Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PEMANFAATAN FLORA LOKAL BELIMBING WULUH (AVERRHOA BILIMBI L.) SEBAGAI KURMA UNTUK MENINGKATKAN KESEHATAN TUBUH Desy Fadilah Adina Putri; Galuh Permatasari
Jurnal Pengabdian Ilmu Kesehatan Vol. 2 No. 2 (2022): Juli: Jurnal Pengabdian Ilmu Kesehatan
Publisher : Pusat Riset dan Inovasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3184.729 KB) | DOI: 10.55606/jpikes.v2i2.235

Abstract

Salah satu cara meningkatkan derajat kesehatan mandiri dengan memanfaatkan bahan alami seperti belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) yang kaya akan kandungan kimiawi. Inovasi yang dilakukan agar masyarakat mengkonsumsi buah ini dengan membuat kurma. Tujuan pengabdian ini yaitu memanfaatkan flora lokal Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.) menjadi kurma untuk meningkatkan kesehatan tubuh. Pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat dilakukan dengan penyuluhan dan pembuatan kurma belimbing wuluh. Metode pelaksanaan meliputi survei kebutuhan masyarakat, persiapan dan proses pembuatan, pengemasan, dan monitoring. Hasil pengabdian menunjukkan bahwa pengabdian telah dilakukan sesuai metode pelaksanaan dan mencapai target 100%. Adapun hasil olahan memiliki struktur lembek di dalam dan keras di lapisan luar kulit, warna coklat kehitaman, rasa dominan manis, dan aroma menyukai. Sifat sensori dari pangan fungsional yang dilakukan pada pengabdian ini dapat berupa penampakan warna, tekstur, dan cita rasa yang dapat diterima konsumen, serta tidak memberikan kontradiksi dan efek samping terhadap metabolisme zat gizi lainnya jika digunakan dalam jumlah yang dianjurkan. Oleh karena itu, setelah mengetahui manfaat belimbing wuluh diharapkan masyarakat juga dapat terus mengonsumsi belimbing wuluh untuk meningkatkan derajat kesehatan secara mandiri.
IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK DI STIKES GRIYA HUSADA SUMBAWA Galuh Permatasari; Nur Arifatus Sholihah
Jurnal Rumpun Ilmu Kesehatan Vol. 2 No. 2 (2022): Juli: Jurnal Rumpun Ilmu Kesehatan
Publisher : Pusat Riset dan Inovasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1290.257 KB) | DOI: 10.55606/jrik.v2i2.359

Abstract

Merokok berdampak buruk bagi kesehatan tubuh manusia sehingga menghambat pembangunan dibidang kesehatan. Hal ini menjadi dasar Pemerintah Kabupaten Sumbawa untuk membuat kebijakan yang mengatur tentang kawasan tanpa rokok yang tertuang dalam Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa Nomor 7 Tahun 2016 tentang Kawasan Tanpa Rokok. Masalah dari Implementasi Peraturan Daerah tentang Kawasan Tanpa Rokok di STIKES Griya Husada Sumbawa yaitu masih kurang adanya aturan terkait kawasan tanpa rokok. Tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui implementasi peraturan daerah tersebut dalam penerapan kawasan tanpa rokok. Penelitian ini menggunakan metode penelitian empiris melalui observasi mengamati kegiatan, tingkah laku nonverbal dan dokumentasi dari mengumpulkan dokumen-dokumen terkait. Berdasarkan penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa implementasi peraturan daerah di STIKES Griya Husada Sumbawa sudah cukup berhasil, karena pada umumnya para pegawai /dosen dan mahasiswa/mahasiswi cukup patuh terhadap peraturan daerah kawasan tanpa rokok, meskipun belum ada diberikan batasan tempat kawasan tanpa rokok akan tetapi pengunjung dari luar masih ada beberapa yang kurang paham terkait kawasan tanpa rokok dikarenakan belum adanya aturan terkait kawasan tanpa rokok jadi perlu adanya aturan yang mendisiplinkan dan penyediaan kawasan khusus merokok.
Peningkatan Pengetahuan Remaja Putri Tentang Anemia dan Pentingnya Konsumsi Tablet Tambah Darah Pada Siswi MTs N 1 Sumbawa Fitri Setianingsih; Yunita Lestari; Galuh Permatasari; Desy Fadilah Adina Putri
Jurnal Pengabdian Masyarakat Sains dan Teknologi Vol. 2 No. 2 (2023): Juni : Jurnal Pengabdian Masyarakat Sains dan Teknologi
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Cenderawasih

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58169/jpmsaintek.v2i2.133

Abstract

Anemia is a health problem throughout the world, especially in developing countries where an estimated 30% of the world's population suffers from anemia. In Indonesia, one of the problems faced by adolescents is the problem of micronutrient nutrition, namely around 12% of male adolescents and 23% of female adolescents experience anemia, which is mostly due to iron deficiency (iron deficiency anemia. Anemia in adolescents specifically experienced by female adolescents will have a more serious impact, considering they are prospective mothers who will become pregnant and give birth to a baby, thus increasing the risk of maternal death, premature birth and low birth weight babies (LBW).The government has a routine program related to the distribution of iron tablets for women of childbearing age (WUS ), including adolescents and pregnant women. To support this program requires a good understanding for young women regarding anemia and the importance of blood-supplementing tablets, one of which is providing counseling to students at MTs N 1 Sumbawa with the aim of increasing knowledge about the dangers of anemia and the importance of taking tablets added blood. This community service activity was carried out on May 26 with the result that the knowledge and understanding of students about anemia was getting better, students also knew that taking iron tablets was important. Students are also motivated to meet their nutritional needs and increase adherence in taking iron tablets regularly.
Pemberian Komunikasi, Informasi Dan Edukasi (KIE) Adaptasi Psikologi Post Partum Sebagai Upaya Pencegahan Postpartum Blues Pada Ibu Nifas Di UPT Puskesmas Kec. Alas Barat Fitri Setianingsih; Yunita Lestari; Galuh Permatasari; Nurlaila Agustikawati
Jurnal Kabar Masyarakat Vol. 2 No. 1 (2024): Februari : JURNAL KABAR MASYARAKAT
Publisher : Institut Teknologi dan Bisnis Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54066/jkb.v2i1.1578

