Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Peran Partisipasi Masyarakat dan Lingkungan Alam pada Pengaruh Ancillary Service Terhadap Pemasaran Wisata Di Desa Liang Ndara, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur Putra, Dewa Putu Kiskenda Erwanda; Trimandala, Nyoman Agus; Panca, Wayan Agung
Journal of Indonesian Tourism, Hospitality and Recreation Vol 6, No 2 (2023): Journal of Indonesian Tourism, Hospitality and Recreation (October)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jithor.v6i2.58682

Abstract

AbstractTourism Village of Liang Ndara, NTT has physical potential then various cultural traditions from the community which still original and may totally different other villages. However, Liang Ndara's tourist attraction is not fully well developed due to limited human resources; Local tourism management; budget limitations for tourism development to sectoral ego in its management. Therefore it is important to discuss the causality of tourism in Liang Ndara Village with the variables associated between (1) ancillary, (2) community participation, (3) tourism marketing and (4) the natural environment. The Structural Model and Hypotheses Testing method was carried out to test convergent validity, composite reliability, discriminant validity, average variance extracted test, fornell-lacker with Partial Least Square-SEM software and hypothesis testing was carried out on each causality relationship between variables. The results found a positive and valid relationship in between the four variables directly, namely (1) Ancilary effect on community participation; (2) the effect of community participation on the natural environment; (3) the effect of community participation on tourism marketing; (4) The influence of the natural environment on tourism marketing. The indirect causality relationship was found the community participation, the natural environment and ancillary services are valid as a mediator.AbstractDesa Liang Ndara, NTT memiliki Potensi fisik hingga ragam tradisi kebudayaan masyarakat orisinil dan belum tentu dimiliki oleh desa lainnya. Namun demikian daya tarik wisata Liang Ndara tidak sepenuhnya berkembang dengan baik yang disebabkan oleh Keterbatasan SDM, Kelembagaan pengelola wisata, keterbatasan anggaran hingga, Ego sektoral dalam pengelolaannya. Maka dari itu penting membahas kausalitas kepariwisataan di desa ini dengan variabel yang dihubungkan antara (1) ancilary, (2) partisipasi masyarakat, (3) pemasaran pariwisata dan (4) lingkungan alam. Sehingga ini menjadi cerminan untuk menyelesaikan masalah kepariwisataaan di Desa Liang Ndara. Metode Structural Model and Hypotheses Testing dilakukan untuk pengujian convergent validity, composite reliability, discriminant validity, average variance extracted test, fornell-lacker dengan software Partial Least Square-SEM dan dilakukan pengujian hipotesis pada setiap hubungan kausalitas antar variabel. Hasil penelitian menemukan hubungan kausalitas yang posistif dan valid pada hubungan antara keempat variabel secara langsung yaitu (1) Pengaruh ancilary terhadap partisipasi masyarakat; (2) pengaruh partisipasi masyarakat terhadap lingkungan alam; (3) pengaruh partisipasi masyarakat terhadap pemasaran pariwisata; (4) Pengaruh lingkungan alam terhadap pemasaran pariwisata. Pada hubungan kausalitas secara tidak langsung ditemukan valid sebagai mediator pada partisipasi masyarakat, lingkungan alam dan ancillary service.
Perspektif Overtourism di Kawasan Wisata Canggu: Indentifikasi Canggu diantara Euphoria dan Annoyance Putra, Dewa Putu Kiskenda Erwanda; Trimandala, Nyoman Agus
Journal of Indonesian Tourism, Hospitality and Recreation Vol 7, No 2 (2024): Journal of Indonesian Tourism, Hospitality and Recreation (October)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jithor.v7i2.75762

