Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Tingkat Religius dengan Kecemasan Menghadapi Ujian Akhir Semester (UAS) Kelas 8 SMPN 12 Kota Bekasi Intan Cahnia; Halimatussadiyah; Fitri Nur Raihana; Irma Nurul Halimah; Rachmitha Widiya Rochman; Muhalisah Muhalisah; Yayat Suharyat
PUSTAKA: Jurnal Bahasa dan Pendidikan Vol. 3 No. 4 (2023): Oktober : Jurnal Bahasa dan Pendidikan
Publisher : BADAN PENERBIT STIEPARI PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56910/pustaka.v3i4.694

Abstract

Anxiety is common in everyone, especially in school students when it comes to the implementation of exams, this is indicated by some behaviors as a response to anxiety. The purpose of this study was to determine the level of anxiety in grade 8 students of SMPN 12 Kota Bekasi when approaching the final semester exam. The research was designed using quantitative methods with a correlational approach. The subjects of the study were grade 8 students of SMPN 12 Bekasi City. Data collection using questionnaires through google from. Meanwhile, data analysis uses the t test and the f test. The results showed that the regression equation of student anxiety variables was 53,078. The figure indicates that the null hypothesis (Ho) is rejected which says there is no influence of religious level with student anxiety, meaning that each student is confirmed to have anxiety, only the level of anxiety varies. The implications of this study suggest that each school can deepen and strengthen students' religious competence so that anxiety levels are not at high levels. Low anxiety can motivate children to learn. During the test, people who felt confident performed better than those who felt less anxious. Excessive worry can also weaken students' learning abilities. Decreased confidence of students during exams can affect their learning. Because religiosity or diversity refers to how deeply understood or practiced religious teachings in daily life, prayer becomes very important before each exam in the final semester.
The Meaning of Education Through the Concept of Ta'lim in the Koran Aisi Jumarni; Pathur Rahman; Halimatussadiyah
Symfonia: Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol 4 No 1 (2024): Symfonia: Jurnal Pendidikan Agama Islam
Publisher : Institut Agama Islam Al-Quran Al-Ittifaqiah (IAIQI) Indralaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53649/symfonia.v4i1.87

Abstract

The scholars agree that the science of Tafsir of the Koran is the oldest scientific discipline in the treasures of Islamic knowledge. This science has been inherited from the time of the Prophet Muhammad and developed until the modern era. The emergence of knowledge in understanding Allah's verses in His book is intended so that humans can understand and practice the things that are said in the Koran. The language of the Koran, which has high quality and is unmatched by humans or jinn, requires a complex understanding so that the goal of creating humans as caliphs on earth does not experience errors in carrying out their lives. This research uses a qualitative approach to gain an in-depth understanding of the concept of ta'lim in the Al-Qur'an. Text analysis methods and interpretive approaches are used to explore hidden meanings in verses of the Qur'an, especially those that review educational terminology as ta'lim. Therefore, every Muslim is given the authority always to study, reflect, and practice its meanings. Furthermore, speaking about education in ta'lim terms, Islamic educational institutions are expected to be able to develop educational systems or methods that are by Islamic principles based on the Koran and As-Sunnah. By upholding these two heritages, namely the Koran and As-Sunnah, it is hoped that efforts to give birth to a superior generation who are promised God's help and blessings will be realised.
Membangun Akhlak yang Indah Pada Era Globalisasi Dalam Perspektif Al-Qur’an Terhadap Interaksi Agama Muhammad Ghoust Muslim; Halimatussadiyah; Kusnadi; Pathur Rahman
AL-Ikhtiar : Jurnal Studi Islam Vol. 2 No. 3 (2025): AL-Ikhtiar : Jurnal Studi Islam
Publisher : 4

