Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Perbaikan Pengendalian Persediaan Bahan Baku Pipa Sqr 50/25 X 1.2 X 407 dengan Menggunakan Metode Pendekatan Mrp pada PT. Chitose Internasional Tbk Fitria Zahrannisa; Chaznin R. Muhammad
Bandung Conference Series: Industrial Engineering Science Vol. 3 No. 2 (2023): Bandung Conference Series: Industrial Engineering Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsies.v3i2.9142

Abstract

Abstract. PT. Chitose Internasional Tbk is a company engaged in the furniture sector which is divided into 5 production lines, namely hotel and restaurant furniture production lines, office and school production lines, residential production lines, hospital mattress and infusion support production lines, chair and piano table production lines . PT. Chitose Internasional Tbk has not been able to control its raw material inventory, so the inventory costs incurred by the company are still relatively large. The problems faced by PT. Chitose Internasional Tbk, sometimes when product demand increases, the company is unable to fulfill it due to a lack of existing raw material supplies. And conversely, when product demand decreases and there is too much inventory, losses will occur because the number of raw materials shrinks. Therefore the company needs to carry out raw material inventory control which is proposed to support and minimize problems that occur in raw material inventory control for SQR 50/25 x 1.2 x 407 pipes, namely by using the MRP approach method, because to find out the amount of product that must be produced in each period and timing of output over a certain period of time (3 months to 1 year) by adjusting the variables of employee production levels, inventory, other controllable variables and to find out how big the relationship is between required capacity and available capacity, is it sufficient or not. Abstrak. PT. Chitose Internasional Tbk merupakan perusahaan yang bergerak pada sektor furnitur yang terbagi pada 5 lini produksi yaitu lini produksi mebel hotel dan restoran, lini produksi kantor dan sekolah, lini produksi rumah tinggal, lini produksi kasur rumah sakit dan penyangga infus, lini produksi kursi dan meja piano. PT. Chitose Internasional Tbk belum mampu mengendalikan persediaan bahan bakunya, sehingga biaya pesediaan yang dikeluarkan oleh perusahaan terbilang masih besar. Adapun masalah yang dihadapi oleh PT. Chitose Internasional Tbk, terkadang saat permintaan produk meningkat, perusahaan tidak mampu untuk memenuhinya karena kurangnya persediaan bahan baku yang ada. Dan sebaliknya, ketika permintaan produk menurun dan terlalu banyaknya persediaan, maka akan terjadi kerugian yang ditimbulkan karena banyaknya bahan baku yang menyusut. Maka dari itu perusahaan perlu melakukan pengendalian persediaan bahan baku yang diusulkan untuk mendukung dan meminimalisir permasalahan yang terjadi dalam pengendalian persediaan bahan baku pipa SQR 50/25 x 1.2 x 407 yaitu dengan menggunakan metode pendekatan MRP, karena untuk mengetahui jumlah produk yang harus diproduksi pada tiap periode dan pengaturan waktu keluaran selama periode waktu tertentu (3 bulan sampai 1 tahun) melalui penyesuaian variabel-variabel tingkat produksi karyawan, persediaan, variabel yang dapat dikendalikan lainnya serta untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara kapasitas yang dibutuhkan dengan kapasitas yang tersedia, apakah mencukupi atau tidak.
Perbaikan Kinerja Pengadaan Material Perusahaan dengan Mengggunakan Pendekatan Supply Chain Operation Reference (SCOR) dan Lean Supply Chain Alif Abi Hanif; Rakhmat Ceha; Chaznin R. Muhammad
Bandung Conference Series: Industrial Engineering Science Vol. 4 No. 1 (2024): Bandung Conference Series: Industrial Engineering Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsies.v4i1.10288

