Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

ANALISIS KONSEP MAQASID SYARI’AH TERHADAP HUKUM KEKERASAN SEKSUAL DALAM KUHP Malikahani, Padma; Pradhana, Theo Aditya
Ijtihad Vol. 18 No. 1 (2024): Ijtihad: Jurnal Hukum dan Ekonomi Islam
Publisher : Universitas Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/ijtihad.v18i1.9708

Abstract

**English**Sexual violence is included in the form of gender-based violence any type of sexually explicit behavior carried out against another person without that person's consent and which results in negative emotions such as trauma, anger, and humiliation. Whereas, Articles related to sexual violence in the Criminal Code are considered to be incompatible with the moral values of Indonesian society, which is religious and the majority adhere to Islam. The articles regarding adultery in the Criminal Code are very ineffective in dealing with the problem of adultery. Apart from that, Maqasid Syari'ah plays a role in determining decisions to bring benefit and eliminate difficulties or harm. So it is said that the existence of maqasid syari'ah is to understand the ultimate goal of enacting a law. This is of course to achieve benefit or goodness for humans both in this world and in the afterlife. Maqasid Syari'ah is the main goal in the formation of Islamic law, by carrying out ijtihad by the method of establishing law, mujtahids can contribute to legal thought through the resulting legal products and can support the existence of Maqasid Syari'ah. This research is a further discussion to analyze the concept of maqasid syari'ah regarding sexual violence law in the Criminal Code using a qualitative approach and literature methods. The results found that sexual violence is considered a crime against human values, and the act of adultery is prohibited in both Islamic law and Indonesian law. Becauseadultery and free sex lead to the loosening of social bonds and the formation of immoral individuals. So the Criminal Code should be created to build a civilized and moral social life, upholding ethics, religious values , and Pancasila.             **Indonesia**Kekerasan seksual termasuk dalam suatu bentuk kekerasan berbasis gender yang mencangkup segala jenis perilaku seksual eksplisit yang dilakukan terhadap orang lain tanpa persetujuan orang tersebut dan yang mengakibatkan emosi negatif seperti trauma, kemarahan, dan penghinaan. Sedangkan, Pasal terkait kekerasan seksual dalam KUHP dianggap tidak sesuai dengan nilai-nilai kesusilaan masyarakat Indonesia yang religius dan mayoritas memeluk agama islam, pasal-pasal tentang perzinaan dalam KUHP sangat tidak efektif dalam menganggulangi permasalahan zina. Di samping itu, Maqasid Syari’ah pada dasarnya berperan untuk menentukan ketetapan-ketetapan dalam mendatangkan kemaslahatan dan menghilangkan kesulitan atau kemudharatan. Maka dikatakan bahwa eksistensi maqasid syari’ah adalah untuk memahami tujuan akhir dari ditetapkannya hukum. Hal tersebut tentu untuk mencapai kemaslahatan atau kebaikan pada manusia baik di dunia ataupun di akhirat. Maqasid Syari’ah menjadi tujuan utama dalam pembentukan hukum islam, dengan melaksanakan ijtihad yang sesuai dengan metode penetapan hukum maka mujtahid mampu memberikan sumbangsih pemikiran hukum melalui produk hukum yang dihasilkan serta mampu mendukung keberadaan Maqasid Syari’ah. Penelitian ini merupakan pembahasan lebih lanjut untuk menganalisis konsep maqasid syari’ah terhadap hukum kekerasan seksual dalam KUHP dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan metode literatur. Dari hasil yang ditemukan, bahwa kekerasan seksual dianggap sebagai kriminalitas terhadap nilai-nilai kemanusiaan, dan perbuatan zina jelas dilarang baik dalam norma hukum islam maupun norma hukum Indonesia, Karena perzinaan dan seks bebas menyebabkan lepasnya ikatan masyarakat dan terbentuknya individu yang amoral. Maka KUHP hendaknya dibuat untuk membangun kehidupan sosial yang beradab dan bermoral, menjunjung tinggi etika, nilai agama dan pancasila.
The Concept of Money According to the Thought of Ibn Taymiyah and Imam Ghazali and its Implementation in the Economic Field Firdaus, Muhammad Irkham; Pradhana, Theo Aditya; Nasution, Saiful
AL- IKTISAB Journal of Islamic Economic Law Vol 4 No 2 (2020)
Publisher : University of Darusssalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/al-iktisab.v4i2.5394

