Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Problematika Pembelajaran Menulis Cerpen di SMPN 5 Kota Serang Muldawati, Muldawati; Muhyidin, Asep
Jurnal Sustainable Vol 6 No 2 (2023): Sustainable
Publisher : Lembaga Penjaminan Mutu, IAIN Syaikh Abdurrahman Siddik Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32923/kjmp.v6i2.4032

Abstract

Ditemukan problematika yang melatarbelakangi penelitian ini dari siswa karena dalam menulis cerpen kurang pengetahuan yang memadai, imajinasi yang kreatif, penguasaan diksi, penyelarasan penggunaan bahasa yang tepat, bahkan harus memahami karakteristik pembaca agar memudahkan pembaca masuk dalam cerita penulis. Hal lainnya seperti guru yang kurang menguasai model, metode, media, strategi hingga kompetensi guru dan mengajar yang kurang, ada pula seperti fasilitas yang kurang memadai dalam menunjang proses pembelajaran menulis cerpen seperti teknologi media pembelajaran, sumber literatur, dan peluang mengembangkan keterampilan menulis sastra. Tujuan penelitian yaitu mendeskripsikan fasilitas pembelajaran di sekolah, pelaksanaan pembelajaran, kompetensi guru, kompetensi guru mengajar, kompetensi siswa, dan motivasi belajar siswa. Menulis cerpen membutuhkan pemahaman materi, kreativitas, imajinasi, penguasaan diksi, penyusunan bahasa tulis yang digunakan, sampai pada tahap adanya nilai estetika dan moral yang harus termuat di dalam teks cerpen. Hal tersebut yang menjadikan kesulitan bagi siswa untuk menulis cerpen dengan baik dan benar. Adapun metode penelitian yang digunakan yaitu kualitatif bentuk deskriptif, teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara, kuesioner, dan dokumentasi. Selanjutnya, langkah menganalisis data yaitu reduksi data, tahap penyajian data, dan tahap penarikan kesimpulan. Ditemukan hasil fasilitas pembelajaran di sekolah yang rendah pada perangkat pembelajaran (35%), pelaksanaan pembelajaran kesiapannya hanya 50% untuk model, metode, media, kompetensi guru hanya cukup kompeten untuk profesional (50%), kompetensi guru mengajar dari perspektif siswa kurang kompeten untuk perangkat pembelajaran (50%), kompetensi siswa kurang kompeten pada elemen menulis (41%), dan motivasi belajar yang dibutuhkan siswa dengan hasil sangat setuju bila adanya harapan dan cita-cita siswa dari proses pembelajaran yang guru berikan (78%).
PENGARUH DUA METODE PEMBELAJARAN INOVATIF TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS SISWA SMA Solihat, Ilmi; Hilaliyah, Tatu; Muhyidin, Asep; Muldawati, Muldawati; Guntoro, Dede Tri
Lingua Rima: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 13, No 3 (2024)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31000/lgrm.v13i3.12696

