Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

ANALISA RESIDU PESTISIDA PADA UMBI BAWANG MERAH DI KABUPATEN PROBOLINGGO: ANALYSIS OF PESTICIDE RESIDUES IN SHALLOT BULBS IN PROBOLINGGO REGENCY Syamsulhadi, Mochammad; Sunarto, Bintar Probo; Taufiqurrahman, Achmad Fitriadi
Jurnal HPT (Hama Penyakit Tumbuhan) Vol. 11 No. 3 (2023)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jurnalhpt.2023.011.3.5

Abstract

Bawang merah merupakan tanaman yang memiliki resiko tinggi dalam aktivitas budidaya pertanian, salah satunya adalah serangan OPT. Oleh sebab itu penggunaan pestisida menjadi tinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat residu pestisida berbahan aktif Abamectin dan Mancozeb pada tanaman bawang merah di Kabupaten Probolinggo. Penelitian dilakukan di lahan pertanian bawang merah meliputi Desa Mranggon Lawang, Desa Sumberbulu, dan Desa Sumberkerang. Analisa residu dilakukan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan, Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya. Waktu pelaksanaan pada bulan Mei sampai bulan Oktober 2021. Analisis residu pestisida dikerjakan menggunakan Gas Chromatography (Model 8000 TOP yang dilengkapi dengan Electron Capture Detector). Hasil penelitian menunjukkan semua sampel bawang merah meninggalkan residu pestisida. Namun residu pestisida masih berada di bawah ambang batas maksimal berdasarkan Standar Nasional Indonesia. Desa Mranggon Lawang yang menjadi desa sentra bawang merah terbesar di Kabupaten Probolinggo memiliki tingkat residu tertinggi dibandingkan dengan 2 desa lainnya. Hasil uji bahan aktif Abamectin pada daun sebesar 0,002; umbi 0,004; dan tanah 0,004 mg/kg. Sedangkan pada bahan aktif mancozeb pada daun 0,132; umbi 0,093; dan tanah 0,155 mg/kg. Hal tersebut menunjukkan bahwa perilaku petani bawang merah di Kabupaten Probolinggo terhadap penggunaan pestisida masih termasuk dalam batas wajar.
UJI MORTALITAS TIGA ISOLAT Metarhizium anisopliae DAN EKSTRAK TEMBAKAU TERHADAP HAMA ULAT PERUSAK DAUN (Plutella xylostella) (LEPIDOPTERA: PLUTELLIDAE) PADA TANAMAN KUBIS: MORTALITY TEST OF THREE Metarhizium anisopliae ISOLATES AND TOBACCO EXTRACT AGAINST LEAF-DESTROYING CATERPILLAR PEST (Plutella xylostella) (LEPIDOPTERA: PLUTELLIDAE) ON CABBAGE Rosandy, Devia Fitri; Syamsulhadi, Mochammad; Widjayanti, Tita
Jurnal HPT (Hama Penyakit Tumbuhan) Vol. 12 No. 2 (2024)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jurnalhpt.2024.012.2.1

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas tiga isolat jamur M. anisopliae dan ekstrak tembakau dengan kerapatan dan konsentrasi berbeda dalam mengendalikan populasi hama P. xylostella. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai Desember 2022 di Laboratorium Agens Hayati Brenjonk dan Laboratorium BPTPH Pasuruan. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 16 perlakuan dan 4 kali ulangan. Setiap perlakuan menggunakan 15 ekor P. xylostella yang diuji untuk mengetahui mortalitas, daya hambat makan, LC50, dan LT50 dengan sidik ragam ANOVA dan analisis probit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mortalitas dan daya hambat tertinggi diperoleh dari isolat jamur koleksi Bojonegoro dan Jatisari dengan kerapatan 108 serta ekstrak tembakau konsentrasi 50 ml/L. Sedangkan nilai LC50 terbaik terdapat pada isolat jamur koleksi Jatisari yaitu 4,99% dan LT50 terbaik terdapat pada isolat jamur koleksi Bojonegoro yaitu 133,09 jam. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga isolat jamur M. anisopliae dan ekstrak tembakau memiliki kemampuan terbaik dalam menekan populasi hama P. xylostella.
KEANEKARAGAMAN HAMA DAN MUSUH ALAMI PADA BUDIDAYA CABAI RAWIT MONOKULTUR DAN POLIKULTUR DENGAN MEMANFAATKAN TANAMAN PERANGKAP BABY BLUE DAN YELLOW STICKY TRAP: DIVERSITY OF PESTS AND NATURAL ENEMIES IN MONOCULTURE AND POLYCULTURE CAYENNE PEPPER CULTIVATION BY UTILIZING BABY BLUE AND YELLOW STICKY TRAP Januarisya, Muthia Adira; Rahardjo, Bambang Tri; Syamsulhadi, Mochammad
Jurnal HPT (Hama Penyakit Tumbuhan) Vol. 11 No. 4 (2023)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jurnalhpt.2023.011.4.4

