Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

The Active Compound Content of Jamblang (Syzygium cumini) as an Anti-Breast Cancer Mindawati, Erisa; Depita Nurapni; Nurhalimah; Siti Solihat; Himyatul Hidayah
Eureka Herba Indonesia Vol. 5 No. 1 (2024): Eureka Herba Indonesia
Publisher : HM Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37275/ehi.v5i1.99

Abstract

Jamblang is rich in bioactive compounds such as anthocyanins, phenolics, and flavonoids. Anthocyanins, which give jamblang fruit its dark color, have been known for their antioxidant properties that can fight oxidative stress, which is linked to the development of cancer. Phenolics, with their anti-inflammatory and antioxidant properties, provide additional protection to body cells. Flavonoids, with a wide range of biological activities, including anti-cancer properties, could potentially be promising agents in cancer prevention and treatment efforts. The literature search process was carried out on various databases (PubMed, Web of Sciences, EMBASE, Cochrane Libraries, and Google Scholar) regarding the potential of the active compound Jamblang (Syzygium cumini) as anti-breast cancer. This study follows the preferred reporting items for systematic reviews and meta-analysis (PRISMA) recommendations. The jamblang plant has potential as an anti-breast cancer agent. Jamblang plants are rich in active compounds that have anticancer activity, namely anthocyanins, flavonoids, phenolic compounds and carotenoids. These compounds can inhibit cancer cell growth, trigger apoptosis, and inhibit metastasis.
ANALISA KAFEIN PADA TUMBUHAN DENGAN METODE HPLC: LITERATURE REVIEW ARTICLE Hidayah, Himyatul; Nurhalimah, Nurhalimah; Nurhamidah, Wida; Mindawati, Erisa
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 5 No. 1 (2024): MARET 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v5i1.23295

Abstract

Kafein, dikenal juga sebagai trimetilksantin, merupakan senyawa golongan alkaloid dan merupakan metabolit sekunder yang terdapat pada biji tanaman, daun, dan buah-buahan tertentu. Kafein memiliki sifat sebagai stimulan saraf pusat dan diuretik. Kafein juga dikenal memiliki efek farmakologis yang signifikan, seperti meningkatkan denyut jantung, tekanan darah, dan metabolisme basal. HPLC merupakan metode yang sensitif dan akurat untuk menganalisis senyawa kompleks seperti kafein. Analisis kafein dengan menggunakan HPLC pada tumbuhan dapat digunakan untuk memastikan kualitas produk-produk yang mengandung kafein khususnya adalah kopi dan teh. Analisis kafein pada tumbuhan dapat digunakan untuk memastikan keamanan dan memastikan bahwa produk tersebut memenuhi standar yang ditetapkan oleh badan pengawas. Batas maksimum senyawa kafein berdasarkan SNI 01-7152-2006 yaitu 50 mg/sajian.  Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah  Literature Review Article (LRA) dimana artikel rujukan yang digunakan bersumber dari jurnal yang terakreditasi/terindeks sinta, seperti Google Scholar, PubMed, ScienceDirect, dan ResearchGate. Berdasarkan hasil review, didapati hasil bahwa kadar kafein pada tanaman kopi dan teh sangat bervariasi.  Kadar kafein kopi dan teh sangat bergantung pada jenis tanaman, suhu dan juga lokasi pertumbuhan. Lokasi pembentukan akan mempengaruhi suhu udara, intensitas cahaya matahari, kelembaban udara dan angin. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa HPLC lebih direkomendasikan karena tepat, akurat dan andal dalam menentukan kandungan kafein dalam sampel.
PEMANTAUAN EKSTRAK SIMPLISIA BIJI KOPI HIJAU (COFFEA CANEPHORA VAR. ROBUSTA) DENGAN METODE KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS Mindawati, Erisa; Nurhamidah, Wida; Nurhalimah, Nurhalimah; Chaerunnisa, Chaerunnisa; Solihat, Siti; Fikayuniar, Lia
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 5 No. 1 (2024): MARET 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v5i1.23323

Abstract

Metode kromatografi lapis tipis (KLT) digunakan untuk menganalisis senyawa-senyawa aktif dalam sejumlah tumbuhan. Kromatografi Lapis Tipis (KLT) digunakan untuk memantau ekstrak simplisia tanaman obat untuk mengetahui jumlah bahan kimia aktif yang terdapat di dalamnya. Oleh karena itu, KLT adalah alat penting untuk menilai kualitas dan keaslian ekstrak simplisia tumbuhan obat, dan membantu penelitian dan pengembangan obat yang lebih lanjut. Metode ini membantu dalam mengidentifikasi profil senyawa aktif dalam tumbuhan obat. Metode ini dapat digunakan sebagai dasar untuk pembuatan obat herbal baru. Jumlah bahan kimia aktif dalam tanaman obat dipengaruhi oleh jenis tanaman, bagian yang digunakan, dan metode ekstraksi. Metode KLT memungkinkan pemantauan ekstrak simplisia dengan menempatkan ekstrak pada lempeng KLT, kemudian dielusi dengan eluen tertentu, sebelum lempeng KLT diaktifkan terlebih dahulu. Dengan perbandingan, campuran kloform dan etanol digunakan sebagai eluen (24:1). Hasil penelitian dengan KLT pada ekstrak etil asetat biji kopi hijau (Coffea canephora var. Robusta) menunjukkan bahwa ekstrak etil asetat kopi hijau tersebut mengandung flavonoid, terpenoid/steroid, dan alkaloid. Selain itu, diperoleh nilai Rf 0,8 cm, 0,7 cm, dan 0,5 cm, masing-masing memenuhi persyaratan nilai Rf 0,2 hingga 0,8 cm.
Aplikasi Penggunaan Spektroskopi Infrared dan Spektrofotometri UV-Vis Dalam Identifikasi Senyawa Bioaktif Ekstrak Tumbuhan: Literature Review Article Nurhamidah, Wida; Nurhalimah, Nurhalimah; Mindawati, Erisa; Geralda, Abielza Yugha; Abriyani, Ermi
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 4 No. 1 (2024): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Spektroskopi Inframerah dan Spektrofotometri UV-Vis banyak digunakan untuk identifikasi senyawa bioaktif ekstrak tumbuhan. Dalam review ini, kita membahas penggunaan spektrokopi IR dan spektrofotometri UV-VIS dalam identifikasi senyawa bioaktif dalam ekstrak tumbuhan. Metode yang digunakan dalam penlitian ini adalah dengan melakukan studi pustaka secara digital dengan cara mengakses situs pencarian jurnal internasional dan jurnal nasional. Berdasarkan hasil review artikel ini dapat diketahui bahwa aplikasi penggunaan spektroskopi IR dan spektrofotometri UV-Vis dalam identifikasi senyawa bioaktif ekstrak tumbuhan telah banyak dilakukan. Spektroskopi infrared digunakan untuk menganalisis ikatan-ikatan fungsional dalam senyawa organik, sementara spektrofotometri UV-Vis digunakan untuk menentukan konsentrasi senyawa yang absorbsi cahaya pada rentang UV dan Visible. Kedua metode ini dapat digunakan secara bersamaan untuk mengidentifikasi senyawa bioaktif dalam ekstrak tumbuhan, sehingga memberikan informasi yang komprehensif mengenai komposisi kimia dari ekstrak tersebut. Dengan demikian, penggunaan kedua metode spektroskopi ini dapat membantu dalam penelitian untuk mengidentifikasi senyawa bioaktif dalam ekstrak tumbuhan. Kata Kunci : Aplikasi, Identifikasi, Spektrofotometri UV-Vis, Spektroskopi Infrared