Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

ANALISIS PERBANDINGAN BIAYA RIIL DENGAN TARIF KLAIM COST PER DAY DAN OUTCOME KLINIS PADA PASIEN COVID-19 DENGAN KOMORBID HIPERTENSI DAN DIABETES MELITUS DI RSUP FATMAWATI Widya Wulan Ayu Puspitaningrum; Hesty Utami; Yusi Anggriani; Setianti Haryani
Jurnal Farmamedika (Pharmamedika Journal) Vol 7 No 2 (2022): Jurnal Farmamedika (Pharmamedica Journal)
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Industri dan Farmasi Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47219/ath.v7i2.164

Abstract

COVID-19 menjadi pandemi dunia yang mempengaruhi sektor kesehatan, sosial, ekonomi, dan keuangan. Kebijakan yang dibuat Pemerintah Indonesia dalam keadaan darurat untuk meminimalkan angka kematian pasien COVID-19. Pada awal pandemi, pembayaran klaim menggunakan tarif per hari (cost per day) berdasarkan lama rawat inap dan pelayanan kesehatan yang diberikan bersifat fee for service, sedangkan saat ini menggunakan tarif paket INA-CBGs. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbandingan biaya riil dengan tarif klaim cost per day dan outcome klinis pada pasien COVID-19 dengan komorbid hipertensi dan/atau DM. Penelitian dilakukan menggunakan metode analitik observasional dengan desain studi kohort retrospektif. Pengambilan data dilakukan secara retrospektif periode Juli 2020 hingga Desember 2020 di RSUP Fatmawati. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan signifikan (p≤0,05) besarnya biaya riil rumah sakit dengan tarif klaim cost per day pasien COVID-19 komorbid hipertensi dan/atau DM. Terdapat hubungan bermakna (p≤0,05) antara antibiotik (Levofloxacin), antikoagulan (Heparin), kortikosteroid (Dexamethason), vitamin (Vit C + Vit D3 + Zink), obat antihipertensi (Amlodipin), obat antidiabetes (Insulin Lantus), dan obat lain (Asetilsistein) dengan outcome klinis. Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat perbedaan antara besarnya biaya riil rumah sakit dengan tarif klaim cost per day pasien COVID-19 komorbid hipertensi dan/atau DM yaitu selisih positif yang merupakan keuntungan rumah sakit yaitu rata-rata selisih positif pada 79 pasien COVID-19 dengan komorbid hipertensi Rp 111.693.429, rata-rata selisih positif pada 21 pasien COVID-19 dengan komorbid DM Rp 117.160.014, dan rata-rata selisih positif pada 26 pasien COVID-19 dengan komorbid hipertensi dan DM Rp 140.310.694. Profil obat berpengaruh terhadap outcome klinis pasien COVID-19 dengan komorbid hipertensi dan/atau DM.
EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT HERMINA SERPONG TAHUN 2019 Suny Koswara Rahajeng; Setianti Haryani; Anis Dwi Kristiowati; Rachma Fitriana
PHRASE (Pharmaceutical Science) Journal Vol 2, No 2 (2022): PHRASE (PHARMACEUTICAL SCIENCE) JOURNAL VOL 2 NO 2 (2022)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widya Dharma Husada Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52031/phrase.v2i2.390

Abstract

The study aims to evaluate the use of antihypertensive drugs which include patient accuracy, indications, drugs, and doses in inpatients with hypertensive patients from January to December at Hermina Hospital in 2019 based on JNC 8 guidelines. This study is a descriptive study with retrospective data collection based on medical records. The sampling technique used is the total sampling technique. The results obtained from 78 samples based on patient characteristics for gender were 43 female patients (55,13%) and 35 male patients (44,87%). Characteristics of patients based on age obtained the most at the age of 45-≥65 years as many as 64 patients (82,05%). Characteristics of patients based on the pattern of drug use, the most widely used antihypertensive drug therapy was combination of ACEI + CCB as many as 47 patients (60, 26%). Evaluation of the use of antihypertensive drugs was obtained based on the right patient as many as 78 patients (100%), the right indication as many as 78 patients (100%), the right drug as many as 69 patients (88.46%), and the right dose as many as 69 patients (88.46% ). 
EVALUASI PERBEKALAN FARMASI DENGAN METODE ANALISA ABC, VEN DAN KOMBINASI ABC VEN DI RSUP FATMAWATI PERIODE JANUARI-DESEMBER 2020 Haryani, Setianti; Yuristiawan, Yuristiawan; Oktorina, Magdalena Niken
Edu Masda Journal Vol 6, No 2 (2022): Edu Masda Journal Volume 6 Nomor 2
Publisher : STIKes Kharisma Persada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52118/edumasda.v6i2.166