Abstract

Abstract. PT IMP is a company engaged in the production of metal frames located in Cikarang and is committed to producing the best quality products with national standards, in the right amount and time. In fact, there are still some obstacles in the material procurement process such as difficulties in selecting suppliers that match the criteria, delays in the arrival of raw materials which result in obstruction of the production process and product distribution until the ToP cannot be met. An evaluation of the company's ongoing material procurement performance is needed. This research measures the company's performance using the Supply Chain Operation Reference (SCOR) Model, which divides supply chain activities into five core processes, namely plan, source, make, deliver and return. Each process consists of 3 levels. The mapped SCOR model consists of 5 core processes at level 1, 17 performance matrices at level 2, and 25 KPIs at level 3. SCOR model performance weighting is carried out using supporting methods, namely the Analytical Hierarchy Process (AHP) method and normalization. The overall SCOR performance value measurement result is 61.51. Based on the company's performance indicator monitoring system, the performance value currently achieved is in the average category, because it is in the value range of 50-70. Therefore, improvements need to be made to improve the current material procurement performance value. Proposed improvements are made in the form of proposed strategies based on 25 KPIs that affect the achievement of material procurement performance values. The proposed improvement strategy is designed based on Lean Supply Chain principles, through the application of Gemba Kaizen which consists of 14 proposed strategies. Abstrak. PT. IMP merupakan perusahaan yang bergerak di bidang produksi rangka metal yang berada di Cikarang dan berkomitmen untuk menghasilkan produk dengan kualitas terbaik berstandar nasional, dalam jumlah dan waktu yang tepat. Kenyataannya masih terjadi beberapa kendala pada proses pengadaan materialnya seperti kesulitan dalam memilih supplier yang sesuai dengan kriteria, keterlambatan datangnya bahan baku yang berakibat terhambatnya proses produksi dan distribusi produk sampai dengan ToP yang tidak dapat terpenuhi. Diperlukan evaluasi kinerja pengadaan material perusahaan yang sedang berjalan. Penelitian ini mengukur kinerja perusahaan dengan menggunakan Model Supply Chain Operation Reference (SCOR), yang membagi aktivitas rantai pasok kedalam lima proses inti, yaitu plan, source, make, delivery dan return. Masing-masing proses terdiri atas 3 level. Model SCOR yang dipetakan terdiri dari 5 proses inti pada level 1, 17 matriks kinerja pada level 2, dan 25 KPI pada level 3. Pembobotan kinerja model SCOR dilakukan menggunkan metode pendukung, yaitu metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan normalisasi. Hasil pengukuran nilai kinerja SCOR secara keseluruhan adalah 61,51. Berdasarkan sistem monitoring indikator kinerja perusahaan, nilai kinerja yang dicapai saat ini berada pada kategori rata-rata, karena berada pada rentang nilai 50-70. Oleh karena itu, perlu dilakukan perbaikan untuk meningkatkan nilai kinerja pengadaan material saat ini. Usulan perbaikan dibuat dalam bentuk usulan strategi berdasarkan 25 KPI yang berpengaruh terhadap pencapaian nilai kinerja pengadaan material. Usulan strategi perbaikan dirancang berdasarkan prinsip Lean Supply Chain, melalui penerapan Gemba Kaizen yang terdiri dari 14 usulan strategi.
Usulan Perbaikan Stasiun Kerja Bottleneck pada Pembuatan Stay Side Cover dengan menggunakan Pendekatan Theory Of Constraint (TOC) Iffan, Iffan Arief Andita; Satori, Mohamad; Chaznin R. Muhammad
Bandung Conference Series: Industrial Engineering Science Vol. 4 No. 1 (2024): Bandung Conference Series: Industrial Engineering Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsies.v4i1.11126