Abstract

Pemanfaatan pola tanam dan perangkap memengaruhi kehadiran serangga. Penelitian ini bertujuan mengetahui perbedaan populasi dan keanekaragaman hama dan musuh alami pada budidaya cabai rawit dengan monokultur dan polikultur, serta mengetahui pengaruh monokultur dan polikultur pada budidaya cabai rawit serta adanya perangkap terhadap hasil produksi. Penelitian dilaksanakan pada bulan April 2022 sampai Juli 2022. Lokasi penelitian terdapat di Desa Bocek, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang, Jawa Timur dengan pola tanam monokultur cabai rawit dan polikultur tanaman cabai rawit dengan kacang tanah. Metode penelitian dengan penentuan lokasi, pengamatan dan pengambilan arthropoda serta identifikasi dan analisa data. Variabel pengamatan adalah jenis dan jumlah arthropoda yang ditemukan, indeks keanekaragaman, pengaruh perangkap pada budidaya cabai rawit monokultur dan polikultur dan hasil produksi tanaman cabai rawit. Individu hama pola tanam monokultur berjumlah 1.439 individu dan polikultur 1.167 individu. Musuh alami polikultur 410 individu dan monokultur 249 individu. Individu hama pada tanaman perangkap baby blue 1.709 individu dan YST 897 individu. Individu musuh alami tertinggi tanaman baby blue 449 individu dan YST 210 individu. Indeks keanekaragaman hama dan musuh alami monokultur maupun polikultur memiliki indeks yang sama. Namun polikultur memiliki nilai yang lebih tinggi. Pola tanam polikultur dan pemanfaatan tanaman perangkap baby blue dan YST memiliki hasil produksi cabai rawit yang lebih tinggi berdasarkan pengamatan serta informasi petani.
UJI EFEKTIVITAS BERBAGAI JENIS PERANGKAP DAN UMPAN TERHADAP JENIS TIKUS DI KAWASAN DERMAGA DI SURABAYA: EFFECTIVENESS TEST OF VARIOUS TRAPS AND BAITS AGAINST RAT SPECIES IN DOCK AREAS OF SURABAYA Taufiqurrahman, Achmad Fitriadi; Adistanaya, Radika; Syamsulhadi, Mochammad; Rahardjo, Bambang Tri
Jurnal HPT (Hama Penyakit Tumbuhan) Vol. 12 No. 4 (2024)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jurnalhpt.2024.012.4.4