Abstract

Evaluasi Terapi Obat pada Pasien Sepsis Neonatal Di Ruang Perinatologi RSUP Fatmawati Januari– Februari Tahun 2016 Haryani, Setianti; Fadlyyah Apriyanti, Yusna
Jurnal Farmasi Klinik Best Practice Vol 1 No 1 (2022): Jurnal Farmasi Klinik - Best Practice
Publisher : RSUP Fatmawati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58815/jfklin.v1i1.17

Abstract

Sepsis neonatal merupakan sindroma klinis dari penyakit sistemik akibat infeksi selama satu bulan pertama kehidupan. Bakteri, virus, jamur dan protozoa dapat menyebabkan sepsis bayi baru lahir. Pemberian antibiotika yang sesuai merupakan salah satu kriteria dalam tata laksana sepsis. Kesulitan mendapatkan hasil kultur berupa jenis bakteri dan uji kepekaan antibiotika dengan segera menyebabkan masalah pada pemilihan jenis, waktu dan lama pemberian antibiotika, sehingga pemberian antibiotika hanya berdasarkan empiris yang berpotensi menimbulkan resistensi dikemudian hari. Kajian ini bertujuan untuk mengevaluasi terapi obat pada pasien sepsis neonatal di ruang perina. Kajian dilakukan dengan cara observasi dan pencatatan langsung dari rekam medik pasien serta hasil wawancara. Sebanyak 42 sampel dilakukan pemantauan terapi obat. Karakteristik dominan bayi yang mengalami sepsis di ruang perina adalah 61,9% bayi laki-laki, terdapat 59,5% persalinan non spontan, dengan umur kehamilan 64,3% prematur, BBLR 69,1% dan 81% sepsis awitan dini. Hasil laboratorium sangat signifikan ditunjukkan oleh bayi yang mengalami sepsis neonatal di ruang perina adalah trombositopenia (76,2%), leukositosis (66,7%), peningkatan C-Reactive Protein (CRP) (54,7%), leukositopenia (7,1%), dan immature (IT Ratio) ≥0,2 (4,7%). Kuman/Bakteri yang muncul pada hasil kultur kebanyakan bakteri gram negatif yaitu Enterobacter aerogenes (5), Klebsiella sp (3), Acinotebacter baumanii (2), Bukholderia cepacia (2), Serratia sp (1) dan bakteri gram positif yaitu Staphylococcus epidermidis (2). Penggunaan antibiotika terbanyak pada pasien sepsis neonatal di ruang Perina adalah antibiotik kombinasi Amoksisillin dan Gentamisin sebagai pengobatan lini pertama yaitu sebanyak 38 pasien, diikuti tahap lini kedua penggunaan kombinasi Cefotaksim dan Mikasin (25 pasien) atau Fosfomycin Na (1 pasien), dan lini ketiga penggunaan Ceftazidim (14 pasien) atau Meropenem (12 pasien). Kata kunci : sepsis neonatal, antibiotika, BBLR, CRP
Evaluasi Penggunaan Obat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Payudara Di RSUP Fatmawati Periode Februari 2021 Haryani, Setianti
Jurnal Farmasi Klinik Best Practice Vol 1 No 1 (2022): Jurnal Farmasi Klinik - Best Practice
Publisher : RSUP Fatmawati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58815/jfklin.v1i1.19

Abstract

Breast cancer is a malignancy that originates from glandular cells, glandular ducts and breast supporting tissues excluding breast skin (PerMenKes, 2018). Treatment of breast cancer can use chemotherapy drugs alone or a combination of several chemotherapy drugs. Chemotherapy drugs are given in stages, generally for 6-8 cycles so that the curative effect is achieved and the side effects received by the patient can be reduced. This study aims to evaluate the use of chemotherapy drugs in breast cancer patients at Fatmawati General Hospital for the period of February 2021. This research is a non-experimental type of research with a retrospective evaluative descriptive design from patient medical records and analyzed descriptively quantitatively. This research method used a descriptive design with retrospective observational data collection, namely by collecting medical record data from breast cancer patients, this study used purposive sampling and obtained 34 patients who met the inclusion criteria. The study showed that the most age of breast cancer patients who underwent chemotherapy at Fatmawati General Hospital in February 2021 were patients with an age range of 36-45 years, with 18 patients (52.94%), the most common type of chemotherapy drug regimen used was the CAF regimen (Cyclophosphamide + Doxorubicin + 5 FU) in 8 patients (23.53%), therapy with the CAF regimen was given starting from the patient's age in the late adult range (46-55 years) until past the late elderly (> 65 years), drug therapy with the CAF regimen as the first-line standard (first line) is the most widely used with doses according to the National Guidelines for Medical Services for Management of Breast Cancer and a deviation between 1-13%, other regimens a combination of Carboplatin and Paclitaxel in 5 patients (14.71%) with doses and deviations ranging from 0-79% more lower than the literature. Key words: Breast Cancer, Chemotherapy, Chemotherapy Drug Regimen, CAF, CEF
Gambaran Penerapan Interprofessional Collaboration (IPC) DI RSUP Fatmawati Tahun 2021 Haryani, Setianti
Jurnal Farmasi Klinik Best Practice Vol 2 No 1 (2023): Jurnal Farmasi Klinik Best Practice
Publisher : RSUP Fatmawati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58815/jfklin.v2i1.25