Abstract

ABSTRACTThe Canggu paradigm leads to overtourism by (a) Traffic in Canggu (b) competition for human resources; (c) waste disposal that hasn’t handled properly; (d) crime and violence often occur between tourists and local people in Canggu. A disharmonious relationship between guests and hosts as an accumulation of Canggu tourism development. This aims to identify the position Canggu tourism area in the perspective of overtourism by the irritation index. This research uses descriptive statistical techniques with likert on the perception between hosts and guests with 6 measuring aspects. The location is centered in (1) Batu Bolong Beach area, (2) Batu Mejan and (3) Berawa Village. The interactions formed are (1) The host who receive benefits will certainly provide a positive response and support the development of tourism in Canggu. Although there are still people who don’t get any benefits and tend to oppose and be apathetic about the development of Canggu tourism. Likewise, (2) the perception of guests on average gives a fairly good perception of the development of Canggu including the social interactions formed within it. So this pattern indicates that there is an apathetic relationship between guests and hosts as an accumulation of the turmoil of the development of Canggu tourism. ABSTRAKParadigma Canggu mengarah pada terjadinya overtourism ditandai dengan (a) kepadatan dan kesan macet pada citra Canggu (b) perebutan dan persaingan SDM; (c) pembuangan limbah yang belum diatasi dengan baik; (d) isu kriminalitas dan kekerasan kerap terjadi diantara wisatawan dan masyarakat lokal di Canggu. Ini menandakan terjadinya hubungan tidak harmonis diantara guest dan host atas gejolak perkembangan pariwisata Canggu. Ini bertujuan mengidentifikasi posisi kawasan wisata Canggu dalam prespektif overtourism diukur dengan indeks iritasi. Riset ini menggunakan teknik statistik deskriptif dengan skala likert pada persepsi antara masyarakat lokal (Host) dan wisatawan (guest) dengan 6 aspek pengukur. Lokasi penelitian dipusatkan pada 3 lokasi kawasan wisata Canggu yaitu (1) kawasan Pantai Batu Bolong, (2) Desa Batu Mejan, serta (3) Desa Berawa. Interaksi yang terbentuk adalah (1) masyarakat Canggu memperoleh manfaat akan memberikan tanggapan positif dan mendukung pengembangan pariwisata di Canggu. Walaupun tetap ada masyarakat yang kurang mendapatkan manfaat cenderung menentang dan bersikap apatis (acuh tak acuh) tentang pengembangan pariwisata Canggu. Demikian halnya pada (2) persepsi wisatawatan (guest) rata rata memberikan persepsi yang cukup baik terhadap perkembangan Canggu termasuk interaksi sosial yang terbentuk. Pola ini menandakan bahwa terjadinya hubungan yang apatis diantara wisatawan (guest) dan tuan rumah (host) sebagai akumulasi atas gejolak perkembangan pariwisata Canggu.
Optimalisasi Branding Desa Wisata Tihingan Melalui Potensi Gamelan Tradisional Bali Trimandala, Nyoman Agus; Putra, Dewa Putu Kiskenda Erwanda
Jurnal Manajemen Perhotelan dan Pariwisata Vol. 8 No. 1 (2025)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jmpp.v8i1.89465

Abstract

Sejak dilandanya musibah covid 19 Pariwisata daerah klungkung menjadi sepi pengunjung.. Hal ini membuat Kabupaten Klungkung krisis desa wisata yang banyak orang kenal. Untuk itu, terkait hal itu peneliti melakukan destination branding yang bertujuan untuk memperkenalkan tempat-tempat wisata yang dimiliki oleh desa Tihingan Kabupaten Klungkung yang salah satunya memperkenalkan alat musik tradisional yaitu gamelan Bali. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan kelima tahap destination branding yaitu market investigation, analysis and strategic recommendations, brand identity development, brand launch and introduction, brand implementation dan monitoring, evaluation and review. Metode yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif jenis data kualitatif .Tekhnik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam, observasi studi pustaka dan studi dokumentasi.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam memperkenalkan desa wisata Tihingan Kabupaten Klungkung, peneliti melakukan market investigation, analysis and strategic recommendations dengan mengumpulkan data potensi pariwisata Adapun brand identity yang digunakan selama aktivitas branding ialah logo desa wisata tihingan. Peneliti dalam hal ini membuat dan me-rebranding kembali paket wisata desa tihingan serta mengaktifkan kembali desa wisata melalui Tihingan Familiarization Tour yang merupakan kegiatan pengenalan suatu desa wisata. Disamping itu peneliti serta pemerintah desa yang bersinergi dengan porkdarwis memperkenalkan kembali melalui media sosial secara online serta membuat brosur paket wisata secara offline. Hal ini dilakukan tentunya untuk membuat kembalai eksistensi desa wisata tihingan.
Strategi Promosi Aida di Pondok Wisata Saung Teduh Nuaba, Ida Bagus Putu Arditha Darmayasa; Sanjaya, I Wayan Kiki; Putra, Dewa Putu Kiskenda Erwanda
Jurnal Ilmiah Pariwisata dan Bisnis Vol. 3 No. 7 (2024): Jurnal Ilmiah Pariwisata dan Bisnis Juli 2024
Publisher : Institut Pariwisata dan Bisnis Internasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22334/paris.v3i7.824

