Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Kapasitas Panganan Tradisional Bali sebagai Daya Tarik Wisata Kuliner di Gianyar Trimandala, Nyoman Agus; Kiskenda, Dewa Putu
Jurnal Manajemen Perhotelan dan Pariwisata Vol. 6 No. 2 (2023)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jmpp.v6i2.72780

Abstract

Perkembangan pariwisata saat ini juga mendukung globalisasi dan apresiasi yang lebih besar terhadap sumber daya lokal. Misalnya, maraknya waralaba makanan cepat saji di seluruh dunia bersamaan dengan peningkatan sajian kuliner lokal yang Hubungan antara makanan ataupun panganan dan pariwisata merupakan suatu kesatuan yang sangat padu. Dalam dunia pariwisata, makanan lokal atau panganan tradisional merupakan salah satu aspek yang mendukung keeksitensiannya pariwisata maupun daya Tarik wisata dan sebaliknya dengan adanya suatu daya Tarik wisata keksistensian suatu makanan khas menjadi tetap dikenal oleh masyarakat. tidak kalah saing. Adanya modiffikasi produk makan akan menambah keaslian, kebudayaan, ketertarikan wisatawan, kebiasaan wisatawan dalam mencari panganan tradisional, serta pengalaman yang didapatkan akan memiliki kesan originalitas yang membuat ketertarikan wisatwan berkunjung akan bertambah sehingga keeksistensian daya Tarik wisata akan terus berkembang.
Peran Partisipasi Masyarakat dan Lingkungan Alam pada Pengaruh Ancillary Service Terhadap Pemasaran Wisata Di Desa Liang Ndara, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur Putra, Dewa Putu Kiskenda Erwanda; Trimandala, Nyoman Agus; Panca, Wayan Agung
Journal of Indonesian Tourism, Hospitality and Recreation Vol 6, No 2 (2023): Journal of Indonesian Tourism, Hospitality and Recreation (October)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jithor.v6i2.58682

Abstract

AbstractTourism Village of Liang Ndara, NTT has physical potential then various cultural traditions from the community which still original and may totally different other villages. However, Liang Ndara's tourist attraction is not fully well developed due to limited human resources; Local tourism management; budget limitations for tourism development to sectoral ego in its management. Therefore it is important to discuss the causality of tourism in Liang Ndara Village with the variables associated between (1) ancillary, (2) community participation, (3) tourism marketing and (4) the natural environment. The Structural Model and Hypotheses Testing method was carried out to test convergent validity, composite reliability, discriminant validity, average variance extracted test, fornell-lacker with Partial Least Square-SEM software and hypothesis testing was carried out on each causality relationship between variables. The results found a positive and valid relationship in between the four variables directly, namely (1) Ancilary effect on community participation; (2) the effect of community participation on the natural environment; (3) the effect of community participation on tourism marketing; (4) The influence of the natural environment on tourism marketing. The indirect causality relationship was found the community participation, the natural environment and ancillary services are valid as a mediator.AbstractDesa Liang Ndara, NTT memiliki Potensi fisik hingga ragam tradisi kebudayaan masyarakat orisinil dan belum tentu dimiliki oleh desa lainnya. Namun demikian daya tarik wisata Liang Ndara tidak sepenuhnya berkembang dengan baik yang disebabkan oleh Keterbatasan SDM, Kelembagaan pengelola wisata, keterbatasan anggaran hingga, Ego sektoral dalam pengelolaannya. Maka dari itu penting membahas kausalitas kepariwisataan di desa ini dengan variabel yang dihubungkan antara (1) ancilary, (2) partisipasi masyarakat, (3) pemasaran pariwisata dan (4) lingkungan alam. Sehingga ini menjadi cerminan untuk menyelesaikan masalah kepariwisataaan di Desa Liang Ndara. Metode Structural Model and Hypotheses Testing dilakukan untuk pengujian convergent validity, composite reliability, discriminant validity, average variance extracted test, fornell-lacker dengan software Partial Least Square-SEM dan dilakukan pengujian hipotesis pada setiap hubungan kausalitas antar variabel. Hasil penelitian menemukan hubungan kausalitas yang posistif dan valid pada hubungan antara keempat variabel secara langsung yaitu (1) Pengaruh ancilary terhadap partisipasi masyarakat; (2) pengaruh partisipasi masyarakat terhadap lingkungan alam; (3) pengaruh partisipasi masyarakat terhadap pemasaran pariwisata; (4) Pengaruh lingkungan alam terhadap pemasaran pariwisata. Pada hubungan kausalitas secara tidak langsung ditemukan valid sebagai mediator pada partisipasi masyarakat, lingkungan alam dan ancillary service.
PEMBERDAYAAN KELOMPOK MASYARAKAT DALAM PENGEMASAN DAYA TARIK WISATA VIRTUAL TOUR DI SUNGAI TAMAN PANCING KOTA DENPASAR Trimandala, Nyoman Agus; Sudiarta, I Nyoman; E.P, Dewa Putu Kiskenda; Antara, I.B Ketut Soma
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 6 (2023): Volume 4 Nomor 6 Tahun 2023
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v4i6.23299

