Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

KORELASI HIPERTROFI KONKA INFERIOR TERHADAP DERAJAT DEVIASI SEPTUM NASI MENGGUNAKAN MODALITAS CT SCAN PADA PASIEN DEVIASI SEPTUM NASI Said, Suryani; Baan, Junus; Muis, Mirna; Fadjar Perkasa, Muhammad; Zainuddin, Andi Alfian
E-Jurnal Medika Udayana Vol 12 No 1 (2023): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2023.V12.i01.P07

Abstract

ABSTRAK Latar Belakang: Hubungan antara hipertrofi konka inferior dengan sudut deviasi septum nasi merupakan fenomena yang telah diketahui . Deviasi septum nasi menggambarkan septum nasi yang tidak lurus dan cacat. Masih sangat terbatasnya studi yang melihat adanya keterkaitan antara hipertrofi konka inferior dan derajat deviasi septum nasi pada pasien deviasi septum nasi. Tujuan: Menentukan hubungan antara hipertrofi konka inferior terhadap sudut deviasi septum nasi menggunakan modalitas CT scan. Metode: Penelitian analitik observasional dengan metode cross sectional menggunakan data sekunder dengan menilai letak deviasi septum, derajat deviasi septum nasi, hipertrofi konka inferior berdasarkan offset lateral, lebar konka, lebar tulang dan lebar mukosa medial konka inferior menggunakan modalitas CT untuk melihat korelasi hipetrofi konka inferior terhadap derajat deviasi septum dan uji t-independet (nilai P < 0.05). Hasil: Didapatkan 45 sampe berdasarkan kriteria inklusi. Sampel termuda yaitu 18 tahun dan usia tertua adalah 83 tahun dengan jumlah perempuan 18 orang (40%) dan jumlah laki-laki 27 orang (60%). Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan antara letak deviasi terhadap derajat deviasi septum nasi dengan nilai p 0.138 (p > 0,05) serta tidak ada hubungan yang signifikan antara hipertrofi konka inferior, baik pada pengukuran offset lateral, lebar konka inferior, lebar tulang konka inferior dan lebar mukosa medial pada anterior dan posterior terhadap sudut deviasi septum nasi (nilai p > 0,05). Simpulan: Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara letak deviasi terhadap derajat deviasi septum nasi serta tidak terdapat hubungan yang signifikan antara hipertrofi konka inferior, baik pada pengukuran offset lateral, lebar konka inferior, lebar tulang konka inferior dan lebar mukosa medial pada anterior dan posterior terhadap sudut deviasi septum nasi. Kata Kunci : Hipertrofi Konka Inferior, Deviasi Septum Nasi, CT Scan
HUBUNGAN KARAKTERISTIK PENDERITA KANKER NASOFARING YANG MENDAPAT KEMOTERAPI DENGAN RESPONSE EVALUATION CRITERIA IN SOLID TUMORS 1.1 (RECIST) DI RSUP DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR Siahaan, Surya Perdana; Muis, Mirna; Baan, Junus; Zainudin, Andi Alfian
E-Jurnal Medika Udayana Vol 13 No 07 (2024): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2024.V13.i07.P11