Abstract

Pondok Wisata Saung Teduh sedang meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan yang dianggap masih belum optimal. Penelitian ini mengkaji kekuatan dan kelemahan sekaligus peluang dan ancaman untuk merumuskan strategi promosi Pondok Wisata Saung Teduh. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara mendalam dan kuisioner terhadap 30 responden. Analisis data dilakukan dengan metode SWOT. Berdasarkan atas analisis swot diperoleh strategi yang dapat diterapkan pada pemasaran Pondok Wisata Saung Teduh yaitu (1) Strategi Promosi Produk Untuk Meningkatkan Kunjungan Wisatawan (2) Strategi Meningkatkan Infrastruktur Internal Dengan Konsep AIDA (3) Strategi Peningkatan Kenyamanan Wisatawan Berdasarkan AIDA (4) Strategi Meningkatkan Atensi Terhadap Lokasi Pondok Wisata Saung Teduh Dengan Konsep AIDA. Saung Teduh Tourism Pondok is increasing the number of tourist visits which is considered still not optimal. This research examines the strengths and weaknesses as well as opportunities and threats to formulate a promotional strategy for the Saung Teduh Tourism Pondok. This research uses a quantitative descriptive approach. Data collection was carried out by observation, in-depth interviews and questionnaires with 30 respondents. Data analysis was carried out using the SWOT method. Based on the SWOT analysis, strategies that can be applied to the marketing of Saung Teduh Tourism Pondok are obtained, namely (1) Product Promotion Strategy to Increase Tourist Visits (2) Strategy to Improve Internal Infrastructure Using the AIDA Concept (3) Strategy to Increase Tourist Comfort Based on AIDA (4) Strategy to Improve Attention to the Location of the Saung Teduh Tourist Pond with the AIDA Concept.
Potensi Monumen Tugu Khatulistiwa sebagai Wisata Edukasi Hardilia, Wella; Sari, Retno Juwita; Putra, Dewa Putu Kiskenda Erwanda
Jurnal Ilmiah Pariwisata dan Bisnis Vol. 3 No. 7 (2024): Jurnal Ilmiah Pariwisata dan Bisnis Juli 2024
Publisher : Institut Pariwisata dan Bisnis Internasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22334/paris.v3i7.826

Abstract

Pontianak sebagai ibukota provinsi Kalimantan Barat menjadi salah satu pusat perekonomian yang terus berupaya untuk dikembangkan. Meski tidak menjadikan pariwisata sebagai sumber utama pendapatan daerah, namun kota Pontianak memiliki potensi wisata yang dapat dikembangkan untuk menarik minat wisatawan untuk berkunjung dan meningkatkan perekonomian. Letak geografisnya menyebabkan Kota Pontianak dilalui oleh garis Khatulistiwa sehingga dibangun Monumen Tugu Khatulistiwa sebagai pemisah garis Lintang Utara dan Lintang Selatan. Monumen Tugu Khatulistiwa juga menjadi ikon Kota Pontianak, Monumen ini juga merupakan peninggalan bersejarah dan tempat untuk menyaksikan fenomena alam yang unik berupa kulminasi matahari yang terjadi pada bulan Maret dan September setiap tahunnya. Hal tersebut menjadikannya memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai wisata edukasi di Kota Pontianak, Kalimantan Barat. Pontianak as the capital of West Kalimantan province is one of the economic centres that continues to be developed. Although it does not make tourism the main source of regional income, Pontianak city has tourism potential that can be developed to attract tourists to visit and improve the economy. Its geographical location causes Pontianak City to be passed by the Equator line so that the Equator Monument was built as a separator of the North Latitude and South Latitude lines. The Equator Monument is also an icon of Pontianak City, this monument is also a historical relic and a place to witness a unique natural phenomenon in the form of solar culmination which occurs in March and September each year. This makes it has the potential to be developed as an educational tourism in Pontianak City, West Kalimantan.
Pengembangan Wisata Kuliner Pasar Sayan Wibawa, Made Bagus Aditya; Amir, Firlie Lanovia; Putra, Dewa Putu Kiskenda Erwanda
Jurnal Ilmiah Pariwisata dan Bisnis Vol. 3 No. 7 (2024): Jurnal Ilmiah Pariwisata dan Bisnis Juli 2024
Publisher : Institut Pariwisata dan Bisnis Internasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22334/paris.v3i7.836