Abstract

Psychological adaptation in postpartum mothers begins when the mother enters the period after giving birth, such as the mother starting to care for and take care of her baby, this is a new role and responsibility for every woman after giving birth. These new roles and responsibilities often make mothers feel insecure and stressed. Which is based on the mother's feelings of sadness and despair because she has not been able to care for the baby well. This is known as baby blues or postpartum blues. Baby blues has mild effects that can occur on the first day after postpartum, days 3-5 tend to get worse and last within 14 days or 2 weeks postpartum. With support from the extended family, partner and closest friends, the mother will feel safer and more comfortable, thereby improving the level of health of the mother and child, both physically and spiritually. In this case, IEC is carried out regarding postpartum psychological changes for mothers and families as an effort to prevent and overcome the incidence of post partum blues in mothers. From this community service activity, it was found that mothers, husbands and families understand the post partum psychological adaptations that can occur in postpartum mothers and the family will try to continue to help the mother in caring for her baby, comfort the mother and also always provide positive support so that the mother is able to and confident in caring for the baby so that the baby and mother are physically and mentally healthy.
EDUKASI ANEMIA SEBAGAI PENCEGAHAN STUNTING DENGAN MEDIA DIGITAL PADA SISWA SMAN 1 MOYO UTARA Luh Putu Sri Yuliastuti; Galuh Permatasari; Ana Lestari; Fitri Setianingsih
Jurnal Pengabdian Rekayasa Sistem Vol 3 No 2 (2025): Edisi 6
Publisher : Universitas Teknologi Sumbawa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36761/jpres.v3i2.6122

Abstract

Masa remaja merupakan periode transisi yang kompleks, ditandai oleh perubahan signifikan dalam aspek fisik, emosional, dan psikologis. Pada tahap ini, remaja rentan terhadap berbagai permasalahan kesehatan reproduksi, seperti kehamilan diluar nikah, serta praktik pernikahan di usia dini. Di samping itu, prevalensi anemia defisiensi besi pada remaja putri masih cukup tinggi dan menjadi isu kesehatan yang penting. Kehamilan pada usia remaja yang disertai kondisi anemia dapat berdampak negatif terhadap status gizi janin dan bayi yang dilahirkan. Permasalahan gizi dan kesehatan yang dialami remaja putri berpotensi menjadi faktor risiko terjadinya stunting pada generasi berikutnya. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan mendorong perubahan perilaku remaja terkait anemia dan stunting, khususnya di lingkungan SMAN 1 Moyo Utara. Pendekatan yang digunakan meliputi penyampaian materi melalui ceramah, demonstrasi, serta diskusi interaktif, dengan dukungan media digital berupa video edukatif.
PERILAKU KONSUMSI MAKANAN BERGIZI DAN TABLET TAMBAH DARAH SEBAGAI PENCEGAHAN STUNTING PADA SISWI SMAN 1 MOYO UTARA Yuliastuti, Luh Putu Sri; Ana Lestari; Fitri Setianingsih; Galuh Permatasari
Journal of Innovation Research and Knowledge Vol. 5 No. 3: Agustus 2025
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Masa remaja adalah periode krusial yang penuh dengan perubahan signifikan, baik secara biologis, kognitif, maupun emosional. Beberapa masalah kesehatan reproduksi yang umum dihadapi remaja antara lain kehamilan di luar nikah yang secara langsung berkontribusi pada peningkatan kasus kehamilan di usia remaja serta anemia zat besi remaja putri. Kehamilan pada usia remaja dan keadaan anemia akan berdampak buruk pada status gizi janin dan bayi, sehingga lebih berisiko mempunyai anak stunting. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perilaku konsumsi makanan bergizi dan tablet tambah darah sebagai pencegahan stunting pada siswi SMAN 1 Moyo Utara. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional. Sampelnya adalah 38 siswi SMAN 1 Moyo Utara yang dipilih secara accidental sampling. Data dianalisis dengan menggunakan distribusi frekuensi. Hasil penelitian sebagian besar responden selalu minum air putih 8 gelas sehari (36,8%), kemudian sering makan teratur 3 kali sehari (34,2%), makan dengan gizi seimbang (52,6%), makan buah (55,3%) dan makan sayur (55,3%) serta tidak pernah membatasi makanan/diet (47,4%), namun kadang-kadang makan protein (47,4%), sarapan pagi (39,5%), minum tablet tambah darah setiap menstruasi (73,7%). Sehingga dapat disimpulkan responden sudah cukup konsisten dalam hal perilaku konsumsi makanan bergizi, namun belum konsisten dalam mengonsumsi tablet tambah darah.