Abstract

Abstract. CV. Daya Reksa Presindo is a middle-class industrial company that produces motorcycle parts. In an effort to meet production targets, companies often experience constraints in production process activities, namely unbalanced machine capacity, resulting in work in process (WIP) at drilling work stations. Based on observations, the occurrence of stacking due to the speed of piercing and bending work station is not able to keep up with the drilling workstation. (1) Therefore, with these problems can be done using the Theory Of Constraint (TOC) approach, the TOC steps used are constraint identification, constraint exploitation using linear programming, then scheduling using Campbell Dudek and Smith (CDS). (2) Coordinate constraint using Drum Buffer Rope (DBR), then alternative final proposals are carried out elevation constraints. (3) It was found that there was a constraint in the form of a capacity constraint that occurred at the drilling workstation. This workstation has a load of 136.40%. (4) The problem is solved by using Drum Buffer Rope (DBR). (5) The final stage of TOC is elevation constraint, the proposal given is to increase the capacity of drilling work station with an increase in working hours to 10.4 hours. With the implementation of the proposal, the company was able to meet production needs and increase throughput by Rp. 80.292.000 with overtime cost that must be incurred of Rp. 4.864.958. Abstrak. CV. Daya Reksa Presindo merupakan perusahaan industri kelas menengah yang memproduksi part motor. Dalam usaha untuk memenuhi target produksi, perusahaan sering mengalami kendala pada kegiatan proses produksi, yaitu tidak seimbangnya kapasitas mesin, sehingga mengakibatkan timbulnya work in process (WIP) pada stasiun kerja drilling (pengeboran). Berdasarkan observasi, terjadinya penumpukan dikarenakan kecepatan stasiun kerja piercing dan bending tidak mampu mengimbangi stasiun kerja drilling. (1) Maka dari itu, dengan adanya permasalahan tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan Theory Of Constraint (TOC), langkah-langkah TOC yang digunakan ialah identifikasi constraint, eskploitasi constraint menggunakan liniear programing, kemudian penjadwalan dengan menggunakan Campbell Dudek and Smith (CDS). (2) Suboordinasi constraint dengan menggunakan Drum Buffer Rope (DBR), kemudian alternatif usulan akhir dilakukan elevasi constraint. (3) Ditemukan adanya constraint yang berupa capacity constraint yang terjadi pada stasiun kerja drilling. Stasiun kerja ini memiliki beban sebesar 136,40%. (4) Permasalahan tersebut diatasi dengan menggunakan Drum Buffer Rope (DBR). (5) Tahapan akhir TOC ialah elevasi constraint, usulan yang diberikan ialah penambahan kapasitas stasiun kerja drilling dengan penambahan jam kerja menjadi 10,4 jam. Dengan diterapkannya usulan tersebut, perusahaan mampu memenuhi kebutuhan produksi serta meningkatkan throughput sebesar Rp.80.292.000 dengan biaya over time yang harus dikeluarkan sebesar Rp. 4.864.958.
Pengendalian Persediaan Bahan Baku Garam Menggunakan Metode EOQ dengan Mempertimbangkan Faktor Kerusakan di PT. Mitra Eka Sari Jaya Putri 10070216022, Fani Firmansyah; Endang Prasetyaningsih; Chaznin R. Muhammad
Bandung Conference Series: Industrial Engineering Science Vol. 4 No. 1 (2024): Bandung Conference Series: Industrial Engineering Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsies.v4i1.11987

Abstract

Abstract. PT. Mitra Eka Sari Jaya Putri is an industrial company that produces salt, the management used in this company is still simple management, there are no methods or calculations for planning the purchase of raw materials, this has resulted in the raw material for krosok salt experiencing a decline in quality. This decrease in quality is caused by accumulation or storage for too long. Raw materials that experience a decline in quality are reworked using washing methods which are still carried out manually, this of course results in rework costs for the company. To overcome problems that occur due to accumulation of raw materials, this can be overcome using the Economic Order Quantity (EOQ) method. This method succeeded in minimizing order costs of IDR 252.000. Abstrak. PT. Mitra Eka Sari Jaya Putri adalah sebuah perusahaan industri yang memproduksi garam, manajemen yang digunakan dalam perusahaan ini masih manajemen sederhana, tidak ada metode maupun perhitungan pada perencanaan pembelian bahan baku, hal ini mengakibatkan adanya bahan baku garam krosok yang mengalami penurunan kualitas. Penurunan kualitas ini disebabkan oleh adanya penumpukan maupun penyimpanan yang terlalu lama. Bahan baku yang mengalami penurunan kualitas dikerjakan ulang dengan metode pencucian yang masih dilakukan secara manual, hal ini tentunya mengakibatkan adanya biaya pengerjaan ulang pada perusahaan. Untuk mengatasi permasalahan yang terjadi karena adanya penumpukan bahan baku bisa diatasi dengan metode Economic Order Quantity (EOQ). Metode tersebut berhasil meminimalisir biaya pesan sebesar Rp.252.000.
Perencanaan Jadwal Induk Produksi menggunakan Time Fences untuk Mereduksi Keterlambatan Pemenuhan Pesanan pada PT. Sanjaya Tekhnik 10070219105, Muhammad Reza Rizqi Muttaqin; Nita P.A Hidayat; Chaznin R. Muhammad
Bandung Conference Series: Industrial Engineering Science Vol. 4 No. 1 (2024): Bandung Conference Series: Industrial Engineering Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsies.v4i1.12061

