Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Pandangan IPQOH Kota Medan terhadap Seni Membaca Al-Qur’an dengan Langgam Jawa (Analisis Nilai Estetis Al-Qur’an) Hanif, Farhan
TSAQOFAH Vol 3 No 6 (2023): NOVEMBER
Publisher : Lembaga Yasin AlSys

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58578/tsaqofah.v3i6.1685

Abstract

On May 15, 2015 the government of the Republic of Indonesia held an Isra' Mi'raj event at the State Palace in Jakarta. Muhammad Yaser Arafat, one of the Qori chosen to recite the Qur'an at the event. However, he read the Koran in Javanese style, this event has reaped pros and cons for some people, both nagham experts and scholars. As for the method that the author uses in this research, namely the descriptive qualitative method, namely the research method by discussing the problems to be studied, namely interviewers and resource persons. The results of the interview are quoting the opinion of Ustadz Muhammad Zaini Lubis. He is of the opinion that the use of rhythm in reading the holy verses of the Qur'an other than the Arabic rhythm or style is not justified, whether reading the whole verse or only inserting a part of the style other than the Arabic style in the middle. But in the context of its aesthetic value, because the purpose of art is to be enjoyed by listeners, as long as the rhythm reaches the listener's heart and is enjoyed by the listener, it is permissible to use variations of the Javanese style by following a predetermined tajwid order.
Tingkat Keselamatan Pada Simpang Tiga Dengan Metode Traffic Conflict Technique Pada Persimpangan Jalan Raya Kalimalang – Jalan Raden Inten Setiawan, Andika; Eko Prasetyo, Harwidyo; Novriani, Shinta; Soerjatmodjo, Irnanda Satya; Hanif, Farhan
Konstruksia Vol 15, No 2 (2024): Jurnal Konstruksia Vol 15 No. 2 Tahun 2024
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/jk.15.2.164-176

Abstract

Pada suatu simpang tak bersinyal risiko kecelakaan tentu semakin meningkat. Ada banyak faktor yang memengaruhi hal tersebut seperti faktor geometri jalan yang tidak standar, pengemudi yang kurang sigap hingga faktor kendaraan yang sudah tidak layak pakai. Selain itu risiko kecelakaan juga semakin meningkat karena adanya human error yang dipengaruhi oleh faktor perception, identification, emotion, dan volition. Departement of Traffic Planning and Engineering dari Lund University di Swedia mengembangkan suatu metode untuk mengidentifikasi tingkat risiko kecelakaan yang hampir terjadi (near-miss) serta pola kejadiannya. Analisis melalui metode pengamatan langsung dilakukan pada Persimpangan Jalan Raya Kalimalang - Jalan Raden Inten II guna mengidentifikasi tingkat risiko kecelakaan melalui metode traffic conflict technique (TCT). Metode ini mengukur nilai time to accident (Ta) yang menjadi parameter tingkat risiko kecelakaan. Dari grafik nilai Ta vs kecepatan, suatu kejadian dapat dikatagorikan menjadi konflik yang serius dan konflik yang tak serius. Dari hasil analisis diketahui bahwa dari 178 konflik yang diamati sebanyak 111 konflik yang terjadi merupakan konflik serius dengan tiga tipikal perilaku pengendara yaitu pengereman, percepatan, dan manuver. Sementara 67 sisanya merupakan konflik tidak serius dengan tipikal perilaku pengendara yang sama.
Enhancing 21 St-Cetury Skills Through Project-Based Learning: Isights from Vocational Education in Egypt Hanif, Farhan; Abdurrahman, Abdurrahman
Jurnal Educative: Journal of Educational Studies Vol. 9 No. 2 (2024): December 2024
Publisher : Universitas Islam Negeri Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30983/educative.v9i2.8574

