Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Pemanfaatan Formulasi Kompos Limbah Kulit Buah Kakao Dengan Mikroba Endofit Perakaran Jagung Untuk Pengendalian Penyakit Busuk Tongkol Jagung (Fusarium Vercilloides) Jahuddin, Rahmat; Putri, Vanda Elona; Messa, Jamila; Sumange, La; Suryani
Journal Agroecotech Indonesia (JAI) Vol. 1 No. 01 (2022): JULI
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Islam Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (529.677 KB) | DOI: 10.59638/jai.v1i01.13

Abstract

Fusarium verticillioides merupakan salah satu kendala utama produksi jagung yang dapat menurunkan kualitas dan produktivitas hingga 1,8 ton/ha. Penelitian ini bertujuan untuk melihat efektivitas formulasi mikroba endofit perakaran jagung terhadap F. verticillioides, pertumbuhan tanaman jagung dan produksi tanaman jagung. Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Soppeng Kecamatan Marioriawa Desa Patampanua, Berlangsung mulai Bulan Februari sampai Juli 2018. Metode Percobaan penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan 8 perlakuan yang masing-masing diulang 3 kali yaitu aplikasi formulasi kompos limbah kulit kakao dengan mikroba endofit Trichoderma spp, Aspergillus spp, dan Bacillus sp. dengan cara pemupukan dan penyemprotan. Parameter yang diamati adalah tingkat keparahan infeksi penyakit busuk tongkol F. verticillioides pada beberapa perlakuan aplikasi, tinggi tanaman dan hasil produksi tanaman jagung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan formulasi kompos limbah kulit kakao dengan mikroba endofit berpengaruh tidak nyata menekan tingkat serangan penyakit, akan tetapi perlakuan dengan penggunaan mikroba endofit Bacillus sp berpengaruh nyata dengan perlakuan lain pada tinggi tanaman dan produksi tanaman jagung.
Uji Daya Hasil (UDH) Populasi Jagung Pulut Biji Hitam Messa, Jamila; HG, M Yasin; Djamaluddin
Journal Agroecotech Indonesia (JAI) Vol. 1 No. 01 (2022): JULI
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Islam Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (438.424 KB) | DOI: 10.59638/jai.v1i01.16

Abstract

Uji Daya Hasil (UDH) terhadap jagung khusus jenis pulut biji hitam telah dilaksanakan pada 16 genotipe termasuk chek di KP Maros dengan ekologi dataran rendah dalam MT II ta. 2016/17. Menggunakan Rancangan Latis Sederhana dua ulangan, genotipa ditanam dengan jarak 75x20 cm satu tanaman per rumpun pada dua baris panjang plot 5.0 m. Menggunakan pupuk Urea-Phonska (200-100)kg ha. Hasil menunjukkan bahwa terdapat delapan genotipa memberikan hasil >7,0 t/ha (kadar air 15%) yakni PTU(S1)D.C0, PPH(S1)FC1, PPH.FS.SF.C1, PLM(S1)FS.C0, PLM(S1)FS.C0, . PLM(S1).F.C0-2-4, PLM.C0, PTU(S1)F.C0. Karakter tinggi tongkol dari genotipa terseleksi tergplong ideal yakni berada pada posisi setengah dari tinggi tanaman Peubah ASI (Anthesis Silking Interval) yakni selisih umur berbunga jantan betina memberikan nilai <5,0 hari, dan memperlihatkan singkronisasi. Genotipa terseleksi akan direkombinasi untuk peningkatan daur sehingga pada daur berikut hasil dapat dicapai 10-12 t/ha.
EFEKTIFITAS PUPUK ORGANIK CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN TOMAT KERITING herman, herman; Satna, A; Messa, Jamila
Journal Agroecotech Indonesia (JAI) Vol. 2 No. 01 (2023): JANUARI
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Islam Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (330.708 KB) | DOI: 10.59638/jai.v2i01.39

