Permonoputri, Rifi Maria Laila Fitri
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Implementation of Halal Certification as an Effort to Protect Consumers and UMKM Zainudin; Rismana, Daud; Permonoputri, Rifi Maria Laila Fitri; Widyastuti, Reza; Hariz, Hajar Salamah Salsabila
International Journal of Social Science and Religion (IJSSR) 2024: Volume 5 Issue 2
Publisher : Indonesian Academy of Social and Religious Research (IASRR)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53639/ijssr.v5i2.250

Abstract

There are still products in the process of issuing halal certificates, even though numerous goods circulating in society promise halalness until 2024. Consequently, comprehensive provisions are required to cover goods and services. This follows the regulations explicitly regulated in Law Number 6 of 2023, Law Number 33 of 2014, and Article 4 of Law Number 8 of 1999 about consumer protection. This writing employs normative juridical legal and field research methods to observe and collect data from real-world societal situations to obtain the necessary facts. The study's findings show that the halal certification program has been effectively implemented in Indonesia's national legal framework, as outlined in Law Number 6 of 2023, Law Number 33 of 2014 concerning Halal Guarantee Products, and Law Number 8 of 1999 concerning Consumer Protection. The government's efforts to enhance the halal certification program are demonstrated by the self-declare program and halal certification assistance in socialization and data collection for halal certification registration, facilitating business actors to obtain halal certificates that enhance consumer comfort.
Dispensasi Izin Perkawinan Beda Agama Di Indonesia Hariyanto, Hariyanto; Rismana, Daud; Hariz, Hajar Salamah Salsabila; Permonoputri, Rifi Maria Laila Fitri; Laili, Intan Ayu Nur
Humani (Hukum dan Masyarakat Madani) Vol 13, No 1 (2023): Mei
Publisher : Universitas Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26623/humani.v13i1.5393

Abstract

Perkawinan beda agama di Indonesia, secara yuridis formal tidak diatur secara spesifik di dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan. Pasal 2 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 menjelaskan bahwa, perkawinan adalah sah, apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agamanya dan kepercayaannya itu. Rumusan pasal ini, tidak menyatakan dengan jelas bahwa perkawinan beda agama dilarang atau dibolehkan di Indonesia. Metode penelitian yang digunakan adalah yuridis normatif, yaitu penelitian hukum yang mengkaji regulasi yang telah ada untuk menganalisis fenomena-fenomena yang terjadi dan bermunculan di masyarakat, sehingga dapat diketahui kesesuaiannya. Kemudian penelitian ini mendapatkan kesimpulansebagai berikut, yaitu kompetensi Pengadilan Negeri dalam memberikan izin perkawinan beda agama menuai pro dan kontra. Dari sisi pro, terdapat beberapa argumen yakni: 1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan tidak menyebutkan secara jelas perihal perkawinan beda agama dan hanya mengakui perkawinan yang dilangsungkan berdasarkan agama dan kepercayaan yang sama; 2) Realitas menunjukkan di Indonesia masih banyak pasangan  yang melakukan perkawinan beda agama dengan berbagai cara baik melalui perkawinan adat atau bahkan melaksanakan perkawinan di negara lain yang memperbolehkan; 3) Perkawinan beda agama dapat dicatatkan oleh pemerintah Indonesia sebagai persyaratan formal administratif; dan 4) pencatatan kawin hanya bisa dilakukan jika kedua mempelai yang melakukan perkawinan beda agama mendapatkan izin dari Pengadilan Negeri melalui dispensasi nikah karena  PN menjadi satu-satunya instansi yang berwenang memberikan izin perkawinan beda agama sesuai dengan ketentuan dari Pasal 35 Huruf (a) Undang-Undang 23 Tahun 2006 dan yurisprudensi putusan Mahamah Agung No. 1400 K/Pdt/1986
The Legal Effectiveness of Juvenile Diversion: A Study of the Indonesian Juvenile Justice System Rismana, Daud; Maskur, Ali; Permonoputri, Rifi Maria Laila Fitri; Hariyanto, Hariyanto; Hariz, Hajar Salamah Salsabila
Khazanah Hukum Vol. 7 No. 2 (2025): Khazanah Hukum
Publisher : UIN Sunan Gunung Djati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/kh.v7i2.44162

Abstract

This study aims to evaluate the legal effectiveness of diversion mechanisms within Indonesia’s juvenile justice system, particularly in relation to the state’s commitment to restorative justice principles. Although a comprehensive legal framework is in place—namely Law No. 11 of 2012 and Supreme Court Regulation (PERMA) No. 4 of 2014 (Peraturan Mahkamah Agung)—the implementation of diversion remains limited, with only 14.1% of juvenile cases resolved through this mechanism. This gap reveals a significant disconnect between legal norms and practical enforcement. The study employs a normative-qualitative legal research method, utilizing document analysis of statutory regulations and institutional reports from the Ministry of Law and Human Rights, the Indonesian Child Protection Commission (KPAI), the Directorate General of Corrections, as well as secondary sources including academic literature, media coverage, and official documentation. Thematic analysis was applied to identify structural, cultural, and institutional barriers in the implementation of diversion. The findings highlight three major issues: (1) regional disparities in the application of diversion, especially between urban centers and disadvantaged (3T) areas; (2) structural obstacles, including a shortage of trained personnel, lack of proper mediation facilities, and weak interagency coordination; and (3) the persistence of a retributive and legalistic legal culture among both law enforcement officials and the general public, which impedes the acceptance of restorative approaches. This study makes a significant contribution to the discourse on juvenile justice reform by emphasizing the need for systemic support and cross-sectoral collaboration to ensure the effective realization of diversion. Policy implications include the strengthening of training programs, infrastructure development, and public legal education. The originality of this research lies in its integrative evaluative framework, which combines legal, institutional, and socio-cultural analysis, offering a comprehensive assessment of the effectiveness of diversion in Indonesia.