Abstract

Pemberian pelayanan kesehatan yang prima harus selalu diusahakan oleh setiap rumah sakit kepada pasien agar terciptanya tujuan rumah sakit yakni meningkatkan kualitas dan mempertahankan standar pelayanan. Pelayanan yang terdapat di rumah sakit merupakan pelayanan yang menggabungkan banyak disiplin ilmu kesehatan sehingga berpotensi menimbulkan pelayanan yang tumpang tindih, konflik antar profesional bahkan kesalahan dalam penatalaksanaan pasien. Penerapan InterProfessional Collaboration (IPC) sangat penting untuk dilakukan karena IPC dinilai mampu mensinergikan dan mengefektifkan perawatan yang diberikan kepada pasien untuk mewujudkan Patient Safety di rumah sakit. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat gambaran penerapan IPC di RSUP Fatmawati pada tahun 2021 berdasarkan aspek penerapan komunikasi, birokrasi, sumber daya dan disposisi, serta hubungan antara faktor jenis kelamin, umur, pendidikan terakhir, jenis profesi, dan lama praktek Profesional Pemberi Asuhan (PPA). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling, yakni teknik penentuan sampel berdasarkan pertimbangan peneliti atau evaluator tentang sampel mana yang paling bermanfaat dan representative, subjek dalam penelitian ini adalah PPA yang bekerja di 7 KSM, Komite Keperawatan, dan KTKL. Hasil penelitian ini penerapan IPC di RSUP Fatmawati masuk kedalam kategori yang sangat baik, dengan persentase Tingkat Capaian Responden (TCR) rata-rata sebesar 84,53%, tidak terdapat hubungan antara jenis kelamin, tingkat umur, pendidikan terakhir, jenis profesi, serta lama praktek profesional terhadap penerapan IPC dan penerapan IPC di RSUP Fatmawati ditinjau dari beberapa aspek penerapan meliputi komunikasi, birokrasi, sumber daya, serta disposisi masuk kedalam kategori yang sangat baik, dengan perolehan Tingkat Capaian Responden (TCR) masing-masing secara berturut-turut yakni ; 87,95%; 84,69%; 80,51%; serta 83,89%. Kata kunci : IPC, rumah sakit, komunikasi, birokrasi, disposisi, sumber daya
PROFIL PERESEPAN OBAT ANTI TUBERKULOSIS PADA PASIEN ANAK DI INSTALASI FARMASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT X BOGOR PERIODE JANUARI – MARET 2023 Dewantoro, Agung; Andriati, Riris; Haryani, Setianti; Sakinah, Nur; Dewi, Bheta Sari; Rahajeng, Suny Koswara; Ismaya, Nurwulan Adi
PHRASE (Pharmaceutical Science) Journal Vol 3, No 2 (2023): Pharmaceutical Science Journal Vol 3 No 2, 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widya Dharma Husada Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52031/phrase.v3i2.609

Abstract

Childhood tuberculosis is a disease caused by Mycobacterium tuberculosis at the age of 0-11 years. In Indonesia, tuberculosis is the third leading cause of death after cardiovascular disease and respiratory disease in all age groups. Tuberculosis in children is the most important factor in developing countries because the number of children aged 15 years is 40-50% of the total population. Objective: To find out the Prescribing Profile of Anti-Tuberculosis Drugs in Pediatric Patients at the Bogor X  Hospital Outpatient Pharmacy Installation for the January – March 2023 period. Methods: The type of research conducted was a non-experimental study with a descriptive research design. This research method was carried out using a quantitative approach and retrospective data collection. The retrospective approach is a study that looks backwards, which means collecting data from medical records with a diagnosis of tuberculosis. Results: This study showed that of the 94 tuberculosis patients at Bogor X  Hospital, the dominant sex was male (55.4%), with an age range of 0-5 years (65.9%), with an anatomical location of the disease in pulmonary tuberculosis (91.4%), with treatment for 6 months (95.7%) with comorbid dyspepsia (29.6%), with an intensive treatment phase, namely anti-tuberculosis drugs (66%), with an advanced treatment phase, namely anti-tuberculosis drugs (72.8%) and the use of other drugs, namely vitamins (72.8%).
PENGGUNAAN OBAT DAA (DIRECT ACTING ANTIVIRAL) PADA PASIEN HEPATITIS C RAWAT JALAN DI RSUP FATMAWATI PERIODE JANUARI- DESEMBER 2022 Haryani, Setianti; Rahmawati, Aisyah Muthiah; Alrisky, Ade Nanda
PHRASE (Pharmaceutical Science) Journal Vol 4, No 1 (2024): Pharmaceutical Science Journal Vol 4 No 1, 2024
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widya Dharma Husada Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52031/phrase.v4i1.727

