Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Improve the Capability of Presenting MSMEs Cash Flow Reports in Pati Regency for Better Cash Management Jati, Kuat Waluyo; Nihayah, Annis Nurfitriana; Asrori, Asrori; Ayuntavia, Ayuntavia; Murtiningsih, Rima
Indonesian Journal of Devotion and Empowerment Vol 5 No 2 (2023): December 2023
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/ijde.v5i2.67480

Abstract

Jumlah pelaku UMKM Provinsi Jawa Tengah mengalami peningkatan selama pandemi Covid-19. Namun, perkembangan secara kualitas belum sesuai dengan harapan Dinas Koperasi dan Usaha, Kecil, Menengah Provinsi Jawa Tengah. Pelaku UMKM kesulitan mengambil keputusan bisnis di masa pandemi Covid-19 karena kurangnya wawasan dalam menghadapi perubahan yang tiba-tiba. UMKM belum mampu melakukan tata kelola dan penyusunan laporan arus kas sesuai dengan standar akuntansi keuangan. Pengabdian bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pelaku UMKM dalam pengelolaan bisnis dan kas di masa pandemi Covid-19. Pelaksanaan pengabdian dilakukan dengan metode ceramah, tanya jawab, diskusi, simulasi, dan pendampingan. Langkah strategis yang dilakukan adalah dengan memberi pengetahuan dan pemahaman tentang studi kelayakan usaha, tata kelola dan penyusunan laporan arus kas, diskusi, pendampingan kepada UMKM, serta evaluasi hasil pengabdian yang telah dilakukan. Antusiasme, hasil post-test, pengetahuan, dan keterampilan peserta kegiatan meningkat terkait studi kelayakan usaha, tata kelola kas, dan penyusunan laporan arus kas. Peserta mampu menyusun sebuah bussiness plan dan laporan arus kas untuk usaha yang berjalan maupun yang tengah direncanakan untuk menyesuaikan dengan kondisi pandemi Covid-19. The number of MSMEs in Central Java Province has increased during the Covid-19 pandemic. However, developments in quality still need to meet the expectations of the Office of Cooperatives and Small and Medium Enterprises of Central Java Province. MSMEs need help making business decisions during the COVID-19 pandemic due to a need for insight into dealing with sudden changes. MSMEs have not been able to manage and prepare cash flow reports following financial accounting standards. The community service aims to increase the knowledge and skills of MSMEs in managing business and cash during the COVID-19 pandemic. The community service is conducted using lecture methods, questions and answers, discussions, simulations, and mentoring. The strategic step taken is to provide knowledge and understanding of business feasibility studies, governance and preparation of cash flow reports, discussions, assistance to MSMEs, and evaluation of the results of the community service that has been carried out. Enthusiasm, post-test results, knowledge and skills of activity participants increased related to business feasibility studies, cash management and preparation of cash flow reports. Participants can prepare a business plan and cash flow statement for ongoing or planned businesses to adjust to the conditions of the COVID-19 pandemic.
UNI.CORN: MEMBANGUN DESA MANDIRI MELALUI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS KEARIFAN LOKAL UNTUK MENINGKATKAN PEREKONOMIAN DESA JRAGUNG Nihayah, Annis Nurfitriana; Rahmayani, Dwi; Marpaung, Grace Natalia; Ayuntavia, Ayuntavia
Kumawula: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 7, No 1 (2024): Kumawula: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/kumawula.v7i1.51316

