Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Perkembangan Pendidikan Formal Pada Masa Pemerintahan Sultan Muhammad Mulia Ibrahim Tsafiudin Di Sambas Kalimantan Barat Tahun (1931 – 1943) Tarhan, Raden Muhammad; Winarti, Murdiyah
FACTUM: Jurnal Sejarah dan Pendidikan Sejarah Vol 12, No 2 (2023): Media Pembelajaran Sejarah berbasis Keterampilan Abad 21
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia dan APPS (Asosiasi Pendidik dan Peneliti Sejarah)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/factum.v12i2.26957

Abstract

This research aims to find out the Islamic education in the era of Sultan Muhammad Mulia Ibrahim Tsafiuddin in 1931-1943, the influences of the Netherlands on the education in Sambas while the government of Sultan Muhammad Mulia Ibrahim Tsafiuddin in 1931-1943, and the system of education Madrasah Al-Sultaniyah. The method of this research is historical research. The descriptive-analytic research methods include four stages: heuristic, verification, interpretation, and historiography. The results of this research show that Islamic education in the era of Sultan Muhammad Mulia Ibrahim Tsafiuddin is the continuation of the education of Madrasah Al-Sultaniyah with the orientation in the education of religion and development to be Tarbiyatul Islam. Islamic education in Sambas gained influences from the Netherlands, and we can see from Tarbiyatul that Islam included all of the studied from Holland Inlandsche School (HIS) in their curriculum. Modern science, especially the Dutch language in Tarbiyatul Islam, is seen as a tool for gaining significant progress. The formal education system in Sambas through Madrasah Al-Sultaniyah or Tarbiyatul Islam combines Islamic education and Dutch education.
Ahmadiyah: Analisis Terhadap Teologi dan Perkembangan Tarhan, Raden Muhammad; Abdullah
Jurnal Alwatzikhoebillah : Kajian Islam, Pendidikan, Ekonomi, Humaniora Vol. 10 No. 1 (2024): Jurnal Alwatzikhoebillah : Kajian Islam, Pendidikan, Ekonomi, Humaniora
Publisher : Institut Agama Islam Sultan Muhammad Syafiuddin Sambas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37567/alwatzikhoebillah.v10i1.2611

Abstract

Ahmadiyya is a phenomenon of renewal of Islamic thought in India with theological characteristics that include it. This article aims to explore the theological concepts proposed by the Ahmadiyya and trace their development. This analysis was carried out through a literature study with a social perspective approach. Based on this study, it can be concluded that the emergence of Ahmadiyya was the result of the thoughts of figures who tried to actualize religious teachings through social understanding and context. This research also shows that Ahmadiyya is a sect in Islam that emerged as a response to the challenges and socio-religious dynamics of its time.
Kontribusi Pemikiran Tokoh Feminisme Islam Tarhan, Raden Muhammad; Syukur, Syamzan; Rahmawati, Rahmawati
Jurnal Alwatzikhoebillah : Kajian Islam, Pendidikan, Ekonomi, Humaniora Vol. 10 No. 2 (2024): Jurnal Alwatzikhoebillah : Kajian Islam, Pendidikan, Ekonomi, Humaniora
Publisher : Institut Agama Islam Sultan Muhammad Syafiuddin Sambas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37567/alwatzikhoebillah.v10i2.3069

Abstract

Women in Islamic studies have reached a very important position. Many gender activists have discussed this topic, especially regarding gender equality. Several prominent feminist figures in the struggle for women's rights and gender equality include Qasim Amin, Amina Wadud Muhsin, and Fatimah Mernissi. Each of them has their own views about women. This article was prepared with the aim of presenting several opinions from these feminist figures and then extracting them. The writing of this article applies library research methods by collecting library materials sourced from books, journals and online articles. Based on this study, the view is obtained that Islamic feminist thought is very influential in reconstructing the interpretation of the position of women in Islamic law. This is a form of confirmation that interpretation is a subjective matter that is greatly influenced by the interpreter. Muslim feminist thought is actually relevant to the current context where men and women have equal positions.
Tradisi Bepapas Masyarakat Melayu Sambas Tarhan, Raden Muhammad; Hasaruddin, Hasaruddin; Susmihara, Susmihara
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 8 No. 2 (2024)
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan cara pelaksanaan tradisi Bepapas dan juga nilai-nilai yang terkandung di dalamnya dalam konteks masyarakat Melayu Sambas. Metode penelitian yang diterapkan mencakup wawancara, dan referensi dari jurnal-jurnal terkait. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tradisi Bepapas memiliki signifikansi yang dalam bagi masyarakat Melayu Sambas. Mulai dari bahan yang digunakan hingga tahapan pelaksanaannya, semua memiliki makna dan nilai yang relevan untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, tidak jarang masyarakat Melayu Sambas menggunakan tradisi Bepapas sebagai sarana untuk mengajarkan nilai-nilai agama dan adab kepada generasi muda serta masyarakat secara umum. Dengan demikian, setiap tradisi, termasuk tradisi Bepapas, memiliki tujuan serta makna dan nilai tersendiri yang dapat diambil sebagai pelajaran dalam kehidupan sehari-hari.
Sejarah Islam di Jerman Tarhan, Raden Muhammad; Saleh, Syamsudduha; Yunus, Abd Rahim
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 4 No. 4 (2024): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v4i4.14671

Abstract

Meskipun Islam di Eropa bukanlah sesuatu yang baru, keberadaan Muslim di Jerman masih menarik untuk diteliti. Dinamika umat Islam, baik dari sisi internal maupun eksternal, sangat menarik perhatian. Dari sisi internal, Muslim di Jerman berasal dari berbagai etnis dan ras di Asia dan Afrika, sehingga menimbulkan tantangan besar bagi mereka untuk bersatu dan berintegrasi. Dari sisi eksternal, Islam, yang secara historis bukan agama asli di Eropa, menghadapi tantangan besar dalam menyesuaikan diri dengan situasi baru. Tradisi budaya Yahudi-Kristen telah lama menjadi bagian dari Jerman dan Eropa secara umum. Kedatangan sejumlah besar Muslim dari daerah konflik di Timur Tengah dan Afrika baru-baru ini menambah fenomena penting lainnya. Artikel ini berusaha menggambarkan perkembangan Islam dan Muslim di Jerman serta bagaimana mereka berinteraksi dengan rekan-rekan Jerman di tengah tumbuhnya islamofobia di negara ini. Selain itu, artikel ini juga akan mengamati beberapa bentuk perlawanan umat Islam, termasuk radikalisme, dan upaya mereka untuk berintegrasi ke dalam masyarakat Barat.