Suny Koswara Rahajeng
STIKes Widya Dharma Husada Tangerang

Published : 12 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

STRUKTUR BIAYA SENDIRI DAN FAKTOR PENENTU KESULITAN EKONOMI PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIS DENGAN TERAPI HEMODIALISIS DI RUMAH SAKIT SENTRA MEDIKA CIBINONG Koswara Rahajeng, Suny; Sarnianto, Prih; Utami Ramadaniati, Hesty
Healthy Tadulako Journal (Jurnal Kesehatan Tadulako) Vol. 6 No. 2 (2020)
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (501.622 KB) | DOI: 10.22487/htj.v6i2.89

Abstract

Gagal ginjal kronis (GGK) mengharuskan terapi hemodialisis (HD) 2–3 kali per minggu.Walau biaya medis langsung telah ditanggung BPJS-K, pasien JKN harus mengeluarkan biaya sendiri dan pendapatan yang hilang saat menjalani HD. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui struktur biaya sendiri dan faktor penentu kesulitan ekonomi pasien GGK. Data primer diambil secara potong-lintang melalui wawancara menggunakan kuesioner terstruktur terhadap 101 pasien GGK berusia >18 tahun yang telah menjalani HD selama >1 tahun, di RS Sentra Medika Cibinong, pada Desember 2017 sampai Januari 2018. Hasil penelitian menunjukkan biaya sendiri yang ditanggung [keluarga] pasien meliputi biaya transportasi termasuk parkir (rata-rata Rp316.673/bulan) dan konsumsi (Rp168.400/bulan). Sebagian pasien mengeluarkan biaya untuk membeli obat dan suplemen yang tidak dijamin BPJS-K (rata-rata Rp611.000/bulan) dan biaya untuk pendamping (Rp1.066.667/bulan). Terkait biaya intangible, rerata pendapatan [keluarga] pasien yang hilang mencapai Rp905.365/bulan. Hasil analisis multivariat dengan regresi logistik menunjukkan tanggungan keluarga merupakan faktor penentu terjadinya kesulitan ekonomi (p<0,05; OR = 2,74). Pasien dengan tanggungan keluarga, yaitu anak usia <15 tahun dan/atau orang tua usia >65 tahun, memiliki risiko 2,74 kali lebih besar mengalami kesulitan ekonomi dibanding pasien tanpa tanggungan keluarga
EVALUASI KESESUAIAN PENYIMPANAN OBAT HIGH ALERT BERDASARKAN STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT DI INSTALASI FARMASI RSUD LEUWILIANG Suny Koswara Rahajeng; Holidah Holidah; Muhammad Abdi Mukhlis
PHRASE (Pharmaceutical Science) Journal Vol 3, No 1 (2023): Pharmaceutical Science Journal Vol 3 No 1, 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widya Dharma Husada Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52031/phrase.v3i1.504

Abstract

High Alert drugs are drugs that must be watched out for because they often cause serious errors (Sentinel Events) and drugs that have a high risk of causing Unwanted Drug Reactions (ROTD). According to the Minister of Health No. 72 of 2016 concerning Service Standards in Hospitals, it is explained that high alert drugs must be stored separately from other drug storage and given special labeling. The purpose of this study was to determine the description and suitability of storing high alert drugs in the Pharmacy Installation of Leuwiliang Hospital. This research method is descriptive qualitative research. Data collection was carried out by direct observation using checklist sheets and questionnaires. The sample of this research is all drug items based on the list of High Alert drug classes in the Leuwiliang Regional General Hospital Policy. The results showed that the storage of high alert drugs and LASA drugs was in accordance with the Standard Operating Procedures of Leuwiliang Hospital, with a 100% conformity percentage. For the level of knowledge of pharmacists, the score obtained is 96.7% which indicates that pharmacists have a good understanding of high alert drug storage. The conclusion of this study is that the High Alert drug storage in the Pharmacy Installation of Leuwiliang Hospital has been arranged alphabetically, and the understanding of the pharmacist at the Leuwiliang Hospital is good in storing High Alert drugs based on SPO in accordance with SNARS.
EVALUASI WAKTU TUNGGU PELAYANAN RESEP POLIKLINIK ANAK RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT CIPUTRA CITRA RAYA TANGERANG PERIODE JANUARI - MARET 2022 Suny Koswara Rahajeng; Humaira Fadhilah; Bheta Sari Dewi; Anis Dwi Kristiyowati; Euis Sumiati
PHRASE (Pharmaceutical Science) Journal Vol 3, No 1 (2023): Pharmaceutical Science Journal Vol 3 No 1, 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widya Dharma Husada Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52031/phrase.v3i1.511