Abstract

Abstract. PT Sanjaya Tekhnik is a private company engaged in the manufacture of industrial parts and machinery. The market response strategies implemented by PT Sanjaya Tekhnik are make to order (MTO) and engineering to order (ETO). This research focuses on one type of order, namely the repeat order type. The repeat order type is an order from the make to order (MTO) strategy, namely boiler and steam turbine engine spare parts products. The results of observations at the moment PT Sanjaya Tekhnik is experiencing delays in fulfilling repeat orders. Delays in product delivery are caused because the company often gets additional orders for repeat order types with a shorter duedate than the previous order. The company always accepts additional orders without seeing the available capacity. The effect received by PT Sanjaya Tekhnik from delays in order fulfillment is often getting complaints from customers, causing PT Sanjaya Tekhnik to get a penalty cost of 15%. Therefore, this study aims to reduce delays in order fulfillment by planning and controlling production for repeat order types. The improvement effort made is to create a production master schedule with the time fences method in order to control the production schedule and have a basis for decision making regarding order acceptance and rejection. The results obtained from this research are production scheduling with project available balance (PAB) and available to promise (ATP) values, order acceptance and rejection referring to the time fences zone. Abstrak. PT.Sanjaya Tekhnik merupakan perusahaan swasta yang bergerak pada bidang pembuatan suku cadang dan permesinan industri. Strategi merespon pasar yang diterapkan PT. Sanjaya Tekhnik yaitu make to order (MTO) dan engineering to order (ETO). Penelitian ini berfokus pada salah satu jenis pesanan yaitu jenis pesanan repeat. Jenis pesanan repeat adalah pesanan dari strategi make to order (MTO) yaitu produk suku cadang mesin boiler dan steam turbine. Hasil observasi pada saat ini PT. Sanjaya Tekhnik mengalami keterlambatan dalam pemenuhan pesanan jenis repeat. Keterlambatan pengiriman produk disebabkan karena perusahaan seringkali mendapatkan pesanan tambahan untuk jenis pesanan repeat dengan duedate yang lebih singkat dari pesanan sebelumnya. Perusahaan selalu menerima pesanan tambahan tanpa melihat kapasitas yang tersedia. Pengaruh yang diterima oleh PT. Sanjaya Tekhnik dari keterlambatan pemenuhan pesanan yaitu sering mendapatkan complain dari pelanggan sehingga menyebabkan PT. Sanjaya Tekhnik mendapatkan penalty cost sebesar 15%. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mereduksi keterlambatan pemenuhan pesanan dengan melakukan perencanaan dan pengendalian produksi untuk jenis pesanan repeat. Upaya perbaikan yang dilakukan adalah membuat jadwal induk produksi dengan metode time fences agar dapat mengontrol jadwal produksi serta memiliki landasan pengambilan keputusan terkait penerimaan dan penolakan pesanan. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah penjadwalan produksi dengan nilai project available balance (PAB) dan available to promise (ATP), peneriman dan penolakan pesanan yang merujuk pada zona time fences.
Penerapan Preventive Maintenance untuk Meningkatkan Efektivitas Peralatan pada Lini Produksi Refraktori Raihan Rabbani; Chaznin R. Muhammad; Nita P.A. Hidayat
Bandung Conference Series: Industrial Engineering Science Vol. 4 No. 2 (2024): Bandung Conference Series: Industrial Engineering Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsies.v4i2.15526