Abstract

Konsumsi tomat segar dan olahan meningkat terus seiring dengan kebutuhan manusia pada gizi yang seimbang. Namun hingga sekarang para petani tomat di Indonesia masih kewalahan untuk memenuhi permintaan tomat segar dan olahan. Salah satu usaha yang dilakukan untuk peningkatan kualitas dan kuantitas produksi tomat adalah dengan pemupukan (organik atau anorganik) guna menambah nutrisi pada jaringan tanaman sehingga menghasilkan pertumbuhan dan produksi tanaman secara optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pupuk organik cair terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman tomat keriting. Penelitian dilaksanakan di Kelurahan Tamalanrea Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar, yang berlangsung pada Agustus sampai November 2022 dengan ketinggian tempat 10 m dpl dan kisaran suhu 25 – 35oC. Penelitian ini dilaksanakan dalam bentuk percobaan, yang disusun berdasar Rancangan Acak Kelompok dengan perlakuan sebagai berikut : So = kontrol (Tanpa Perlakuan) S1 = 2 ml/air, S2 = 4 ml/air, S3 = 6 ml/air, S4 = 8 ml/air, S5 = 10 ml/air, S6 = 12 ml/air Setiap perlakuan diulang 3 kali sehingga terdapat 21 unit pengamatan, masing-masing bedengan terdapat 5 tanaman maka terdapat 105 populasi tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan pupuk organik cair memberikan pengaruh lebih baik terhadap jumlah bunga, berat buah per petak dan produksi tanaman tomat. Hal ini disebabkan pupuk organik cair kandungan unsur haranya cukup seimbang dan unsur-unsur hara mikro dan unsur hara makro cukup mengubah sifat fisika, kimia, dan biologi tanah sehingga perakaran tanaman menguntungkan.
KAJIAN ETNOBOTANI TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT DESA BONTOMARANNU KECAMATAN ULUERE KABUPATEN BANTAENG SULAWESI SELATAN Andraini, Dea Ekaputri; Ratih, Ratih; Messa, Jamila
Journal Agroecotech Indonesia (JAI) Vol. 2 No. 02 (2023): JULI
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Islam Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59638/jai.v2i02.60

Abstract

Penelitian ini betujuan untuk mengetahui jenis tumbuhan obat apa saja yang ditemukan di Desa Bontomarannu dan bagian tumbuhan yang paling banyak dimanfaatkan sebagai obat oleh masyarakat setempat. Metode penelitian yang digunakan, yaitu survei eskploratif dan metode participatory rural appraisal dengan jumlah responden sebanyak 20 orang yang dipilih dengan metode purposive sampling. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan 24 spesies dari 16 famili dan 21 genus tumbuhan obat dimana famili terbanyak adalah Zingiberaceae. Tanaman obat yang ditemukan terbagi menjadi 6 habitus, yaitu terna, semak, perdu, pohon, liana, dan epifit dimana semak merupakan habitus terbanyak dengan presentase sebanyak 29, 17% atau sebanyak 7 spesies. Bagian tumbuhan yang digunakan oleh masyarakat Desa Bontomarannu sebagai obat antara lain akar, umbi, rimpang, batang, kulit batang, daun, bunga, buah, biji, dan seluruh bagian tubuh tumbuhan. Daun merupakan bagian yang paling banyak dimanfaatkan sebagai obat dengan persentase 35,14%. Masyarakat Desa Bontomarannu menggunakan tumbuhan obat tersebut antara lain dengan cara dikonsumsi langsung, direbus, ditumbuk, diparut, dipanaskan di bara api lalu ditempel di bagian tubuh yang sakit, serta ditumbuk atau ditempel langsung pada luka. Sebanyak 23 spesies tumbuhan telah umum dan familiar digunakan oleh masyarakat Desa Bontomarannu sebagai obat tradisional untuk mengatasi berbagai penyakit serta telah dibuktikan secara ilmiah dan medis bahwa tumbuhan-tumbuhan tersebut mengandung senyawa yang berkhasiat menyembuhkan atau mencegah penyakit tertentu serta meningkatkan imunitas. Namun hanya 1 spesies, yaitu semanggi (Marsilea drummondii L.) yang belum banyak masyarakat di Desa Bontomarannu yang mengetahui khasiatnya meskipun secara ilmiah telah terbukti khasiatnya sebagai tumbuhan obat. Kata kunci: Etnobotani, Tanaman Obat, Desa Bontomarannu