Abstract

Kehadiran teknologi informasi yang semakin canggih berimplikasi pada munculnya berbagai inovasi dan kreativitas, dengan memanfaatkan perkembangan dari teknologi informasi tersebut. Salah satu yang sedang berkembang pesat yakni virtual tour sebagai pengganti perjalanan wisata ke suatu tempat secara langsung, yang dibawa ke dalam sebuah layar baik menggunakan device berupa laptop, PC, maupun mobile phone. Daya Tarik Wisata Sungai Taman Pancing sebagai salah satu DTW di Kota Denpasar yang baru saja wisata, salah satunya beriwisata susur sungai, Melihat tren virtual tour yang berkembang baik di Indonesia maka pada program pengabdian kepada masyarakat ini, yang berperan sebagai pemandu wisata diberikan pelatihan virtual tour. Daya Tarik WIsata ini memiliki keunikan, yakni sebagai daya Tarik wisata susur sungai dimana memiliki berbeagai macam atraksi wisata didalamnya saat ini masih dipertahankan berpotensi untuk mengembangkan virtual tour. Pada kegiatan pemberdayaan masyarakat ini, keleompok ini diberikan pelatihan dalam pemasaran secara digital serta meningktakan pelayanan dalam kepariwisataan terhadap wisatwan yang sedang berkunjung.
Perspektif Overtourism di Kawasan Wisata Canggu: Indentifikasi Canggu diantara Euphoria dan Annoyance Putra, Dewa Putu Kiskenda Erwanda; Trimandala, Nyoman Agus
Journal of Indonesian Tourism, Hospitality and Recreation Vol 7, No 2 (2024): Journal of Indonesian Tourism, Hospitality and Recreation (October)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jithor.v7i2.75762