Abstract

Karsinoma nasofaring (KNF) adalah tumor yang berasal dari fossa rosenmuller pada nasofaring yang merupakan daerah transisional dimana epitel kuboid berubah menjadi epitel skuamosa serta merupakan tumor terbanyak di ASIA dan terutama negara berkembang seperti Indonesia. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan karakteristik penderita karsinoma nasofaring terhadap respon kemoterapi dengan menggunakan klasifikasi Response Evaluation Criteria In Solid Tumor 1.1 (RECIST) di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar dengan jumlah sampel sebanyak 115 sampel yang masuk kriteria inklusi. Penilaian respon tumor didasarkan pemeriksaan CT Scan Nasofaring saat awal didiagnosa KNF dan setelah dilakukan kemoterapi 6 siklus, kemudian dinilai usia,ukuran massa tumor, kelenjar getah bening regional, dan stadium tumor pada lesi target yang didapatkan terhadap RECIST 1.1. Hasil penelitian ini menunjukkan usia, ukuran massa tumor, kelenjar getah bening regional , dan stadium tumor memiliki hubungan yang searah dengan RECIST 1.1 dimana semakin tua usia penderita, semakin banyak perluasan kelenjar getah bening regional, dan semakin tinggi kategori stadium tumor penderita karsinoma nasofaring maka hasil penilaian RECIST 1.1 cenderung semakin memburuk (Usia terhadap RECIST 1.1: Koefisien korelasi 0.277, P value 0.003; Ukuran massa tumor terhadap RECIST 1.1: Koefisien korelasi :0.625, P value : 0.001; Kelenjar Getah Bening Regional terhadap RECIST 1.1: Koefisien korelasi : 0.361, P value 0.001; Stadium tumor terhadap RECIST 1.1: Koefisien korelasi : 0.418, P value : 0.001) Kata kunci : RECIST 1.1, Usia, Ukuran Massa Tumor, Kelenjar Getah Bening Regional, Stadium Tumor, Histopatologi, CT-Scan
KORELASI NEUTROPHIL TO LYMPHOCYTE RATIO DAN VOLUME PERDARAHAN MENGGUNAKAN COMPUTED TOMOGRAPHY (CT SCAN) KEPALA PADA PASIEN STROKE INTRACEREBRAL HEMORRHAGE AKUT Tiorisman, Nola; Baan, Junus; Asriyani, Sri; Zainuddin, Andi Alfian
E-Jurnal Medika Udayana Vol 12 No 7 (2023): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2023.V12.i07.P14

Abstract

Pendahuluan : Stroke merupakan keadaan darurat neurologis yang serius dan dapat menyebabkan kematian. Stroke merupakan tanda-tanda klinis gangguan fungsi otak fokal (atau global dalam kasus koma) yang berkembang cepat, yang berlangsung lebih dari 24 jam dan disebabkan oleh vascular. Intracerebral Hemorrhage (ICH) merupakan jenis stroke perdarahan yang terjadi pada parenkim otak. Metode: Desain Penelitian ini bersifat observasional analitik dengan pendekatan cross sectional menggunakan data sekunder dari rekam medis pasien perdarahan otak akut untuk menilai korelasi antara kadar Neutrophil to Lymphocyte Ratio (NLR) dan volume perdarahan pada CT scan kepala pasien Intracerebral Hemorrhage (ICH). Stroke adalah penyebab kematian nomor dua di dunia, yang mempengaruhi sekitar 13,7 juta orang dengan mortalitas sekitar 5,5 juta setiap tahun. Sekitar 87% merupakan stroke infark, dan prevalensi terus meningkat secara substansial. Hasil: Penelitian ini terdiri dari 63 subjek menemukan bahwa 69,1% dari pasien stroke hemoragik adalah berusia 46-59 tahun, sedangkan 30,9% berusia 15-45 tahun. pada pasien dengan trauma kepala dengan nilai OR 1,309 (IK95% = 1,254-1,367). Bukti menunjukkan bahwa neutrofil meningkat secara dramatis dalam darah tepi selama 48 jam awal setelah terjadi perdarahan intracranial. Simpulan: Terdapat korelasi yang signifikan antara neutrophil to lymphocyte ratio (NLR) dengan volume perdarahan pasien ICH.Semakin rendah NLR maka semakin sedikit volume perdarahan yang ditemukan pada pasien ICH.Terdapat perbedaan yang signifikan antara rerata NLR pada kelompok ICH dengan kelompok non-ICH Kata Kunci: neutrophil to lymphocyte ratio., Intracerebral Hemorrhage., CT scan., Stroke
CORRELATION OF DEGREE OF LUMBAR SPINAL CANAL STENOSIS BASED ON LEE CLASSIFICATION AND SCHIZAS CLASSIFICATION USING LUMBOSACRAL MRI TO OSWETRY DISABILITY INDEX (ODI) IN LOW BACK PAIN PATIENTS. Samban, Ida; Baan, Junus; Rauf, Rafikah; Zainuddin, Andi Alfian; Kaelan, Cahyono; Ilyas, Muhammad
E-Jurnal Medika Udayana Vol 13 No 6 (2024): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2024.V13.i06.P17