Abstract

ABSTRAK Menurut data WHO prevalensi hepatitis virus C di Indonesia berkisar 1 – 2,4 %. Diperkirakan sekitar 5 hingga 7,5 juta penduduk Indonesia terkena infeksi kronik VHC. Penularan VHC lebih banyak dari produk darah lainnya. Faktor resiko terbanyak di Indonesia adalah transfusi. Sementara prevalensi pada penyalahgunaan obat intravena di Jakarta mencapai angka 70%.. Tujuan penelitian adalah mengevaluasi penggunaan obat DAA  pada pasien Hepatitis C di RSUP Fatmawati Periode Januari-Desember 2022. Metode yang digunakan yaitu cross sectional dengan melihat serta mendata arsip resep khusus untuk pasien Hepatitis C. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling. Hasil penelitian pasien Hepatitis C di RSUP Fatmawati pada periode Januari-Desember 2022 menunjukkan kelompok umur terbanyak berada pada rentang umur                 36-45 tahun sebanyak 25 pasien (36.76%), berjenis kelamin laki-laki sebanyak 44 pasien (64.71%). Sofosbuvir dan Daclatasvir 60 merupakan kombinasi obat yang paling banyak digunakan pada pasien Hepatitis C yaitu               sebanyak 59 pasien (86.77%). Pasien Hepatitis C yang memiliki koinfesi     sebanyak 3 pasien (4.41%), pasien lainnya monoinfeksi sebanyak 65 pasien (95.59%), pasien dengan sirosis sebanyak 26 pasien (38.24%) dan non sirosis sebanyak 42 pasien (61.76%). Pasien Hepatitis C yang punya resiko tinggi Hemodialisa sebanyak 6 pasien (8.82%) dan penasun sebanyak 3 pasien(4.41%). Hasil evaluasi penggunaan obat rasional penelitian ini didapatkan hasil tepat pasien sebesar 68 pasien (100%) tepat pasien, tepat indikasi, tepat obat dan tepat dosis sesuai dengan Permenkes RI tahun 2019. 
EVALUASI PENGELOLAAN OBAT RUSAK, OBAT EXPIRED DATE DAN OBAT DEAD STOCK DI APOTEK “X” KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN 2023 Rahajeng, Suny Koswara; Kristiyowati, Anis Dwi; Listiana, Ida; Sayyidah, Sayyidah; Haryani, Setianti; Ismaya, Nurwulan Adi
PHRASE (Pharmaceutical Science) Journal Vol 5, No 1 (2025): Vol 5 No 1 : Pharmaceutical Science Journal
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widya Dharma Husada Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52031/phrase.v5i1.914

Abstract

Latar belakang: Pengelolaan obat merupakan serangkaian proses perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pemusnahan, pengendalian dan pencatatan serta pelaporan. Jika pengelolaan tidak dilakukan dengan benar maka akan timbul beberapa masalah di antaranya obat rusak yaitu obat yang mengalami kerusakan pada fisik, obat expired date adalah obat yang sudah melewati batas expired date yang tertera pada kemasan dan obat dead stock yaitu obat yang selama 3 bulan tidak terdapat transaksi hal – hal yang akan menimbulkan kerugian. Penyebabnya karena pengelolaan obat yaitu penyimpanan dan pengadaan. Sehingga obat menjadi rusak sebelum waktu expired date dan stok obat mengalami penumpukan akibat pengadaan dan sistem yang kurang tepat. Oleh karena itu tempat penyimpanan obat harus sesuai denganstandar agar pelayanan obat dapat berjalan dengan baik. Tujuan: untuk mengetahui melalui persentase obat rusak, obat expired date dan dead stock. Metode penelitian: Penelitian ini menggunakan deskriptif menggunakan pendekatan kuantitatif serta pengambilan data secara retrospektif. Data yang dikumpulkan menggunakan lembar observasi kemudian diolah dengan menggunakan microsoft excel setelah itu data diukur sesuai dengan indikator. Hasil: Penelitian menunjukkan persentase obat rusak 0,5% , obat expired date 2,1% dan obat dead stock sebesar 18%. Dari hasil tersebut tingkat pengelolaan obat yang kurang baik terutama pada perencanaan dan pengadaan serta penyimpanan yang belum baik karena masih melebihi nilai indikatornya yaitu 0%. Maka dapat lebih diperhatikan untuk penyusunan, penyimpanan dan pengadaan obat di Apotek.