Abstract

ABSTRACTThe Canggu paradigm leads to overtourism by (a) Traffic in Canggu (b) competition for human resources; (c) waste disposal that hasn’t handled properly; (d) crime and violence often occur between tourists and local people in Canggu. A disharmonious relationship between guests and hosts as an accumulation of Canggu tourism development. This aims to identify the position Canggu tourism area in the perspective of overtourism by the irritation index. This research uses descriptive statistical techniques with likert on the perception between hosts and guests with 6 measuring aspects. The location is centered in (1) Batu Bolong Beach area, (2) Batu Mejan and (3) Berawa Village. The interactions formed are (1) The host who receive benefits will certainly provide a positive response and support the development of tourism in Canggu. Although there are still people who don’t get any benefits and tend to oppose and be apathetic about the development of Canggu tourism. Likewise, (2) the perception of guests on average gives a fairly good perception of the development of Canggu including the social interactions formed within it. So this pattern indicates that there is an apathetic relationship between guests and hosts as an accumulation of the turmoil of the development of Canggu tourism. ABSTRAKParadigma Canggu mengarah pada terjadinya overtourism ditandai dengan (a) kepadatan dan kesan macet pada citra Canggu (b) perebutan dan persaingan SDM; (c) pembuangan limbah yang belum diatasi dengan baik; (d) isu kriminalitas dan kekerasan kerap terjadi diantara wisatawan dan masyarakat lokal di Canggu. Ini menandakan terjadinya hubungan tidak harmonis diantara guest dan host atas gejolak perkembangan pariwisata Canggu. Ini bertujuan mengidentifikasi posisi kawasan wisata Canggu dalam prespektif overtourism diukur dengan indeks iritasi. Riset ini menggunakan teknik statistik deskriptif dengan skala likert pada persepsi antara masyarakat lokal (Host) dan wisatawan (guest) dengan 6 aspek pengukur. Lokasi penelitian dipusatkan pada 3 lokasi kawasan wisata Canggu yaitu (1) kawasan Pantai Batu Bolong, (2) Desa Batu Mejan, serta (3) Desa Berawa. Interaksi yang terbentuk adalah (1) masyarakat Canggu memperoleh manfaat akan memberikan tanggapan positif dan mendukung pengembangan pariwisata di Canggu. Walaupun tetap ada masyarakat yang kurang mendapatkan manfaat cenderung menentang dan bersikap apatis (acuh tak acuh) tentang pengembangan pariwisata Canggu. Demikian halnya pada (2) persepsi wisatawatan (guest) rata rata memberikan persepsi yang cukup baik terhadap perkembangan Canggu termasuk interaksi sosial yang terbentuk. Pola ini menandakan bahwa terjadinya hubungan yang apatis diantara wisatawan (guest) dan tuan rumah (host) sebagai akumulasi atas gejolak perkembangan pariwisata Canggu.
Kualitas Pelayanan terhadap Keputusan Tamu Berkunjung Kembali Wardhana, Made Arya Wisnu; Trimandala, Nyoman Agus
Jurnal Ilmiah Pariwisata dan Bisnis Vol. 3 No. 12 (2024): Jurnal Ilmiah Pariwisata dan Bisnis Desember 2024
Publisher : Institut Pariwisata dan Bisnis Internasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22334/paris.v3i12.916

Abstract

Penelitian ini fokus menganalisis pada sektor pariwisata pada perhotelan di Alila Ubud, Gianyar, Bali. Fenomena yang terjadi, karyawan Alila Hotel Ubud diharapkan dapat memberikan kualitas pelayanan yang menarik dan profesional. Adanya keluhan pelayanan yang disampaikan oleh 3 tamu secara tidak langsung melalui beberapa Online seharusnya dapat memenuhi kebutuhan dan keputusan pelanggan secara baik, cepat dan tepat kepada pelanggan. Pada hakikatnya penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Peneliti mengambil sampel sebanyak 96 orang yang terbagi menjadi 2 kategori yaitu 48 orang tamu domestik dan 48 orang tamu mancanegara karena manajemen hotel mebatasi jumah penyebaran kuesioner dari para tamu yang telah menerima layanan di Alila Hotel Ubud selama mereka tinggal di Hotel untuk meminimalisir gangguan untuk tamu. Untuk mengukur tingkat keputusan wisatawan terhadap kualitas pelayanan dan fasilitas hotel Alila Hotel Ubud, dalam penelitian ini digunakan metode ServQual dan diagram kartesius. Skor ServQual diketahui sebesar -2,733 hal ini berarti harapan tidak terpenuhi atau tidak terpuaskan menurut para responden karena nilai keputusan berada pada lebih kecil dari 0, maka dari itu agar jasa Alila Hotel Ubud tidak kalah bersaing dengan hotel lainnya pihak perusahaan harus mencapai nilai skor ServQual ataupun melebihi. This research focuses on analyzing the tourism sector in hotels in Alila Ubud, Gianyar, Bali. The phenomenon that occurs is that Alila Hotel Ubud employees are expected to provide attractive and professional quality service. The service complaints submitted by 3 guests indirectly through several online services should be able to fulfill customer needs and decisions well, quickly and precisely to customers. In essence, this research is quantitative research. Researchers took a sample of 96 people who were divided into 2 categories, namely 48 domestic guests and 48 foreign guests because the hotel management limited the number of questionnaires distributed from guests who had received services at the Alila Hotel Ubud during their stay at the hotel to minimize disturbance to guests. To measure the level of tourists' decisions regarding the quality of services and facilities at the Alila Hotel Ubud, in this research the ServQual method and Cartesian diagrams were used. The ServQual score is known to be -2.733, this means that expectations are not met or are not satisfied according to the respondent because the decision value is less than 0, therefore, in order for the Alila Hotel Ubud service to not be less competitive with other company hotels, it must reach the ServQual score or apply.
Optimalisasi Branding Desa Wisata Tihingan Melalui Potensi Gamelan Tradisional Bali Trimandala, Nyoman Agus; Putra, Dewa Putu Kiskenda Erwanda
Jurnal Manajemen Perhotelan dan Pariwisata Vol. 8 No. 1 (2025)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jmpp.v8i1.89465