Abstract

ABSTRAK Tujuan dari penelitian yang berjudul “Evaluasi Waktu Tunggu Pelayanan Resep Poliklinik Anak Rawat Jalan Di Rumah Sakit Ciputra Citra Raya Tangerang Periode Januari - Maret 2022” yaitu untuk mengetahui rata – rata waktu tunggu pelayanan resep rawat jalan di rumah sakit Ciputra Citra Raya Tangerang periode Januari - Maret 2022. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode cross-sectional, dengan populasi dan sampel adalah semua resep pasien rawat jalan poliklinik anak yang dilayani di Instalasi Farmasi Ciputra Hospital Citra Raya Tangerang periode Januari – Maret 2022. Proses pengolahan data yang dilakukan pada penelitian ini terdiri dari coding, editing, entry, dan cleaning. Sedangkan analisis data dilakukan dengan analisis univariat terhadap tiap variable hasil penelitian. Hasil rata-rata waktu tunggu pelayanan resep poliklinik anak rawat jalan dengan standar mutu pelayanan di Ciputra Hospital Citra Raya Tangerang yang telah memenuhi Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit sebanyak 356 resep, (91,9%) yang terdiri dari 327 resep obat non racikan (≤ 15 menit), sedangkan (8.1%) yang tidak sesuai Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit sebanyak 29 resep obat non racikan (≥ 15 menit), dan Rata-rata waktu tunggu total dari seluruh sampel untuk obat racikan di periode Januari - Maret 2022 memiliki rata-rata selama 17.23 menit. Waktu tunggu pelayanan resep racikan poliklinik anak rawat jalan dengan standar mutu pelayanan di Ciputra Hospital Citra Raya Tangerang yang telah memenuhi Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit sebanyak 356 resep, (91%) yang terdiri dari 324 resep obat racikan (≤ 30 menit), sedangkan (9%) yang tidak sesuai Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit sebanyak 32 resep obat racikan (≥ 30 menit). 
EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT HERMINA SERPONG TAHUN 2019 Suny Koswara Rahajeng; Setianti Haryani; Anis Dwi Kristiowati; Rachma Fitriana
PHRASE (Pharmaceutical Science) Journal Vol 2, No 2 (2022): PHRASE (PHARMACEUTICAL SCIENCE) JOURNAL VOL 2 NO 2 (2022)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widya Dharma Husada Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52031/phrase.v2i2.390

Abstract

The study aims to evaluate the use of antihypertensive drugs which include patient accuracy, indications, drugs, and doses in inpatients with hypertensive patients from January to December at Hermina Hospital in 2019 based on JNC 8 guidelines. This study is a descriptive study with retrospective data collection based on medical records. The sampling technique used is the total sampling technique. The results obtained from 78 samples based on patient characteristics for gender were 43 female patients (55,13%) and 35 male patients (44,87%). Characteristics of patients based on age obtained the most at the age of 45-≥65 years as many as 64 patients (82,05%). Characteristics of patients based on the pattern of drug use, the most widely used antihypertensive drug therapy was combination of ACEI + CCB as many as 47 patients (60, 26%). Evaluation of the use of antihypertensive drugs was obtained based on the right patient as many as 78 patients (100%), the right indication as many as 78 patients (100%), the right drug as many as 69 patients (88.46%), and the right dose as many as 69 patients (88.46% ). 
TINGKAT KEPATUHAN PASIEN TUBERKULOSIS PARU PADA PENGGUNAAN OBAT ANTI TUBERKULOSIS DI BEBERAPA PUSKESMAS KECAMATAN SAWANGAN Rahajeng, Suny Koswara; Fadhilah, Humaira; Kristyowati, Anis Dwi; Afriani, Dwi
Edu Masda Journal Vol 8, No 1 (2024): Edu Masda Journal Volume 8 Nomor 1
Publisher : STIKes Kharisma Persada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52118/edumasda.v8i1.194