Abstract

Keterampilan menulis puisi artinya terampil dalam menciptakan puisi yang berlandaskan pada unsur-unsur pembangun puisi. Namun, keterampilan menulis puisi tidak lahir begitu saja, harus berlatih terus menerus dengan berbekal ilmu pengetahuan, keterampilan, dan informasi yang diimplementasikan oleh penulis tersebut. Berdasarkan wawancara dengan guru mata pelajaran bahasa Indonesia, siswa kerap kesulitan dalam menulis puisi karena sulitnya memunculkan ide di awal. Adapun, tujuan penelitian ini yakni mendeskripsikan pengaruh dua metode pembelajaran inovatif terhadap keterampilan menulis puisi siswa di SMA. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan pendekatan kuantitaif dan pemilihan desain berupa pretest- posttest control group design. Teknik pengambilan sampel dengan simple random sampling. Teknik pengumpulan data dari hasil tes menulis puisi berupa pretest dan  posttest kelas eksperimen dan kontrol dengan instrumen penilaian yaitu tema, imajinasi, majas, diksi, dan makna. Hasil menunjukkan pengaruh metode sugesti imajinasi dengan rata-rata nilai pretest sebesar 59,1 dan posttest sebesar 82,5. Kemudian, pengaruh metode copy the master dengan rata-rata nilai pretest sebesar 54,6 dan posttest sebesar 74,3. Terakhir, hasil perbedaan posttest menunjukkan metode sugesti imajinasi lebih unggul dengan selisih sebesar 8,2 poin. Disimpulkan bahwa metode sugesti imajinasi lebih unggul dibandingkan dengan metode copy the master untuk diterapkan dalam meningkatkan keterampilan menulis puisi siswa. Kata Kunci: dua metode pembelajaran inovatif, keterampilan menulis, siswa SMA
MAKASSAR LANGUAGE AND SELAYAR LANGUAGE COMPARATIVE HISTORICAL COMPARATIVE LINGUISTIC REVIEW: LEXICOSTATISTICS Solihat, Ilmi; Muldawati, Muldawati
JURNAL KONFIKS Vol 12, No 2 (2025): KONFIKS
Publisher : LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26618/konfiks.v12i2.18583

Abstract

Makassar and Selayar languages are assumed to have a gap in kinship. Whereas, in reality, the two languages are not completely identical. The purpose of the study is to analyze Makassar and Selayar languages from the level of kinship and time of separation, influencing factors, and their limitations. The researcher usesmixed methods. Quantitative methods through lexicostatistics techniques and grotochronology techniques, while qualitative methods are used for data collection techniques using listening, recording, and recording techniques and interviews with informants. Primary sources in the form of MS speaker informants aged 60 years, DM aged 58 years, and aged 50 years, from these informants validated from secondary sources, namely the Swadesh vocabulary list and the Makassar and Selayar language dictionaries. Data analysis in this study by applying the steps that must be used in comparative historical research. The results of kinship 64.5% of the kinship level falls into the category of family language levels(family). Mean while, the results of calculating the separation time in centuries are included in the category of Language Dialect levels. (Dialect of language) because the separation time is 360 years in the 0-5 century classification. Factors that influence kinship such as origin and history, cultural influences, structural differences, language use and maintenance. Limitations require considerations such as language borrowing, careful analysis of cognates and consideration of historical language contact, as well as language change.
MAKASSAR LANGUAGE AND SELAYAR LANGUAGE COMPARATIVE HISTORICAL COMPARATIVE LINGUISTIC REVIEW: LEXICOSTATISTICS Solihat, Ilmi; Muldawati, Muldawati
JURNAL KONFIKS Vol 12 No 2 (2025): KONFIKS
Publisher : LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26618/konfiks.v12i2.18583

Abstract

Makassar and Selayar languages are assumed to have a gap in kinship. Whereas, in reality, the two languages are not completely identical. The purpose of the study is to analyze Makassar and Selayar languages from the level of kinship and time of separation, influencing factors, and their limitations. The researcher usesmixed methods. Quantitative methods through lexicostatistics techniques and grotochronology techniques, while qualitative methods are used for data collection techniques using listening, recording, and recording techniques and interviews with informants. Primary sources in the form of MS speaker informants aged 60 years, DM aged 58 years, and aged 50 years, from these informants validated from secondary sources, namely the Swadesh vocabulary list and the Makassar and Selayar language dictionaries. Data analysis in this study by applying the steps that must be used in comparative historical research. The results of kinship 64.5% of the kinship level falls into the category of family language levels(family). Mean while, the results of calculating the separation time in centuries are included in the category of Language Dialect levels. (Dialect of language) because the separation time is 360 years in the 0-5 century classification. Factors that influence kinship such as origin and history, cultural influences, structural differences, language use and maintenance. Limitations require considerations such as language borrowing, careful analysis of cognates and consideration of historical language contact, as well as language change.