Abstract

Sejak dilandanya musibah covid 19 Pariwisata daerah klungkung menjadi sepi pengunjung.. Hal ini membuat Kabupaten Klungkung krisis desa wisata yang banyak orang kenal. Untuk itu, terkait hal itu peneliti melakukan destination branding yang bertujuan untuk memperkenalkan tempat-tempat wisata yang dimiliki oleh desa Tihingan Kabupaten Klungkung yang salah satunya memperkenalkan alat musik tradisional yaitu gamelan Bali. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan kelima tahap destination branding yaitu market investigation, analysis and strategic recommendations, brand identity development, brand launch and introduction, brand implementation dan monitoring, evaluation and review. Metode yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif jenis data kualitatif .Tekhnik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam, observasi studi pustaka dan studi dokumentasi.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam memperkenalkan desa wisata Tihingan Kabupaten Klungkung, peneliti melakukan market investigation, analysis and strategic recommendations dengan mengumpulkan data potensi pariwisata Adapun brand identity yang digunakan selama aktivitas branding ialah logo desa wisata tihingan. Peneliti dalam hal ini membuat dan me-rebranding kembali paket wisata desa tihingan serta mengaktifkan kembali desa wisata melalui Tihingan Familiarization Tour yang merupakan kegiatan pengenalan suatu desa wisata. Disamping itu peneliti serta pemerintah desa yang bersinergi dengan porkdarwis memperkenalkan kembali melalui media sosial secara online serta membuat brosur paket wisata secara offline. Hal ini dilakukan tentunya untuk membuat kembalai eksistensi desa wisata tihingan.
Pengembangan Daya Tarik Wisata Pantai Dreamland Wijaya, I Gusti Ngurah Surya; Sanjaya, I Wayan Kiki; Trimandala, Nyoman Agus
Jurnal Ilmiah Pariwisata dan Bisnis Vol. 3 No. 7 (2024): Jurnal Ilmiah Pariwisata dan Bisnis Juli 2024
Publisher : Institut Pariwisata dan Bisnis Internasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22334/paris.v3i7.828