Abstract

The incidence of Tuberculosis in Indonesia is still relatively high. The high incidence of Tuberculosis can be influenced by several factors, namely the level of knowledge and behavior of patients regarding non-compliance with taking Anti-Tuberculosis Medication. The purpose of this study was to determine the level of adherence of pulmonary TB patients to the use of anti-tuberculosis drugs in several Puskesmas Sawangan District, to determine the characteristics of pulmonary TB patients based on gender, age, education and employment status, and identify who is the supervisor of taking anti-tuberculosis drugs for pulmonary TB patients. This study used a non- experimental (observational) design with a cross-sectional research design. This study uses the total sampling method, where the number of samples is the same as the population and obtained 35 respondents who meet the inclusion criteria. The data obtained were analyzed in a simple descriptive manner by displaying the frequency and percentage. Based on the results of the study, it is known that the characteristics of pulmonary TB patients studied were 35 respondents with the distribution of characteristics mostly male as many as 22 respondents (63%), the largest age group category was in the range of 36-49 years (late adulthood) as many as 17 respondents. (48%), the highest education level was at the senior high school level as many as 24 respondents (69%), and the highest employment status was private employees with 18 respondents (51.5%). The results of measuring the level of adherence to taking anti-tuberculosis drugs using the MMAS-8 method from 35 respondents obtained that 30 respondents (86%) had high adherence, 4 (11%) had moderate adherence, and 1 person (3%) had adherence. low. The results of the study can be concluded that pulmonary TB patients in several Sawangan sub-districts can be said to be obedient, with high and moderate levels of compliance.Abstrak Angka kejadian Tuberkulosis di Indonesia masih tergolong tinggi. Tingginya angka kejadian Tuberkulosis tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu tingkat pengetahuan dan perilaku pasien terhadap ketidakpatuhan minum Obat Anti Tuberkulosis. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kepatuhan pasien TB paru pada penggunaan obat anti tuberkulosis di beberapa puskesmas Kecamatan Sawangan, mengetahui karakteristik pasien TB paru berdasarkan jenis kelamin, usia, pendidikan dan status pekerjaan, dan mengidentifikasi siapakah pengawas minum obat anti tuberkulosis pasien TB paru. Penelitian ini menggunakan desain non ekperimental (observasional) dengan rancangan penelitian cross-sectional. Penelitian ini menggunakan metode Total sampling yaitu dimana jumlah sampel sama dengan populasi dan diperoleh 35 responden yang memenuhi kriteria inklusi. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif sederhana dengan menampilkan frekuensi dan persentase. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa karakteristik pasien TB paru yang diteliti didapatkan sebanyak 35 responden dengan distribusi karakteristik sebagian besar berjenis kelamin laki-laki sebanyak 22 responden (63%), kategori kelompok usia terbanyak pada rentang 36-49 tahun (dewasa akhir) sebanyak 17 responden (48%), tingkat pendidikan terbanyak pada jenjang SMA sebanyak 24 responden (69%), dan status pekerjaan terbanyak adalah Karyawan swasta sebanyak 18 responden (51,5%). Hasil pengukuran tingkat kepatuhan minum obat anti tuberkulosis paru dengan metode MMAS-8 dari 35 responden diperoleh sebanyak 30 responden (86%) memiliki kepatuhan Tinggi, sebanyak 4 orang (11%) memiliki kepatuhan sedang, dan sebanyak 1 orang (3%) memiliki kepatuhan rendah. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pasien TB Paru di beberapa Kecamatan Sawangan dapat dikatakan patuh, dengan tingkat kepatuhan tinggi dan sedang.
Gambaran Pelayanan Informasi Obat (PIO) pada Pasien di Klinik Bahar Medika 2 Periode Maret - Juni 2023 Rahajeng, Suny Koswara; Rizki Imansari, Aulia Nadya; Fadhilah, Humaira; Sayyidah, Sayyidah; Maharani, Anis Dwi
PHRASE (Pharmaceutical Science) Journal Vol 4, No 1 (2024): Pharmaceutical Science Journal Vol 4 No 1, 2024
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widya Dharma Husada Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52031/phrase.v4i1.735