Abstract

Abstract. PT. Indonesia Pos Chemtech Chosun Ref is engaged in the refractory industry and supplies the refractory needs of PT Krakatau Posco, which is one of the largest steel mills in Indonesia. IPCR uses 3 types of mixer machines, namely K-Mixer, D / C Mixer, Wet / P Mixer. The refractory production stage starts from weighing and selecting raw materials, then continued with the process of mixing raw materials with the K-Mixer machine for high temperature refractories. These results have met the standards set by the Japan Institute of Plant Maintenance which is 85%. The proposed improvement using the planned maintenance pillar by means of inspection and repair when the machine is damaged, or called corrective maintenance. Abstrak. PT. Indonesia Pos Chemtech Chosun Ref bergerak di bidang industri refraktori dan menyuplai kebutuhan refraktori PT Krakatau Posco yang merupakan salah satu pabrik baja terbesar di Indonesia. IPCR menggunakan 3 jenis mesin mixer, yaitu K-Mixer, D/C Mixer, Wet/P Mixer. Tahap produksi refraktori dimulai dari penimbangan dan pemilihan bahan baku, kemudian dilanjutkan dengan proses pencampuran bahan baku dengan mesin K-Mixer untuk refraktori temperatur tinggi. Hasil tersebut telah memenuhi standar yang ditetapkan oleh Japan Institute of Plant Maintenance yaitu 85%. Usulan perbaikan menggunakan pilar perawatan terencana dengan cara inspeksi dan perbaikan ketika mesin mengalami kerusakan, atau disebut dengan corrective maintenance.
Perencanaan Kebutuhan Material Dalam Proses Refurbish ONT Untuk Mengurangi Biaya Inventori Aksesoris ONT Kevin Girindra Abiyoga; Chaznin R. Muhammad
Jurnal Riset Teknik Industri Volume 4, No. 1, Juli 2024, Jurnal Riset Teknik Industri (JRTI)
Publisher : UPT Publikasi Ilmiah Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jrti.v4i1.3829

Abstract

Abstract. Material Requirements Planning (MRP) is very influential in the inventory control process. Without an MRP process, optimal inventory control will be difficult for companies to realize. Warehouse Refurbish Center Telkom West Bandung (West Bandung RC) is a business unit of PT. Telkom Indonesia engaged in refurbishment services. Currently the West Bandung RC Warehouse does not yet have a method for controlling the supply of ONT accessories, so the accessories ordered are always not in accordance with the quantity needed. The purpose of this study is to provide a proposal for controlling the supply of ONT accessories to the West Bandung RC Warehouse using the MRP lot for lot method. The MRP lot for lot method is used because this method can be a solution to reduce the company's current inventory costs, starting from reducing purchasing costs and accessories storage costs because this method only orders as many accessories as needed, so there is no stock of accessories stored in the Warehouse. . The result of this research is that the lot for lot method can reduce the cost of procuring ONT accessories from IDR 592,708,536, down by IDR 203,793,756 or 34.38% to IDR 388,914,780. Then it is proposed to the West Bandung RC Warehouse to manage inventory of ONT accessories using the MRP lot for lot method. Abstrak. Perencanaan Kebutuhan Material/Material Requirement Planning (MRP) sangat berpengaruh dalam proses pengendalian persediaan. Tanpa adanya proses MRP pengendalian persediaan yang optimal akan sulit diwujudkan oleh perusahaan. Gudang Refurbish Center Telkom Bandung Barat (RC Bandung Barat) adalah unit usaha dari PT. Telkom Indonesia yang bergerak dibidang jasa refurbish. Saat ini Gudang RC Bandung Barat belum memiliki metode untuk mengendalikan persediaan aksesoris ONT, sehingga aksesoris yang dipesan selalu tidak sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan. Tujuan dari penelitian ini adalah memberikan usulan pengendalian persediaan aksesoris ONT kepada Gudang RC Bandung Barat menggunakan metode MRP lot for lot. Metode MRP lot for lot digunakan karena, metode ini bisa menjadi solusi untuk mengurangi biaya inventori perusahaan saat ini, mulai dari mengurangi biaya pembelian dan biaya penyimpanan aksesoris karena metode ini hanya memesan aksesoris sebanyak yang dibutuhkan saja, sehingga tidak ada stok aksesoris yang disimpan di Gudang. Hasil dari penelitian ini adalah metode lot for lot mampu mengurangi biaya pengadaan aksesoris ONT dari Rp 592.708.536, turun sebanyak Rp 203.793.756 atau sebesar 34,38% menjadi Rp 388.914.780. Maka diusulkan kepada Gudang RC Bandung Barat untuk mengelola persediaan aksesoris ONT menggunakan MRP metode lot for lot.
Pendekatan Lean-Kaizen untuk Mengurangi Waste pada Lini Produksi Divisi Produksi dan Repair di PT XYZ Ayu Diah Amalia; Chaznin R. Muhammad; Puti Renosori
Jurnal Riset Teknik Industri Volume 4, No. 2, Desember 2024, Jurnal Riset Teknik Industri (JRTI)
Publisher : UPT Publikasi Ilmiah Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jrti.v4i2.5488