Abstract

Penelitian ini membahas posisi pasar Sayan saat ini dalam teori Tourism Area Life Cycle dan mengidentifikasi strategi pengembangan pasar Sayan sebagai daya tarik wisata kuliner menggunakan analisis SWOT. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara mendalam dengan pengelola pasar Sayan, dan salah satu warga pasar Sayan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa posisi pasar Sayan saat ini dalam Teori Butler 1980 berada pada Tahap 2, Pengembangan, dan strategi yang diidentifikasi adalah: (1) Strategi untuk meningkatkan promosi melalui pemanfaatan teknologi informasi dan kerjasama dengan agen Tour & Travel untuk mengembangkan wisata kuliner, (2) Strategi untuk mengantisipasi cuaca yang tidak dapat diprediksi dan melakukan promosi melalui aplikasi digital, (3) Strategi untuk pengemasan makanan, promosi media sosial, dan paket wisata kuliner dengan agen Tour & Travel, (4) Strategi untuk memperkuat saluran distribusi di sektor Tour & Travel untuk mengembangkan wisata kuliner dan pemasaran pasar Sayan. This research discusses the current position of Sayan Market within the Tourism Area Life Cycle theory and identifies development strategies for Sayan Market as a culinary tourism attraction using SWOT analysis. This study employs a quantitative descriptive approach. Data collection was carried out through observations, in-depth interviews with Sayan Market managers, and one of the residents of Sayan Market. The results of this study indicate that the current position of Sayan Market within Butler's 1980 Theory is in Stage 2, Development, and the identified strategies are: (1) Strategy to enhance promotion through the utilization of information technology & collaboration with Tour & Travel agencies to develop culinary tourism, (2) Strategy to anticipate unpredictable weather and conduct promotions via digital applications, (3) Strategy for food packaging, social media promotion, and culinary tourism packages with Tour & Travel agencies, (4) Strategy to strengthen distribution channels in the Tour & Travel sector to develop culinary tourism and marketing of Sayan Market.
Pengembangan Wisata Spiritual di Taman Beji Sudamala Sari, Ni Wayan Frena Herlina; Semadi, Gusti Ngurah Yoga; Putra, Dewa Putu Kiskenda Erwanda
Jurnal Ilmiah Pariwisata dan Bisnis Vol. 3 No. 8 (2024): Jurnal Ilmiah Pariwisata dan Bisnis Agustus 2024
Publisher : Institut Pariwisata dan Bisnis Internasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22334/paris.v3i8.855

