IBING KALANGENAN DI KALANGAN KAUM SOMAH DALAM TAYUB BALANDONGAN Jatnika, Asep; Hadi, Sopian
Jurnal Seni Makalangan Vol. 11 No. 1 (2024): "Menggali Akar, Mencipta Ragam Rupa Kinestetika"
Publisher : Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/mklng.v11i1.3410

Abstract

ABSTRAK Tayub balandongan sebagai ibing kalangenan yang menjadi ikon daerah Situraja Sumedang Jawa Barat. Ada dua jenis ibing tayub, diantaranya tayub menak dikenal dengan istilah tayub pendopo dan tayub somah atau tayub liar dengan istilah tayub balandongan. Tayub menak penarinya merupakan para bangsawan karena ada suatu keharusan sebagai salah satu syarat untuk menjadi seorang bangsawan yaitu terampil ibing tayub, karena tampil menari dalam peristiwa tayuban sebagai identitas sosial bagi menak. Sedangkan tayub balandongan pelakunya merupakan masyarakat biasa yang dikenal kaum somah yang meniru kebiasaan menak. Mereka memiliki anggapan bahwa bangsawan atau menak merupakan panutan bagi masyarakat sehingga pola perilaku dan kebiasannya harus ditiru, salah satunya yaitu ngibing dengan ronggeng di Balandongan. Balandongan merupakan arena pertunjukan tayuban yang letaknya di luar gedung (out door), dan peran ronggeng dalam peristiwa tayuban mempunyai daya pikat yang luar biasa sebagai roh dalam pertunjukan ibing tayub balandongan. Kata Kunci: Ibing Tayub Balandongan, Kalangenan, Ronggeng. ABSTRACT IBING KALANGENAN IN THE SOMAH IN TAYUB BALANDONGAN, JUNE 2024. Tayub Balandongan as Ibing Kalangenan which becomes the icon of Situraja Sumedang West Java. There are two types of Ibing Tayub, namely Tayub Menak known as Tayub Pendopo and Tayub Somah or Tayub Liar called as Tayub Balandongan. The dancers of Tayub Menak are noblemen because there is a necessity as one of the requirements to become noblemen, they must be skilled at Ibing Tayub, because it appeared that dancing in the Tayuban event as a social identity for Menak. Whereas in Tayub Balandongan the performers are ordinary people known as the Somah who imitate the habits of the Menak. They have assumption that nobles or Menak are role models for the community so their pattern of behavior and habits must be imitated, one of which is ngibing with ronggeng in Balandongan. Balandongan is a Tayuban performance arena which is located outside the building (out door), and the role of ronggeng in Tayuban event has an extraordinary allure as a spirit in the performance of Ibing Tayub Balandongan. Keywords: Ibing Tayub Balandongan, Kalangenan, Ronggeng.