Abstract

Abstrak. PT XYZ merupakan perusahaan BUMN yang memproduksi alat telekomunikasi. Salah satu produk yang dihasilkan yaitu perangkat penerimaan siaran digital berbasis teknologi yang dikenal dengan nama Set Top Box . Proses bisnis yang berjalan di PT. Dalam melakukan proses produksi terdapat beberapa aktivitas yang menyebabkan pemborosan, yaitu adanya produk rework, gerakan operator yang tidak diperlukan, serta tidak adanya penyimpanan khusus produk. Tools yang digunakan pada penelitian ini adalah Value Stream Mapping, 7 waste kuesioner, Diagram Fishbone, 5W+1H dan konsep kaizen 5S. Diagram fishbone digunakan untuk menganalisis faktor penyebab terjadinya pemborosan, sehingga dapat ditentukan usulan perbaikan yang dibutuhkan. Apabila usulan perbaikan diimplementasikan, maka diperkirakan akan menghasilkan total production lead time yang menurun dari 1.054,54 detik menjadi 840,71 detik. Abstract. PT XYZ is a state-owned company that produces telecommunications equipment. One of the products produced is a technology-based digital broadcast reception device known as Set Top Box. In the production process, there are several activities that cause waste, namely the existence of rework products, unnecessary operator movements, and the absence of special product storage. The tools used in this research are Value Stream Mapping, 7 waste questionnaire, Fishbone Diagram, 5W+1H and 5S kaizen concept. The fishbone diagram is used to analyze the factors that cause waste, so that the proposed improvements can be determined. If the proposed improvements are implemented, it is estimated that the total production lead time will decrease from 1,054.54 seconds to 840.71 seconds.
Penerapan Preventive Maintenance untuk Mereduksi Downtime Pada Mesin Punching Ziarini Febriani; Endang Prasetyaningsih; Chaznin R. Muhammad
Jurnal Riset Teknik Industri Volume 5, No. 1, Juli 2025, Jurnal Riset Teknik Industri (JRTI)
Publisher : UPT Publikasi Ilmiah Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jrti.v5i1.6421

Abstract

Abstrak. PT. XYZ adalah perusahaan yang memproduksi berbagai jenis alas kaki dengan merek dagang Tomkins. Kendala yang sering dialami yaitu kerusakan mesin yang menyebabkan downtime. Oleh karena itu, perlu dilakukan langkah pencegahan dengan menerapkan preventive maintenance. Pada saat ini, perusahaan menerapkan corrective maintenance pada komponen di mesin Punching dengan keandalan komponen coil sebesar 45,446%, komponen spring sebesar 43,065%, dan komponen bearing sebesar 47,513%, sehingga diperoleh biaya pemeliharaan sebesar Rp1.851.809.814 per 3 tahun. Kemudian untuk mencapai tingkat keandalan 85% dilakukan interval pemeliharaan untuk komponen coil setiap 261 jam dengan keandalan menjadi 85,055%, komponen spring setiap 255 jam dengan keandalan menjadi 85,061% dan komponen bearing setiap 346 jam dengan keandalan menjadi 85,036%. Setelah itu dilakukan pembuatan jadwal pemeliharaan usulan dengan biaya pemeliharaan yang dipilih adalah yang paling rendah berdasarkan interval pemeliharaan komponen spring. Dengan demikian, total biaya pemeliharaan yang harus dikeluarkan mencapai Rp436.608.337 dalam periode 3 tahun dengan penurunan persentase biaya pemeliharaan sebesar 76,423%. Abstract. PT. XYZ is a company that manufactures various types of footwear under the Tomkins brand. A common challenge faced by the company is machine breakdowns that lead to downtime. Therefore, preventive measures need to be taken by implementing preventive maintenance. Currently, the company applies corrective maintenance to components in the Punching machine, with component reliability levels as follows: coil at 45.446%, spring at 43.065%, and bearing at 47.513%. This results in maintenance costs of IDR 1,851,809,814 over a three-year period. To achieve a reliability level of 85%, maintenance intervals are determined as follows: the coil component every 261 hours, achieving 85.055% reliability; the spring component every 255 hours, achieving 85.061% reliability; and the bearing component every 346 hours, achieving 85.036% reliability. Subsequently, a proposed maintenance schedule is developed, selecting the lowest maintenance cost based on the spring component's maintenance interval. As a result, the total maintenance cost amounts to IDR 436,608,337 over three years, representing a 76.423% reduction in maintenance costs.
Penerapan Lean Manufacturing pada Lini Produksi Hinge AFT dan Hinge FWD 10070220016, Ahmad Hidayat Naqsabandi; Nita P. A. Hidayat; Chaznin R. Muhammad
Bandung Conference Series: Industrial Engineering Science Vol. 5 No. 2 (2025): Bandung Conference Series: Industrial Engineering Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsies.v5i2.18621