Abstract

Wisata spiritual adalah tren yang sedang berkembang dalam industri pariwisata global, ditandai dengan meningkatnya minat dan potensi pengalaman berkualitas tinggi. Bentuk pariwisata ini menekankan apresiasi yang mendalam terhadap lingkungan alam dan keterlibatan yang menghormati tradisi budaya lokal. Taman Beji Sudamala yang terletak di Desa Sayan menjadi contoh tren ini dengan menawarkan aktivitas seperti ritual melukat di tengah pemandangan alam yang menakjubkan. Meski memiliki potensi yang cukup baik, situs ini belum sepenuhnya dioptimalkan sehingga menyebabkan daya tarik ini masih belum berkembang sepenuhnya. Penelitian ini bertujuan untuk menilai posisi Taman Beji Sudamala dalam Tourism Area Life Cycle (TALC) dan menyusun strategi untuk meningkatkan perannya sebagai destinasi wisata spiritual di Desa Sayan. Data dikumpulkan melalui beragam metode termasuk observasi, wawancara, tinjauan dokumentasi, studi literatur, dan kuesioner, yang berpuncak pada analisis SWOT yang komprehensif. Temuan menunjukkan bahwa Taman Beji Sudamala saat ini berada pada tahap keterlibatan TALC, ditandai dengan keterlibatan dan kontrol masyarakat lokal yang signifikan. Lebih lanjut, analisis SWOT menyarankan beberapa jalur strategis untuk pengembangan: peningkatan produk, inisiatif pemasaran yang ditargetkan, upaya pelestarian lingkungan, dan peningkatan praktik pengelolaan lokasi yang disesuaikan dengan kebutuhan Taman Beji Sudamala. Intinya, penelitian ini memberikan peta jalan untuk memanfaatkan Taman Beji Sudamala potensi wisata spiritual, memastikan pertumbuhan berkelanjutan dan meningkatkan pengalaman pengunjung di Desa Sayan. Spiritual tourism is a growing trend in the global tourism industry, characterized by increasing interest and potential for high-quality experiences. This form of tourism emphasizes a deep appreciation of the natural environment and respectful engagement with local cultural traditions. Taman Beji Sudamala, located in Sayan Village, is an example of this trend by offering activities such as the melukat ritual amidst stunning natural views. Even though it has quite good potential, this site has not been fully optimized, which means this attraction is still not fully developed. This research aims to assess the position of Taman Beji Sudamala in the Tourism Area Life Cycle (TALC) and develop strategies to increase its role as a spiritual tourism destination in Sayan Village. Data was collected through a variety of methods including observation, interviews, documentation review, literature study, and questionnaires, culminating in a comprehensive SWOT analysis. Findings indicate that Taman Beji Sudamala is currently at the TALC involvement stage, characterized by significant local community involvement and control. Furthermore, the SWOT analysis suggests several strategic paths for development: product improvements, targeted marketing initiatives, environmental conservation efforts, and improved site management practices tailored to the needs of Taman Beji Sudamala. In essence, this research provides a roadmap for exploiting Taman Beji Sudamala spiritual tourism potential, ensuring sustainable growth and enhancing the visitor experience in Sayan Village.
Strategi Promosi Aida di Pondok Wisata Saung Teduh Nuaba, Ida Bagus Putu Arditha Darmayasa; Sanjaya, I Wayan Kiki; Putra, Dewa Putu Kiskenda Erwanda
Jurnal Ilmiah Pariwisata dan Bisnis Vol. 3 No. 7 (2024): Jurnal Ilmiah Pariwisata dan Bisnis Juli 2024
Publisher : Institut Pariwisata dan Bisnis Internasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22334/paris.v3i7.824

Abstract

Pondok Wisata Saung Teduh sedang meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan yang dianggap masih belum optimal. Penelitian ini mengkaji kekuatan dan kelemahan sekaligus peluang dan ancaman untuk merumuskan strategi promosi Pondok Wisata Saung Teduh. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara mendalam dan kuisioner terhadap 30 responden. Analisis data dilakukan dengan metode SWOT. Berdasarkan atas analisis swot diperoleh strategi yang dapat diterapkan pada pemasaran Pondok Wisata Saung Teduh yaitu (1) Strategi Promosi Produk Untuk Meningkatkan Kunjungan Wisatawan (2) Strategi Meningkatkan Infrastruktur Internal Dengan Konsep AIDA (3) Strategi Peningkatan Kenyamanan Wisatawan Berdasarkan AIDA (4) Strategi Meningkatkan Atensi Terhadap Lokasi Pondok Wisata Saung Teduh Dengan Konsep AIDA. Saung Teduh Tourism Pondok is increasing the number of tourist visits which is considered still not optimal. This research examines the strengths and weaknesses as well as opportunities and threats to formulate a promotional strategy for the Saung Teduh Tourism Pondok. This research uses a quantitative descriptive approach. Data collection was carried out by observation, in-depth interviews and questionnaires with 30 respondents. Data analysis was carried out using the SWOT method. Based on the SWOT analysis, strategies that can be applied to the marketing of Saung Teduh Tourism Pondok are obtained, namely (1) Product Promotion Strategy to Increase Tourist Visits (2) Strategy to Improve Internal Infrastructure Using the AIDA Concept (3) Strategy to Increase Tourist Comfort Based on AIDA (4) Strategy to Improve Attention to the Location of the Saung Teduh Tourist Pond with the AIDA Concept.
Potensi Monumen Tugu Khatulistiwa sebagai Wisata Edukasi Hardilia, Wella; Sari, Retno Juwita; Putra, Dewa Putu Kiskenda Erwanda
Jurnal Ilmiah Pariwisata dan Bisnis Vol. 3 No. 7 (2024): Jurnal Ilmiah Pariwisata dan Bisnis Juli 2024
Publisher : Institut Pariwisata dan Bisnis Internasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22334/paris.v3i7.826