Abstract

Pelayanan Informasi Obat (PIO) merupakan kegiatan penyediaan dan pemberian informasi yang dilakukan oleh Apoteker kepada dokter, Apoteker, perawat, profesi kesehatan lainnya. Hal yang perlu disampaikan mengenai PIO kepada pasien antara lain nama obat, sediaan obat, dosis obat, cara pakai obat, penyimpanan obat, indikasi obat, kontra indikasi obat, efek samping obat, dan interaksi obat. Penelitian ini merupakan jenis penelitian non eksperimental yang bersifat deskriptif. Pelayanan informasi obat yang diterima olehh pasien mengenai pemberian informasi obat melalui leaflet atau brosur sebanyak 21,38% selalu dilakukan, informasi terkait nama obat sebanyak 54,14% selalu dilakukan, bentuk sediaan obat sebanyak 58,28% selalu dilakukan, dosis obat sebanyak 76,55% selalu dilakukan, cara pemakaian obat sebanyak 87,24% selalu dilakukan, cara penyimpanan obat sebanyak 51,38% selalu dilakukan, indikasi obat sebanyak 92,41% selalu dilakukan, interaksi obat sebanyak 52,41% selalu dilakukan, pencegahan terhadap interaksi obat sebanyak 56,21% selalu dilakukan, efek samping obat sebanyak 50,69% selalu dilakukan, cara pemusnahan obat sebanyak 15,52% selalu dilakukan. Hanya saja pada pelayanan informasi mengenai pemberian leaflet atau brosur hasilnya 21,38% dan cara pemusnahan obat hasilnya 15,52% yang artinya masih jarang dilakukan pemberian informasi dan edukasi oleh Apoteker kepada pasien di Klinik tersebut tentang pemberian leaflet atau brosur dan cara pemusnahan obat
FORMULASI SEDIAAN OBAT KUMUR EKSTRAK DAUN JARAK PAGAR (Jatropa curcus L) DENGAN KOMBINASI PENAMBAH PERASAN JERUK NIPIS (Citrus aurantifolis) SEBAGAI OBAT KUMUR ALAMI sayyidah, sayyidah; Satria, Beny Maulana; Hasanah, Nur; Maelaningsih, Firdha Senja; Kristiyowati, Anis Dwi; dewi, Bheta sari; Rahajeng, Suny Koswara
PHRASE (Pharmaceutical Science) Journal Vol 4, No 2 (2024): Pharmaceutical Science Journal Vol 4 No 2
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widya Dharma Husada Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52031/phrase.v4i2.815

Abstract

*Corresponding Author SayyidahE-mail: sayyidah@wdh.ac.id Bad breath is a symptom of an unnoticed disorder or disease. However, sufferers have unpleasant bad breath that arises from the oral cavity. According to Regional Health Research (Riskesdes) in 2013 in the city of South Tangerang, dental and oral health problems increased from 2007 by 19.9% to 2014 by 34.2%, dental and oral problems in children aged 10-14 years were 20, 6%. Jatropha leaf extract can be formulated as a natural mouthwash. Mouthwash is one of the mouth preparations widely available on the market which can be used to treat bad breath, one of the causes of bad breath is the bacteria Candida albicans. Jatropha curcus (Jatropha curcus L) leaves are able to inhibit Candida albicans bacteria that cause bad breath. Lime also contains flavonoids which play a very important role in inhibiting bacterial growth. The aim of this research is to obtain the best physical preparation formula and to determine the evaluation of a mouthwash made from jatropha leaf extract (Jatropa curcus L) with a combination of lime juice (citus aurantifolia) as a natural mouthwash. The formulation of this preparation is made with variations of lime juice in FI (5%), FII (10%), and FIII (15%). The formulation of jatropha leaf extract mouthwash (Jatropha curcus L) was evaluated by physical tests including organoleptic, pH, clarity and viscosity tests. Jatropha curcus (Jatropha curcus L) mouthwash preparation meets pH, viscosity and organoleptic requirements. From the results of the research I conducted, the best preparation was FIII which had a glycerin concentration (15%) and then had a pH value at week 0: 5.91, week 1: 5.07, week 2: 5 .05 and has a viscosity value of 6.90 Cp, which means this viscosity meets the requirements, while the claritytest results obtained did not produce a clear formulation because the color of the Jatropha leafextract is dark green, so it affects the clarity of the formulation.
EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK ISPA PNEUMONIA PASIEN ANAK DI RUMAH SAKIT UMUM KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN 2020-2023 Rahajeng, Suny Koswara; Sayyidah, Sayyidah; Dewi, Bheta Sari; Kristiyowati, Anis Dwi; Ismaya, Nurwulan Adi
PHRASE (Pharmaceutical Science) Journal Vol 4, No 2 (2024): Pharmaceutical Science Journal Vol 4 No 2
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widya Dharma Husada Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52031/phrase.v4i2.910

