Digital transformation has a significant impact on rural communities, necessitating community empowerment initiatives to address challenges and capitalize on its opportunities. Karangtengah Village in Purbalingga, Indonesia, faces issues such as low prosperity, urbanization, and limited digital literacy. This initiative aimed to raise awareness and equip the community with digital skills to strengthen the village economy in preparation for smart village implementation in the digital era. The initiative employed a multifaceted approach, involving training, mentoring and coaching for administrators and teachers at the Quran Learning Center, mentoring for village youths, and institutional strengthening for social institutions. The results included an improvement in digital literacy among youth, increased awareness among youth regarding digital skills and entrepreneurship, increased awareness among teachers, and improved organizational structures for social institutions. The success of this initiative highlights the importance of rural communities proactively adopting digital technologies for sustainable development. Rural communities should proactively enhance their capacities, promote economic development, and elevate their quality of life.Transformasi digital memiliki dampak yang signifikan dalam kehidupan masyarakat desa. Desa Karangtengah yang berada di Kecamatan Kemangkon, Kabupaten Purbalingga, Provinsi Jawa Tengah menghadapi permasalahan rendahnya tingkat kesejahteraan, kehilangan talenta terbaiknya akibat urbanisasi, serta rendahnya penguasaan teknologi digital. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan keterampilan masyarakat terhadap teknologi digital dalam rangka meningkatkan kesiapan penerapan desa cerdas (smart village) menuju transformasi digital. Metode yang digunakan adalah pelatihan, pendampingan, dan penguatan kelembagaan dalam rangka meningkatkan keterampilan digital masyarakat. Kegiatan pelatihan dilakukan terhadap pengelola dan guru TPQ untuk memperkenalkan teknologi digital dalam pembelajaran. Pelatihan dan pendampingan juga dilakukan terhadap pemuda desa untuk mengedukasi literasi digital dan jiwa kewirausahaan. Sedangkan penguatan kelembagaan dilakukan terhadap kelembagaan TPQ untuk mengembangkan struktur organisasi dan menyusun visi-misi. Hasil dari kegiatan ini menunjukkan literasi digital remaja pada tingkatan baik, dan adanya peningkatan kesadaran mengenai perlunya mengantisipasi transformasi digital. Sedangkan dari aspek kelembagaan adalah dengan tersedianya struktur organisasi dan visi-misi. Hal tersebut menunjukkan bahwa telah terjadi pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan ini. Implikasinya, masyarakat desa perlu lebih proaktif bukan hanya sekedar mengakses informasi yang tersedia, tetapi juga untuk meningkatkan kapasitas diri, perekonomian dan juga kualitas hidup di desa.