Abstract

Pontianak sebagai ibukota provinsi Kalimantan Barat menjadi salah satu pusat perekonomian yang terus berupaya untuk dikembangkan. Meski tidak menjadikan pariwisata sebagai sumber utama pendapatan daerah, namun kota Pontianak memiliki potensi wisata yang dapat dikembangkan untuk menarik minat wisatawan untuk berkunjung dan meningkatkan perekonomian. Letak geografisnya menyebabkan Kota Pontianak dilalui oleh garis Khatulistiwa sehingga dibangun Monumen Tugu Khatulistiwa sebagai pemisah garis Lintang Utara dan Lintang Selatan. Monumen Tugu Khatulistiwa juga menjadi ikon Kota Pontianak, Monumen ini juga merupakan peninggalan bersejarah dan tempat untuk menyaksikan fenomena alam yang unik berupa kulminasi matahari yang terjadi pada bulan Maret dan September setiap tahunnya. Hal tersebut menjadikannya memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai wisata edukasi di Kota Pontianak, Kalimantan Barat. Pontianak as the capital of West Kalimantan province is one of the economic centres that continues to be developed. Although it does not make tourism the main source of regional income, Pontianak city has tourism potential that can be developed to attract tourists to visit and improve the economy. Its geographical location causes Pontianak City to be passed by the Equator line so that the Equator Monument was built as a separator of the North Latitude and South Latitude lines. The Equator Monument is also an icon of Pontianak City, this monument is also a historical relic and a place to witness a unique natural phenomenon in the form of solar culmination which occurs in March and September each year. This makes it has the potential to be developed as an educational tourism in Pontianak City, West Kalimantan.
Pengembangan Wisata Kuliner Pasar Sayan Wibawa, Made Bagus Aditya; Amir, Firlie Lanovia; Putra, Dewa Putu Kiskenda Erwanda
Jurnal Ilmiah Pariwisata dan Bisnis Vol. 3 No. 7 (2024): Jurnal Ilmiah Pariwisata dan Bisnis Juli 2024
Publisher : Institut Pariwisata dan Bisnis Internasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22334/paris.v3i7.836

Abstract

Penelitian ini membahas posisi pasar Sayan saat ini dalam teori Tourism Area Life Cycle dan mengidentifikasi strategi pengembangan pasar Sayan sebagai daya tarik wisata kuliner menggunakan analisis SWOT. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara mendalam dengan pengelola pasar Sayan, dan salah satu warga pasar Sayan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa posisi pasar Sayan saat ini dalam Teori Butler 1980 berada pada Tahap 2, Pengembangan, dan strategi yang diidentifikasi adalah: (1) Strategi untuk meningkatkan promosi melalui pemanfaatan teknologi informasi dan kerjasama dengan agen Tour & Travel untuk mengembangkan wisata kuliner, (2) Strategi untuk mengantisipasi cuaca yang tidak dapat diprediksi dan melakukan promosi melalui aplikasi digital, (3) Strategi untuk pengemasan makanan, promosi media sosial, dan paket wisata kuliner dengan agen Tour & Travel, (4) Strategi untuk memperkuat saluran distribusi di sektor Tour & Travel untuk mengembangkan wisata kuliner dan pemasaran pasar Sayan. This research discusses the current position of Sayan Market within the Tourism Area Life Cycle theory and identifies development strategies for Sayan Market as a culinary tourism attraction using SWOT analysis. This study employs a quantitative descriptive approach. Data collection was carried out through observations, in-depth interviews with Sayan Market managers, and one of the residents of Sayan Market. The results of this study indicate that the current position of Sayan Market within Butler's 1980 Theory is in Stage 2, Development, and the identified strategies are: (1) Strategy to enhance promotion through the utilization of information technology & collaboration with Tour & Travel agencies to develop culinary tourism, (2) Strategy to anticipate unpredictable weather and conduct promotions via digital applications, (3) Strategy for food packaging, social media promotion, and culinary tourism packages with Tour & Travel agencies, (4) Strategy to strengthen distribution channels in the Tour & Travel sector to develop culinary tourism and marketing of Sayan Market.