Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

The Role of Citizenship Education in the Millennial Generation Yunita, Sri; Manalu, Magdalena Friskayanti; Putri, Anisa; Silitonga, Miming Kartika Olivia; Sitohang, Sri Rejeky
QISTINA: Jurnal Multidisiplin Indonesia Vol 3, No 1 (2024): June 2024
Publisher : CV. Rayyan Dwi Bharata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57235/qistina.v3i1.2467

Abstract

This research aims to analyze the Role of Civic Education for the Millennial Generation. The research method used in this study is a qualitative descriptive type using a comprehensive literature study or library study approach. The results of the study show that Civic Education has a fundamental role in preparing the millennial generation to become intelligent, critical, and actively participating citizens in the digital era. Civic Education also plays a strategic role in developing the civic competence of the millennial generation, such as understanding the constitution and political system, awareness of rights and obligations as citizens. Collaboration between the government, educational institutions, and stakeholders is essential to optimize the strategic role of Civic Education effectively for the millennial generation, so that the millennial generation can face significant challenges in the digital era.
Peran Penggunaan Bahasa Indonesia Dalam Menanamkan Nilai Persatuan Pancasila di Kalangan Generasi Z pada Lingkungan Kampus Manalu, Magdalena Friskayanti; Amalia, Nadra; Adelita, Anggun; Hutabarat, Daniel Fransisto; Siregar, Eliman Pangondyan; Silitonga, Miming Kartika Olivia
Journal of Management Education Social Sciences InformationĀ andĀ Religion Vol 2, No 1 (2025): Maret 2025
Publisher : CV. Rayyan Dwi Bharata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57235/mesir.v2i1.5644

Abstract

Bahasa Indonesia memiliki peran penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, tidak hanya sebagai alat komunikasi, tetapi juga sebagai sarana untuk membangun hubungan sosial dan memperkuat identitas budaya. Generasi Z, yang lahir antara tahun 1995 hingga 2012, tumbuh di era digital yang dipenuhi dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Namun, di tengah arus globalisasi, nilai-nilai moral Pancasila, termasuk nilai persatuan, menghadapi tantangan akibat masuknya budaya asing tanpa penyaringan. Salah satu bentuk tantangan tersebut adalah maraknya penggunaan bahasa alay, bahasa Jaksel, dan berbagai bahasa gaul lainnya yang semakin populer di kalangan anak muda. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana peran penggunaan bahasa Indonesia dalam menanamkan nilai persatuan Pancasila di kalangan Generasi Z di lingkungan kampus. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif melalui wawancara, observasi, dokumentasi, dan studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan bahasa Indonesia dalam aktivitas akademik dan sosial di kampus dapat meningkatkan kesadaran mahasiswa terhadap identitas nasional. Selain itu, penggunaan bahasa Indonesia juga memperkuat rasa persatuan, memudahkan komunikasi antar mahasiswa dari berbagai latar belakang suku dan daerah, serta menciptakan lingkungan kampus yang lebih harmonis.
Kedudukan Anak Adopsi Sebagai Ahli Waris Dalam Perspektif Ganda: Studi Kasus Penerapkan Hukum Adat Dan Hukum Perdata di Masyarakat Karo Sihombing, Agnes Natalia; Sri Hadiningrum; Siahaan, Parlaungan Gabriel; Silaban, Jesicana; Manalu, Magdalena Friskayanti; Siburian, Tesa Novia; Bintang, Riris
Al-Zayn: Jurnal Ilmu Sosial, Hukum & Politik Vol 3 No 3 (2025): 2025
Publisher : Yayasan pendidikan dzurriyatul Quran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61104/alz.v3i3.1423

Abstract

Anak adopsi merupakan anak yang diangkat secara sah melalui prosedur adat maupun hukum resmi, memiliki kedudukan penting dalam sistem waris keluarga. Dalam masyarakat Karo, pengakuan terhadap hak waris anak adopsi dipengaruhi oleh aspek adat dan hukum nasional. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif untuk menggali kedudukan anak adopsi sebagai ahli waris dalam perspektif ganda antara hukum adat dan hukum perdata. Hasilnya menunjukkan bahwa menurut hukum adat Karo, hak waris anak adopsi terbatas pada harta pencaharian selama hidup orang tua angkat dan tidak termasuk harta pusaka, kecuali diakui secara adat. Sebaliknya, menurut hukum perdata, anak adopsi memiliki hak waris penuh setara dengan anak kandung, terutama jika adopsi dilakukan melalui prosedur resmi pengadilan. Kesimpulannya, perbedaan hak waris anak adopsi di kedua sistem ini menimbulkan potensi konflik, sehingga diperlukan harmonisasi dan pengaturan yang mampu melindungi hak anak adopsi secara adil sesuai konteks sosial dan hukum