Abstract

Desa Jragung merupakan sebuah desa yang terletak di ujung selatan Kabupaten Demak, Jawa Tengah. Desa Jragung salah satunya yang masuk kategori miskin di Kecamatan Karangawen, Kabupaten Demak. Mayoritas penduduk Desa Jragung berprofesi sebagai petani, pedagang, dan buruh pabrik. Hasil pertanian masyarakat Desa Jragung mayoritas adalah komoditas jagung. Namun, besarnya hasil panen jagung tersebut kebanyakan masih dijual dalam bentuk pipil jagung mentah saja, sehingga menjadikan harga jagung di Desa Jragung murah dan tidak sebanding dengan waktu dan biaya yang dikeluarkan dalam proses produksinya, hal tersebut disebabkan oleh kurangnya diversifikasi produk karena pengetahuan dan kreatifitas masyarakat Desa Jragung. Oleh karena itu, perlu adanya pemberdayaan masyarakat Desa Jagung agar dapat mengatasi masalah-masalah tersebut melalui pengabdian ini. Metode yang dilakukan dalam pengabdian ini adalah dengan survei dan wawancara, serta  pendekatan aksi, yaitu sosialisasi untuk mengedukasi pentingnya diversifikasi produk, dilanjut dengan kegiatan pelatihan pembuatan produk olahan jagung, produk kerajinan dari limbah jagung, dan pelatihan dalam desain pengemasan dan pemasarannya, lalu dilakukan pendampingan dengan metode diskusi bersama masyarakat dan aparat desa, kemudian yang terakhir adalah kegiatan supervisi dengan meninjau secara langsung sekaligus memonitor dan memberikan pengarahan terhadap kegiatan. Hasil dari kegiatan tersebut menunjukan output yang positif, peserta sangat antusias dan interaktif. Dari rangkaian tersebut diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat Desa Jragung sehingga membentuk suatu kelompok atau perkumpulan orang yang memiliki usaha berbasis jagung yang dinamakan Uni.Corn (United Corn) agar Desa Jragung dapat terintegrasi menjadi desa wisata bisnis, sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. Jragung Village is located at the southern tip of Demak Regency, Central Java. Jragung Village is categorized as poor in Karangawen District, Demak Regency. Most Jragung Village residents work as farmers, traders, and factory workers. The majority of the agricultural products of the Jragung Village community are corn commodities. However, the giant corn harvest is mostly still sold in the form of raw corn shells only, thus making the price of corn in Jragung Village cheap and not commensurate with the time and costs spent in the production process. A need for product diversification causes this due to community knowledge and creativity. Jragung Village. Therefore, it is necessary to empower the Corn Village community so that they can overcome these problems through this service. The methods used in this service are surveys and interviews, as well as action approaches, namely socialization to educate the importance of product diversification, followed by training activities in making processed corn products, craft products from corn waste, and training in packaging design and marketing, then mentoring is provided. The results of the service activities showed positive output, the participants were very enthusiastic and interactive. This program is expected to increase the knowledge and skills of the Jragung Village community so that they form a group or association of people who have a corn-based business called Uni.Corn (United Corn) so that Jragung Village can be integrated into a business tourism village, to increase community income and welfare.
TRANSFORMASI EKONOMI DESA MELALUI INOVASI MASYARAKAT EKONOMI KREATIF, AKSELERATIF, DAN RAMAH LINGKUNGAN Nihayah, Annis Nurfitriana; Rahmayani, Dwi; Permanawati, Rahmadani Nur; Kurniantyas, Nuuferulla; Ayuntavia, Ayuntavia
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 8, No 5 (2024): Oktober
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v8i5.26410

Abstract

Abstrak: Desa Banyumeneng di Demak memiliki komoditas utama kunyit, namun hanya dijual dalam bentuk kunyit rajang kering dengan harga yang rendah karena keterbatasan pengetahuan dan keterampilan dalam inovasi produk dan kurangnya adopsi teknologi. Untuk mengatasi hal tersebut, maka dilakukan kegiatan PKM yang bertujuan untuk meningkatkan wawasan, keterampilan, dan kapabilitas masyarakat dalam menghasilkan produk olahan kunyit yang bernilai jual tinggi dan menumbuhkan ide bisnis yang inovatif. Kegiatan ini meliputi pelatihan diversifikasi produk, prinsip-prinsip GMP, desain logo dan kemasan, serta pemasaran melalui media sosial. Pelatihan ini diikuti oleh 20 orang perempuan dari kelompok tani kunyit di Desa Banyumeneng. Evaluasi dari kegiatan ini dilakukan dengan metode diskusi atau wawancara langsung serta melakukan pencatatan informasi tentang hambatan dan motivasi dalam melaksanakan kegiatan, indikator keberhasilan dari kegiatan ini adalah 75% peserta yang merupakan kelompok tani mengalami peningkatkan pengetahuan dan keterampilan tentang diversifikasi kunyit, prinsip GMP, dan branding produk, serta dapat mempraktekkannya. Hasil evaluasi dari kegiatan tersebut menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan dan keterampilan, dimana 90% peserta mampu memahami dan mempraktikkan teknik yang diajarkan. Inisiatif ini bertujuan untuk memberdayakan masyarakat dan meningkatkan prospek ekonomi desa dengan menambahkan nilai tambah pada produk kunyit mereka.Abstract: Banyumeneng Village in Demak has turmeric as its main commodity, but it is only sold in the form of dried turmeric with low prices due to limited knowledge and skills in product innovation and lack of technology adoption. To overcome this, PKM activities were carried out which aimed to improve the insights, skills, and capabilities of the community in producing high-value turmeric processed products and fostering innovative business ideas. This activity includes training on product diversification, GMP principles, logo and packaging design, and marketing through social media. The training was attended by 20 women from the turmeric farmer group in Banyumeneng Village...The evaluation of this activity was carried out using the discussion or direct interview method and recording information about obstacles and motivation in carrying out the activity, the success indicator of this activity is 75% of the participants who are farmer groups are able to understand the material to increase their knowledge about turmeric diversification, GMP principles, and product branding, and practice it. The evaluation results of the activity showed an increase in knowledge and skills, where 90% of participants were able to understand and practice the techniques taught. This initiative aims to empower the community and improve the economic prospects of the village by adding value to their turmeric products.