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.71242/g8jscg40

Abstract

Globalisasi sebagai sebuah fenomena multidimensional telah membawa perubahan besar dalam kehidupan manusia, termasuk dalam aspek sosial, budaya, dan keagamaan. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang sangat pesat menyebabkan batas-batas geografis dan ideologis menjadi semakin kabur, sehingga intensitas interaksi antarumat beragama meningkat secara signifikan. Dalam kondisi ini, dibutuhkan landasan moral dan spiritual yang kuat agar interaksi tersebut berlangsung secara damai, saling menghargai, dan produktif. Salah satu pilar penting dalam membangun masyarakat global yang harmonis adalah pembentukan akhlak yang indah (husnul khuluq), sebagaimana yang diajarkan dalam Al-Qur’an. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji konsep akhlak dalam Al-Qur’an dan relevansinya terhadap pola interaksi antaragama di era globalisasi. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif berbasis studi kepustakaan (library research), penulis menganalisis sejumlah ayat Al-Qur’an yang berbicara tentang akhlak, toleransi, dan hubungan sosial lintas agama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Al-Qur’an memberikan perhatian besar terhadap pembentukan akhlak mulia seperti kejujuran, kesabaran, keadilan, kasih sayang, dan sikap saling menghormati. Nilai-nilai tersebut bukan hanya berlaku dalam lingkup internal umat Islam, tetapi juga dalam membangun hubungan harmonis dengan umat beragama lain. Dalam konteks globalisasi yang sering memunculkan konflik identitas dan intoleransi, ajaran Al-Qur’an tentang akhlak karimah menjadi solusi alternatif untuk memperkuat kohesi sosial dan menciptakan perdamaian lintas agama. Abstract Globalization as a multidimensional phenomenon has brought about major changes in human life, including in social, cultural, and religious aspects. The rapid development of information and communication technology has caused geographical and ideological boundaries to become increasingly blurred, so that the intensity of interaction between religious communities has increased significantly. In this condition, a strong moral and spiritual foundation is needed so that the interaction takes place peacefully, with mutual respect, and is productive. One of the important pillars in building a harmonious global society is the formation of beautiful morals (husnul khuluq), as taught in the Qur'an. This study aims to examine the concept of morals in the Qur'an and its relevance to patterns of interreligious interaction in the era of globalization. Using a qualitative approach based on library research, the author analyzes a number of verses of the Qur'an that talk about morals, tolerance, and interfaith social relations. The results of the study show that the Qur'an pays great attention to the formation of noble morals such as honesty, patience, justice, compassion, and mutual respect. These values ​​are not only applicable within the internal scope of Muslims, but also in building harmonious relationships with other religious communities. In the context of globalization that often gives rise to identity conflicts and intolerance, the teachings of the Qur'an on noble morals are an alternative solution to strengthen social cohesion and create interfaith peace
Tafsir Jawi Dan Relevansinya Dengan  Penafsiran KH. Shaleh Darat Pada QS Al-Fatihah Ayat 4-5 Dan QS Al-Baqarah Ayat 173 Kgs. M. Choirul Muchlis; Halimatussadiyah; Kusnadi; Pathur Rahman
AL-Ikhtiar : Jurnal Studi Islam Vol. 2 No. 3 (2025): AL-Ikhtiar : Jurnal Studi Islam
Publisher : 4

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.71242/tad5e271

Abstract

Penafsiran Al-Qur'an dalam tradisi lokal memiliki peran penting dalam menyebarkan ajaran Islam secara kontekstual. Salah satu tokoh penting dalam khazanah tafsir Nusantara adalah KH Shaleh Darat, ulama asal Semarang yang dikenal melalui karya-karya tafsirnya dalam bahasa Jawi (Melayu beraksara Arab). Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji metode dan substansi penafsiran KH Shaleh Darat terhadap Surah al-Fatihah ayat 4–5 dan Surah al-Baqarah ayat 173, serta menilai relevansi pemikirannya dalam konteks kontemporer. Pendekatan yang digunakan adalah kualitatif-deskriptif dengan metode analisis isi (content analysis) terhadap teks tafsir yang bersangkutan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa KH Shaleh Darat menggunakan pendekatan sufistik-moral dalam penafsirannya, dengan menekankan makna penghambaan dan tauhid pada ayat-ayat al-Fatihah, serta urgensi menjaga kesucian dalam konsumsi makanan pada Surah al-Baqarah. Relevansi tafsir beliau tampak dalam upayanya mengaitkan nilai-nilai al-Qur’an dengan kehidupan masyarakat lokal, menjadikan tafsir Jawi sebagai media dakwah dan pendidikan yang efektif pada masanya dan tetap relevan dalam pengembangan kajian tafsir kontekstual di era modern.   Abstract Qur'anic interpretation within local traditions plays a significant role in conveying Islamic teachings contextually. One of the prominent figures in the archipelago’s exegetical tradition is KH Shaleh Darat, a scholar from Semarang renowned for his tafsir works written in Jawi (Malay in Arabic script). This study aims to examine KH Shaleh Darat’s interpretation of Surah al-Fatihah verses 4–5 and Surah al-Baqarah verse 173, focusing on his interpretive method and the relevance of his thought in contemporary contexts. The research employs a qualitative-descriptive approach using content analysis of the relevant tafsir texts. The findings reveal that KH Shaleh Darat adopted a Sufi-ethical approach in his interpretations, emphasizing servitude and monotheism in al-Fatihah, as well as the importance of maintaining purity in food consumption in al-Baqarah. His interpretations are contextually relevant, particularly in how he connects Qur'anic values with local life realities, making his Jawi tafsir an effective medium of da'wah and education in his time and a valuable reference for contextual Qur'anic studies in the modern era
Estetika dalam Tafsir: Seni Sebagai Medium Pemikiran Al-Qur’an di Era Kontemporer Ariesta Nadya Alfadhela; Halimatussadiyah; Kusnadi; Pathur Rahman; Risan Rusli
Jejak digital: Jurnal Ilmiah Multidisiplin Vol. 1 No. 4 (2025): JUNI-JULI
Publisher : INDO PUBLISHING