Abstract

Pengembangan area destinasi wisata, ada beberapa tahap yang dapat menggambarkan posisi dan situasi perkembangan di area destinasi tersebut. Pantai Dreamland berlokasi di Desa Pecatu Kabupaten Badung,. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang partisipasi masyarakat dalam pengembangan daya tarik wisata Pantai Dreamland Kabupaten Badung dan untuk mengetahui tantangan dalam menghambat pengembangan daya tarik wisata Pantai Dreamland. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan analisis data deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah meliputi observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa partisipasi masyarakat dalam pengembangan daya tarik wisata Pantai Dreamland masih terbatas, meskipun memiliki potensi daya tarik wisata. Namun, belum dikelola dan dikembangkan dengan baik sekaligus menjadi urgensi penelitian ini. Hasil penelitian ini mengidentifikasi potensi wisata Pantai Dreamland dengan komponen 4A ; atraksi, amenitas, aksesibilitas, dan layanan tambahan. Dari partisipasi masyarakatnya yaitu mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, pengambilan manfaat dan evaluasi. Dalam pengembangan Daya Tarik Wisata Pantai Dreamland ada beberapa tantangan penghamabat yang dihadapi, seperti keterbatasan dana, investor, kiriman sampah dan peluang pendukungnya ada masyarakat lokal dan wisatawan, untuk program kedepan untuk mengembangkan Daya Tarik Wisata Pantai Dreamalnd, seperti menambah atraksi buatan. Development of Tourist Destination Areas There are several stages that can describe the position and development situation in the tourist destination area. Pantai Dreamland is located in Pecatu Village, Badung Regency,. The purpose of this study is to determine community participation in the development of Pantai Dreamland tourist attractions in Badung Regency and to identify challenges hindering the development of Pantai Dreamland tourist attractions. This research uses a qualitative method with qualitative descriptive data analysis. Data collection techniques used in this study include observation, interviews, and documentation. The results of this study indicate that community participation in the development of Pantai Dreamland tourist attractions is still limited, despite its potential tourist attraction. However, it has not been well managed and developed, which underscores the urgency of this research. The research identifies the tourism potential of Pantai Dreamland with the 4A components: attractions, amenities, accessibility, and additional services. Community participation spans from planning, implementation, benefit sharing, to evaluation stages. In the development of Pantai Dreamland tourist attractions, there are several challenges hindering progress, such as limited funding, investors, waste disposal, and opportunities supported by local communities and tourists. For future programs to develop Pantai Dreamland tourist attractions, enhancements such as adding artificial attractions are recommended.
Pengembangan Daya Tarik Wisata Pantai Lebih sebagai Wisata Kuliner Lokal Pesisir Selatan Kabupaten Gianyar Wahyudi, I Made Indra; Amir, Firlie Lanovia; Trimandala, Nyoman Agus
Jurnal Ilmiah Pariwisata dan Bisnis Vol. 3 No. 7 (2024): Jurnal Ilmiah Pariwisata dan Bisnis Juli 2024
Publisher : Institut Pariwisata dan Bisnis Internasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22334/paris.v3i7.830

