Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : AL-Ikhtiar : Jurnal Studi Islam

Membangun Akhlak yang Indah Pada Era Globalisasi Dalam Perspektif Al-Qur’an Terhadap Interaksi Agama Muhammad Ghoust Muslim; Halimatussadiyah; Kusnadi; Pathur Rahman
AL-Ikhtiar : Jurnal Studi Islam Vol. 2 No. 3 (2025): AL-Ikhtiar : Jurnal Studi Islam
Publisher : 4

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.71242/g8jscg40

Abstract

Globalisasi sebagai sebuah fenomena multidimensional telah membawa perubahan besar dalam kehidupan manusia, termasuk dalam aspek sosial, budaya, dan keagamaan. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang sangat pesat menyebabkan batas-batas geografis dan ideologis menjadi semakin kabur, sehingga intensitas interaksi antarumat beragama meningkat secara signifikan. Dalam kondisi ini, dibutuhkan landasan moral dan spiritual yang kuat agar interaksi tersebut berlangsung secara damai, saling menghargai, dan produktif. Salah satu pilar penting dalam membangun masyarakat global yang harmonis adalah pembentukan akhlak yang indah (husnul khuluq), sebagaimana yang diajarkan dalam Al-Qur’an. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji konsep akhlak dalam Al-Qur’an dan relevansinya terhadap pola interaksi antaragama di era globalisasi. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif berbasis studi kepustakaan (library research), penulis menganalisis sejumlah ayat Al-Qur’an yang berbicara tentang akhlak, toleransi, dan hubungan sosial lintas agama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Al-Qur’an memberikan perhatian besar terhadap pembentukan akhlak mulia seperti kejujuran, kesabaran, keadilan, kasih sayang, dan sikap saling menghormati. Nilai-nilai tersebut bukan hanya berlaku dalam lingkup internal umat Islam, tetapi juga dalam membangun hubungan harmonis dengan umat beragama lain. Dalam konteks globalisasi yang sering memunculkan konflik identitas dan intoleransi, ajaran Al-Qur’an tentang akhlak karimah menjadi solusi alternatif untuk memperkuat kohesi sosial dan menciptakan perdamaian lintas agama. Abstract Globalization as a multidimensional phenomenon has brought about major changes in human life, including in social, cultural, and religious aspects. The rapid development of information and communication technology has caused geographical and ideological boundaries to become increasingly blurred, so that the intensity of interaction between religious communities has increased significantly. In this condition, a strong moral and spiritual foundation is needed so that the interaction takes place peacefully, with mutual respect, and is productive. One of the important pillars in building a harmonious global society is the formation of beautiful morals (husnul khuluq), as taught in the Qur'an. This study aims to examine the concept of morals in the Qur'an and its relevance to patterns of interreligious interaction in the era of globalization. Using a qualitative approach based on library research, the author analyzes a number of verses of the Qur'an that talk about morals, tolerance, and interfaith social relations. The results of the study show that the Qur'an pays great attention to the formation of noble morals such as honesty, patience, justice, compassion, and mutual respect. These values ​​are not only applicable within the internal scope of Muslims, but also in building harmonious relationships with other religious communities. In the context of globalization that often gives rise to identity conflicts and intolerance, the teachings of the Qur'an on noble morals are an alternative solution to strengthen social cohesion and create interfaith peace
Tafsir Jawi Dan Relevansinya Dengan  Penafsiran KH. Shaleh Darat Pada QS Al-Fatihah Ayat 4-5 Dan QS Al-Baqarah Ayat 173 Kgs. M. Choirul Muchlis; Halimatussadiyah; Kusnadi; Pathur Rahman
AL-Ikhtiar : Jurnal Studi Islam Vol. 2 No. 3 (2025): AL-Ikhtiar : Jurnal Studi Islam
Publisher : 4

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.71242/tad5e271

Abstract

Penafsiran Al-Qur'an dalam tradisi lokal memiliki peran penting dalam menyebarkan ajaran Islam secara kontekstual. Salah satu tokoh penting dalam khazanah tafsir Nusantara adalah KH Shaleh Darat, ulama asal Semarang yang dikenal melalui karya-karya tafsirnya dalam bahasa Jawi (Melayu beraksara Arab). Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji metode dan substansi penafsiran KH Shaleh Darat terhadap Surah al-Fatihah ayat 4–5 dan Surah al-Baqarah ayat 173, serta menilai relevansi pemikirannya dalam konteks kontemporer. Pendekatan yang digunakan adalah kualitatif-deskriptif dengan metode analisis isi (content analysis) terhadap teks tafsir yang bersangkutan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa KH Shaleh Darat menggunakan pendekatan sufistik-moral dalam penafsirannya, dengan menekankan makna penghambaan dan tauhid pada ayat-ayat al-Fatihah, serta urgensi menjaga kesucian dalam konsumsi makanan pada Surah al-Baqarah. Relevansi tafsir beliau tampak dalam upayanya mengaitkan nilai-nilai al-Qur’an dengan kehidupan masyarakat lokal, menjadikan tafsir Jawi sebagai media dakwah dan pendidikan yang efektif pada masanya dan tetap relevan dalam pengembangan kajian tafsir kontekstual di era modern.   Abstract Qur'anic interpretation within local traditions plays a significant role in conveying Islamic teachings contextually. One of the prominent figures in the archipelago’s exegetical tradition is KH Shaleh Darat, a scholar from Semarang renowned for his tafsir works written in Jawi (Malay in Arabic script). This study aims to examine KH Shaleh Darat’s interpretation of Surah al-Fatihah verses 4–5 and Surah al-Baqarah verse 173, focusing on his interpretive method and the relevance of his thought in contemporary contexts. The research employs a qualitative-descriptive approach using content analysis of the relevant tafsir texts. The findings reveal that KH Shaleh Darat adopted a Sufi-ethical approach in his interpretations, emphasizing servitude and monotheism in al-Fatihah, as well as the importance of maintaining purity in food consumption in al-Baqarah. His interpretations are contextually relevant, particularly in how he connects Qur'anic values with local life realities, making his Jawi tafsir an effective medium of da'wah and education in his time and a valuable reference for contextual Qur'anic studies in the modern era