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63822/r5tn7780

Abstract

Penelitian kali ini menghadirkan kebaruan dengan memposisikan seni sebagai bentuk tafsir al-Qur’an yang hidup, yang bergerak di luar batas teks menuju ekspresi estetika dan performatif. Inti persoalan dalam penelitian ini adalah bagaimana seni dapat berperan sebagai medium yang efektif dan relevan dalam memperkaya pemikiran dan penafsiran al-Qur’an di era kontemporer. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif-analitis. Data yang digunakan adalah data kualitatif yang diperoleh melalui studi pustaka (library research) terhadap karya seni bertema Qur’ani. Adapun teknik pengumpulan data akan dilakukan dengan cara inventarisasi karya seni bertema Qur’ani dari media sosial dan publikasi ilmiah. Sedangkan teknik analisis datanya adalah kategorisasi dan interpretasi bentuk seni dan pendekatan tafsir yang digunakan. Penelitian ini menunjukkan bahwa seni memiliki posisi signifikan dalam sebagai medium tafsir kontemporer dalam menghidupkan pesan-pesan al-Qur’an. Berbagai bentuk seni seperti kaligrafi, musik, drama dan film telah berkembang menjadi medium pemikiran tafsir yang tidak hanya bersifat estetis, tetapi juga edukatif, afektif dan transformatif. Estetika dalam seni membuka ruang tafsir yang melampaui teks, memungkinkan al-Qur’an dipahami dan dihayati melalui pengalaman visual, emosional, dan sosial
Kritik Syeikh Abdul Halim Mahmud terhadap Sekte-Sekte Syiah: Antara Sejarah, Akidah, dan Tafsir Nuraini; Halimatussadiyah; Kusnadi; Pathur Rahman
Jejak digital: Jurnal Ilmiah Multidisiplin Vol. 1 No. 4 (2025): JUNI-JULI
Publisher : INDO PUBLISHING

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63822/rbpedr69

Abstract

This study examines the critical perspective of Shaykh Abdul Halim Mahmud, the Grand Shaykh of Al-Azhar, on various Shia sects, particularly in terms of theology and interpretive methodology. He differentiates between extremist and moderate Shia groups and rejects the generalization of declaring all Shia as disbelievers. Using a qualitative approach and literature study of his major work, Al-Tafkīr al-Falsafī fī al-Islām, Mahmud highlights Shia exegesis that relies heavily on infallible Imams and esoteric interpretations, which he considers deviations from the outward meaning of the Qur'an. He classifies Shia sects from the extreme Ghulat, Imamiyah and Ismailiyah, to the more moderate Zaydiyyah, which he views as closer to Ahlus Sunnah. Mahmud presents his views through a scholarly and non-provocative approach, contributing to a broader understanding of intra-Muslim pluralism. His critique holds not only academic value but also strategic significance in mitigating sectarian conflict and promoting constructive inter-sectarian dialogue..
Kritik Fanatisme: Studi Kitab Risālah Ahl Al-Sunnah Wa Al-Jamā’ah dalam Membangun Harmonisasi Masyarakat Dendi Irwansa; Halimatussadiyah; Pathur Rahman; Kusnadi
Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora Vol. 1 No. 2 (2025): APRIL-JUNI 2025
Publisher : Indo Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63822/fve1w033