Abstract

Abstract. PT. Dirgantara Indonesia (PT. DI) is a manufacturing company that produces the first aircraft in Indonesia. PT. DI implements a strategy to respond to the Engineering to Order (ETO) and Make to Order (MTO) markets. Based on the observation results, there are several activities that cause waste, namely defects, transportation and waiting time. The waste that occurs can result in companies taking longer to complete the products they produce. Therefore, Lean Manufacturing is used as an effort to reduce waste. The tools that will be used in this study are SIPOC Diagram, Value Stream Mapping (VSM), Pareto Diagram, Causal Diagram, Failure Mode and Effect Analysis (FMEA), and 7 Waste Questionnaire. The results obtained from the stage of identifying waste using the 7 Waste Questionnaire are that there are four types of the highest waste, namely defect, transportation, waiting time and motion. The waste is then identified to find out the factors that cause waste using the Cause and Effect Diagram, so that it can be used as input to calculate the Risk Priority Number (RPN) using FMEA. Based on the recommendations, the proposed improvements include designing a maintenance checklist, designing visual work standardization using a monitoring form, adding tools in the form of a reach truck, and redesigning the production layout. If the proposed improvement recommendations are implemented, it will result in a total production lead time that decreases from 409.89 minutes to 348.74 minutes. In addition, the Process Cycle Efficiency (PCE) value increased from 53.71% to 63.13%. Abstrak. PT. Dirgantara Indonesia (PT. DI) merupakan perusahaan manufaktur yang memproduksi pesawat terbang pertama di Indonesia. PT. DI menerapkan strategi merespon pasar Engineering to Order (ETO) dan Make to Order (MTO). Berdasarkan hasil observasi terdapat beberapa aktivitas yang menyebabkan pemborosan, yaitu defect, transportation dan waiting time. Pemborosan yang terjadi dapat mengakibatkan perusahaan memerlukan waktu yang lebih lama untuk menyelesaikan produk yang dihasilkannya. Oleh karena itu, Lean Manufacturing digunakan sebagai upaya untuk mengurangi pemborosan. Tools yang akan digunakan pada penelitian ini adalah Diagram SIPOC, Value Stream Mapping (VSM), Diagram Pareto, Diagram Sebab Akibat, Failure Mode and Effect Analysis (FMEA), dan Kuesioner 7 Waste. Hasil yang diperoleh dari tahapan mengidentifikasi pemborosan dengan menggunakan Kuesioner 7 Waste yaitu terdapat empat jenis pemborosan tertinggi yaitu defect, transportation, waiting time dan motion. Pemborosan tersebut kemudian diidentifikasi untuk mengetahui faktor penyebab terjadinya pemborosan dengan menggunakan Diagram Sebab Akibat, sehingga dapat dijadikan input untuk menghitung Risk Priority Number (RPN) dengan menggunakan FMEA. Berdasarkan rekomendasi, maka usulan perbaikan berupa perancangan maintenance checklist, perancangan standarisasi kerja secara visual dengan menggunakan form monitoring, penambahan alat bantu berupa reach truck, dan perancangan ulang layout produksi. Apabila usulan rekomendasi perbaikan diimplementasikan, maka akan menghasilkan total production lead time yang menurun dari 409,89 menit menjadi 348,74 menit. Selain itu, nilai Process Cycle Efficiency (PCE) mengalami peningkatan dari 53,71% menjadi 63,13%.