Abstract

Dermaga merupakan lokasi strategis untuk aktivitas bongkar muat barang, yang juga berpotensi menjadi habitat tikus, terutama spesies Rattus norvegicus. Tikus ini dapat berkembang biak dengan cepat di lingkungan yang kaya sumber makanan, seperti sisa bahan pangan yang tercecer di dermaga. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis tikus yang terdapat di kawasan dermaga dan mengevaluasi efektivitas berbagai jenis perangkap serta umpan dalam mengendalikan populasi mereka. Penelitian menggunakan dua jenis perangkap, yaitu bubu besi dan bubu bambu, dengan lima variasi umpan: (A) umpan racun antikoagulan komersial; (B) campuran beras, monosodium glutamat (MSG), minyak sawit, asam benzoat, ikan asin, dan parafin padat; (C) campuran beras, MSG, minyak sawit, asam benzoat, tepung kulit udang, dan parafin padat; (D) campuran beras, MSG, minyak sawit, asam benzoat, kelapa bakar, dan parafin padat; serta (E) campuran beras, MSG, minyak sawit, asam benzoat, dan parafin padat (sebagai kontrol). Hasil penelitian mengidentifikasi dua spesies tikus, yaitu R. norvegicus dan Bandicota indica, dengan populasi R. norvegicus hampir dua kali lipat dibandingkan B. indica. Dari lima jenis umpan yang diuji, campuran dengan tepung kulit udang terbukti paling efektif dalam menarik tikus, sedangkan umpan kelapa bakar dan kontrol tidak menghasilkan tangkapan. Perangkap bubu besi juga ditemukan lebih efektif dalam menangkap tikus dibandingkan bubu bambu. Keberhasilan umpan tepung kulit udang dipengaruhi oleh kombinasi aroma yang kuat, rasa yang menarik, dan kemudahan penggunaan. Penelitian ini memberikan wawasan penting mengenai metode pengendalian populasi tikus yang efektif di kawasan dermaga, melalui pemanfaatan preferensi alami tikus terhadap jenis umpan tertentu dan penggunaan perangkap yang sesuai.
Exploration of Symbiotic Bacteria with the Potential to Degrade Chlorpyrifos Insecticide in the Digestive Tract of the Beet Armyworm (Spodoptera exigua) (Lepidoptera: Noctuidae) in Shallot Fields, Probolinggo SyamsulHadi, Mochammad; Restikasari, Viera Annisa; Taufiqurrahman, Achmad Fitriadi; Widjayanti, Tita
Plantropica: Journal of Agricultural Science Vol. 9 No. 2 (2024): Agustus
Publisher : Department of Agronomy, Faculty of Agriculture, Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The beet armyworm, Spodoptera exigua is a notorious pest that inflicts significant damage to shallot crops, especially leeks, causing leaves to wither due to brown spots and transparency. This issue often leads to excessive chemical control measures, which, in turn, promote insecticide resistance. This study hypothesized that symbiotic bacteria within S.exigua have the capacity to degrade chlorpyrifos-based insecticides. S.exigua samples were collected in Dringu, Gending, and Leces districts, Probolinggo, and subsequently examined for symbiotic bacteria with biodegradation potential. Bacterial exploration and identification were conducted from April to October 2023 at the Pesticide Toxicology Laboratory, Brawijaya University. The study analyzed the clear zone diameter produced by bacteria in media contaminated with chlorpyrifos-based insecticides as an indicator of biodegradation. Out of 41 surviving bacterial isolates, 10 demonstrated notable biodegradation capabilities. The Genus identification revealed that Erwinia sp., Pantoea sp., and Coryneform sp. were among the contributing bacteria. This research emphasizes the potential role of S.exigua-associated symbiotic bacteria in managing chlorpyrifos-resistant pest populations, offering a promising avenue for sustainable pest control methods.
KEANEKARAGAMAN LALAT BUAH (DIPTERA: TEPHRITIDAE) PADA TANAMAN JAMBU AIR (Syzygium aqueum L.) DI KECAMATAN WONOSALAM, KABUPATEN DEMAK, JAWA TENGAH: STUDI PERBANDINGAN JENIS ATRAKTAN: DIVERSITY OF FRUIT FLIES (DIPTERA: TEPHRITIDAE) ON WATER GUAVA PLANTS (Syzygium aqueum L.) IN WONOSALAM DISTRICT, DEMAK REGENCY, CENTRAL JAVA: COMPARATIVE STUDY OF ATTRACTANT TYPES Simanjuntak, Richard Reza; Syamsulhadi, Mochammad
Jurnal HPT (Hama Penyakit Tumbuhan) Vol. 13 No. 1 (2025)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jurnalhpt.2025.013.1.2