Abstract

Kekhasan yang dimiliki Daya Tarik Pantai Lebih tidak hanya menyajikan keelokan pantainya, Pantai Lebih yang terletak di pesisir selatan Kabupaten Gianyar memiliki keunggulan pada pengolahan hidangan laut yang mampu bersaing dengan daerah lainnya di Bali. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Desa Lebih memiliki makanan khas (maskot) berupa sate languan yang merupakan hidangan khas Desa Lebih dengan bahan dasar berupa hidangan laut yang merupakan hasil laut nelayan setempat. Kawasan Pantai Lebih sebagai daya tarik wisata yang menyuguhkan wisata kuliner sudah masuk ke dalam tahapan pengembangan, pengembangan yang dilaksanakan dalam upaya pengelola Pantai Lebih tercermin dari upaya pengolahan hasil laut yang dikelola oleh masyarakat nelayan dan terbentuk Kelompok Pengolah dan Pemasar (POKLAHSA), kunjungan wisatawan yang meningkat belum dibarengi dengan sistem pendataan pengunjung, dan mata pencaharian masyarakat mayoritas bermatapencaharian sebagai nelayan, pengusaha kecil dan menengah, serta pemilik usaha (warung, rumah makan maupun restoran) menjadikan sektor kuliner menjadi pusat perekonomian masyarakat Desa Lebih. The uniqueness of Lebih Beach not only presents the beauty of the beach, Lebih Beach located on the south coast of Gianyar Regency has an excellence in seafood processing that can compete with other areas in Bali. This research uses descriptive qualitative research methods. Lebih Village has a specialty food (mascot) in the form of satay languan which is a typical dish of Lebih Village with basic ingredients in the form of seafood from local fishermen. The Lebih Beach area as a tourist attraction that offers culinary tourism has entered the development stage, the development process implemented in the effort to manage Lebih Beach is reflected in the efforts to process seafood managed by the fishing community and the formation of a Processing and Marketing Group (POKLAHSA), increased tourist visits have not been accompanied by a visitor data collection system, and the livelihoods of the majority of the community are fishermen, small and medium entrepreneurs, and business owners (stalls, restaurants and restaurants) making the culinary sector the center of the economy of the Lebih society.
Destinasi Wisata Pesisir: Strategi Pengembangan Desa Cemagi Hermawan, I Gede Rama Kananda; Praminatih, Gusti Ayu; Trimandala, Nyoman Agus
Jurnal Ilmiah Pariwisata dan Bisnis Vol. 3 No. 8 (2024): Jurnal Ilmiah Pariwisata dan Bisnis Agustus 2024
Publisher : Institut Pariwisata dan Bisnis Internasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22334/paris.v3i8.856

Abstract

Pengembangan pariwisata merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas dari daya tarik yang ada di sebuah wilayah. Desa Cemagi menjadi salah satu desa yang memiliki potensi, terutama pada wilayah pesisirnya. Wilayah pesisir merupakan wilayah yang tidak terpengaruhi pasang surut air laut. Penelitian ini memiliki tujuan untuk megetahui bagaimana potensi yang dimiliki wilayah pesisir Desa Cemagi serta bagaimana pengembangannya dalam pariwisata. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif kualitatif dengan meggunakan teori 6A, yakni Atraksi, Aksesibilitas, Amenitas, Ancillary, Aktivitas, dan Kesediaan paket wisata, serta menggunakan teori pengembangan dengan analisis SWOT, yaitu melihat Kekuatan, Kelemahan, Peluang, serta Ancaman yang dimiliki Desa Cemagi. Dengan teori yang digunakan akan mampu menyelesaikan permasalah mengenai kurang meratanya pemasaran daya tarik wisata pesisir Desa Cemagi. Penelitian ini memiliki hasil, yaitu Desa Cemagi sudah memenuhi teori 6A sebagai ketentuan desa wisata, namun masih ada salah satu atraksi yang belum bisa dijalankan secara berkala dengan strategi pengembangan, yaitu melakukan promosi yang maksimal dan merata untuk setiap daya tariknya serta bekerja sama dengan pemerintah Kabupaten Badung untuk melengkapi fasilitas sesui dengan visi misi Kabupaten Badung. Tourism development is an effort to improve the quality of existing attractions in an area. Cemagi Village is one of the villages that has potential, especially in the coastal area. Coastal areas are areas that are not affected by tides. This research aims to find out what potential the coastal area of Cemagi Village has and how it can be developed in tourism. This researched used qualitative descriptive analysis used the 6A theory, namely Attractions, Accessibility, Amenities, Accessories, Activities and Availability of Toured Packages, and uses development theory with SWOT analysis, namely Strengths, Weaknesses, Opportunities and Threats of Desa Cemagi. With the theory used, we will be able to solve the problem of unequal marketing of the coastal tourist attraction of Cemagi Village. This research has the result that Cemagi village has fulfilled the 6A theory as a tourist village requirement, however, there is still one attraction that cannot be run regularly with a development strategy, namely, carrying out maximum and even promotion for each attraction and collaborating with the district government. Badung to complete facilities in accordance with the mission and mission of Badung Regency.