Abstract

ABSTRAK Seperti halnya di belahan dunia lain, pneumonia merupakan masalah kesehatan utama di Indonesia. Gejala infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) dapat berkisar dari yang sama sekali tidak bergejala atau sedang hingga yang sangat parah dan bahkan fatal. ISPA dapat memengaruhi saluran pernapasan atas atau bawah. Iritasi pada sinus, hidung, dan paru-paru yang disebabkan oleh infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) biasanya berlangsung sekitar seminggu. Penatalaksanaan pneumonia ISPA sangat bergantung pada penggunaan antibiotik yang tepat untuk mencegah resistensi antibiotik dan menjamin kemanjuran pengobatan. Para peneliti di Rumah Sakit Umum Kota Tangerang Selatan bermaksud untuk melihat seberapa baik antibiotik untuk aspirasi paru salin intravena (ISPA) bekerja pada pasien pneumonia pediatrik mereka. Penelitian ini merupakan studi observasional deskriptif. Informasi dikumpulkan dari rekam medis anak-anak yang didiagnosis dengan pneumonia ISPA antara tahun 2020 dan 2023. Sampel dari pasien dipilih untuk dianalisis menggunakan teknik pengambilan sampel acak. Sebanyak 71 partisipan dalam penelitian ini dipilih menggunakan metode sampel total. Mayoritas pasien ISPA pneumonia adalah laki-laki (36 dari 91), dan mayoritas pasien berusia di bawah lima tahun (54 dari 96; atau 76% dari total). Dari semua antibiotik yang digunakan, 36 pasien (51% dari total) diresepkan makrolida, dengan 36 pasien (51% dari total) menerima azitromisin. Analisis penggunaan antibiotik berdasarkan masing-masing kriteria: Tepat Pasien (100%), Tepat Indikasi (100%), Tepat Obat (96%), dan Tepat Dosis (97%). 
EVALUASI PENGELOLAAN OBAT RUSAK, OBAT EXPIRED DATE DAN OBAT DEAD STOCK DI APOTEK “X” KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN 2023 Rahajeng, Suny Koswara; Kristiyowati, Anis Dwi; Listiana, Ida; Sayyidah, Sayyidah; Haryani, Setianti; Ismaya, Nurwulan Adi
PHRASE (Pharmaceutical Science) Journal Vol 5, No 1 (2025): Vol 5 No 1 : Pharmaceutical Science Journal
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widya Dharma Husada Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52031/phrase.v5i1.914