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman lalat buah (Diptera: Tephritidae) pada tanaman jambu air (Syzygium aqueum L.) serta membandingkan efektivitas atraktan gula ragi dan cuka apel di Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Demak, Jawa Tengah. Penelitian dilaksanakan pada September–Oktober 2024 di lima lokasi lahan monokultur jambu air. Metode penelitian menggunakan perangkap Steiner dengan dua perangkap gula ragi dan dua perangkap cuka apel di setiap lokasi. Lalat buah yang terperangkap diidentifikasi secara morfologi, sedangkan data dianalisis menggunakan ANOVA pada tingkat signifikansi 5%, diikuti uji lanjut DMRT, serta perhitungan indeks keanekaragaman Shannon–Wiener, kemerataan Pielou, dan dominansi Simpson. Hasil penelitian menunjukkan total 1.535 individu lalat buah, terdiri atas 1.222 individu pada atraktan gula ragi dan 313 individu pada cuka apel. Empat spesies yang teridentifikasi adalah Bactrocera dorsalis, Bactrocera carambolae, Bactrocera albistrigata, dan Bactrocera caudata. Indeks keanekaragaman Shannon–Wiener tergolong rendah (0,6), indeks kemerataan Pielou rendah (0,4), dan indeks dominansi Simpson sedang (0,72) pada atraktan gula ragi. Hasil penelitian menunjukan atraktan gula ragi lebih efektif dalam menarik lalat buah dibandingkan cuka apel, Bactrocera dorsalis mendominasi spesies lalat buha pada kedua atraktan di lahan monokultur jambu air.
Altitude-Dependent and Host Variety in Fruit Fly Populations: A Study on Bactrocera spp. in East Java Hamdoen, Fadel Muhammad; Tarno, Hagus; Syamsulhadi, Mochammad; Gandaseca, Seca
Research Journal of Life Science Vol 11, No 1 (2024)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Oriental fruit fly (Bactrocera spp.) are one of the most invasive pests, known for their severe impact on causing damage to wide variety of comodities. In Indonesia, as an agricultural country, possesses vast agricultural areas, in which Bactrocera fruit flies pose a persistent threat to production, particularly in regions known for horticulture. This study aims to identify key environmental drivers influencing their distribution and abundance. A cross-sectional study was conducted across thirteen locations located in four regencies and cities within East Java, Indonesia. Fruit fly samples were collected using a purposive random sampling method, with the quantity of samples adjusted to the fruit availability at the research site. The results showed that B. albistrigata, B. carambolae, and B. dorsalis exhibit strong ecological overlap, sharing similar host plants and environmental preferences, which facilitate their coexistence. Furthermore, the research provides a foundation for predicting potential shifts in population distribution in response to climate change, enabling proactive measures to safeguard vulnerable agricultural systems.
KEANEKARAGAMAN HAMA PASCAPANEN PADA GUDANG PENYIMPANAN KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) IMPOR ASAL INDIA DAN BERAS (Oryza sativa L.) IMPOR ASAL THAILAND: DIVERSITY OF POSTHARVEST PESTS IN STORAGE WAREHOUSES OF PEANUTS (Arachis hypogaea L.) IMPORTED FROM INDIA AND RICE (Oryza sativa L.) IMPORTED FROM THAILAND Wardani, Herlina Sintya; Syamsulhadi, Mochammad
Jurnal HPT (Hama Penyakit Tumbuhan) Vol. 13 No. 2 (2025)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jurnalhpt.2025.013.2.2

Abstract

Sebagai negara agraris, Indonesia sangat bergantung pada sektor pertanian, dengan beras dan kacang tanah menjadi komoditas utama yang memainkan peran penting dalam perekonomian. Namun, penurunan luas lahan pertanian dan dampak perubahan iklim telah menyebabkan penurunan produksi domestik, sehingga impor menjadi alternatif utama untuk memenuhi kebutuhan. Kondisi ini berisiko meningkatkan masuknya hama pascapanen dan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK) yang dapat mengancam ketahanan pangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi spesies dan populasi serangga hama di gudang penyimpanan kacang tanah dan beras impor, serta menganalisis pengaruh faktor lingkungan terhadap keanekaragaman serangga. Penelitian dilakukan di gudang kacang tanah di Semarang dan gudang beras Bulog di Jawa Tengah selama periode September hingga Oktober 2024. Berbagai metode pengambilan sampel digunakan, termasuk yellow sticky trap, yellow sticky trap dan lada hitam, perangkap umpan, dan perangkap jatuhan. Identifikasi serangga dilakukan secara morfologis dengan mikroskop stereo, sementara analisis data menggunakan indeks keanekaragaman Shannon-Wiener dan indeks dominasi Simpson. Hasil penelitian menemukan tujuh spesies serangga di gudang kacang tanah dan enam spesies di gudang beras, dengan spesies dominan seperti Cryptolestes ferrugineus, Tribolium castaneum, dan Liposcelis sp. Faktor lingkungan, seperti suhu dan kelembapan, terbukti memengaruhi keanekaragaman serangga hama. Penelitian ini menegaskan pentingnya pengelolaan gudang yang optimal untuk mencegah infestasi hama dan memperkuat langkah karantina.
KEANEKARAGAMAN LALAT BUAH (DIPTERA: TEPHRITIDAE) MENGGUNAKAN ATRAKTAN PADA KOMODITAS BELIMBING (Averrhoa carambola L.) DI KABUPATEN DEMAK: DIVERSITY OF FRUIT FLIES (DIPTERA: TEPHRITIDAE) USING ATTRACTANTS ON STARFRUIT (Averrhoa carambola L.) IN DEMAK REGENCY Pamasa, Dayintasya Ratih; Syamsulhadi, Mochammad
Jurnal HPT (Hama Penyakit Tumbuhan) Vol. 13 No. 3 (2025)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jurnalhpt.2025.013.3.5