Abstract

This research examines the use of Project-Based Learning (PBL) as a strategy to develop practical skills among secondary school students in Egypt. Recognized as a modern and innovative teaching method, PBL actively involves students in the learning process, enabling them to apply theoretical concepts to real-world situations. Using a qualitative research approach, this study focuses on case studies of Egyptian secondary schools that have implemented PBL in their curricula. Data collection methods included interviews with teachers and students, classroom observations, and analysis of student projects, lesson plans, and curriculum documents. The findings indicate that PBL significantly improves the learning experience by motivating students and fostering active engagement. Students involved in group projects demonstrated better comprehension of academic material, stronger critical thinking, increased confidence in presentations, and improved collaboration skills. However, challenges such as insufficient resources, limited teacher training, and an exam-oriented curriculum pose barriers to PBL’s success. Teachers often struggle with time management for project-based activities, and the effectiveness of PBL heavily relies on their ability to guide and facilitate learning. To overcome these issues, the study recommends enhancing teacher training programs, adopting more flexible education policies, and utilizing technology to diversify and enrich project-based activities. By optimizing resources and increasing awareness of PBL’s advantages, Egypt’s education system can better equip students with essential 21st-century skills. Penelitian ini mengkaji penggunaan strategi Project-Based Learning (PBL) untuk meningkatkan keterampilan praktis siswa sekolah menengah di Mesir. Diakui sebagai metode pengajaran yang inovatif, PBL secara aktif melibatkan siswa dalam proses pembelajaran dan memungkinkan mereka menerapkan konsep teoretis ke dalam situasi nyata. Pendekatan kualitatif digunakan dalam penelitian ini, dengan fokus pada studi kasus sekolah menengah di Mesir yang telah mengintegrasikan PBL dalam kurikulumnya. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dengan guru dan siswa, observasi kelas, serta analisis proyek siswa, dokumen kurikulum, dan rencana pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa PBL secara signifikan meningkatkan pengalaman belajar, memotivasi siswa, dan mendorong keterlibatan aktif. Siswa yang terlibat dalam proyek kelompok menunjukkan pemahaman akademik yang lebih baik, kemampuan berpikir kritis yang lebih kuat, kepercayaan diri dalam presentasi, dan keterampilan kerja sama yang lebih baik. Namun, terdapat tantangan seperti keterbatasan sumber daya, kurangnya pelatihan guru, dan kurikulum yang berorientasi pada ujian. Guru sering menghadapi kesulitan dalam mengelola waktu untuk kegiatan berbasis proyek, dan keberhasilan PBL sangat bergantung pada kemampuan mereka dalam memfasilitasi pembelajaran. Untuk mengatasi hambatan ini, penelitian merekomendasikan peningkatan program pelatihan guru, adopsi kebijakan pendidikan yang lebih fleksibel, dan pemanfaatan teknologi untuk memperkaya dan mendiversifikasi kegiatan berbasis proyek. Dengan mengoptimalkan sumber daya yang ada dan meningkatkan kesadaran akan manfaat PBL, sistem pendidikan Mesir dapat lebih mempersiapkan siswa dengan keterampilan abad ke-21 yang esensial.
Enhancing 21 St-Cetury Skills Through Project-Based Learning: Isights from Vocational Education in Egypt Hanif, Farhan; Abdurrahman, Abdurrahman
Jurnal Educative: Journal of Educational Studies Vol. 9 No. 2 (2024): December 2024
Publisher : Universitas Islam Negeri Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30983/educative.v9i2.8574

Abstract

This research examines the use of Project-Based Learning (PBL) as a strategy to develop practical skills among secondary school students in Egypt. Recognized as a modern and innovative teaching method, PBL actively involves students in the learning process, enabling them to apply theoretical concepts to real-world situations. Using a qualitative research approach, this study focuses on case studies of Egyptian secondary schools that have implemented PBL in their curricula. Data collection methods included interviews with teachers and students, classroom observations, and analysis of student projects, lesson plans, and curriculum documents. The findings indicate that PBL significantly improves the learning experience by motivating students and fostering active engagement. Students involved in group projects demonstrated better comprehension of academic material, stronger critical thinking, increased confidence in presentations, and improved collaboration skills. However, challenges such as insufficient resources, limited teacher training, and an exam-oriented curriculum pose barriers to PBL’s success. Teachers often struggle with time management for project-based activities, and the effectiveness of PBL heavily relies on their ability to guide and facilitate learning. To overcome these issues, the study recommends enhancing teacher training programs, adopting more flexible education policies, and utilizing technology to diversify and enrich project-based activities. By optimizing resources and increasing awareness of PBL’s advantages, Egypt’s education system can better equip students with essential 21st-century skills. Penelitian ini mengkaji penggunaan strategi Project-Based Learning (PBL) untuk meningkatkan keterampilan praktis siswa sekolah menengah di Mesir. Diakui sebagai metode pengajaran yang inovatif, PBL secara aktif melibatkan siswa dalam proses pembelajaran dan memungkinkan mereka menerapkan konsep teoretis ke dalam situasi nyata. Pendekatan kualitatif digunakan dalam penelitian ini, dengan fokus pada studi kasus sekolah menengah di Mesir yang telah mengintegrasikan PBL dalam kurikulumnya. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dengan guru dan siswa, observasi kelas, serta analisis proyek siswa, dokumen kurikulum, dan rencana pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa PBL secara signifikan meningkatkan pengalaman belajar, memotivasi siswa, dan mendorong keterlibatan aktif. Siswa yang terlibat dalam proyek kelompok menunjukkan pemahaman akademik yang lebih baik, kemampuan berpikir kritis yang lebih kuat, kepercayaan diri dalam presentasi, dan keterampilan kerja sama yang lebih baik. Namun, terdapat tantangan seperti keterbatasan sumber daya, kurangnya pelatihan guru, dan kurikulum yang berorientasi pada ujian. Guru sering menghadapi kesulitan dalam mengelola waktu untuk kegiatan berbasis proyek, dan keberhasilan PBL sangat bergantung pada kemampuan mereka dalam memfasilitasi pembelajaran. Untuk mengatasi hambatan ini, penelitian merekomendasikan peningkatan program pelatihan guru, adopsi kebijakan pendidikan yang lebih fleksibel, dan pemanfaatan teknologi untuk memperkaya dan mendiversifikasi kegiatan berbasis proyek. Dengan mengoptimalkan sumber daya yang ada dan meningkatkan kesadaran akan manfaat PBL, sistem pendidikan Mesir dapat lebih mempersiapkan siswa dengan keterampilan abad ke-21 yang esensial.