Abstract

The current concept of paper money has a negative impact on people's lives. Many Muslim leaders formulated the concept of money that is more like and not harmful, including Ibn Taymiyah and Imam Ghazali. He has scientific works that discuss the concept of money. So in this paper will discuss the concepts of paper money according to Ibn Taymiyah and Imam Ghazali. This research used library method. The results, comparison of Ibn Taymiyah and Imam Ghazali’s thought regarding a good and right money system, which is in accordance with Islamic principles and benefits all parties is as follows, money as a medium of exchange, money has no utility function, money is not a commodity, money as a measure of the value of goods, money must have a fixed value, and money must flow and circulate not to be hoarded.
Theory of Rights in Islamic Economic Law and Its Relation to Intellectual Property Rights Asari, Aang; Pradhana, Theo Aditya; Averro, Muhammad Faruq; Firdaus, Muhammad Irkham
AL- IKTISAB Journal of Islamic Economic Law Vol 6 No 2 (2022)
Publisher : University of Darusssalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/al-iktisab.v6i2.8384

Abstract

••• English ••• The study of the theory of rights in Islamic economic law and its relation to intellectual property rights is an outpouring of ideas from the author. That in this research, although the term Intellectual Property Rights (IPR) is not known in the turats books, basically this is part of the theory of rights in fiqh muamalah, namely haq al-ibtikar. Haq al-ibtikar is an extraordinary privilege for a creation that was first created by a scientist through his way of thinking or his analysis as outlined in a work. For example, such as writing, books, videos, or other media. The research method used in this article is a qualitative approach, which is done by researching library materials which are secondary data and then described based on the analysis of the data. The results of this research are that copyright is legally protected from an Islamic point of view, and copyright infringement is seen as a violation of property or assets, so the legal sanctions are the same as sanctions for theft of property or property belonging to others. However, it should be emphasized that in Islam only recognizes and protects copyrighted works that are in harmony with the norms and values contained in them. If the copyrighted work is contrary to Islamic values, then it is not recognized as a copyrighted work, even protection for copyrighted works does not even exist and is not legal to protect. In Indonesia, the rules regarding haq al-ibtikar are regulated in UU No. 28/2014 concerning Copyright. ••• Indonesian ••• Kajian tentang teori hak dalam hukum ekonomi syariah serta kaitannya dengan hak kekayaan intelektual merupakan sebuah curahan dan gagasan pemikiran dari penulis. Bahwasannya dalam kajian ini, walaupun istilah Hak Kekayaan Intelektual (HKI) tidak dikenal dalam kitab-kitab turats, pada dasarnya ini merupakan bagian dari teori hak yang ada dalam fiqh muamalah, yaitu haq al-ibtikar. Haq al-ibtikar adalah  suatu keistimewaan yang luar biasa atas suatu ciptaan yang pertama kali dibuat yang dihasilkan oleh seorang ilmuan melalui jalan pemikirannya atau analisisinya yang dituangkan dalam suatu karya. Misalnya seperti tulisan, buku, video, atau media lainnya. Metode penelitian yang digunakan dalam artikel ini adalah dengan pendekatan kualitatif, yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka yang merupakan data sekunder lalu kemudian dideskripsikan berdasarkan analisis data tersebut. Hasil dari kajian ini adalah secara hukum hak cipta dalam sudut pandang Islam dilindungi keberadaannya, dan pelanggaran terhadap hak cipta dipandang sebagai pelanggaran terhadap properti atau harta kekayaan, sehingga sanksi hukumnya sama seperti halnya sanksi terhdap pencurian  harta atau benda milik orang lain. Namun perlu dipertegas bahwasannya dalam Islam hanya mengakui dan melindungi karya cipta yang selaras dengan norma dan nilai yang ada di dalamnya. Jika karya cipta tersebut bertentangan dengan nilai-nilai Islam, maka ia tidak diakui sebagai karya cipta, bahkan perlindungan terhadap karya cipta pun tidak ada bahkan tidak sah untuk dilindungi. Di Indoensia aturan tentang haq al-ibtikar di atur dalam UU No. 28/2014 tentang Hak Cipta.
Implementasi Konsep Final Spending Monzer Kahf dalam Meningkatkan Pendapatan Nasional Firdaus, Muhammad Irkham; Pradhana, Theo Aditya; Alafianta, Novan Fatchu; Tifani, M. Akhlis Azamuddin; Aziz, Muhammad Abdul
MUSLIM HERITAGE Vol 8 No 2 (2023): Muslim Heritage: Jurnal Dialog Islam dengan Realitas
Publisher : IAIN Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21154/muslimheritage.v8i2.5016