Abstract

Produksi buah belimbing di Kabupaten Demak menurun karena serangan hama lalat buah. Beberapa spesies lalat buah merupakan Organisme Penganggu Tumbuhan Karantina (OPTK) berdasarkan Permentan nomor 25 Tahun 2020. Pengendaliannya dapat dilakukan dengan atraktan metil eugenol (ME) dan cue lure (CUE). Penelitian ini memberikan informasi jenis spesies lalat buah, atraktan yang lebih efektif serta persebaran OPTK lalat buah di Kabupaten Demak, Jawa Tengah. Penelitian dilaksanakan pada September hingga November 2024. Terdapat lima plot 30 x 30 m yang dipasang 4 perangkap atraktan dan host rearing dilakukan dengan metode purposive random sampling. Lalat buah di identifikasi di Laboratorium Entomologi BKHIT Jawa Tengah. Data analisis dengan uji ANOVA taraf 5% dan uji lanjut DMRT (α = 0,05%) menggunakan perangkat lunak statistik R versi 4.3.3. Metode keanekaragaman alfa dihitung menggunakan rumus indeks keanekaragaman, indeks kemerataan, indeks dominasi, indeks kesamaan. Berdasarkan hasil pemasangan perangkap diperoleh 3 ragam spesies Bactrocera dorsalis, B. carambolae, dan B. albistrigata. Total lalat buah jantan terperangkap 6734 individu dengan 6707 individu dari atraktan metil eugenol (ME), dan 27 individu dari atraktan cue lure (CUE). Keanekaragaman spesies diperoleh hasil kategori keanekaragaman rendah dan atraktan metil eugenol (ME) menunjukkan lebih efektif dalam menarik lalat buah di lahan belimbing.
Survey of Xylosandrus compactus (Coleoptera: Curculionidae) Attack Levels in Malang: Influence of Land Management and Habitat Conditions Manurung, Jihan Salmaa Afiifah; Rahardjo, Bambang Tri; Syamsulhadi, Mochammad; Muhammad, Faiz Nashiruddin
AGRIVITA Journal of Agricultural Science Vol 47, No 3 (2025)
Publisher : Faculty of Agriculture University of Brawijaya in collaboration with PERAGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17503/agrivita.v47i3.4907

Abstract

Humidity at a low level reduces the growth and development of borer pests. On the contrary, coffee plants under shaded conditions grow and develop under higher humidity and lower temperatures, causing the risk of X. compactus. This research aimed to evaluate differences in twig borer attack intensity and their relationship with environmental and management factors. From August to December 2023, research was done in twelve coffee plantations in UB Forest, Dampit, Bangelan, and Ngantang. Direct observations such as infestation intensity, temperature, relative humidity, canopy cover, and the diversity and abundance of weeds and shade trees, were done. We also recorded the pruning, pesticide use, and fertilizer application. The relationships between infestation intensity and habitat management variables were analyzed using general linear models. We concluded that the twig borer infestation intensity varied widely among plantations, with the highest levels recorded in Ngantang. Temperature, canopy cover, species diversity, and weed abundance did not significantly influence infestation levels. Nevertheless, relative humidity presented a significant positive correlation with infestation intensity. Moreover, among the observed management practices, only pruning intensity significantly reduced twig borer infestation, while pesticide application and fertilization had no significant effect.