Abstract

Latar belakang: Pengelolaan obat merupakan serangkaian proses perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pemusnahan, pengendalian dan pencatatan serta pelaporan. Jika pengelolaan tidak dilakukan dengan benar maka akan timbul beberapa masalah di antaranya obat rusak yaitu obat yang mengalami kerusakan pada fisik, obat expired date adalah obat yang sudah melewati batas expired date yang tertera pada kemasan dan obat dead stock yaitu obat yang selama 3 bulan tidak terdapat transaksi hal – hal yang akan menimbulkan kerugian. Penyebabnya karena pengelolaan obat yaitu penyimpanan dan pengadaan. Sehingga obat menjadi rusak sebelum waktu expired date dan stok obat mengalami penumpukan akibat pengadaan dan sistem yang kurang tepat. Oleh karena itu tempat penyimpanan obat harus sesuai denganstandar agar pelayanan obat dapat berjalan dengan baik. Tujuan: untuk mengetahui melalui persentase obat rusak, obat expired date dan dead stock. Metode penelitian: Penelitian ini menggunakan deskriptif menggunakan pendekatan kuantitatif serta pengambilan data secara retrospektif. Data yang dikumpulkan menggunakan lembar observasi kemudian diolah dengan menggunakan microsoft excel setelah itu data diukur sesuai dengan indikator. Hasil: Penelitian menunjukkan persentase obat rusak 0,5% , obat expired date 2,1% dan obat dead stock sebesar 18%. Dari hasil tersebut tingkat pengelolaan obat yang kurang baik terutama pada perencanaan dan pengadaan serta penyimpanan yang belum baik karena masih melebihi nilai indikatornya yaitu 0%. Maka dapat lebih diperhatikan untuk penyusunan, penyimpanan dan pengadaan obat di Apotek.
PROFIL PERESEPAN OBAT ASMA PADA PASIEN ANAK DI INSTALASI FARMASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT “X” JAKARTA PERIODE JANUARI – MARET 2023 Dewantoro, Agung; Fahriati, Andriyani Rahmah; Galih Pratiwi, Rekiyan Tuhu; Dewi, Bheta Sari; Rahajeng, Suny Koswara; Ismaya, Nurwulan Adi
PHRASE (Pharmaceutical Science) Journal Vol 4, No 1 (2024): Pharmaceutical Science Journal Vol 4 No 1, 2024
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widya Dharma Husada Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52031/phrase.v4i1.730

Abstract

Asma merupakan penyakit inflamasi (peradangan) kronis saluran napas yang ditandai dengan adanya mengi episodik, batuk, dan rasa sesak di dada akibat penyumbatan saluran napas. Asma pada bayi dan anak-anak memiliki angka kejadian yang lebih tinggi dibandingkan pada orang dewasa. Asma pada anak juga memiliki angka morbiditas dan mortalitas yang lebih tinggi dibandingkan orang dewasa. Penyakit asma tidak dapat disembuhkan namun dapat di kontrol sehingga pasien anak yang menderita asma akan mengkonsumsi atau menggunakan obat obatan asma dalam kurun waktu yang cukup panjang. Disamping itu serangan asma yang tidak dapat terprediksi serta munculnya sesak napas pada pasien asma dapat menyebabkan kematian apabila tidak ditangani dengan cepat. Oleh karenannya obat asma harus selalu tersedia dan tidak boleh terjadi kekosongan disarana pelayanan kesehatan sehingga pola peresepan obat asma pada pasien anak perlu diketahui agar data yang diperoleh dapat digunakan sebagai evaluasi pengadan obat asma pada pasien anak agar tidak terjadi kekosongan  Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil peresepan obat asma pada pasien anak di instalasi farmasi rawat jalan Rumah Sakit “X” di wilayah Jakarta Selatan. Metode : Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental dengan rancangan penelitian bersifat deskriptif. Metode penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif dengan pengambilan data secara retrospektif dengan menggunakan data rekam medis pasien asma anak secara retrospektif pada periode Januari – Maret 2023 di instalasi farmasi rawat jalan Rumah Sakit “X” di wilayah Jakarta Selatan. Hasil :  penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas pasien asma adalah anak laki-laki sebanyak 56 orang (57,73%) dengan usia 0 – 4 tahun sebanyak 53 (54,64%). Jenis obat bronkodilator yang paling banyak digunakan adalah salbutamol (54,69%), golongan kortikostreroid menggunakan obat jenis budesonide (46,47%), antihistamin yaitu cetirizine (68,18%), mukolitik yaitu acetylcysteine (36%), dan analgetik antipiretik yaitu paracetamol (100%). Golongan obat asma yang paling banyak digunakan yaitu golongan bronkodilator (46,21%). Bentuk sediaan obat yang paling banyak diresepkan adalah nebulizer (35%). Jumlah obat asma dalam 1 resep yang paling banyak diresepkan yaitu 2 macam obat (34,02%).