Abstract

AbstractThe benchmark for improving a country's economy is determined by the amount of national income generated from various sectors. National income is influenced by several factors, namely aggregate demand and supply, investment, consumption, and savings. In order to increase the national income of a country, new instruments are needed in the economic system. The Final spending Monzer Kahf concept offers a new policy that connects factors that affect national income with zakat, infaq, and shadaqah instruments. This study aims to link the concept of Monzer Kahf's final spending with an increase in state income. This type of research is Library Research, where the data sources are taken from books, journal articles, and other documentation. While the method used is a qualitative descriptive method. The results of this study are that the concept of final spending by Monzer Kahf is the final expenditure for a Muslim consumer, spending on needs that are in accordance with maslahah  and the obligation to pay zakat-infaq for mustahik zakat. Because with zakat, public consumption will increase, this is because the muzakki will help the needy and poor in meeting their needs, so that it will affect supply and demand, which will also increase national income in a country. AbstrakTolak ukur peningkatan perekonomian suatu negara ditentukan oleh jumlah pendapatan nasional yang dihasilkan dari berbagai sektor. Pendapatan nasional dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu permintaan dan penawaran agregate, investasi, konsumsi, dan tabungan. Guna meningkatkan pendapatan nasional sebuah negara, maka diperlukan instrumen baru dalam sistem perekonomian. Konsep Final spending Monzer Kahf menawarkan kebijakan baru yang menghubungkan faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan nasional dengan instrumen zakat, infak, dan shadaqah. Penelitian ini bertujuan untuk menghubungkan kosep final spending Monzer Kahf dengan peningkatan pendapatan negara. Jenis penelitian ini adalah Library Research, dimana sumber data yang diambil dari buku, artikel jurnal, dan dokumentasi yang lainnya. Sedangkan metode yang digunakan adalah metode disktiptif kualitatif. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa konsep final spending Monzer Kahf adalah pembelanjaan akhir bagi seorang konsumen Muslim, pembelanjaan kebutuhan yang sesuai dengan maslahah  dan kewajiban membayar zakat-infak bagi para mustahik zakat. Karena dengan adanya zakat, konsumsi masyarakat akan meningkat, hal ini disebabkan oleh para muzakki akan membantu fakir dan miskin dalam memenuhi kebutuhan, sehingga hal tersebut akan mempengaruhi permintaan dan penawaran, yang sekaligus akan menambah pendapatan nasional dalam suatu negara.
Implementasi Konsep Final Spending Monzer Kahf dalam Meningkatkan Pendapatan Nasional Firdaus, Muhammad Irkham; Pradhana, Theo Aditya; Alafianta, Novan Fatchu; Tifani, M. Akhlis Azamuddin; Aziz, Muhammad Abdul
MUSLIM HERITAGE Vol 8 No 2 (2023): Muslim Heritage: Jurnal Dialog Islam dengan Realitas
Publisher : IAIN Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21154/muslimheritage.v8i2.5016

Abstract

AbstractThe benchmark for improving a country's economy is determined by the amount of national income generated from various sectors. National income is influenced by several factors, namely aggregate demand and supply, investment, consumption, and savings. In order to increase the national income of a country, new instruments are needed in the economic system. The Final spending Monzer Kahf concept offers a new policy that connects factors that affect national income with zakat, infaq, and shadaqah instruments. This study aims to link the concept of Monzer Kahf's final spending with an increase in state income. This type of research is Library Research, where the data sources are taken from books, journal articles, and other documentation. While the method used is a qualitative descriptive method. The results of this study are that the concept of final spending by Monzer Kahf is the final expenditure for a Muslim consumer, spending on needs that are in accordance with maslahah  and the obligation to pay zakat-infaq for mustahik zakat. Because with zakat, public consumption will increase, this is because the muzakki will help the needy and poor in meeting their needs, so that it will affect supply and demand, which will also increase national income in a country. AbstrakTolak ukur peningkatan perekonomian suatu negara ditentukan oleh jumlah pendapatan nasional yang dihasilkan dari berbagai sektor. Pendapatan nasional dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu permintaan dan penawaran agregate, investasi, konsumsi, dan tabungan. Guna meningkatkan pendapatan nasional sebuah negara, maka diperlukan instrumen baru dalam sistem perekonomian. Konsep Final spending Monzer Kahf menawarkan kebijakan baru yang menghubungkan faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan nasional dengan instrumen zakat, infak, dan shadaqah. Penelitian ini bertujuan untuk menghubungkan kosep final spending Monzer Kahf dengan peningkatan pendapatan negara. Jenis penelitian ini adalah Library Research, dimana sumber data yang diambil dari buku, artikel jurnal, dan dokumentasi yang lainnya. Sedangkan metode yang digunakan adalah metode disktiptif kualitatif. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa konsep final spending Monzer Kahf adalah pembelanjaan akhir bagi seorang konsumen Muslim, pembelanjaan kebutuhan yang sesuai dengan maslahah  dan kewajiban membayar zakat-infak bagi para mustahik zakat. Karena dengan adanya zakat, konsumsi masyarakat akan meningkat, hal ini disebabkan oleh para muzakki akan membantu fakir dan miskin dalam memenuhi kebutuhan, sehingga hal tersebut akan mempengaruhi permintaan dan penawaran, yang sekaligus akan menambah pendapatan nasional dalam suatu negara.