Abstract

The Lumbar spinal canal stenosis is one of the most common problems found representing the spine degenerative disease in the elderly population. Its prevalence is 5 out of 1000 people over the age of 50 years. The magnetic resonance imaging (MRI) examination is the gold standard in confirming the diagnosis of the lumbar spinal stenosis. The Oswetry Disability Index (ODI) is a questionnaire to assess the disability in the Low Back Pain (LBP) patients. The research aims at investigating the correlation between the degree of lumbar spinal canal stenosis based on Lee and Schizas's classification of ODI in LBP patients. This was the prospective research. The data were obtained through the PACS computer of Dr Wahidin Sudirohusodo Hospital Makassar and ODI questionnaire interview. The research results indicates that of 73 patients suffering from lumbar spinal canal stenosis, most of them are females comprising 41 people (56.2%). The most frequent age groups are 46-55 and 56-65 years old with 24 people (32.9%) in each group. The highest Body Mass Index (BMI) was Obesity I, 25 people (34.2%). The most commonly affected disc level is L4-L5 52 people (71.2%). The conclusion of the research is that there is the significant correlation between the degree of the lumbar spinal canal stenosis of Lee’s classification (p<0.001, r = 0.960) and Schizas’s classification (p<0.001, r = 0.948) with ODI. The higher the degree of lumbar spinal canal stenosis, the higher the patient's disability will be. Keywords:Low Back Pain (LBP), Lumbar spinal canal stenosis, Magnetic Resonance imaging (MRI), Schizas’s classification, Lee’s classification, Oswetry Disability Index (ODI)
Hubungan derajat herniasi diskus intervertebralis dengan tipe perubahan endplate modic pada pasien yang menjalani MRI lumbosakral Tanady, Kevin Julius; Ilyas, Muhammad; Muis, Mirna; Zainuddin, Andi Alfian; Basri, Muhammad Iqbal; Baan, Junus
Bahasa Indonesia Vol 21 No 2 (2022): Damianus Journal of Medicine
Publisher : Atma Jaya Catholic University of Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25170/djm.v21i2.3431

Abstract

Pendahuluan: Nyeri punggung bawah atau low back pain (LBP) adalah gangguan kesehatan yang sering dan memilki dampak sosial ekonomi yang berat. Kurang lebih 40% dari nyeri punggung bawah diakibatkan oleh herniasi diskus. Selain herniasi diskus, perubahan endplate tipe Modic juga telah diasosiasikan dengan kejadian nyeri punggung bawah. Meskipun memiliki insidensi yang relatif tinggi dan sering dihubungkan dengan LBP, hubungan antara perubahan endplate tipe Modic dengan penyebab lain LBP seperti herniasi diskus masih belum diketahui dengan jelas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara derajat herniasi diskus dengan masing-masing tipe perubahan endplate Modic pada pasien yang menjalani pemeriksaan MRI lumbosakral. Metode: Penelitian ini dilakukan dengan desain observasi potong lintang menggunakan data sekunder pada 488 sampel. Derajat herniasi diskus intervertebrais dan tipe perubahan endplate Modic dinilai menggunakan pemeriksaan MRI lumbosakral. Hasil: Derajat herniasi diskus yang paling banyak ditemukan adalah protrusio sebanyak 199 sampel (40,8%) diikuti dengan bulging diskus sebanyak 154 sampel (31,6%). Tipe perubahan Modic yang paling banyak ditemukan pada level terjadinya herniasi diskus adalah perubahan Modic tipe II sebanyak 168 sampel (34,4%). Menggunakan analisa Chi-Square, didapatkan hubungan yang bermakna antara derajat herniasi diskus dengan tipe perubahan Modic dengan nilai p<0,001. Simpulan: Perubahan Modic tipe 1 lebih sering terjadi pada bulging diskus, sedangkan perubahan Modic tipe 2 dan 3 lebih banyak didapatkan pada derajat herniasi yang lebih berat seperti protrusio, ekstrusio dan sekuesterasi.