Abstract

Risālah ahl al-sunnah wa al-jamā’ah merupakan buku yang ditulis oleh kyai Hasyim Asy’ari tentang pemikiran ahl al-sunnah wa al-jamā’ah, berupa pendasaran terhadap nilai-nilai yang digunakan oleh kelompok ahl al-sunnah. Di sisi lain, buku ini juga adalah bentuk semangat dalam membangun harmonisasi pada masyarakat. Upaya tersebut diwujudkan dalam bentuk perlawanan terhadap kaum fanatisme yang menganggap sesat hingga sampai mengkafirkan kelompok lainnya. Sehingga, fanatisme seperti ini dapat merusak kerukunan yang menjadi tantangan bagi masyarakat (society) plural karena dapat menimbulkan permusuhan antar kelompok. Hal inilah yang akan menjadi titik tekan dari penelitian ini. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang didasarkan pada literatur buku maupun penelitian yang telah dilakukan (library-reseacrh) dengan menggunakan metode deskriptif-deduktif, bertujuan untuk menjelaskan nilai-nilai sebagai bentuk perlawanan terhadap kaum-kaum fanatisme yang dapat merusak kerukunan masyarakat, hingga dampak-dampak dari fanatisme. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya literatur masyarakat pluralis dalam menjaga kerukunan.
PEMANFAATAN PLASTIK DENSITAS RENDAH DAN SABUT PINANG SEBAGAI BAHAN BAKU PAPAN KOMPOSIT Halimatussadiyah; Abdillah, Nuryasin; Saputra, Muhammad Ilham; Hidayat, Rahmat; Febrina, Wetri
Jurnal Teknika Vol 17 No 1 (2025): MARET
Publisher : Universitas Islam Lamongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30736/jt.v17i1.1358

Abstract

Limbah plastik dan limbah perkebunan seperti sabut pinang merupakan masalah lingkungan yang serius karena sulit terurai secara alami. Kota Dumai menunjukkan peningkatan volume limbah plastik dan peningkatan luas perkebunan pinang, namun pemanfaatan limbah plastik dan limbah sabut pinang saat ini belum optimal.  Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan papan komposit ramah lingkungan menggunakan limbah sabut pinang dan plastik polietilen berdensitas rendah (LDPE) sebagai bahan baku alternatif. Penelitian menggunakan metode pengempaan panas pada suhu 150°C dan tekanan 25 kg/cm². Komposisi pastik LDPE dan sabut pinang yang diuji adalah 70:30 dan 60:40. Karakteristik papan diuji meliputi kerapatan, kadar air, dan modulus elastisitas (MoE) mengacu pada standar SNI 03-2105-2006. Hasil menunjukkan bahwa papan komposit memiliki kerapatan 0,64 g/cm³ (70:30) dan 0,68 g/cm³ (60:40) dengan kadar air yang memenuhi standar SNI (<14%). Modulus patah untuk rasio 70:30 adalah 87,6 kg/cm², sementara untuk 60:40 adalah 91,4 kg/cm². Secara visual, papan dengan rasio 60:40 memiliki permukaan lebih halus dibandingkan dengan 70:30. Dari hasil penelitian ini bisa disimpulkan bahwa papan komposit berbasis limbah sabut pinang dan LDPE memiliki karakteristik mendekati standar SNI, meskipun tidak menggunakan perekat kimia. Penelitian ini berkontribusi pada solusi pengolahan limbah yang ramah lingkungan sekaligus menghasilkan produk bernilai tambah.
Manajemen Konflik dalam Pernikahan: Analisis Surah An-Nisā’ Ayat 34-35 Muhammad Soleh; Halimatussadiyah; Kusnadi; Pathur Rahman
Jurnal Teologi Islam Vol. 1 No. 2 (2025): NOVEMBER (in progress)
Publisher : Indo Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63822/rvayqt37

Abstract

Pernikahan adalah ikatan yang menyatukan dua insan yang berbeda menjadi satu.  Hal ini sering menyebabkan muncul konflik di dalamnya.  Oleh karenanya, manajemen konflik dalam pernikahan adalah suatu hal yang sangat penting. Tulisan ini akan mengkaji manajemen konflik dalam pernikahan dari sudut pandang Al-Qur'an surah An-Nisā' ayat 34-35. Penelitian ini akan menggunakan metode analisis dengan pendekatan konflik manajemen Thomas-Kilmann. Dari hasil analisis, ditemukan bahwa ada lima model managemen konflik yang ditemukan dalam An-Nisā' ayat 34-35, yaitu collaborating (menentukan kesepakatan bersama), competing (suami mendominasi istri), avoiding (menghindar), accomodating (mengalah dan berkorban), dan compromising (menyesuaikan keinginan). Selain itu, ditemukan juga bahwa tingkat penyelesaian konflik meliputi penyelesaian konflik yang dilakukan sendiri oleh suami-istri, melalui perwakilan, dan peran serta masyarakat dalam proses menyelesaikan sengketa konflik dalam pernikahan.