Prasaja, Aditya Gilang
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Escherichia coli Penghasil Extended-spectrum Β-Lactamases yang Diisolasi pada Peternakan Broiler-Ikan Terintegrasi Prasaja, Aditya Gilang; Wulandari, Eka; Anggaeni, Trianing Tyas Kusuma; Sukmawinata, Eddy
Acta VETERINARIA Indonesiana Vol. 12 No. 1 (2024): Maret 2024
Publisher : IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/avi.12.1.25-31

Abstract

Extended-spectrum β-lactamases (ESBL) adalah sekelompok enzim yang diproduksi oleh bakteri untuk dapat resisten terhadap antibiotika termasuk sefalosporin generasi ketiga yang menjadi masalah kesehatan baik pada hewan dan manusia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keberadaan bakteri Escherichia coli penghasil ESBL serta profil resistensinya pada komponen lingkungan di sekitar peternakan broiler-ikan terintegrasi. Deteksi E. coli penghasil ESBL dan uji sensitivitas dilakukan dengan uji double disc synergy dan disc diffusion, dan hasil interpretasi mengacu pada The European Committee on Antimicrobial Susceptibility Testing. Sebanyak 19 isolat E. coli penghasil ESBL diisolasi dari sampel swab kloaka, ikan, dan lingkungan pada suatu peternakan broiler-ikan terintegrasi. Secara rinci, E. coli penghasil ESBL terdeteksi pada seluruh sampel sampel air (3/3), sampel ikan (2/2), sampel tanah (1/1), dan 86,7% sampel swab kloaka (13/15). Hasil pengujian kepekaan terhadap antibiotika menunjukkan resistensi terhadap ampisilin (100%), seftriakson (100%), siprofloksasin (68,4%), dan tetrasiklin (42,1%). Selain itu, 8 isolat yang terdiri dari sampel swab (6/13; 46,1%), air (1/3; 33,3%), dan ikan (1/2; 50,0%) teridentifikasi sebagai bakteri multi-drug resistant. Studi ini dapat menggambarkan terjadinya cemaran E. coli penghasil ESBL di lingkungan peternakan broiler-ikan terintegrasi.
Profil hematologi pada seekor kucing Persia dengan osteosarkoma Prasaja, Aditya Gilang; Mutiara, Chika Khaerani; Wijaya, Stevanie Andrea; Lestari, Nurul Aeni Ayu; Santoso, Fransiskus Teguh; Windria, Sarasati
ARSHI Veterinary Letters Vol. 8 No. 4 (2024): ARSHI Veterinary Letters - November 2024
Publisher : School of Veterinary Medicine and Biomedical Sciences, Bogor Agricultural University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/avl.8.4.87-88

Abstract

Seekor kucing Persia berusia tiga tahun datang ke Rumah Sakit Hewan Provinsi Jawa Barat dengan pembengkakan di kaki depan kiri dan didiagnosis menderita osteosarkoma. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi dampak osteosarkoma pada profil hematologi kucing. Amputasi humerus merupakan pengobatan standar. Penilaian hematologi terperinci dilakukan, termasuk jumlah sel darah merah, jumlah sel darah putih, limfosit, monosit, sel yang belum matang, sel berukuran sedang, granulosit, hemoglobin, hematokrit, MCV, MCH, MCHC, dan trombosit. Temuan tersebut mengungkapkan leukositosis, granulositosis, anemia makrositer hipokromik, dan trombositopenia, yang menunjukkan bahwa osteosarkoma dapat mengganggu produksi komponen darah normal.
Hematologic profile of tick paralysis in a domestic cat Wijaya, Stevanie Andrea; Prasaja, Aditya Gilang; Mutiara, Chika Khaerani; Bangkit, Azmi Firman; Santoso, Fransiskus Teguh; Windria, Sarasati
ARSHI Veterinary Letters Vol. 8 No. 3 (2024): ARSHI Veterinary Letters - August 2024
Publisher : School of Veterinary Medicine and Biomedical Sciences, Bogor Agricultural University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/avl.8.3.43-44

Abstract

Tick paralysis adalah toksikosis pada hewan yang disebabkan oleh infestasi ektoparasit, seperti kutu atau caplak, yang mengeluarkan neurotoksin dan menyebabkan kelumpuhan otot. Artikel ini melaporkan temuan hematologi dari seekor kucing domestik jantan berusia 2 tahun yang didiagnosis dengan tick paralysis di Rumah Sakit Hewan Provinsi Jawa Barat. Kucing yang baru saja diadopsi sebagai kucing liar ini, menunjukkan gejala inkoordinasi pada tungkai belakang, infestasi Ctenocephalides felis, penurunan nafsu makan, konstipasi, dan dehidrasi. Pemeriksaan fisik menunjukkan bahwa kucing tersebut sangat kurus (BCS 1/5) dengan tanda-tanda vital abnormal, termasuk suhu rektal 37°C, laju pernapasan 10 bpm, dan laju denyut jantung 260 bpm. Analisis hematologi menunjukkan granulocytosis, anemia makrositik, dan trombositopenia. Kucing tersebut dirawat dengan doxycycline, cyproheptadine, suplemen vitamin dan mineral, iron dextran, NaCl 0,9%, dan penghilangan kutu. Kasus ini menegaskan pentingnya pemantauan hematologis dalam penanganan tick paralysis dan memastikan respons pengobatan yang memadai.
Cytological and complete blood count profile in a dog with suspected skin tumours Mutiara, Chika Khaerani; Wijaya, Stevanie Andrea; Prasaja, Aditya Gilang; Hanafiah, Septiani Purwanti; Santoso, Fransiskus Teguh; Windria, Sarasati
ARSHI Veterinary Letters Vol. 8 No. 3 (2024): ARSHI Veterinary Letters - August 2024
Publisher : School of Veterinary Medicine and Biomedical Sciences, Bogor Agricultural University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/avl.8.3.55-56

Abstract

Skin tumours are among the most prevalent neoplasms in older dogs, and often display diverse clinical signs. This case report outlines the clinical presentation, diagnosis, and treatment of a suspected skin tumour in a 10-year-old obese female Golden Retriever weighing 46 kg. The owner brought the dog to West Java Provincial Animal Hospital with mandibular swelling, decreased appetite, and tachypnoea. Physical examination revealed a rectal temperature of 40.1°C, painful mandibular swelling, respiratory rate of 236 breaths per minute, and heart rate of 88 beats per minute. Cytology revealed pleomorphism, coarse chromatin, and nuclear moulding, suggesting increased cellular activity. Haematological results showed leukocytosis, granulocytosis, and hyperchromic normocytic anaemia, likely due to the release of proinflammatory cytokines from the tumour and immune cells. Differential diagnosis included sialadenitis, apocrine gland tumours, and salivary gland adenocarcinoma. The final diagnosis was skin tumour with poor prognosis. The treatment involved iron dextran, supplements, dexamethasone, sulfadiazine-trimethoprim, cyproheptadine HCl, and tolfenamic acid